Faktor Agama

5. Faktor Agama

M M engenal Tokoh engenal Tokoh

Masuknya agama dapat memengaruhi perkembangan budaya pada suku-suku bangsa tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan- perbedaan pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang berupa animisme dan dinamisme sebelum masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada sebagian dari masyarakat yang mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan agama. Adapun proses masuknya dan perkembangan agama-agama

Cliford Geertz

di Indonesia akan diuraikan secara singkat sebagai Geertz, antropolog berikut:

Amerika Serikat yang

a. Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia

banyak melakukan

hampir bersamaan. Tetapi pada bukti sejarah

penelitian di bidang

menyatakan bahwa agama Budha lebih dulu antropologi kebudayaan

Indonesia.

masuk ke Indonesia, baru kemudian agama Hindu. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan

Di bidang teori, Geertz

candi yang menjadi simbol agama Hindu dikenal sebagai

salah seorang tokoh

dan Budha. Agama Hindu berkembang pada

penganut aliran

masyarakat Bali dan Lombok. Sedangkan antropologi simbolis. pengaruh agama Budha ada di sebagian Sebagai penganut masyarakat Jawa dan beberapa masyarakat di

aliran ini, ia tidak hanya

luar suku Jawa.

melihat gejala sosial

b. Agama Islam pada awalnya masuk ke di permukaan saja, Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat tetapi juga mencoba

memahaminya dalam

dari India. Kemudian bangsa Arab datang ke

konteks dunia nilai

Indonesia sambil melakukan perdagangan.

dari para pelakunya.

Pengaruh agama Islam tampak nyata dalam

Misalnya penari rangda

perkembangan budaya di beberapa suku yang kebal tusukan keris bangsa. Suku bangsa yang perkembangan menunjukkan para dewa

masih di pihak mereka.

budayanya dipengaruhi oleh agama Islam diantaranya adalah Suku Minangkabau, Aceh,

Juga oleh Geertz,

Sunda, Banjar, Makassar, dan sebagainya. istilah Islam abangan

c. Agama Katolik yang dibawa oleh bangsa serta priyayi dan Islam

santri terpateri di dalam

Portugis berkembang pesat pada suku bangsa

perbendaharaan sosial

Flores dan Timor.

di Indonesia. Menurut

d. Agama Kristen memengaruhi kebudayaan dia, Islam abangan ialah

di beberapa suku bangsa diantaranya adalah

penganut Islam yang

suku bangsa Ambon, Batak, Minahasa, dan mengaku beragama sebagian suku bangsa lainya. Islam, tetapi masih

sangat dipengaruhi

Pada suku bangsa Jawa mempunyai keunikan

kepercayaan Jawa.

tersendiri dengan berkembangnya semua agama

Sebaliknya Islam santri

dan kepercayaan pada masyarakatnya. Pada sudah bebas dari masyarakat Jawa terjadi perkembangan sinkretisme

kepercayaan jawa.

dari semua agama dan kepercayaan yang terwujud dalam budaya kejawen. Sumber: Ensiklopedi Nasional

Indonesia.2004

Bab 6 169

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

si P si P s a n n a a hS a o al al

er er lu lu as Kha as Kha

Kontribusi Budaya Spiritual bagi Persatuan Bangsa

Budaya spiritual diyakini mempunyai kekuatan dalam menghadapi gelombang dan paham materialisme, kapitalisme, anarkisme, radikalisme, dan ekses demokrasi yang dimaknakan sebagai “bebas berbuat apa saja”. Karena di dalam budaya spritual terkandung ajaran- ajaran yang sangat mendasar dan bernilai luhur yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan, seperti budi pekerti luhur dan tata krama luhur yang mengatur keharmonisan hubungan antara manusia dan manusia, antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran agar manusia selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa; ajaran untuk saling mengasihi; ajaran untuk berbakti, takut dan hormat kepada orang tua, ajaran untuk tunduk pada hukum dan peraturan-peraturan yang dibuat negara.

P P orto Sosio orto Sosio

“Mengawali Abad ke-21: Menyongsong Otonomi Daerah, Mengenali Budaya Lokal, Membangun Integrasi Bangsa”

Mengawali milenium ketiga bukanlah merupakan hal yang ringan bagi seluruh bangsa setelah mengalami disintegrasi bangsa dan krisis multidimensi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai daya perlu diupayakan dalam mengatasi berbagai masalah, termasuk perbaikan dan penyuluhan tatanan kehidupan masyarakat. Bertolak dari pengalaman yang pahit dan getir dan apa yang dialami berbagai komunitas lokal dan kelompok masyarakat, disadari perlu upaya yang sungguh-sungguh dalam mengangkat harkat dan martabat segenap insan Indonesia. Untuk itu, pengenalan dan pemahaman yang saksama tentang berbagai dimensi kehiduapn masyarakat dan budaya lokal merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Terutama, dalam era menyongsong otonomi daerah yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Perlu kita sadari bahwa tanpa pemahaman yang mendalam tentang kondisi, potensi, ataupun kendala yang dihadapi berbagai kelompok masyarakat, serta melibatkan partisipasi masyarakat lokal itu sendiri, dikhawatirkan bahwa pola penetapan kebijakan dalam mengatasi berbagai kemelut dan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak akan mengalami perubahan mendasar. Implikasi negatif yang justru dapat membawa kehidupan masyarakat setempat ke jurang kehancuran lebih mendalam, akan kembali terulang.

