Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Keanekaragaman Masyarakat Indonesia

B. Pendekatan Teoritis dalam Menganalisis Keanekaragaman Masyarakat Indonesia

Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat di mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan kuranga memiliki homoginitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain. Dengan kata lain, suatu masyarakat adalah bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki sub- sub kebudayaan yang bersifat diverse.

Menurut Clifford Geertz (Dalam Nasikun, 36 ; 1984), masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi ke dalam sub-sub sistem yang kurang lebih sistem sendiri, di mana masing-masing sub sistem tersebut terikat ke dalam oleh ikatan-ikan yang bersifat primordial.

Dengan cara yang lebih singkat, Pierre L. van den Berghe (Dalam Nasikun, 36 ; 1984) menyebutkan beberapa karakteristik berikut sebagai sifat- sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk, yakni: (1) terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki sub- kebudayaan yang berbeda satu sama lain; (2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer,

Bab 6 157

Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

(3) kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat

F F okus okus

dasar; (4) secara relatif sering kali mengalami Pendekatan teoritis konflik-konflik di antara kelompok yang satu dalam menganalisis dengan kelompok yang lain; (5) secara relatif keragaman masyarakat integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion)

Indonesia antara lain

dan saling ketergantungan di dalam bidang dengan menggunakan

pendekatan

ekonomi; serta (6) adanya dominasi politik oleh

fungsionalisme struktural

suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang dan pendekatan kon À ik. lain.

1. Dalam

Untuk memudahkan kita di dalam memahami fungsionalisme

struktural,

keragaman masyarakat Indonesia, maka diperlukan

masyarakat

suatu alat analisis yang dapat menjelaskan

dipandang sebagai

permasalahan tersebut.

sistem sosial yang

Adapun alat untuk menganalisis keragaman

terdiri dari unsur-

masyarakat Indonesia adalah dengan menggunakan unsur yang saling

berkaitan.

pendekatan teoritis antara lain teori fungsional

2. Dalam kon À ik,

struktural dan teori konƀ ik.

masyarakat dipandang dalam

1. Teori Fungsional Struktural

keadaan yang terus

Tokoh utama teori ini adalah Talcott Parsons.

menerus mengalami

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu

perubahan yang

sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau ditandai dengan

pertentangan.

elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.

Adapun asumsi dasar dari teori ini adalah:

a. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Dengan demikian hubungan pengaruh memengaruhi di antara bagian- bagian tersebut adalah bersifat ganda timbal balik.

c. Sekali pun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah equalibrium yang bersifat dinamis: menanggapi perubahan- perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya hanya akan mencapai derajat yang minimal.

d. Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan, dan penyimpangan- penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi di dalam jangka yang panjang keadaan tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusionalisasi. Dengan perkataan lain, sekali pun integrasi sosial pada tingkatnya yang sempurna tidak akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa berproses ke arah itu.

e. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner.

158 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Perubahan-perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.

f. Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam kemungkinan: penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap perubahan-perubahan yang datang dari luar (extra systemic change); pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional serta penemuan-penemuan baru oleh anggota- anggota masyarakat.

g. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah konsensus di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Di dalam setiap masyarakat, demikian menurut pandangan fungsionalisme struktural, selalu terdapat tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap sebagian besar anggota masyarakat yang menganggap serta menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar. Sistem nilai tersebut tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan tetapi sekaligus juga merupakan unsur yang menstabilisir sistem sosial budaya itu sendiri.