Faktor-faktor yang mempengaruhi Induksi Persalinan dengan Oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN OKSITOSIN DI RSUD.PIRNGADI MEDAN

MAHARANI BR GINTING SUKA

145102155

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin di RSUD. Dr.Pirnadi Medan Tahun 2014

ABSTRAK

Maharani Br. Ginting Suka

Latar Belakang: Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi.

Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD.Pirngadi.

Metodologi : Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu 51 sampel penelitian. Tempat penelitian yang dipilih adalah di Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 Analisa data digunakan analisa univariat yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil : Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak seluruh responden berhasil dilakukan induksi persalinan secara spontan, didapatkan sebanyak 21 (41,2%) yang persalinan menjalani secsio caesarea sebanyak 30 (58,8%) persalinan spontan pervaginam. Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diperoleh hanya 30 (58,8%) kasus persalinan spontan pervaginam, sedangkan terdapat 21 (41,2%) kasus yang menjalani persalinan dengan secsio caesarea pada kasus induksi persalinan dengan oksitosin. Pada kasus ini diharapkan instalasi Rumah sakit untuk lebihmeningkatkan jarninan persalinan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan instansi tenaga kesehatan pemerintah yang lainya khususnya dalam penanganan secsio caesarea.


(5)

Factors That Influence Successful Induction of Labor with Oxytocin in hospitals.Dr.PirnadiMedan 2014

ABSTRACT Maharani Br. GintingSuka

Background: Oxytocin stimulates prostaglandin considered causing muscle contractions of the uterus. Complications are important to note in the induction of labor with oxytocin is the rupture of the small opening that accompanied the breakup of vasa previa with bleeding and followed signs of fetal distress, fresh red blood, plolapsus small part of the fetus, especially the cord may also occur.

Objective: Identify the Factors Affecting the successful induction of labor with oxytocin in RSUD.Pirngadi.

Methodology: The study is a descriptive study. The sampling technique is total sampling at 51 sample. The place selected research is the Regional General Hospital in Medan Dr.Pirngadi 2014 Analysis of the data used univariate analysis werepresented in descriptive form.

Results: The results showed that not all respondents successful induction of labor spontaneously, obtained by 21 (41.2%) who underwent secsiocaesarea labor as much as 30 (58.8%) of spontaneous vaginal delivery.

Conclusion: The results of this study showed only 30 (58.8%) cases of spontaneous vaginal delivery, while there were 21 (41.2%) cases were in labor with secsiocaesarea in case of induction of labor with oxytocin. In this case the installation is expected to further improve the hospital jarninan delivery to the community by working closely with government agencies other health personnel especially dalarnsecsio handling caesarea.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi Induksi Persalinan dengan Oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014”. Dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, peneliti banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bentuk moril maupun materi, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak dr. Christoffel L Tobing, M.Ked(OG), Sp.OG selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(7)

5. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan cinta dan kasih sayang serta dukungan moril, materil, dan spritual sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.Kepada adikku tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap karya tulis ini berguna bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua (Amin).

Medan, Juli 2015

Peneliti,

NIM: 145102155


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBARAN PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

1.Tujuan Umum ... 4

2.Tujuan Khusus... 4


(9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan ... 6

1. Definisi ... 6

2. Teori-teori terjadinya persalinan ... 6

3. Tanda-tanda permulaan persalinan... 8

B. Induksi Persalinan ... 9

1. Pengertian induksi persalinan... 9

2. Beberapa alasan mengapa dilakukan tindakan induksi .... 11

3. Keberhasilan induksi pervagina ditentukan oleh beberapa faktor ... 12

C. Oksitosin ... 13

1. Definisi oksitosin... 13

2. Farmakodinamika ... 13

3. Indikasi ... 13

4. Efek samping ... 14

5. Kontra indikasi ... 14

6. Cara kerja oksitosin ... 15


(10)

BAB III KERANGKA PENELITIAN

A.Kerangka Konsep Penelitian ... 17

B.Definisi Operasional ... 18

1. Umur ... 18

2. Usia kehamilan ... 19

3. Indikasi ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi Dan Sampel ... 20

C. Tempat Penelitian ... 21

D. Waktu Penelitian ... 21

E. Metode Pengumpulan Data ... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembahasan ... 22

1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

B. Pembahasan ... 25

1. Umur ... 25

2. Usia Kehamilan ... 26


(11)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 28


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 5.1. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Usia di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 ... 22

TABEL 5.2. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Usia Kehamilan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 ... 23

TABEL 5.3. Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Indikasi di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 ... 24


(13)

DAFTAR GAMBAR


(14)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin di RSUD. Dr.Pirnadi Medan Tahun 2014

ABSTRAK

Maharani Br. Ginting Suka

Latar Belakang: Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi.

Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD.Pirngadi.

Metodologi : Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling yaitu 51 sampel penelitian. Tempat penelitian yang dipilih adalah di Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 Analisa data digunakan analisa univariat yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil : Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak seluruh responden berhasil dilakukan induksi persalinan secara spontan, didapatkan sebanyak 21 (41,2%) yang persalinan menjalani secsio caesarea sebanyak 30 (58,8%) persalinan spontan pervaginam. Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diperoleh hanya 30 (58,8%) kasus persalinan spontan pervaginam, sedangkan terdapat 21 (41,2%) kasus yang menjalani persalinan dengan secsio caesarea pada kasus induksi persalinan dengan oksitosin. Pada kasus ini diharapkan instalasi Rumah sakit untuk lebihmeningkatkan jarninan persalinan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan instansi tenaga kesehatan pemerintah yang lainya khususnya dalam penanganan secsio caesarea.


(15)

Factors That Influence Successful Induction of Labor with Oxytocin in hospitals.Dr.PirnadiMedan 2014

ABSTRACT Maharani Br. GintingSuka

Background: Oxytocin stimulates prostaglandin considered causing muscle contractions of the uterus. Complications are important to note in the induction of labor with oxytocin is the rupture of the small opening that accompanied the breakup of vasa previa with bleeding and followed signs of fetal distress, fresh red blood, plolapsus small part of the fetus, especially the cord may also occur.

Objective: Identify the Factors Affecting the successful induction of labor with oxytocin in RSUD.Pirngadi.

Methodology: The study is a descriptive study. The sampling technique is total sampling at 51 sample. The place selected research is the Regional General Hospital in Medan Dr.Pirngadi 2014 Analysis of the data used univariate analysis werepresented in descriptive form.

Results: The results showed that not all respondents successful induction of labor spontaneously, obtained by 21 (41.2%) who underwent secsiocaesarea labor as much as 30 (58.8%) of spontaneous vaginal delivery.

Conclusion: The results of this study showed only 30 (58.8%) cases of spontaneous vaginal delivery, while there were 21 (41.2%) cases were in labor with secsiocaesarea in case of induction of labor with oxytocin. In this case the installation is expected to further improve the hospital jarninan delivery to the community by working closely with government agencies other health personnel especially dalarnsecsio handling caesarea.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama kehamilan berlangsung dapat terjadi kontraksi ringan pada seluruh rahim, tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut Braxton Hiks. Kontraksi ini lebih lanjut akan menjadi kekuatan untuk persalinan. Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai. (Manuaba, 2009).

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan material dicurahkan oleh suami, keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010).

Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Indikasi dilakukan persalinan induksi yang berasal dari janin yaitu postmaturitas, ketuban pecah dini, dan inkompatibilitas rhesus. Sedangkan faktor dari ibu yaitu intra uterine fetal death (IUFD) dan dari faktor ibu serta janin yaitu preeklamsia berat. (Mansjoer, 2007).

Dampak dari kegagalan His tersebut menyebabkan persalinan lambat dan lama serta menyebabkan terjadi gangguan metabolisme ke arah asidosis dan


(17)

dehidrasi yang memerlukan penanganan sesuai dengan penyebabnya. Bila hanya kekuatan His yang lemah maka dapat dilakukan upaya induksi persalinan dengan metode infus oksitosin. (Manuaba, 2010).

Oksitosin adalah suatu peptida yang dilepaskan dari bagian hipofisis posterior dan biasanya diberikan secara intravena pada saat persalinan. Oksitosin meningkatkan kerja sel otot polos yang diam dan memperlambat konduksi aktivitas elektrik, sehingga mendorong pengerahan serat-serat otot yang lebih banyak per kontraksi dan akibatnya akan meningkatkan kekuatan dari kontraksi yang lemah. (Caldeyro-Barcia et al. 1957).

Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah ketuban pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar, plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi. Terjadi gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri atau solusio plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang terlalu kuat dan sering, sehingga tidak terdapat kesempatan untuk relaksasi otot rahim, akibatnya yaitu, terjadinya partus presipitatus atau partus yang berlangsung dalam waktu 3 jam, yang mengakibatkan hal yang fatal seperti terjadinya persalinan tidak pada tempatnya, terjadi trauma pada janin, trauma jalan lahir ibu yang luas, dan dapat menyebabkan asfiksia. (Manuaba, 2010).

