Debit Terukur Pada Tiap Ketebalan
4.1.2 Debit Terukur Pada Tiap Ketebalan
Ketebalan air di hulu mercu spillway diatur untuk setiap peningkatan ketebalan 0,25 cm. Ketebalan air di atas crest dan waktu pengisian hydraulic bench pada tiap ketebalan air diukur. Sehingga besaran debit tiap ketebalan air dapat diketahui. Perlakuan ini diterapkan baik pada penggunaan mercu Ogee maupun penggunaan puncak tipe deret sinusoida.
Sesuai dengan persamaan yang telah dijelaskan pada Bab 2 untuk debit terukur, maka besaran debit tiap ketebalan air yang melimpas puncak spillway baik yang berbentuk Ogee maupun tipe deret sinusoida dapat dihitung seperti berikut:
4.1.2.1 Perhitungan Debit Terukur (Q hb ) Mercu Ogee
Tampak atas dan potongan A-A dari mercu Ogee ditunjukkan pada Gambar 4-3 dan Open Flume ditunjukkan pada Gambar 4-4.
Tampak Atas Mercu Ogee
Potongan A-A Mercu Ogee
Gambar 4-3. Tampak Atas dan Potongan A-A Mercu Ogee
Sumber: Pertiwi Agusari, 2011 Gambar 4-4. Alat Penelitian (Open Flume) untuk Mercu Ogee
Perhitungan Debit Terukur (Q hb ) Mercu Ogee
H 1 = tinggi di hulu crest = 1 cm
V 3 = volume air = 10000 cm t 1 = lama waktu pengamatan alat ukur = 105 dt
3 = 95,24 cm /dt
Jadi, debit terukur (Q 3
hb ) pada ketebalan 1 cm adalah 95,24 cm /dt. Untuk selanjutnya besaran debit setiap ketebalan air yang melimpas mercu Ogee ditampilkan pada Tabel 4-3.
Tabel 4-3. Data Pengamatan Debit Terukur Pada Mercu Ogee No.
Q 3 3 hb crest (cm)
H di hulu
H di atas
Volume
(dt) (cm /dt) 1 1,00
crest (cm)
Lengkung hubungan H dan Q yang ditampilkan pada Gambar 4-5, kemudian dicari persamaannya agar dapat diinterpolasi. Berdasarkan coba-coba menggunakan software curve expert diperoleh persamaan yang paling tepat yaitu persamaan Sinusoidal Fit dengan rumus y= 9305,97 + 9173,94 x cos (0,29x+2,92)
dengan nilai R 2 = 0,98.
y = 9305,97 + 9173,94 x cos (0,29x+2,92)
Mercu Ogee
m (c 1500 it
D Sinusoidal Fit
eb 1000
(Mercu Ogee)
H hulu (cm)
Gambar 4-5. Grafik Hasil Debit Terukur Mercu Ogee Perbandingan hasil debit terukur pada mercu Ogee dengan menggunakan
perhitungan dan persamaan lengkung Sinusoidal Fit dapat dilihat pada Tabel 4-4.
Tabel 4-4. Perbandingan Pengamatan Debit Terukur Pada Mercu Ogee dengan Persamaan Lengkung Sinusoidal Fit
Kesalahan No. Perhitungan Debit
Persamaan
Faktor
Relatif Terukur
Sinusoidal Fit ()
Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-5 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan dan debit yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini menunjukan hubungan antara Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-5 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan dan debit yang dihasilkan juga semakin besar. Hal ini menunjukan hubungan antara
4.1.2.2 Perhitungan Debit Terukur (Q hb ) Puncak Tipe Deret Sinusoida
1. Debit Terukur (Q hb ) Puncak Tipe Deret Sinusoida 1
Tampak atas dari bentuk puncak tipe deret sinusoida 1 ditunjukkan pada Gambar 4-6 dan Open Flume ditunjukkan pada Gambar 4-7.
Gambar 4-6.Tampak Atas Bentuk Puncak Tipe Deret Sinusoida 1
Sumber: Pertiwi Agusari, 2011 Gambar 4-7. Alat Penelitian (Open Flume) untuk Puncak Tipe Deret
Sinusoida 1
Perhitungan Debit Terukur (Q hb ) Puncak Tipe Deret Sinusoida 1
H 1 = tinggi di hulu crest = 1 cm
V 3 = volume air = 10000 cm t 1 = lama waktu pengamatan alat ukur = 97,09 dt
= 102,99 cm 3 /dt
Jadi, debit terukur (Q 3
hb ) pada ketebalan 1 cm adalah 102,99 cm /dt. Untuk selanjutnya besaran debit setiap ketebalan air yang melimpas puncak tipe deret sinusoida 1 ditampilkan pada Tabel 4-5.
