Bagi Peneliti Selanjutnya Manfaat Penelitian
c. Teori Oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior bagian
belakang hipofisis. Perubahan keseimbanganestrogen dan progesteron dapat rnengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dapat dimulai. d. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga dapat mengeluarkan hasil konsepsi. e. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus tanpa batok kepala, sehingga terjadi kelambatan dalam persalinan karena tidak
terbentuk hipotalamus Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
Pernberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin. Oleh Malpar 1933
Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan yaitu otak kelinci hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari
hasil percobaan disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Clandula suprarenalis merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
f. Teori iritasi Mekanik Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhouser yang terletak dibelakang serviks oleh bagian terbawah janin, sehingga dapat memicu persalinan.Agustina, 2011
3. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan
tanda-tanda sebagai berikut: 1.
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing polakisuria karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. 4.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh karena adanya kontraksi- kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah bloody show. Mochtar, 2005
B. INDUKSI PERSALINAN
1. Pengertian induksi persalinan
Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Indikasi dilakukan persalinan
induksi yang berasal dari janin yaitu postmaturitas, ketuban pecah dini, dan inkompatibilitas rhesus. Sedangkan faktor dari ibu yaitu intra uterine fetal death
IUFD dan dari faktor ibu serta janin yaitu preeklamsia berat. Mansjoer, 2007. Indikasi
a. Koriomnionitis
b. Kematian janin
c. KPD
d. Kehamilan lewat bulan
e. Penyakit paru
f. Hipertensi kronis
g. Gawat janin
h. Preeklamsia
i. Eklamsia
Kontra indikasi a.
Letak janin melintang b.
Prolaps tali pusat c.
Persentasi bokong
Kondisi khusus a.
Seksio sesarea b.
Penyakit jantung pada ibu c.
Kehamilan kembar d.
Polihidramion e.
Bagian presentasi janin berada diatas pintu atas panggul f.
Hipertensi g.
DJJ abnormal tidak mengharuskan seksio sesarea h.
Skor Bishop ≤ 5 Dutton, 2012
Induksi persalinan kebanyakan diberikan pada wanita pascamatur, yang definisinya adalah masa kehamilan 42 minggu atau lebih. Masa kehamilan
pascamatur tampaknya lebih umum terjadi pada primigravida dan wanita yang sebelumnya belum pernah mengalami kehamilan pascamatur. Terdapat bukti yang
menunjukkan bahwa wanita dengan kehamilan lebih dari 42 minggu memiliki tingkat angka kematian yang lebih tinggi. Walaupun tidak semua kehamilan
pascamatur bersifat patologis, sejauh ini tidak ada kesepakatan khusus, tentang metode yang aman terhadap pengkajian kehamilan diatas 42 minggu. Penyapuan
membran, meliputi lepasnya membran dari segmen uterus bagian bawah selama pemeriksaan vagina secara digital, menginduksi persalinan secara sukses pada
kehamilan yang memanjang. Prosedur ini mungkin saja tidak nyaman, tetapi mungkin lebih baik dipertimbangkan daripada pemberian infus oksitosin atau
prostaglandin vaginal. Wanita perlu dipersiapkan secara adekuat untuk induksi persalinan sehingga penjelasan yang sesuai harus diberikan sebelum individu
tersebut menyetujui pelaksanaan prosedur ini. Beberapa wanita mungkin melihat tetapi mungkin tidak menyadari risiko yang menyertainya. Apabila bidan
mempunyai hubungan baik dengan ibu, ia dapat menjelaskan metode induksi persalinan yang alami, seperti hubungan seks prostaglandin, yang terdapat dalam
sejumlah besar cairan semen, efektif menimbulkan kematangan pada serviks. Asuhan harus dilakukan jika persalinan diinduksi dengan prostaglandin atau oksitosin untuk
mencegah hiperstimulasi uterus. Persalinan yang diinduksi biasanya lebih lama dan dan melibatkan alat-alat persalinan yang lebih banyak, risiko terjadinya PPH
meningkat dan kejadian nilai Apgar yang rendah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan spontan. Jones, 2005.