Perbandingan Kinerja Jaringan Syaraf Tiruan Dan Fuzzy Inference System Untuk Prediksi Prestasi Peserta Didik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data yang diambil dari peserta didik MAN Model Palangka
Raya berupa nilai UAS ketika SMP dan nilai raport ketika MA. Data peserta didik angkatan 2014/2015 ada sebanyak 234 peserta didik. Kemudian data dipilih dan disaring berdasarkan data peserta didik yang asal sekolahnya dari MTs dan peserta didik tersebut adalah peserta didik yang masuk pada semester satu. Setelah data disaring dan dipilih data yang diperoleh adalah sebanyak 105.
3.2 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diuji dengan dua metode yaitu metode jaringan syaraf tiruan backpropagation dan fuzzy inference system metode mamdani. Pada backpropagation data input dibagi menjadi dua yaitu data latih sebesar 70% dan data uji sebesar 30% dari 105 data. Sebelum data dilatih dan diuji data terlebih dahulu dinormalisasi dalam range [0.1, 0.9] untuk normalisasi rumusnya dapat dilihat pada rumus (1). Data yang sudah dinormalisasi untuk
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
24 ISSN: 2407-4322 training . Sedangkan untuk fuzzy inference system data input yang digunakan adalah data asli
yang dikalikan 10.
3.3 Proses Prediksi
3.3.1 Jaringan Syaraf Tiruan
A. Penentuan Node Input dan Output Node input yang digunakan dalam jaringan pelatihan dan pengujian ini berjumlah sebelas
buah node masukan yaitu nilai UAS ketika MTs dari sebelas mata pelajaran. Berikut rinciannya:
a. Node masukan
1. X 1 = Nilai mata pelajaran Qur’an Hadis
2. X 2 = Nilai mata pelajaran Akidah Akhlak
3. X 3 = Nilai mata pelajaran Fikih
4. X 4 = Nilai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
5. X 5 = Nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
6. X 6 = Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia
7. X 7 = Nilai mata pelajaran Bahasa Arab
8. X 8 = Nilai mata pelajaran Bahasa Inggris
9. X 9 = Nilai mata pelajaran Matematika
10. X 10 = Nilai mata pelajaran IPA
11. X 11 = Nilai mata pelajaran IPS
b. Node keluaran Sedangkan parameter output atau target yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Target Keluaran
Output Prediksi
Node Keluaran
Sangat Baik
Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa untuk prediksi Sangat Baik maka node keluarannya = [1 1], untuk prediksi Baik node keluarannya = [1 0], untuk prediksi Cukup node keluarannya = [0 1], dan untuk prediksi Kurang node keluarannya = [0 0].
B. Penentuan Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan backpropagation yang digunakan dalam mencari struktur yang
optimal adalah dengan cara mengubah-ubah fungsi aktivasi dan mencari jumlah lapisan tersembunyi dan node lapisan tersembunyi yang paling optimal. Pada penelitian ini akan digunakan satu lapisan tersembunyi dengan 4 unit node. Arsitektur ini yang akan digunakan untuk mencari nilai optimal dari MSE, learning rate, dan momentum. Arsitekturnya dapat dilihat pada Gambar 2.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017 25
Gambar 2. Arsitektur Jaringan untuk Mencari Parameter Optimal
Berdasarkan gambar di atas arsitektur yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan
11 node input, satu lapisan tersembunyi dengan 4 node dan 2 node lapisan output. Arsitektur tersebut digunakan untuk mencari parameter MSE, learning rate, dan momentum optimal. Setelah mendapatkan nilai parameter optimal, parameter tersebut kemudian digunakan untuk mencari node lapisan tersembunyi yang paling optimal.
