Latar Belakang Faktor-faktor yang mempengaruhi Induksi Persalinan dengan Oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014

distres lebih dijumpai di antara pasien-pasien yang menerima tetesan oxytosin di banding dengan yang persalinannya tanpa stimulasi. Oxorn dan Forte, 2010. Peneliti sebelumnya telah dilakukan oleh feni ermawati tahun 2013 yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal pada tanggal 1 Januari – 31 Maret 2013 didapatkan ibu bersalin normal sebanyak 284 ibu, 66 ibu bersalin dengan diinduksi dan 218 ibu bersalin tanpa diinduksi, dari 66 ibu yang bersalin dengan induksi terdapat 11 bayi yang mengalami asfiksia, 45 bayi tidak mengalami asfiksia dan 10 bayi mengalami IUFD, sedangkan dari 218 ibu bersalin tanpa induksi ada sebanyak 68 bayi yang mengalami asfiksia, dikarenakan persalinan dengan presentasi bokong dan partus macet, dan 150 bayi tidak mengalami asfiksia. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan persalinan induksi oksitosin drip dengan kejadian asfiksisa neonatorun di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 ditemukan kasus induksi perssalinan oksitosin dengan jumlah 51. Berdasarkan survey awal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan Oksitosin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD. Pirngadi Tahun 2014 ? ”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasikan Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan usia b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan usia kehamilan c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan indikasi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi petugas pada badan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penambah informasi masukan bagi mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin dalam penerapan ilmu yang di dapat selama perkuliahan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSALINAN Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan material dicurahkan oleh suami, keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janinnya. Maryunani, 2010. 1. Definisi Persalinan atau melahirkan adalah proses mendorong janin dan plasenta dari uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkordinasi.Llewellien, 2002 2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan : a. Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu striae, Setelah melewati batas tersebut akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. b. Teori Penurunan Progesterone Terjadinya proses penuaan plasenta pada usia kehamilan 28 minggu, terjadinya penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mulai mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu