Mengembangkan perkotaan ibukota kecamatan lainnya sebagai Pusat

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 4

3.2.1. Kebijakan dan Strategi Sistem Perkotaan Wilayah

Pengembangan sistem perkotaan dilakukan secara berjenjang mulai dari ibukota kabupaten sebagai Pusat Kegiatan Lokal PKL, Pusat Kegiatan Lokal promosi PKLp, dan pusat pelayanan kawasan PPK. Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan di Kabupaten Ngawi dilakukan sebagai usaha pemerataan penyebaran pembangunan Kabupaten Ngawi. Perubahan dalam skala besar akan terjadi di Kabupaten Ngawi dengan pembentukan kawasan Agropolitan dan jasa pariwisata. 1. Kebijakan 1 Pengembangan struktur dan fungsi perkotaan yang mendukung agropolitan dan perikanan beserta industri dan perdagangan pendukung. Strategi : a. Mengembangkan perkotaan utama Kabupaten Ngawi sebagai Pusat Kegiatan Lokal di Perkotaan Ngawi. b. Mendorong dan mempersiapkan Perkotaan Ngawi sebagai perkotaan yang menunjang perkembangan kawasan siap bangun Kasiba dan lingkungan siap bangun Lisiba; c. Mendorong pengembangan Perkotaan Ngrambe sebagai perkotaan dengan fungsi utama transportasi dan Agropolitan. d. Mendorong pengembangan Perkotaan Bringin sebagai perkotaan dengan fungsi utama sebagai kawasan perikanan. 2. Kebijakan 2 Pembentukan pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki di Kabupaten Ngawi yang mendukung agropolitan dan perikanan beserta industri dan perdagangan pendukung Strategi : a. Mengembangkan peran Perkotaan Ngawi sebagai Pusat Kegiatan Lokal PKL; b. Mengembangkan wilayah perkotaan kecamatan yang memiliki kemampuan pelayanan terhadap kecamatan lainnya sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi PKLp yaitu perkotaan Karangjati, Widodaren dan Ngrambe;

c. Mengembangkan perkotaan ibukota kecamatan lainnya sebagai Pusat

Pelayanan Kawasan PPK yaitu ibukota Kecamatan Karanganyar, Pitu, Kasreman, Bringin, Padas, Pangkur, Kwadungan, Geneng, Gerih, Kendal, Jogorogo, Sine, Kedunggalar, Paron dan Mantingan . d. Mengembangkan desa–desa yang berada di luar pengaruh secara langsung perkembangan wilayah kota di Ibukota Kecamatan IKK di Kabupaten Ngawi, dan memiliki akses berupa jalan lokal primer atau jalan desa dan bisa menjadi Pusat Pengembangan Lingkungan PPL yang bisa menjadi pendukung pengembangan desa-desa sekitarnya. 3.2.2. Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Wilayah Penataan kawasan desa-kota mengatur fungsi-fungsi pusat kawasan berkaitan dengan pelayanan dan distribusi fasilitas. 1. Kebijakan 1 Penetapan fungsi wilayah perdesaan melalui pengembangan produk pertanian unggulan perdesaan. Strategi : a. Mengembangkan fungsi kawasan perdesaan sesuai potensi wilayah, yakni perdesaan terletak di kawasan pegunungan untuk hutan lindung, hutan produksi, perkebunan dan hortikultura, perdesaan di dataran rendah untuk pertanian pangan; b. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil; c. Mendorong eksport hasil pertanian unggulan daerah; serta d. Mengembangkan fasilitas sentra produksi-pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Bringin. 2. Kebijakan 2 Penetapan kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Strategi : a. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan nilai produktivitas pertanian; RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 5 b. Memberi insentif pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan; serta c. Mengendalikan secara ketat kawasan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. 3. Kebijakan 3 Pengembangan sistem agropolitan dan perikanan pada kawasan potensial. Strategi : a. Mengembangkan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan jaringan pemasaran; b. Menetapkan prioritas pengembangan kawsasan agropolitan dengan mengarahkan pada Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama KTU sedangkan untuk Kota Tani KT dan Kawasan Senta Produksi KSP adalah desa – desa disekitarnya dan desa – desa di Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal; c. Menetapkan prioritas pengembangan kawsasan perikanan dengan mengarahkan pada Kecamatan Beringin sebagai Kota Perikanan Utama KTU sedangkan untuk Kota Tani KT dan Kawasan Senta Produksi KSP adalah desa – desa disekitarnya dan desa – desa di Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal; d. Meningkatkan kemampuan permodalan melalui kerjasama dengan swasta dan pemerintah; serta e. Mengembangkan sistem informasi dan teknologi pertanian berupa Balai Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian BP2TP di Kecamatan Ngrambe sebagai Kota Tani Utama. Tugas pokok BP2TP adalah menyusun program-program penelitian yang diperlukan dalam pengembangan kegiatan agribisnis. Salah satunya adalah pengkajian tentang bibit unggul komoditas pertanian dan perikanan yang dibudidayakan di kawasan agropolitan dan perikanan. 3.2.3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten Ngawi memiliki peran penting dalam skala regional. Dengan demikian pengembangan Kabupaten Ngawi sangat berkaitan dengan berbagai pengembangan infrastruktur pendukungnya. 3.2.3.1.Kebijakan Pengembangan Sistem Jaringan Sarana dan Prasarana Wilayah Kebijakan : Pengembangan prioritas jaringan sarana dan prasarana wilayah yang mendukung kegiatan pertanian, industri dan perdagangan terutama pada kawasan Agropolitan dan jasa pariwisata serta agroindustri. Strategi : a. Menata sistem sarana dan prasarana wilayah secara berhirarki dan merata; b. Mengembangkan sistem jaringan transportasi yang mendorong interaksi kegiatan antar wilayah pengembangan, mendorong pemerataan pembangunan, dan memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi

3.2.3.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Transportasi Jalan Raya

1. Kebijakan 1 Pengembangan jalan dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan wilayah. Strategi : a. Mengembangkan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan. b. Mengembangkan jalan tol :  Ruas Ngawi – Kertosono dan  Ruas Solo – Mantingan - Ngawi c. Mengembangkan jalan arteri primer pada ruas Mantingan – Batas Kota Ngawi, Jalan Gubernur Suryo, Jalan PB. Sudirman, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Sukowati, Jalan Batas Kota Ngawi – Batas Kab. Madiun; d. Mengembangkan Jalan Kolektor Primer pada ruas jalan A. Yani, Jalan Klitik – Banyakan, Jalan Lombok, Jalan Batas Kota Ngawi – Batas Kab. RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 6 Magetan. Selain itu juga jalan Padangan – Batas Kab. Ngawi, Batas Kab. Bojonegoro – Batas Kota Ngawi dan Jalan Raya Padangan; e. Mengembangkan jalan lokal primer pada semua jalan penghubung utama antar kecamatan dan penghubung dengan fungsi utama di Daerah yang tidak terletak di jalan arteri maupun kolektor; serta f. Mengembangkan jalan pendukung lingkar ring road dengan pengembangan jalan sirip dan jalan tembus internal dan eksternal. g. Mengendalikan Daerah milik jalan pada Jalan Arteri Primer dalam menekan tingkat kerusakan jalan 2. Kebijakan 2 Pengembangan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah berupa terminal. Strategi : a. Meningkatkan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal yang memadai; b. Meningkatkan APK Areal Pangkalan Kendaraan menjadi terminal tipe C; serta c. Memindahkan dan mengembangkan terminal ke lokasi yang sesuai. 3. Kebijakan 3 : Pengembangan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah berupa terminal dengan stasiun kereta api : Strategi : a. Meningkatkan infrastruktur pendukung perlintasan tidak sebidang antara terminal dengan stasiun kereta api. b. Mengendalikan perlintasan tidak sebidang antara jalan dengan jalan kereta api. 3.2.3.3.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Transportasi Kereta Api Kebijakan : Pengembangan sistem transportasi massal dan infrastruktur pendukungnya. Strategi : a. Mengembangkan jaringan double track; b. Mengembangkan jalur kereta api komuter dengan rute Paron – Widodaren; serta c. Memperbaiki sarana dan prasarana stasiun dan sub stasiun. 3.2.3.4.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana Telekomunikasi 1. Kebijakan 1 Peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan mendapatkannya. Strategi : a. Menyediakan tower BTS Base Transceiver Station yang digunakan secara bersama menjangkau ke pelosok perdesaan; b. Meningkatkan sistem informasi telekomunikasi pembangunan daerah berupa informasi berbasis teknologi internet; serta c. Mengembangkan prasarana telekomunikasi meliputi telepon rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon seluler. 2. Kebijakan 2 Peningkatan jumlah dan mutu Telekomunikasi tiap wilayah. Strategi : a. Menerapkan teknologi Telekomunikasi berbasis teknologi modern; b. Membangun teknologi Telekomunikasi pada wilayah - wilayah pusat pertumbuhan; serta c. Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah pertumbuhan dengan ibukota kabupaten. 3.2.3.5.Kebijakan dan Strategi Sistem Jaringan Sumber Daya Air 1. Kebijakan 1 Peningkatan sistim jaringan pengairan. Strategi : a. Meningkatkan jaringan irigasi sederhana dan irigasi setengah teknis; serta b. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung. 2. Kebijakan 2 Pengoptimalisasian fungsi dan pelayanan prasarana pengairan. RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 7 Strategi : a. Memberi perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air; b. Mengembangkan waduk baru, bendung, dan cek dam pada kawasan potensial; c. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi; serta d. Membangun dan memperbaiki pintu-pintu air. 3.2.3.6.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana Energi Listrik 1. Kebijakan 1 Pengoptimalan tingkat pelayanan. Strategi : a. Memperluas jaringan pemerataan; b. Mengembangkan sumberdaya energi; c. Mengembangkan jaringan baru; d. MeningkatKan infrastruktur pendukung; e. Menambah dan perbaikan sistem jaringan; serta f. Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan. 2. Kebijakan 2 Perluasan jangkauan listrik sampai ke pelosok desa. Strategi : a. Meningkatkan jaringan listrik pada wilayah pelosok; dan b. Mengembangkan sistem penyediaan setempat misalnya melalui mikro hidro. 3. Kebijakan 3 Peningkatan kapasitas dan pelayanan melalui sistem koneksi Jawa - Bali. Strategi : a. Mengembangkan sumber listrik melalui pengembangan PLTA baru; b. Meningkatkan kapasitas sumber listrik; c. Meningkatkan efisiensi pemakaian listrik; serta d. Menjalin kerjasama dengan Bali untuk menunjang dan mempercepat koneksi. 3.2.3.7.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Prasarana Lingkungan 1. Kebijakan 1 Pengembangan system reduksi sumber timbunan sampah sejak awal. Strategi : a. Meminimasi pengunaan sumber sampah yang sukar didaur ulang secara alamiah; b. Memanfaatkan ulang sampah re-cycle yang ada terutama yang memiliki nilai ekonomi; serta c. Mengolah sampah organik menjadi kompos. 2. Kebijakan 2 Pengptimalan tingkat penanganan sampah perkotaan. Strategi : a. Meningkatan prasarana pengolahan sampah; b. Mengadakan TPS skala lokal; c. Mengadakan TPA regional; serta d. Mengelola sampah berkelanjutan. 3. Kebijakan 3 Pengoptimalan tingkat penanganan sampah perdesaan. Strategi : a. Sistem pengelolaan sampah berbasis pelestarian lingkungan; dan b. Mengolah sampah mendukung pertanian. 4. Kebijakan 4 Penetapan kawasan Ruang Terbuka Hijau. Strategi : a. Mengadakan taman dan hutan kota; b. Menetapkan luasan RTH perkotaan minimum 30 dari luas area; serta c. Mengembangkan jenis RTH dengan berbagai fungsinya. 5. Kebijakan 5 Penciptaan lingkungan yang sehat dan bersih. Strategi : a. Memenuhi kebutuhan fasilitas septic tank per KK di wilayah perkotaan; b. Menangani limbah rumah tangga dengan fasilitas sanitasi per KK juga sanitasi umum pada wilayah perdesaan; serta RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir III - 8 c. Meningkatkan sanitasi lingkungan untuk permukiman, produksi, jasa, dan kegiatan sosial ekonomi lainnya.

3.3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN POLA RUANG WILAYAH