Sementara itu, untuk penentuan fungsi aktivasi yang optimal dilakukan dengan mengubah-ubah fungsi aktivasi pada lapisan input ke lapisan tersembunyi dan lapisan tersembunyi ke output dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid biner (logsig), sigmoid bipolar (tansig), dan linear (purelin) yang diubah-ubah. Arsitektur yang akan digunakan adalah satu lapisan tersembunyi dengan 4 unit node hidden layer, MSE = 0,001; learning rate = 0,1; momentum = 0,4 dan epoch = 1000 sebagai parameter. Hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 2. Penentuan Fungsi Aktivasi
Fungsi Aktivasi
Dikenali
Presentase
Epoch MSE
Validasi (Akhir) (Akhir)
Logsig, Logsig
17 9,33E-10 Tansig, Logsig
26 6,04E-10 Purelin, Logsig
17 4,00E-02 Logsig, Tansig
81 1,65E-13 Tansig, Tansig
38 2,43E-14 Purelin, Tansig
28 7,74E-02 Logsig, Purelin
22 1,12E-13 Tansig, Purelin
19 1,06E-13 Purelin, Purelin
Pada tabel di atas ditampilkan kombinasi dari tiga fungsi aktivasi. Berdasarkan training dan validas, fungsi aktivasi optimal pada lapisan input ke lapisan tersembunyi adalah fungsi aktivasi tansig sedangkan untuk lapisan tersembunyi ke output adalah fungsi aktivasi logsig, karena dari hasil pengujian yang dilakukan presentase pengenalannya 100% dan paling stabil ketika setiap kali dilakukan pengujian. Walaupun MSE akhirnya tidak terlalu kecil jika dibandingkan dengan kombinasi fungsi aktivasi logsig-tansig, tansig-tansig, logsig-purelin, dan tansig-purelin .
A. Penentuan MSE (Mean Square Error) Penentuan MSE paling optimal, menggunakan jaringan yang memiliki 1 lapisan tersembunyi dengan 3 node. Pengujian dilakukan dengan mengubah parameter MSE dan untuk parameter lainnya dibuat dengan rincian learning rate = 0,1; momentum = 0,4 dan epoch = 10000. Hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 3
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
26 ISSN: 2407-4322
Tabel 3. Penentuan MSE (Mean Square Error)
Epoch MSE
Berdasarkan tabel, hasil pengujian data untuk menentukan MSE optimal didapatkan pengenalan sebesar 100% untuk semua MSE yang telah diuji yaitu dengan nilai MSE = 0,1; 0,01; 0,001; 0,0001; dan 0,00001. Kemudian MSE = 0,0001 yang dipilih untuk dijadikan MSE optimal karena memiliki epoch terkecil yaitu 10 epoch.
B. Penentuan Learning Rate Penentuan learning rate optimal menggunakan jaringan yang memiliki satu lapisan tersembunyi dengan 4 node. Pengujian ini dilakukan dengan mengubah-ubah parameter learning rate dan untuk nilai parameter-parameternya dibuat dengan rincian MSE = 0,0001; momentum = 0,4; dan epoch = 1000. Hasil percobaan dapat dilihat dalam Tabel 4
Tabel 4. Penentuan Learning Rate
Learning
MSE rate Uji Validasi Uji
Berdasarkan tabel diatas, learning rate optimal yang baik yaitu learning rate = 0,9; dengan MSE akhir paling kecil yaitu 3,86E-10. Pengujian ini menggunakan enam nilai yang berbeda-beda yaitu 0,1; 0,3; 0,6; 0,9; 0,01; dan 0,05; semua data tersebut memiliki presentase keberhasilan 100% tetapi untuk MSE akhirnya tinggi jika dibandingkan dengan learning rate = 0,9.
C. Penentuan Momentum Penentuan momentum paling optimal dilakukan dengan mengubah-ubah parameter momentum. Pengujian ini menggunakan jaringan yang memiliki 1 lapisan tersembunyi dengan
4 node dan untuk parameter lainnya dibuat tetap dengan pengujian sebelumnya yaitu: MSE = 0,0001; learning rate; 0,9; dan epoch = 1000. Hasil percobaan dapat dilihat dalam Tabel 5.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017 27
Tabel 5. Penentuan Momentum
Validasi Uji
Validasi (Akhir)
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, semua nilai momentum menghasilkan presentase 100% untuk nilai momentum = 0,4; 0,7; 0,9; 0,2; 0,07; 0,3; dan 0,5; tapi jika dilihat dari hasil MSE akhirnya maka momentum dengan nilai 0,4 yang mempunyai nilai MSE akhir paling kecil yaitu dengan nilai 3,86E-10.