Berdasarkan paragraf di atas lakukanlah studi pustaka untuk menggali dan menghimpun berbagai informasi dan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak dalam mengenali kebudayaan dan kehidupan masyarakat multikultural Indonesia . Kemudian tulislah kesimpulannya dan presentasikan hasilnya di depan kelas!

170 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

R R angkuman angkuman

Salah satu alat untuk dapat menganalisis keragaman masyarakat multikultural adalah dengan menggunakan pendekatan teoritis, di antaranya adalah:

1. Pendekatan fungsional struktural

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.

2. Pendekatan Konƀ ik

Menurut teori ini, masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus antara unsur-unsurnya. Dengan memanfaat kedua pendekatan tersebut, kita dapat

mengetahui faktor-faktor penyebab keragaman, antara lain:

1. faktor sejarah,

2. faktor geograſ ,

3. faktor iklim,

4. faktor letak,

5. faktor agama.

Adanya perbedaan suku bangsa, agama regional, dan pelapisan sosial di Indonesia secara analisis dapat dibicarakan sendiri-sendiri, akan tetapi dalam kenyataannya semua itu jalin-menjalin menjadi suatu kebulatan yang kompetitif, serta menjadi dasar bagi terciptanya kelompok-kelompok masyarakat Indonesia. Adapun bentuk pengendalian konƀ ik-konƀ ik sosial yang terjadi di antara kelompok- kelompok sosial, antara lain:

1. koersif, yaitu bentuk pengendalian sosial secara paksaan.

2. kompromi, yaitu bentuk pengendalian sosial di mana pihak-pihak

yang terkait saling mengurangi tuntutannya.

3. mediasi, yaitu bentuk pengendalian sosial dengan mengundang

pihak ketiga.

4. konsiliasi, yaitu suatu usaha untuk mempertemakan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suaut persetujuan bersama.

5. arbitrasi, yaitu bentuk penghentian secara langsung oleh pihak

ketiga.

6. stalemate, yaitu berhentinya pertikaian dari suaut titik tertentu

karena masing-masing pihak memiliki kekuatan seimbang.

7. adjudikasi. yaitu penyelesaian perkara di pengadilan.

Bab 6 171

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

G G losarium losarium

Adjudikasi (163)

: penyelesaian perkara di pengadilan.

Agama (157, 160)

: sistem kepercayaan dan keyakinan terhadap satu Tuhan dan berdasarkan pada wahyu Ilahi (Tuhan).

Analisa (157)

: penyelidikan terhadap suatu peristiwa.

Asumsi (158, 159)

: dugaan yang diterima sebagai dasar/ landasan berpikir karena dianggap benar.

Arbitrasi ( 163)

: bentuk penghentian secara langsung oleh

pihak ketiga.

Coercion (158)

: proses pengendalian sosial secara

paksaan.

Equalibrium (158)

: suatu kondisi/keadaan yang memerlihatkan adanya suatu keseimbangan (kesamaan).

Integrasi (158, 159)

: penyatuan hingga menjadi satu kesatuan

yang bulat dan utuh.

Konsensus (157, 158, : kesepakatan kata atau pemufakatan

bersama yang dicapai melalui kebulatan suara.

Koersif (162, 163)

: bentuk pengendalian sosial secara

paksaan.

Kompromi (162, 163)

: bentuk pengendalian sosial di mana pihak-pihak yang terkait saling mengurangi tuntutannya.

Konsiliasi (162, 163)

: suatu usaha untuk mempertemakan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suaut persetujuan bersama.

172 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Majemuk (157, 164)

: terdiri atas beberapa bagian yang

merupakan kesatuan.

Mediasi (162, 163)

: bentuk pengendalian sosial dengan mengundang pihak ketiga.

Pendidikan (157, 158, 160) : usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengadakan perubahan sikap dan perilaku melalui proses pengajaran dan pembelajaran.

Politik (129, 142, 143)

: seperangkat aturan dan usaha untuk menentukan tujuan dan cara-cara untuk melaksanakan dan mencapai tujuan tersebut.

Primordial (157)

: perasaan kesukaan yang berlebihan.

Profesi (157)

: bidang pekejaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya).

Suku bangsa (164, 165)

: satu kesatuan sosial atau kolektif yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan budaya.

Stalemate (163)

: berhentinya pertikaian dari suaut titik tertentu karena masing-masing pihak memiliki kekuatan seimbang.

Bab 6 173

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

U U ji Kompetensi Siswa ji Kompetensi Siswa