perusahaan adalah keuntungan maksimum, maka perusahaan akan melakukan kebijakan harga. Jika tujuan perusahaan adalah efisiensi maka perusahaan akan
melakukan strategi kerjasama dan pengembangan produk.
2.1.1.3.3. Structure
–
Performance
Hubungan antara struktur dan kinerja adalah hubungan linier. Semakin besar kekuatan perusahaan atau sekelompok perusahaan yang melakukan kartel,
semakin besar tingkat efisiensi biaya. Semakin efisien itulah yang menyebabkan banyak perusahaan yang tidak efisien keluar dari persaingan. Semakin sedikit
perusahaan yang bersaing, maka keuntungan perusahaan akan semakin meningkat.
2.1.2. Efficiency Structure Hypothesis
Efficiency Structure Hypothesis
mengatakan bahwa struktur industri didapatkan dari besarnya efisiensi produksi perusahaan Allen , at al., 2005. Teori
ini berasumsi bahwa perusahaan dengan biaya yang rendah dapat menciptakan kekuatan perusahaan yang besar sehingga ada hubungan positif antara efisiensi
dan struktur Allen, at al., 2005. Marcelo 2000 menyatakan bahwa kinerja akan mempengaruhi
struktur industri. Marcelo 2007 juga menyatakan bahwa peningkatan dalam efisiensi melalui penurunan biaya, akan menaikkan kekuatan perusahaan dalam
memperoleh pangsa pasar.
Secara umum
efficiency structure hypothesis
menganggap bahwa kekuatan perusahaan ditentukan oleh efisiensi perusahaan. Perusahaan yang dapat
meningkatkan efisiensi dalam hal biaya dapat membuat
market share
lebih tinggi. Efisiensi akan meningkatkan pengembangan produk maupun pengenmabangan
pelayanan sehingga dapat mengahasilkan profit yang tinggi. Profit yang tinggi akan meningkatkan kekuatan perusahaan sehingga pasar menjadi lebih
terkonsentrasi pada perusahaan tersebut.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang membahas tentang analisis industri dengan pendekatan
structure
–
conduct - performance
ataupun yang terkait dengan penelitian ini adalah :
1. Teguh Adi Wuryanto. 2011. Analisis Industri Batik Tulis di Kelurahan
Kalinyamat Wetan dan Kelurahan Bandung Kota Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri batik tulis di Kota Tegal
dengan pendekatan Struktur-Perilaku-Kinerja. Variabel bebas yang digunakan adalah Pangsa Pasar, Rasio Modal dan Tenaga Kerja, dan X-
Efisiensi. Variabel terikatnya adalah
Price Cost Margin
. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur pasar industri batik tulis di Kota Tegal adalah
persaingan monopolistik. Dari hasil regresi diketahui bahwa variabel Pangsa Pasar dan Rasio Modal dan Tenaga Kerja berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap variabel
Price Cost Margin
. Sedangkan variabel X-