RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
V - 34
Bawang Merah 17.890 kw, Cabe 7.690 kw, Sawi 9.330 kw dan buah melon 71.470 kw. Pengembangan kawasan dilakukan dengan :
1. Pada setiap kawasan sentra produksi di perdesaan akan dilengkapi dengan lumbung desa modern, juga pasar komoditas unggulan;
2. Pengembangan sistem agopolitan dan pengembangan kawasan perdesaan khusunya pada pusat sentra produksi pertanian, diarahkan ke Kecamatan
Karangannyar sebagai kawasan prioritas pengembangan, serta Kecamatan disekitarnya sebagai kawasan penunjang-;
3. Pengembangan sektor pertanian untuk kegiatan agribisnis, agrowisata dan industri pengolahan pertanian dari bahan mentah menjadi makanan dan
sejenisnya, maka sektor ini harus tetap di pacu dan dikembangkan produksinya secara intensif dan ekstensif; serta
4. Pengembangan komoditas unggulan dengan pemasaran nasional dan eksport.
Adapun arahan pengelolaan kawasan hortikutura di Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut :
1. Kawasan hortikultura sebagai penunjang komoditas unggulan di Kabupaten Ngawi dilakukan dengan memperhatikan besaran supply dan permintaan
pasar untuk menstabilkan harga produk; 2. Kawasan ini sebaiknya tidak diadakan alih fungsi lahan kecuali untuk
kegiatan pertanian dengan catatan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan memiliki kemampuan penyerapan tenaga kerja yang lebih luas;
3. Beberapa bagian kawasan hortikultura khususnhya sayuran terletak pada ketinggian diatas 1000 meter dpl, dan banyak memiliki kelerengan 40.
Diagram 5.1 Diagram Model Agribisnis di Kawasan Agropolitan
4. Kawasan ini harus dilakukan peningkatan konservasi lahan dengan mengolah secara teknis dan vegetatif; serta
5. Kawasan hortikultura buah-buahan harus dikembangkan dengan memperhatikan nilai ekonomi yang tinggi dengan mengembalikan berbagai
jenis komoditas yang menunjukan ciri khas daerah seperti melon dan jeruk bali.
5.2.2.3. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Di Kabupaten Ngawi perkebunan banyak terdapat di Kecamatan Karangjati, Bringin, Kasreman, Padas, Ngrambe, Kendal, Jogorogo dan Sine,
dimana untuk pemanfaatan dilakukan dengan peningkatan produktivitas dan perlindungan kawasan.
Secara keseluruhan luas lahan perkebunan di Kabupaten Ngawi kurang lebih 10.788,68 Ha. Pada beberapa lokasi perkebunan yang saat ini digunakan
Produksi Tanaman Komoditi Unggulan
Pangan, Hortikultura, Perkebunan
Peternakan Komoditi
Unggulan
Bahan Organik Kotoran
- Komoditi Unggulan
Segar
- Produk Olahan Industri
kecilRT
Perikanan Pembenihan Pembesaran
Pasar Sub
Terminal Agribisnis
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
V - 35
untuk pertanian tanaman semusim akan dilakukan pengembalian kepada fungsi perkebunan dengan pengelolaan bersama masyarakat. Berbagai cara
dalam pemanfaatan perkebunan antara lain adalah : 1. Pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri
pengolahan hasil komoditi. 2. Pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat
kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngrambe. 3. Pengembangan perkebunan, misalnya merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak seperti perkebunan teh atau pada area yang telah mengalami kerusakan yaitu mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah
menjadi peruntukan lainnya, khususnya yang telah berubah menjadi area pertanian tanaman pangan;
4. Pengembangan kawasan-kawasan yang berpotensi untuk tanaman perkebunan sesuai dengan rencana, seperti kelapa, cengkeh, tembakau,
kopi, panili, teh. 5. Pengembangan pasar produksi perkebunan; serta
6. Pengolahan hasil perkebunan terutama dengan membentuk keterikatan antar produk.
Adapun arahan pengelolaan perkebunan di Kabupaten Ngawi diarahkan sebagai berikut :
1. Kawasan perkebunan yang dikembangkan di Kecamatan Ngrambe, Kendal Sine dan Jogorogo tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan yang lain,
dan dapat ditingkatkan perannya sebagai penunjang pariwisata dan penelitian;
2. Peningkatan pemanfaatan kawasan perkebunan dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat yang tergabung dalam kawasan
masing-masing; serta 3. Penetapan komoditi tanaman tahunan selain mempertimbangkan
kesesuaian lahan, konservasi tanah dan air, juga perlu mempertimbangkan aspek sosial ekonomi dan keindahanestetika.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
V - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI
TAHUN 2010 - 2030
RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI
Laporan Akhir
V - 37
5.2.2.4. Kawasan Peruntukan Perikanan