Tabel 4-5. Data Pengamatan Debit Terukur Pada Puncak Tipe Deret Sinusoida 1
Q hb 3 (cm) 3 (cm) (cm ) (dt) (cm /dt)
No. H di hulu crest H di atas crest Volume
Lengkung hubungan H dan Q yang ditampilkan pada Gambar 4-8 dicari persamaannya agar dapat diinterpolasi. Berdasarkan coba-coba menggunakan software curve expert diperoleh persamaan yang paling tepat yaitu persamaan yang menunjukan nilai R mendekati 1. Dari hasil tersebut diperoleh
persamaan lengkung Quadratic Fit: y= 299,82x 2 144,88x + 14,72 dengan nilai R 2 = 0,99.
y = 299,82x 2 t) - 144,88x + 14,72
3 /d
Sinusoida 1 1500
R ² = 0.,99
cm 1250 t( 1000 bi
De 750
Quadra c Fit
H hulu (cm)
Gambar 4-8. Grafik Hasil Debit Terukur Pada Puncak Tipe Deret Sinusoida 1
Perbandingan hasil debit terukur puncak tipe deret sinusoida 1 dengan menggunakan perhitungan dan persamaan lengkung Quadratic Fit dapat dilihat pada Tabel 4-6.
Tabel 4-6. Perbandingan Pengamatan Debit Terukur pada Puncak Tipe Deret
Sinusoida 1 dengan Persamaan Lengkung Quadratic Fit
Kesalahan Perhitungan No. Debit Terukur
Persamaan
Faktor
Relatif Quadratic Fit (%) 1 102,99
Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-8 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-8 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang
6 diperoleh faktor korelasi rata-rata 0,98 dan persentase kesalahan relatif rata- rata sebesar 10,32%. Hal ini menunjukkan bahwa besaran debit yang dihasilkan dari software curve expert adalah mendekati sama dengan perhitungan debit terukur.
2. Debit Terukur (Q hb ) Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
Tampak atas dari bentuk puncak tipe deret sinusoida 2 ditunjukkan pada Gambar 4-9 dan Open Flume ditunjukkan pada Gambar 4-10.
Gambar 4-9. Tampak Atas Bentuk Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
Sumber: Pertiwi Agusari, 2011 Gambar 4-10. Alat Penelitian (Open Flume) untuk Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
Perhitungan Debit Terukur (Q hb ) Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
H 1 = tinggi di hulu crest = 0,75 cm
V 3 = volume air = 10000 cm
t 1 = lama waktu pengamatan alat ukur = 267,44
dt
= 37,39 cm 3 /dt
Jadi, debit terukur (Q 3
hb ) pada ketebalan 0,75 cm adalah 37,39 cm /dt. Untuk selanjutnya besaran debit setiap ketebalan air yang melimpas puncak tipe deret sinusoida 2 ditampilkan pada Tabel 4-7.
Tabel 4-7. Data Pengamatan Debit Ukur Pada Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
t Q hb No.
H di hulu crest H di atas crest
Volume
(cm)
(dt) (cm 3 /dt) 1 0,75
Lengkung hubungan H dan Q yang ditampilkan pada Gambar 4-11 dicari persamaannya agar dapat diinterpolasi. Berdasarkan coba-coba menggunakan software curve expert diperoleh persamaan yang paling tepat yaitu persamaan yang menunjukan nilai R mendekati 1. Dari hasil tersebut diperoleh
persamaan lengkung Quadratic Fit y = -519,21 + 655,09x+ 110,98x 2 dengan nilai R 2 = 0,99
y = 110,9x 2 + 655,1x - 519,2
Sinusoida 2
t) R ² = 0,997
3 /d m
Quadra c
H hulu (cm)
Gambar 4-11. Grafik Hasil Debit Terukur pada Puncak Tipe Deret Sinusoida 2
Perbandingan hasil debit terukur pada puncak tipe deret sinusoida 2 dengan menggunakan perhitungan dan persamaan lengkung Quadratic Fit dapat dilihat pada Tabel 4-8.
Tabel 4-8. Perbandingan Pengamatan Debit Terukur Pada Puncak Tipe Deret
Sinusoida 2 dengan Persamaan Lengkung Quadratic Fit
Kesalahan Perhitungan No.
Persamaan
Faktor
Relatif Debit Terukur Quadratic Fit (%)
Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-11 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-11 diperoleh bahwa semakin tinggi kenaikkan muka air di hulu crest, maka semakin cepat waktu yang
8 diperoleh faktor korelasi rata-rata 1,01 dan persentase kesalahan relatif rata- rata sebesar 3,54%. Hal ini menunjukkan bahwa besaran debit yang dihasilkan dari software curve expert adalah mendekati sama dengan perhitungan debit terukur.