Jama’ah Tabligh

3 Jama’ah Tabligh

Kelahiran Jama’ah Tabligh

amaah Tabligh (JT) tentu bukan nama yang asing lagi bagi masyarakat kita, terlebih bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. JT didirikan pada akhir

dekade 1920-an oleh Maulana Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi di India. Nama lengkapnya adalah Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan asal kata dari Kandahlah, sebuah desa yang terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi adalah nama lain dari Dihli (New Delhi), ibukota India. Di negara inilah, markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun Ad-Diyubandi adalah asal kata dari Diyuband, yaitu madrasah terbesar bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan kepada tarekat Al- Jisytiyah, yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti.

Nama JT hanyalah merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman". Ilham untuk mengabdikan Nama JT hanyalah merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan, sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman". Ilham untuk mengabdikan

JT resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk menjadi muslim yang menjalan-kan agamanya, dan hanya satu-satunya gerakan Islam yang tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya. JT juga mengambil ajaran dari tarekat Jisytiyyah, yang berakidah Maturidiyyah dan bermadzhab fiqih Hanafi, Naqsyabandiyyah, Qaadiriyyah, Jisytiyyah dan Sahruwiyyah

Konon, aqidah dan amalan khuruj JT berasal dari mimpinya sang pendiri yaitu Muhammad Ilyas. Dia bermimpi menafsirkan ayat Al-Qur’an surat Ali Imaran ayat 110 yang artinya: ” Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Berkata Muhammad Ilyas di dalam mimpinya itu ada yang mengatakan kepadanya tentang ayat di atas: ” Sesungguhnya engkau (diperintah) untuk keluar kepada manusia seperti para Nabi.”

Sepeninggal Syeikh Muhammad Ilyas Kandahlawi kepemimpinan JT diteruskan oleh puteranya, Syeikh Muhammad Yusuf Kandahlawi (1917-1965). Ia dilahirkan di Delhi. Sebagaimana ayahnya, dalam mencari ilmu ia sering berpindah-pindah tempat dan guru sekaligus menyebarkan dakwah. Ia wafat di Lahore dan jenazahnya dimakamkan disamping orang tuanya di Nizhamuddin,

Delhi. Kitabnya yang terkenal adalah Amani Akhbar, berupa komentar kitab Ma'ani al Atsar karya Syeikh Thahawi dan Hayat al Shahabah. Kemudian penyebaran JT ini dilanjutkan oleh Amir yang ketiga ialah In'am Hasan.

Dalam Jamaah ini dikenal enam prinsip (doktrin) yang menjadi asas dakwahnya, yaitu: kalimah agung (syahadat), menegakkan

shalat, ilmu dan dzikir, memuliakan setiap Muslim, ikhlas, berjuang fisabilillah (keluar/ khuruj). Metode dakwah jamaah ini berpijak kepada tabligh dalam bentuk targhib (memberi kabar gembira) dan tarhib (mengancam). Mereka telah berhasil menarik banyak orang ke pangkuan iman. Terutama orang- orang tenggelam dalam kelezatan dan dosa. Orang-orang tersebut diubah kejalan kehidupan penuh ibadah, dzikir dan baca Al-Qur’an.

Di Indonesia, JT berkembang sejak l952, dibawah oleh rombongan dari India yang dipimpin oleh Miaji Isa. Tapi gerakan ini mulai marak pada awal 1970-an. Mereka menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya. Tak jelas berapa jumlah mereka, karena secara statistik memang susah dihitung. Tetapi yang jelas, mereka ada di mana- mana di seluruh penjuru Nusantara. Markas besar mereka berada di Delhi, tepatnya di daerah Nizhamuddin. Markas kedua berada di Raywind, sebuah desa di kota Lahore (Pakistan). Markas ketiga berada di kota Dakka (Bangladesh). Yang menarik, pada markas-markas mereka yang berada di daratan India itu, terdapat hizb (rajah) yang berisikan Surat Al-Falaq dan An-Naas, nama Allah yang agung, dan nomor 2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat, yang dikelilingi beberapa kode yang tidak dimengerti. (Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah, hal. 14).

Dalam sejarah, JT menjangkau Amerika Serikat sebagai negara pertama, tapi fokus utama mereka adalah di Britania Raya karena mengacu kepada populasi padat orang Asia Selatan disana yang tiba pada tahun 1960-an dan 1970-an. JT mengklaim mereka tidak menerima donasi dana dari manapun untuk menjalankan aktivitasnya. Biaya operasional JT dibiayai sendiri oleh pengikutnya. Terdapat tuduhan bahwa JT di Inggris pernah menerima bantuan dari Liga Muslim Dunia ketika prose pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury, Inggris tahun 1978, yang kemudian menjadi markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa.

Namun informasi ini dibantah oleh salah seorang tokoh JT di Temboro, Magetan. Menurut mereka, terutama Gus Beid, JT dari segi ajaran mengenal azas tidak menerima bantuan materiil dari seseorang atau lembaga untuk kegiatan tabligh. Selama ini, biaya kegiatan tabligh hingga ijtima’ (pertemuan seluruh anggota JT dari seluruh Indonesia) yang pernah dilaksanakan Januari 2010 di pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan, murni berasal dari masing-masing anggota jamaah. Tidak ada dana dari luar anggota jamaah. Kalaupun dana yang dibutuhkan besar, masing-masing jamaah ditawarkan dalam musyawarah.

Sedangkan di Indonesia, Masjid tua Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi saksi berkumpulnya anggota JT di Jakarta. Setiap hari Kamis, sekitar 2000 laki-laki berkumpul di Masjid ini yang konon didirikan tahun l718 oleh seorang ulama dari negeri Cina. Yang hadir ini tidak hanya dari Jakarta, melainkan juga dari luar Jakarta. Umumnya mereka membawa tas-tas besar berisi pakaian dan perbekalan lainnya.