TUJUAN PENATAAN RUANG RTRWBAB III Kebijakan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 1

3.1. TUJUAN PENATAAN RUANG

Luas wilayah kabupaten yang merupakan kawasan pertanian seluas 44.361,6 ha 34,23 dari luas Kabupaten Ngawi, dan 47,15 penduduk merupakan petani, maka potensi terbesar Kabupaten Ngawi adalah pada aspek pertanian, terutama pertanian tanaman pangan. Berdasarkan FGD yang dilakukan, disepakati bersama bahwa kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang adalah penguatan pada kegiatan pertanian. Berdasarkanhal tersebut maka tujuan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Ngawi adalah Terwujudnya ruang wilayah Kabupaten Ngawi sebagai lumbung pertanian Jawa – Bali yang didukung oleh industri dan perdagangan, melalui: 1. Mengkaji ulang RTRW Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2016; 2. Menjaga sinkronisasi, konsistensi, dan kesinambungan antar produk tata ruang, program pembangunan, dan kebijaksanaan; RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 2 3. Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-program pembangunan; 4. Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program pembangunan dan pengendalian secara optimal. Tersusunnya kembali RTRW Kabupaten Ngawi yang baru untuk waktu 20 dua puluh tahun ke depan, adalah sesuai dengan sasaran perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, yaitu: a. terkendalinya pembangunan di wilayah, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan industri dan perdagangan penunjang pertanian; b. terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya yang mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan industri dan perdagangan penunjang pertanian; c. tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan yang mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan industri dan perdagangan penunjang pertanian; d. terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha yang mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan industri dan perdagangan penunjang pertanian; dan e. terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan yang mendukung pengembangan pertanian wilayah beserta kegiatan industri dan perdagangan penunjang pertanian Berdasarkan potensi dan masalah, serta tujuan penataan ruang di atas, maka kebijakan perencanaan ruang wilayah Kabupaten Ngawi adalah : a. peningkatan fungsi kawasan perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan perkotaan secara keseluruhan; b. pengembangan kegiatan pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata yang didukung oleh sistem jaringan sarana dan prasarana wilayah ; c. penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan; d. pengembangan sistem agropolitan dan perikanan pada kawasan potensial; e. peningkatan fungsi wilayah perdesaan melalui pengembangan produk unggulan perdesaan; dan f. pengoptimalan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan untuk menghindari dampak dan resiko bencana. Untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah ditetapkan dengan strategi penataan ruang wilayah kabupaten. 1 Strategi peningkatan fungsi kawasan perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan perkotaan secara keseluruhan, meliputi: a. mengembangkan perkotaan utama Kabupaten Ngawi sebagai Pusat Kegiatan Lokal di Perkotaan Ngawi dengan penetapan kawasan primer, sekunder satu, sekunder dua, sekunder tiga, perumahan dan persil. b. mendorong dan mempersiapkan Perkotaan Ngawi sebagai perkotaan yang menunjang perkembangan kawasan siap bangun Kasiba dan lingkungan siap bangun Lisiba; c. mendorong pengembangan Perkotaan Ngrambe sebagai perkotaan dengan fungsi utama transportasi dan Agropolitan; dan d. mendorong pengembangan Perkotaan Bringin sebagai perkotaan dengan fungsi utama Perikanan. 2 Strategi pengembangan kegiatan pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata yang didukung oleh sistem jaringan sarana dan prasarana wilayah , meliputi : a. mengembangkan sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata; dan b. mengembangkan sistem sarana dan prasarana wilayah yang mendorong interaksi kegiatan antar wilayah pengembangan, mendorong pemerataan pembangunan, mengembangkan potensi pariwisata dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi. RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 3 3 Strategi penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, meliputi: a. meningkatkan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan nilai produktivitas pertanian; b. melakukan pemberian insentif pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan c. mengendalikan secara ketat kawasan yang telah ditetapkan sebagai pertanian pangan berkelanjutan. 4 Strategi pengembangan sistem agropolitan dan perikanan pada kawasan potensial, meliputi : a. mengembangkan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan jaringan pemasaran; b. menetapkan prioritas pengembangan kawasan agropolitan dengan mengarahkan pada Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama KTU sedangkan untuk Kota Tani KT dan Kawasan Senta Produksi KSP adalah desa – desa disekitarnya dan desa – desa di Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal; c. menetapkan prioritas pengembangan kawsasan perikanan dengan mengarahkan pada Kecamatan Bringin sebagai Kota Perikanan Utama KTU sedangkan untuk Kota Tani KT dan Kawasan Senta Produksi KSP adalah desa – desa disekitarnya; d. meningkatkan kemampuan permodalan melalui kerjasama dengan swasta dan pemerintah; dan e. mengembangkan sistem informasi dan teknologi pertanian berupa Balai Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian BP2TP di Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama. 5 Strategi penetapan fungsi wilayah perdesaan melalui pengembangan produk unggulan perdesaan, meliputi : a. mengembangkan fungsi kawasan perdesaan sesuai potensi wilayah, yakni perdesaan yang terletak di kawasan pegunungan untuk hutan produksi, perkebunan dan hortikultura, sedangkan perdesaan di dataran rendah untuk pertanian tanaman pangan; b. meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil; c. mendorong eksport hasil pertanian unggulan daerah; dan d. mengembangkan fasilitas sentra produksi pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Bringin. 6 Strategi pengoptimalan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan untuk menghindari dampak dan resiko bencana, meliputi : a. mengendalikan secara ketat kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung; b. mengefektifkan pengelolaan kawasan budidaya melalui pendekatan kajian lingkungan hidup berdasarkan daya dukung dan daya tampung; c. menghindari pengembangan kawasan yang rawan terhadap bencana alam gunung api, banjir dan longsor; d. mengembangkan sistem peringatan dini dari kemungkinan adanya bencana alam; e. mengembangkan bangunan tahan gempa pada daerah terindikasi rawan gempa; dan f. menetapkan jalur evakuasi pada setiap kawasan bencana.

3.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN STRUKTUR RUANG