Setelah nilai optimal MSE, learning rate, dan momentum didapatkan maka langkah selanjutnya adalah mencoba menguji ke beberapa node lapisan tersembunyi yang berbeda. untuk hasilnya pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penentuan Node Lapisan Tersembunyi
Node Lapisan
Epoch MSE Tersembunyi
Dikenali
Presentase
Uji Validasi
Uji
Validasi (Akhir) (Akhir)
Pada tabel diatas pengujian pada node hidden layer 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 menghasilkan presentasi uji dan validasi sebesar 100%. Namun yang membedakannya adalah epoch akhir dan MSE akhir yang diperoleh. Untuk node hidden layer 2 MSE akhir yang diperoleh adalah 1,04E-
09, node hidden layer 3 MSE akhirnya adalah 9,07E-10, node hidden layer 4 MSE akhirnya adalah 3,86E-10, node hidden layer 5 MSE akhirnya adalah 1,20E-09, node hidden layer 6 MSE akhirnya adalah 8,01E-10, dan untuk node hidden layer 7 MSE akhirnya adalah 1,79E-09. Untuk melihat grafik MSE akhir masing-masing node hidden layer dapat dilihat pada Gambar 3.
Grafik M SE Akhir pada beberapa Node
Hidden Layer
2,00E-09 1,50E-09 1,00E-09 5,00E-10
0,00E+00 2 3 4 5 6 7
Grafik M SE Akhir pada beberapa Node Hidden Layer
Gambar 3. Grafik MSE Akhir pada Beberapa Node Hidden Layer
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
28 ISSN: 2407-4322 Berdasarkan grafik pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada node hidden layer 4
memiliki MSE akhir paling rendah. Kemudian diposisi kedua dengan node 6 hidden layer. Diposisi ketiga dengen node hidden layer 3. Keempat terendah dengen node hidden layer 5 dan node hidden layer 2 dan 7 ada diposisi kelima dan keenam. Berdasarkan pelatihan dan pengujian yang telah dilakukan menggunakan Matlab berikut tampilan sourcecode metode backpropagation yang akan ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Sourcode Matlab Backpropagation
3.3.2. Fuzzy Inference System Sistem fuzzy yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode mamdani model kurva lonceng sebagai input dan outputnya. Detail sistem fuzzy yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mesin inferensi yang digunakan adalah metode Mamdani.
b. Input terdiri dari 11 variabel, yaitu dari 11 mata pelajaran
c. Output terdiri dari 1 variabel yaitu nilai prediksi prestasi
d. Fungsi implikasi yang digunakan metode Min.
e. Komposisi aturan yang digunakan adalah metode Max.
f. Defuzzifikasi yang digunakan adalah metode centroid.
A. Penentuan Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sebelas variabel input dan satu variabel output. Variabel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penentuan Variabel
Fungsi Nama
Semesta
Keterangan
Variabel Pembicaraan
Input QH
Nilai dari mata pelajaran Qur’an Hadis AK
Nilai dari mata pelajaran Akidah Akhlak FQ
Nilai dari mata pelajaran Fikih
Nilai dari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam PKn
Nilai dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
B.IND
Nilai dari mata pelajaran Bahasa Indonesia B.ARB
Nilai dari mata pelajaran Bahasa Arab B.ING
Nilai dari mata pelajaran Bahasa Inggris MTK
Nilai dari mata pelajaran Matematika IPA
Nilai dari mata pelajaran IPA
IPS
Nilai dari mata pelajaran IPS
Output Prediksi
Nilai prediksi prestasi
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017 29
Pada Tabel diatas dapat dilihat untuk variabel QH, AK, FK, SKI, PKn, B.IND, B.ARB, B.ING, MTK, IPA, dan IPS menggunakan semesta pembicaraan dalam range [0 100]. Sama halnya dengan outputnya yaitu prediksi prestasi menggunakan range [0 100]. Berikut akan disajikan model sistem fuzzy inferensi metode mamdani yang digunakan dalam penelitian ini. Gambar dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Contoh Model Sistem Fuzzy
Gambar diatas menunjukkan sebelas variabel input dengan nama variabel QH, AK, FK, SKI, PKn, B.IND, B.ARB, B.ING, MTK, IPA, dan IPS dan untuk variabel ouput dengan nama prediksi.
