Kemampuan Intelektual Kemampuan Emosional

25 dan kemampuan menyelesaikan tugas meliputi kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan fisik.

a. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual diperlukan untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas mental, dimana untuk mengetahui kemampuan intelektual sesesorang salah satu caranya dengan tantangan jenis pekerjaan itu dalam menggunakan kemampuan intelektual tersebut. Mamuri Muchlas 2005: 81 menjelskan secara umum dapat dikatakan makin tinggi dibutuhkan hierarki jabatan seseorang di dalam lembaga, maka makin dibutuhkan kemampuan intelegen dan verbal untuk mengsukseskan pekerjaannya. Walaupun hal ini tidak selalu terbukti, karena dalam kenyataannya masih ada pekerjaan yang tidak mengisyaratkan harus mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi dalam melaksanakan pekerjannya. Di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang sebagai salah satu lembaga pelaksana kediklatan, tentunya dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang diberikan, diperlukan para pegawai yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Sebagai sebuah lembaga yang diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi para aparat dilingkungan Departemen Agama khususnya di wilayah Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta, para pegawainya dituntut untuk mampu menjalankan setiap kegiatannya sesuai dengan tugas secara tepat dan benar sesuai visi lembaga 26 kediklatan, serta penguasaan dan kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas yang diembannya.

b. Kemampuan Emosional

Dalam konteks pekerjaan, kemampuan emiosional Emotional Intellegence menurut Anthony Dio Martin 2003: 23 merupakan kemampuan sesesorang untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Orang lain yang dimaksud dalam konteks ini meliputi atasan, mitra kerja, teman sejawat, bawahan atau juga pelanggan. Kemampuan emosional sangat diperlukan dalam pekerjaan karena menurut Anthony Dio Martin pada kenyataannya seringkali kita tidak mampu menanggapi masalah-masalah emosional ditempat kerja secara memuaskan. Bukan saja tidak mampu mamahami perasaan sendiri, melainkan perasana orang lain yang berinteraksi dengan kita, akibatnya sering terjadi kesalahpahaman dan konflik antar pribadi. Kemampuan emosional itu sendiri merupakan gambaran bagaimana kemampuan kita dalam mengelola emosi dengan baik dan tepat sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Emosi itu sendiri secara makna harfiah Orford English Dictionary sebagaimana yang dikemukakan oleh Daniel Goleman 2004: 411 didefinisikan sebagai: 27 ”Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”. Saya menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.” Keadaan biologis dan psikologis yang memiliki kecenderungan agar seseorang bertindak dikelompokkan oleh Paul Ekman dalam Daniel Goleman 2004: 412 ke dalam 4 kelompok besar yaitu takut, marah, sedih dan senang 4 emosi inti. Ada ratusan bentuk emosi, bersama dengan bentuk campuran, variasi, mutasi dan nuansanya, tetapi Paul Ekman memilih 4 emosi inti diatas dengan alasan bahwa keempat bentuk emosi ini dikenal oleh bengsa- bangsa di seluruh dunia dengan budayanya masing-masing. Sedangkan menurut Anthony Dio Martin 2004:24 pada prinsipnya emosi merupakan gambaran perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda, oleh karena itu emosi dapat disebut sebagai reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata. Untuk itu kemampuan emosioanl, unsur utama yang dilihat adalah bagaimana kemampuan seseorang dalam menguasai dan memanfaatkan emosionalnya pada saat melakukan sebuah pekerjaan. Menurut Makmur Muchlas 2005:82 dengan mempertimbangkan kemampuan atau kecakapan emosional ini, seorang pimpinan dapat memilih siapa yang akan dipekerjakan dan siapa yang terpaksa 28 diberhentikan dan siapa yang dipertahankan, siapa yang harus dimutasi dan siapa yang harus dipromosikan. Lebih lanjut Makmur Muchlas mengatakan kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan yang berkuasa memanjakan emosi melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan orang bekerja sama dengan lancar menuju sasaran bersama. Sedangkan Anthony Dio Martin 1004:33 menegaskan bahwa emosi yang dikontrol dengan baik dapat meningkatkan antusiasme, kepuasan, saling percaya dan komitmen yang pada gilirannya berdampak besar terhadap peningkatan hidup.

c. Kemampuan Fisik