Oksitosin mempunyai sejumlah efek terhadap sistem kardiovaskuler yaitu aliran darah dari uterus terjadi penurunan terutama disebabkan oleh tahanan ekstravaskuler di sekitar pembuluh-pembuluh darah uterus sebagai akibat peningkatan kontraksi rahim. Pada banyak kasus terlihat bahwa tanda-tanda fetal


(18)

distres lebih dijumpai di antara pasien-pasien yang menerima tetesan oxytosin di banding dengan yang persalinannya tanpa stimulasi. (Oxorn dan Forte, 2010).

Peneliti sebelumnya telah dilakukan oleh feni ermawati tahun 2013 yang dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Dr.H.Soewondo Kabupaten Kendal pada tanggal 1 Januari – 31 Maret 2013 didapatkan ibu bersalin normal sebanyak 284 ibu, 66 ibu bersalin dengan diinduksi dan 218 ibu bersalin tanpa diinduksi, dari 66 ibu yang bersalin dengan induksi terdapat 11 bayi yang mengalami asfiksia, 45 bayi tidak mengalami asfiksia dan 10 bayi mengalami IUFD, sedangkan dari 218 ibu bersalin tanpa induksi ada sebanyak 68 bayi yang mengalami asfiksia, dikarenakan persalinan dengan presentasi bokong dan partus macet, dan 150 bayi tidak mengalami asfiksia. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan persalinan induksi oksitosin drip dengan kejadian asfiksisa neonatorun di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2014 ditemukan kasus induksi perssalinan oksitosin dengan jumlah 51.

Berdasarkan survey awal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan Oksitosin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014.”


(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD. Pirngadi Tahun 2014 ? ”.

C. Tujuan 1. Tujuan Umum

Mengidentifikasikan Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan usia

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan usia kehamilan

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.pirngadi medan tahun 2014 berdasarkan indikasi


(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi petugas pada badan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penambah informasi masukan bagi mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin dalam penerapan ilmu yang di dapat selama perkuliahan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. PERSALINAN

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan material dicurahkan oleh suami, keluarga bahkan seluruh anggota masyarakat, demi kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010).

1. Definisi

Persalinan atau melahirkan adalah proses mendorong janin dan plasenta dari uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkordinasi.(Llewellien, 2002)

2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan : a). Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu (striae), Setelah melewati batas tersebut akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

b). Teori Penurunan Progesterone

Terjadinya proses penuaan plasenta pada usia kehamilan 28 minggu, terjadinya penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mulai mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu


(22)

c). Teori Oksitosin Internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior (bagian belakang hipofisis). Perubahan keseimbanganestrogen dan progesteron dapat rnengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

d). Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat mengeluarkan hasil konsepsi.

e). T'eori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus (tanpa batok kepala), sehingga terjadi kelambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973. Pernberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin. Oleh Malpar 1933  Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan yaitu "otak kelinci" hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari hasil percobaan disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Clandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.


(23)

f). Teori iritasi Mekanik

Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus frankenhouser yang terletak dibelakang serviks oleh bagian terbawah janin, sehingga dapat memicu persalinan.(Agustina, 2011)

3. Tanda-tanda permulaan persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara. 2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh karena adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”. 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa


(24)

B. INDUKSI PERSALINAN

1. Pengertian induksi persalinan

Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Indikasi dilakukan persalinan induksi yang berasal dari janin yaitu postmaturitas, ketuban pecah dini, dan inkompatibilitas rhesus. Sedangkan faktor dari ibu yaitu intra uterine fetal death (IUFD) dan dari faktor ibu serta janin yaitu preeklamsia berat. (Mansjoer, 2007).

Indikasi

a. Koriomnionitis b. Kematian janin c. KPD

d. Kehamilan lewat bulan e. Penyakit paru

f. Hipertensi kronis g. Gawat janin h. Preeklamsia i. Eklamsia

Kontra indikasi

a. Letak janin melintang b. Prolaps tali pusat c. Persentasi bokong


(25)

Kondisi khusus

a. Seksio sesarea

b. Penyakit jantung pada ibu c. Kehamilan kembar d. Polihidramion

e. Bagian presentasi janin berada diatas pintu atas panggul f. Hipertensi

g. DJJ abnormal tidak mengharuskan seksio sesarea h. Skor Bishop ≤ 5 (Dutton, 2012)

Induksi persalinan kebanyakan diberikan pada wanita pascamatur, yang definisinya adalah masa kehamilan 42 minggu atau lebih. Masa kehamilan pascamatur tampaknya lebih umum terjadi pada primigravida dan wanita yang sebelumnya belum pernah mengalami kehamilan pascamatur. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa wanita dengan kehamilan lebih dari 42 minggu memiliki tingkat angka kematian yang lebih tinggi. Walaupun tidak semua kehamilan pascamatur bersifat patologis, sejauh ini tidak ada kesepakatan khusus, tentang metode yang aman terhadap pengkajian kehamilan diatas 42 minggu. Penyapuan membran, meliputi lepasnya membran dari segmen uterus bagian bawah selama pemeriksaan vagina secara digital, menginduksi persalinan secara sukses pada kehamilan yang memanjang. Prosedur ini mungkin saja tidak nyaman, tetapi mungkin lebih baik dipertimbangkan daripada pemberian infus oksitosin atau prostaglandin vaginal. Wanita perlu dipersiapkan secara adekuat untuk induksi persalinan sehingga penjelasan yang sesuai harus diberikan sebelum individu tersebut menyetujui pelaksanaan prosedur ini. Beberapa wanita mungkin melihat tetapi mungkin tidak menyadari risiko yang menyertainya. Apabila bidan


(26)

mempunyai hubungan baik dengan ibu, ia dapat menjelaskan metode induksi persalinan yang alami, seperti hubungan seks (prostaglandin, yang terdapat dalam sejumlah besar cairan semen, efektif menimbulkan kematangan pada serviks. Asuhan harus dilakukan jika persalinan diinduksi dengan prostaglandin atau oksitosin untuk mencegah hiperstimulasi uterus. Persalinan yang diinduksi biasanya lebih lama dan dan melibatkan alat-alat persalinan yang lebih banyak, risiko terjadinya PPH meningkat dan kejadian nilai Apgar yang rendah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan spontan. (Jones, 2005).

2. Beberapa Alsan Mengapa Dilakukan Tindakan Induksi

1. Umur kehamilan si ibu melebihi batas waktu perkiraan lahir (HPL), misalnya lebih dari 2 minggu. Induksi disarankan bila janin belum menunjukkan tanda-tanda persalinan melebihi hari perkiraan lahir. Sekarang ini banyak pendapat yang mengatakan adalah hal yang aman jika kehamilan seseorang melebihi 42 minggu.

2. Karena alasan si ibu mengalami pre-eklamsia. Tekanan darah si ibu sangat tinggi dan urin mengandung protein selama kehamilannya.

3. Pertumbuhan bayi terlihat measih terus bertambah sementara gerakan si bayi mulai menurun.

4. Cairan ketuban sudah pecah. Tetapi kontraksi tidak kunjung datang. Kontraksi dilakukan karena ada kemungkinan janin atau rahim si ibu bisa mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang berasal dari vagina (vaginal exam/VE, setelah cairan ketuban pecah hal itu dapat memicu terjadinya infeksi, oleh karena itu peristiwa VE harus diminimalkan dengan cara bayi segera dikeluarkan). (Perdanawati, 2010)


(27)

3 Keberhasilan induksi persalinan per vagina ditentukan oleh berapa faktor :

a. Kedudukan bagian terendah. semakin rendah kedudukan bagian terendah janin Kemungkinankeberhasilan induksi akan semakin besar, oleh karena dapat menekan pleksus franken hauser.

b. Penempatan (Presentasi) Pada letak kepala lebih berhasil dibandingkan dengan kedudukan bokong, kepala lebih membantu pembukaan di bandingkan dengan bokong.

c. Kondisi Serviks

a. Serviks yang kaku, menjurus kebelakang sulit berhasil dengan induksi persalinan

b. Serviks lunak, lurus atau kedepan lebih berhasil dalam induksi. d. Paritas

Di bandingkan dengan primidravida, induksi pada multipara akan lebih berhasil karena sudah terdapat pembukaan.

e. Umur Penderita Dan Umur Anak Terkecil

a. Ibu dengan umur yang relatif tua (diatas 30-35 tahun) dan umur anak terakhir yang lebih dari 5 tahun kurang berhasil

b. Kekuatan serviks menghalangi pembukaan sehingga lebih banyak dikerjakan tindakan oprasi.

f. Umur Kehamilan

Pada kehamilan yang semakin aterm induksi persalinan per vagina akan semakin berhasil. (Mansjoer, 2007).


(28)

C. OKSITOSIN 1. Definisi Oksitosin

Oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. 2. farrmakodinamika

Bentuk sintetik hormon oksitosin. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca persalinan serta pada puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat.Pada dosis rendah menyebabkan kontraksi berirama, tetapi pada dosisi tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu.

3. Indikasi a. Anteparfum

Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan fetus. Dapat digunakan untukinduksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, terapi tambahan pada aborfus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada trimester II

b. postpartum

Oxfocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpatum.(Susanti, 2011)


(29)

4. Efek samping

Pada ibu dapat mengakibatkan reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum, aritmia, afibrinogenemia, nausea, vomiting, kontraksi ventricular prematur,hematoma pelvic, intoksikasi air, kontraksi tetanik dan rupture uteri Pada janin dapat menyebabkan bradikardi, kontraksi ventrikel premature, kerusakan permanent susunan saraf pusat, kematian fetus, perdarahan retina, rendahnya nilai apgar score pada menit ke-5 dan dapat juga mengakibatkan ikterik neonatorum.

5. kontra indikasi

a. Disproporsisefalopelvic

b. Kelainan letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan pervagina, misalnya letak lintang

c. Pada kasus'kasus gawat, dimana lebih baik melakukan tindakan operasi section cesaria

d. Gawat janin

e. Pemakaian terus-menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat f. Kontraksihipertonus

g. Hipersensitif

h. lnduksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam merupakan kontraindikasi, seperti ruptur tali pusat, plasenta previa totalias,vasa previa.(fitrianingsih, 2010)


(30)

6. Cara kerja oksitosin

Peningkatan sensitivitas terhadap oksitosin

Prostagladin (hindari aspirasi)

Kontraksi rahim Mekanisme umpan

balik yang positif Penekanan kepala bayi

pada serviks (refleks ferguson)

stimulasi hipofisis posterior

peningkatan sekresi oksitosin

Skema 1. peranan oksitosin dalam persalinan normal. ( Jordan, 2004)

Awitan persalinan yang normal bergantung pada mekanisme umpan balik yang positif dan dengan mekanisme ini terjadi intensifikasi perubahan inisial hingga proses persalinan berakhir. Singkat nya, penekanan kepala bayi pada servik menyebabkan pelepasan oksitosin yang menstimulasi kontraksi rahim dan selanjutnya kontraksi rahim akan meningkatkan penekanan pada servik yang mengintensifkan pelepasan oksitosin. Lingkaran umpan balik ini terjadi secara berulang sampai bayi dilahirkan.


(31)

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot tersebut tanpa menambah sifat-sifat baru. (Hakimi,2010)

7. Dosis dan cara pemberian

Untuk induksi atau stimulasi persalinan : diberikan infuse intravena per drip dengan dosis I ml (10 unit) dalam 1000 ml cairan steril. Dosis awal harus di ukur berkisar 1- 4 MU/menit. dosis dapat dinaikan bertahap l- 2 MUimenit, dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan (mirip dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan tetesan infuse dan monitoring yang kuat, frekuensi dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi menjadi terlalu kuat, infuse dapat dihentikan secara mendadak sehingga stimulasinya pada otot uterus akan berkurang.(Fitrianingsih, 2010)


(32)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di buat kerangka konsep mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Induksi Persalinan dengan Oksitosin di RSUD.Pirngadi Tahun 2014

Gambar 3.1 kerangka konsep Usia

Usia kehamilan

Indikasi

Keberhasilan induksi persalinan dengan


(33)

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang di amati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. (Hidayat A, 2009)

1. Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat terakhir. (Notoadmodjo,2010)

Pada wanita untuk hamil dan melahirkan adalah antara 20 – 30 tahun, sedangkan kehamilan diatas 35 tahun memiliki resiko tinggi terutama apabila terdapat kelainan bawaan pada ibu dan umur diatas 40 tahun harus di pertimbangkan kehamilannya untuk menghindari terjadinya komplikasi lebih berisiko misalnya penyakit hipertensi, DM, dan eklamsi. Sehingga dalam penanganan persalinannya hanya dapat dilakukan dengan cara sectio caesarea. ( Llyewellyn, 2005).

Kategori umur :

1. < 20 tahun 2. 20-35 tahun 3. >35 tahun


(34)

2. Usia Kehamilan

Usia waktu seoran pertam lebih lama dari usia pembuahan.

Kategori usia kehamilan :

1. < 37 minggu 2. 37-42 minggu 3. > 42 minggu

3. Indikasi

Indikasi adalah petunjuk yang menjadi alasan dilakukannya tindakan langsung atas dasar pertimbangan(Prawirohardjo,2011). Dengan kategori :

1.Panggul Sempit (CPD) 2.Plasenta Previa

3.Letak Lintang 4.KJDK

5.Fetal distress 6.Riwayat Seksio

7.Eklamsia dan preeklamsia 8.KPD


(35)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deksriptif. Yang dimaksud dengan penelitian deksriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendekskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat Jenis penelitian ini dengan menggunakan data sekunder yang di dapat melalui orang lain atau dokumentasi berupa catatan yang di ambil oleh peneliti dimana rancangan ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh induksi persalinan dengan pemberian oksitosin.(Notoatmodjo,2010).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah kasus ibu bersalin yang di induksi dengan pemberian oksitosindengan jumlah 51 kasus yang di dapat berdasarkan kebijakan dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan.

2. Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara Total Sampling. Pemilihan sample dalam penelitian ini adalah seluruh persalinan dengan induksi persalinan dengan oksitosin dengan jumlah 51 orang.


(36)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan diruangan dengan pertimbangan banyaknya dijumpai ibu bersalin dengan tindakan pemberian oksitosin yang sesuai untuk dijadikan sampel penelitian.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai dari april 2015.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data sekunder berupa rekam medik.Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin pimpinan di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan untuk meneliti dengan membuka status pasien dari rekam medik sesuai kebijakan yang berlaku.


(37)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pembahasan

1. Deskripsi lokasi penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi medan merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah sakit ini dikelola pemerintah pusat bersama pemerintah daerah provinsi sumatera utara. Rumah sakit ini terletak di lahan yang luas di pinggiran kota medan indonesia. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi merupakan rumah sakit terakreditas DEPKES RI NO : HK. 00. 06. 3. 5. 738 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Usia di RSUD. Pirngadi Medan

Tahun 2014

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1 <20 tahun 7 13,7

2 20-35 tahun 35 68,7

3 >35 tahun 9 17,6

Jumlah 51 100

Pada tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah usia ibu yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin yang paling banyak terdapat pada 20-35 tahun 35 orang (68,7%) kemudian >35 tahun 9 orang (17,6%) dan paling sedikit <20 tahun 7 orang (13,7%).


(38)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Usia Kehamilan di RSUD. Pirngadi

Medan Tahun 2014

No Usia kehamilan Frekuensi Presentase (%)

1 <37 minggu 9 17,6

2 37-42 minggu 35 68,6

3 >42 minggu 5 9,8

Jumlah 51 100

Pada tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa distribusi status usia kehamilan ibu yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin yang paling banyak terdapat pada 37-42 minggu 35 orang (68,6%) kemudian <37 minggu dengan jumlah 9 orang (17,6%) dan yang paling sedikit >42 minggu 6 orang (11,7%).


(39)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin Berdasarkan Indikasi di RSUD. Pirngadi

Medan Tahun 2014

No Indikasi Frekuensi Presentase (%)

Faktor maternal

1. Eklamsia 10 19,7

2. Preeklamsia 9 17,7

3. KPD 7 13,7

4. Kehamilan lewat bulan 4 7,8 Faktor fetal

1. Fetal distress 6 11,8

2. KJDK 12 23,5

3. Persentase bokong 3 5,8

Jumlah 51 100

Pada tabel 5.3 di atas terlihat bahwa indikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 terbanyak adalah indikasi dari faktor maternal yaitu riwayat eklamsia 10 orang (19,7%) kemudian preeklamsia 9 orang (17,7%) kemudian KPD 7 orang (13,7%) kehamilan lewat bulan 4 orang (7,8%) selain itu dilihat dari faktor fetal yang banyak yakni KJDK 12 (23,5%) fetal distres 6 (11,8%) presentasi bokong 3 (5,8%).


(40)

B. Pembahasan 1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada tabeldapat dilihat bahwa ibu bersalin yang mengalami kasus induksi persalinan dengan oksitosin terjadi pada mayoritas umur 20-35 tahun sebanyak 35 kasus (68,7%) dan minoritas <20 tahun sebanyak 7 kasus (13,7%).

Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20 ± 35 tahun, di bawah dan di atas unrr tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Pada usia muda organ-organ reproduksi seorang, wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembaugan kejiwaan belum matang sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya dirnana hal ini dapat berakibat terjadinya kornplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu clan perinatal. Kehamilan di atas urnur 35 tahun mernpunyai risiko 3 kali lebih besar terjadinya persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan umur di bawah 35 tahun.

Pada wanita untuk hamil dan melahirkan adalah ailtara 20 - 30 tahun, sedangkanKehamilan di atas 35 tahun rnemiliki resiko tinggi tenttama apabila terdapat kelainan bawaan pada ibu dzur umu'diatas 40 tahun harus di pertimbangkan kehamilannya untuh nrenghindari terjadinya komplikasi lebih berisiko rnisalnya penyakit hipertensi, DM, dan eklamsi. selringga dalarn penanganan persalinannya hanya dapat dilakukan dengan cara secsio sesarea. (Llyewellyn. 2005).


(41)

2. Usia kehamilan

seoran pertam lebih lama dari usia pembuahan.

berdasarakan hasil penelitian yang disajiakan pada tabel dapat dilihat bahwa persalinan yang mengalami kasus induksi persalinan dengan oksitosin mayoritas terdapat pada 37-42 minggu 35 orang (68,6%).

3. Indikasi

Indikasi adalah petunjuk yang menjadi alasan dilakukannya tindakan langsung atas dasar pertimbangan (Prawirohardjo,2011).

Dengan kategori :

a. Panggul Sempit (CPD) b.Plasenta Previa

c. Letak Lintang d.KJDK

e. Fetal distress f. Riwayat Seksio

g.Eklamsia dan preeklamsia h.KPD

i. Kehamilan lewat bulan

Berdasarkan hasil yang disajikan di atas terlihat bahwa indikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 mayoritas dari faktor maternal yaitu riwayat eklamsia 10 orang (19,7%). selain itu dilihat dari faktor fetal mayoritas KJDK 12 (23,5%).


(42)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Induksi Persalinan Dengan Oksitosin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirrngadi Kota Medan Tahun 2014, maka diambil kesimpulan bahwa Kasus induksi persalinan dengan oksitosin adalah sebagai berikut :

1. Ibu bersalin yang mengalami kasus induksi persalinan dengan oksitosin terjadi pada mayoritas usia 20 - 35 tahun sebanyak 35 kasus (68,7 %) dan minoritas umur < 20 tahun sebanyak 7 kasus (13,7 %).

2. Usia gestasi ibu dengan induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr. Pirngadi selama tahun 2014 yang terbanyak adalah kehamilan aterm dengan jumlah 9 orang (17,6%) kemudian kehamilan preterm 35 (268,6%) dan kehamilan posterm sebanyak 7 orang (13,7 %).

3. Indikasi induksi persalinan dengan oksitosin di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2014 terbanyak adalah indikasi dari faktor maternal yaitu riwayat eklamsia 10 orang (19,7%), preeklamsia 9 orang (17,7%), KPD 7 orang (13,7%) kemudian kehamilan lewat bulan 4 orang (7,8%) selain itu dilihat dari faktor fetal yang banyak yakni KJDK 12 (23,5%), fetal distress 6 (11,8%), letak bokong 3 (5.8%).


(43)

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan supaya lebih banyak memberi informasi - informasi terbaru mengenai induksi persalinan dengan oksitosin baik dengan secsio sesarea maupun PSP, khususnya kepada ibu – ibu yang ingin bersalin.

2. Bagi rumah sakit

Diharapkan instansi Rumah sakit untuk lebih meningkatkan jaminan persalinan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan instansi tenaga kesehatan pemerintah yang lainya khususnya dalam penanganan induksi persalinan dengan oksitosin.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lanjut yang lebih baik yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang induksi persalinan dengan oksitosinsehingga dapat memperoleh hasil yang lebih sempurna.


(44)

NAMA : MAHARANI BR GINTING SUKA NIM : 145102155

INSTITUSI : D_IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MASTER DATA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN OKSITOSIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

No Rekam

Medik

Indikasi

No Inisial umur usia kehamilan Memakai

Oksitosin

faktor maternal Faktor fetal

eklamsi preekla

msia

KPD KLB fetal distre ss

KJ DK

bokong <2 0 thn 20 -35 th n >3 5 thn <3 7 mg g 37-42 mg g >4 2 mg g Y a Tida k

1. 865655 Ny. T  31 40 

2. 938945 Ny. S  22 38 

3. 935795 Ny. A 24 36  -

4. 935675 Ny.M  40 42 


(45)

6. 933485 Ny. U  31 35 

7. 929895 Ny. K  38 35 

8. 926555 Ny. C  22 36 

9. 929555 Ny. I 26 39 

10. 923564 Ny. H  34 38  

11. 928067 Ny. I 24 43  

12. 940207 Ny.M 26 37  

13. 920218 Ny. A 19 ฀  

14. 921337 Ny. N 32 36  

15. 943997 Ny. T  32 32 

16. 540316 Ny. U 31 40  

17. 928044 Ny. S 19 36  

18. 926904 Ny. H  26 39 

19. 934184 Ny.W  43 40 

20. 858924 Ny. D  38 40 


(46)

21. 940214 Ny.M  27 40 

22. 941894 Ny. C  32 36 

23. 934774 Ny. A 26 43  

24. 940943 Ny. K  24 40 

25. 940033 Ny. L  27 40 

26. 934893 Ny. O 27 40

27. 933163 Ny. N  22 42

mg g 3 har

i 

28. 922933 Ny. J  39 30 

29. 928423 Ny. D 27 38  

30. 925853 Ny. R  31 43 

31. 931032 Ny. V  25 38 

32. 933402 Ny. E  25 40 


(47)

33. 929872 Ny. A  32 40 

34. 924902 Ny.W  19 38 

35. 927922 Ny. S 29 40  

36. 793322 NY. L 28 40  

37. 917052 Ny. V  34 40 

38. 870461 Ny. K  25 40 

39. 946341 Ny. I 25 39  -

40. 884571 Ny. N  29 36 

41. 931031 Ny. S  36 41 

42. 933421 Ny. H 26 40  

43. 927121 Ny. T  30 42 

44. 928280 Ny. Y  21 38 

45. 931990 Ny. P  34 39 

46. 932590 Ny. U  23 40 


(48)

47. 916740 Ny. I  27 38 

48. 918340 Ny. S  18 28 

49. 905230 Ny.M 23 42  

50. 883160 Ny. K  32 40 

51. 923460 Ny. T  22 39 

52. 932220 Ny. D  26 41 

53. 915760 Ny. J  25 40 

54. 911580 Ny. C  30 40 

55. 944096 Ny. L  23 39 

56. 920268 Ny. B  20 39 

57. 935777 Ny. R  23 39 

58. 914319 Ny. I 40 40  

59. 931949 Ny. T  17 34


(49)

60. 944357 Ny. D  33 42 mg g 2 har

i 

61. 938836 Ny. O  40 38 

62. 934369 Ny.M 31 40  

63. 940209 Ny. P  34 38 

64. 935377 Ny. N 24 42  

65. 940559 Ny. E 25 32  

66. 935339 Ny. H  22 40 

67. 935099 Ny. G  27 36 

68. 945692 Ny. N 19 38  

69. 935820 Ny.W  25 40 

70. 917722 Ny. S  20 37 


(50)

72. 938592 Ny. A  24 38 

73. 938162 Ny. K  20 40 

74. 916852 Ny. U  25 42 


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Benson, Ralph, Martin L.Pernol, 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Datta, Misha,2005. Rujukan Cepat Obstetri Ginekologi.Jakarta : Buku KedokteranEGC

Liu, david,2008. Manual Persalinan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Llewellyn, Derek, 2005. Setiap Wanita. Jakarta : DelaPratasa

Machhfoedz, Ircham, 2009. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Methodologi Penelitian.

Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Moctar, Rustam, 2012. Sinopsis obstetrik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : RinekaCipta2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta :PT Bina Pustaka

Pritchard, Paul,dkk,2005.Obstetri William. Surabaya:Airlangga University Pers

Varney, Hellen,2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Winkjoasastro, Hanifa 2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

http://www.ensiklopedia.id. karyailmiah/documents 3185.pdfHubungan Antara Persalinan Induksi Oksitosin Drip Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum


(52)

(53)

(54)

(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maharani br Ginting Suka Tempat /Tgl Lahir : Medan, 06 Agustus 1993 Agama : Kristen

Alamat : Rantau Prapat

Riwayat Pendidikan 2000-2005 : SD Negeri 114360 Suhud

2005-2008: SMP Swasta RK Bintang Timur Rantau Prapat

2008-2011 : SMA Swasta Cahaya Medan


(1)

72. 938592 Ny. A  24 38  

73. 938162 Ny. K  20 40 

74. 916852 Ny. U  25 42 


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Benson, Ralph, Martin L.Pernol, 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Datta, Misha,2005. Rujukan Cepat Obstetri Ginekologi.Jakarta : Buku KedokteranEGC

Liu, david,2008. Manual Persalinan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Llewellyn, Derek, 2005. Setiap Wanita. Jakarta : DelaPratasa

Machhfoedz, Ircham, 2009. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Methodologi Penelitian.

Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Moctar, Rustam, 2012. Sinopsis obstetrik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : RinekaCipta2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta :PT Bina Pustaka

Pritchard, Paul,dkk,2005.Obstetri William. Surabaya:Airlangga University Pers

Varney, Hellen,2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Winkjoasastro, Hanifa 2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

http://www.ensiklopedia.id. karyailmiah/documents 3185.pdfHubungan Antara


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maharani br Ginting Suka Tempat /Tgl Lahir : Medan, 06 Agustus 1993

Agama : Kristen

Alamat : Rantau Prapat

Riwayat Pendidikan 2000-2005 : SD Negeri 114360 Suhud

2005-2008: SMP Swasta RK Bintang Timur Rantau Prapat

2008-2011 : SMA Swasta Cahaya Medan