B. Penentuan Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy yang digunakan dalam pengujian sistem inferensi fuzzy metode mamdani mengacu pada UUD Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI [7]. Himpunan fuzzy untuk tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penentuan Himpunan Fuzzy
Variabel
Nama Himpunan
Domain
QH, AK, FK, SKI, Rendah
PKn, B.IND, B.ARB, Sedang [40 58 77 75] B.ING, MTK, IPA, Tinggi
[60 75 77 90] IPS
Sangat Tinggi
Sangat Baik
Pada Tabel diatas ada empat himpunan untuk masing-masing variabel. Pada variabel input semua range nilai sama di keempat himpunannya yaitu Rendah [0 55], Sedang [40 58 77 75], Tinggi [60 75 77 90], dan Sangat Tinggi [75 100]. Sedangkan untuk variabel output nilai
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
30 ISSN: 2407-4322 keempat himpunannya adalah Kurang [0 55], Cukup [55 63 64 70], Baik [70 77 78 85], dan
Sangat Baik [85 100]. Semua varibel input dan variabel output menggunakan representasi kurva lonceng. Untuk variabel kurva lonceng pada variabel input dapat dilihat pada Gambar 6a dan untuk kurva variabel output dapat dilihat pada Gambar 6b.
(a) (b)
Gambar 6. (a) Representasi Kurva Variabel Input (b) Representasi Kurva Variabel Output
Gambar 6 (a) adalah salah satu variabel dari variabel input yaitu variabel QH. Untuk himpunan Rendah dan Sangat tinggi menggunakan kurva S. Sedangkan untuk himpunan Sedang dan Tinggi menggunakan kurva PI. Sedangkan gambar 6 (b) adalah gambar variabel dari variabel output yaitu variabel Prediksi. Untuk himpunan Kurang dan Sangat Baik menggunakan kurva S. Sedangkan untuk himpunan Cukup dan Baik menggunakan kurva PI.
C. Penentuan Rule Penentuan rule ini dibuat berdasarkan data dan berdasarkan dari arahan guru di MAN
Model Palangka Raya selain penulis juga menambahkan beberapa rule yang kurang. Rule-rule untuk fuzzy inference system metode mamdani ini memiliki 161 rule, dengan 25 rule untuk prediksi Sangat Baik, 81 rule untuk prediksi Baik, 45 rule untuk prediksi Cukup dan 10 rule untuk prediksi Kurang. Berikut akan ditampilkan beberapa rule-rule yang digunakan dalam fuzzy inference system metode mamdani:
1. If (QH is Sangat_Tinggi) and (AK is Sangat_Tinggi) and (FK is Sangat Tinggi) and (SKI is
Sangat_Tinggi) and (PKn is Sangat_Tinggi) and (B.Ind is Sangat_Tinggi) and (B.ARB is Sangat Tinggi) and (B.ING is Sangat_Tinggi) and (MTK is Sangat Tinggi) and (IPA is Sangat Tinggi) and (IPS is Sangat Tinggi) then (Prediksi is Sangat_Baik) (1)
2. If (QH is Sangat_Tinggi) and (AK is Sangat_Tinggi) and (FK is Tinggi) and (SKI is
Tinggi) and (PKn is Sangat_Tinggi) and (B.Ind is Sangat_Tinggi) and (B.ARB is Sangat Tinggi) and (B.ING is Sangat_Tinggi) and (MTK is Sangat Tinggi) and (IPA is Sangat Tinggi) and (IPS is Sangat Tinggi) then (Prediksi is Sangat_Baik) (1)
3. If (QH is Sangat_Tinggi) and (AK is Sangat_Tinggi) and (FK is Tinggi) and (SKI is
Tinggi) and (PKn is Sangat_Tinggi) and (B.Ind is Sangat_Tinggi) and (B.ARB is Sangat Tinggi) and (B.ING is Sangat_Tinggi) and (MTK is Sangat Tinggi) and (IPA is Tinggi) and (IPS is Sangat Tinggi) then (Prediksi is Sangat_Baik) (1)
4. If (QH is Sangat_Tinggi) and (AK is Sangat_Tinggi) and (FK is Tinggi) and (SKI is
Tinggi) and (PKn is Sangat_Tinggi) and (B.Ind is Sangat_Tinggi) and (B.ARB is Tinggi) and (B.ING is Sangat_Tinggi) and (MTK is Sangat Tinggi) and (IPA is Sangat Tinggi) and (IPS is Sangat Tinggi) then (Prediksi is Sangat_Baik) (1)
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017 31
3.4. Hasil Prediksi
3.4.1. Prediksi dengan Backpropagation Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berikut akan ditampilkan struktur dari jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Struktur Backpropagation yang Dimodelkan
1 lapisan tersembunyi
Node Input
11 node input
Node Tersembunyi
Node output
2 node
Fungsi Aktivasi lapisan input ke lapisan tersembunyi adalah fungsi aktivasi tansig, lapisan tersembunyi ke output adalah fungsi aktivasi logsig
MSE
0,0001 Learning rate 0,9
Momentum
Jumlah Epoch
Data training 70%
Data pengujian 30%
Pada Tabel diatas dapat dilihat untuk arsitektur yang digunakan adalah 1 lapisan tersembunyi, 11 node input, node hidden layer menggunakan 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 node hidden layer. Untuk node output menggunakan 2 node. Fungsi aktifasi yang digunakan pada lapisan input ke lapisan tersembunyi adalah fungsi aktivasi tansig sedangkan untuk lapisan tersembunyi ke output adalah fungsi aktivasi logsig. MSE yang digunakan 0,0001; learning rate = 0,0; momentum = 0,4. Jumlah epoch yang digunakan pada saat pelatihan adalah 1000. Data training yang digunakan sebanyak 75 dan data pengujian yang digunakan sebanyak 30.
3.4.2. Prediksi dengan Metode Mamdani Pada pengujian fuzzy inference system metode mamdani menghasilkan presentase keberhasilan sebesar 83,8% hasil ini didapat dari banyaknya data yang dikenali (berhasil) dibagi dengan jumlah data keseluruhan dikali 100%. Data pengujian yang tidak sesuai dengan data asli ada sebanyak 17 dan data pengujian yang berhasil dikenali sesuai dengan data ada sebanyak
88 data. Untuk grafik perbandingan data yang sesuai dan data yang tidak sesuai dapat dilihat pada Gambar 7.
Sangat Baik
Dat a Asli
Dat a yang t idak Sesuai
Gambar 7. Perbandingan Data Asli dan Data yang Tidak Dikenali
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
32 ISSN: 2407-4322 Berdasarkan grafik pada Gambar 7 dapat dilihat perbandingan data asli dan data yang
tidak sesuai ketika dilakukan pengujian fuzzy inference system yaitu untuk data Sangat Baik data aslinya sebanyak 8 dan data yang tidak sesuai tidak ada. Untuk data Baik, data asli sebanyak 81 dan data yang tidak sesuai sebanyak 2. Untuk data Cukup, data asli sebanyak 16 dan data yang tidak sesuai sebanyak 15. Untuk data Kurang data aslinya tidak ada dan data yang tidak sesuai sebanyak 1.
3.5. Hasil Perbandingan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada kedua metode yitu metode jaringan syaraf tiruan backpropagation dan fuzzy inference system metode mamdani akan disajikan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 8 berikut.
Hasil Perbandingan Pengujian dua met ode
Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagat ion Fuzzy Inference Syst em M et ode M amdani
Gambar 8. Hasil Perbandingan Pengujian Dua Metode
Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dapat disimpulkan hasil dari pengujian perbandingan metode dalam hal prediksi yang disajikan dalam bentuk presentase yaitu untuk jaringan syaraf tiruan backpropagation menghasilkan presentase 100%, baik dalam data latih dan juga data uji. Sedangkan untuk fuzzy inference system metode mamdani menghasilkan presentase sebanyak 83,8% pada pengujian sistem.
Perbandingan lain dalam proses pengujiannya adalah pada jaringan syaraf tiruan backpropagation harus melakukan dua proses yaitu pelatihan dengan data latih dan data uji. Data latih digunakan untuk mencari fungsi aktivasi, nilai parameter MSE, learning rate, dan momentum yang optimal. Selain itu, pada proses ini juga dapat diketahui apakah data itu stabil atau sesuai dengan target yang ditentukan. Setelah arsitektur dan nilai parameter optimal didapat kemudian dilanjutkan pada proses kedua yaitu pengujian pada data uji. Pengujian pada data uji ini dilakukan untuk melihat apakah arsitektur dan parameter yang didapat dari data latih bisa mengenali data uji.
Sedangkan pada fuzzy inference system metode mamdani proses yang dilakukan adalah menentukan variabel input dan ouput, menentukan himpunan fuzzy, menentukan fungsi keanggotaan, dan menentukan rule. Dalam penentuannya harus berdasarkan pemilihan yang sudah diperhitungkan dan aturan yang telah diberlakukan untuk menentukannya. Untuk tahapan pengujiannya yaitu dengan memasukkan data dan hasil yang keluar berupa angka. Perlu diperhatikan bahwa pada penentuan rule (aturan) ini merupakan otak dari fuzzy inference system metode mamdani. Semakin baik dan bagus rulenya maka semakin akurat hasilnya.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017 33
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Hasil prediksi prestasi peserta didik menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation didapatkan arsitektur optimal dengan fungsi aktivasi lapisan input ke lapisan tersembunyi sigmaid bipolar (tansig), lapisan tersembunyi ke output sigmoid biner (logsig) nilai parameter MSE = 0,0001; learning rate = 0,9; dan momentum = 0,4 menghasilkan presentase keberhasilan pengenalan sebesar 100%, tetapi arsitektur yang menghasilkan MSE terendah dengan nilai 3,86E-10 adalah arsitektur dengan satu lapisan tersembunyi yang memiliki node sebanyak 4 unit node.
b. Sistem Inferensi fuzzy menggunakan metode mamdani dengan sebelas variabel input dan satu variabel output, empat himpunan fuzzy yang digunakan untuk semua variabel, fungsi keanggotaan menggunakan representasi model kurva S dan kurva lonceng PI dan aturan yang digunakan sebanyak 161 aturan didapatkan presentase pengenalan sebesar 83,8% untuk prediksi prestasi peserta didik. Sebagian besar data yang tidak dikenali adalah data yang masuk dalam prediksi Cukup.
c. Berdasarkan data yang diperoleh dan yang telah diuji dalam penelitian ini presentase prediksi prestasi peserta didik pada jaringan syaraf tiruan backpropagation menghasilkan presentase training dari sebesar 100% dan presentase pengujian sebesar 100%, sedangkan untuk prediksi prestasi peserta didik pada fuzzy inference system metode mamdani dengan menggunakan representasi kurva lonceng menghasilkan presentase sebesar 83,8%.
5. SARAN
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, peneliti perlu memberikan saran untuk penelitian selanjutnya jika diperlukan sebagai berikut:
a. Penggunaan fitur dengan fitur lain misalnya pembuatan aplikasi dengan berbasis OOP.
b. Penambahan variabel yang lebih bervariasi seperti nilai tes bakat, gaji orang tua, jumlah tanggungan orang tua, tempat tinggal, dan lain-lain.
c. Penggunaan parameter dan arsitektur yang lebih variatif.
Penggunaan metode lain selain backpropagation dan fis metode mamdani untuk kasus serupa.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sayekti, I 2013, Pengujian Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Kualifikasi Calon Mahasiswa Baru Program Bidik Misi , JTET, No.1, Vol.2 ,55-60.
[2] Assegaf, Y. N., & Estri, M. N 2012, Aplikasi Fuzzy Inference System Metode Mamdani untuk Rekomendasi Pemilihan Bidang Kajian pada Mahasiswa Program Studi Matematika UNSOED JMP, No.2, Vol.4, 253-264.
[3] Kaswidjanti, W., Aribowo, A. S., & Wicaksono, C. B 2014, Implementasi Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto pada Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah, Telematika , No.2, Vol.10, 137-146.
[4] Fitriyani, I 2014, Studi Komparasi Kinerja Jaringan Saraf Tiruan dan Fuzzy untuk Pengenalan Jenis Bungan Berdasarkan Fitur Warna, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Teknik Informatika,UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
34 ISSN: 2407-4322
[5] Drs. Jong Jek Siang, M 2004, Jaringan Syaraf Tiruan & Pemprogramannya Menggunakan MATLAB, Andi, Yogyakarta.
[6] UUD Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2015, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 5 Tahun 2015 Pasal 6 Ayat 1.
[7] Yunanti, F 2012, Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi Siswa SMU dengan Metode Backpropagation, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi , Program Studi Matematika, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
Jatisi , Vol. 4 No. 1 September 2017