PEMAKAIAN ULANG REUSE LIPOZYME

37 ini mungkin diakibatkan oleh terdeaktivasinya enzim lipase pada suhu tinggi sehingga mampu menurunkan yield biodiesel. Begitu juga pada penambahan biokatalis akan menghasilkan yield yang lebih besar karena semakin banyak jumlah biokatalis maka semakin cepat pula reaksi transesterifikasi terjadi dengan baik. Plot kontur pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa jika suhu reaksi dipertahankan ≤ 45 o C dan jumlah biokatalis dinaikkan dengan jumlah maksimal 30, maka mampu meningkatkan yield produk biodiesel. Pada saat suhu reaksi dinaikkan dan jumlah biokatalis dipertahankan tetap, terlihat bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi yield bahkan terjadi penurunan yield. Antczak et al. 2009 menyatakan bahwa suhu optimum lipase amobil tergantung pada stabilitas lipase, jenis pelarut dan jenis alkohol [44]. Jeong dan Park 2008 melakukan proses transesterifikasi dengan suhu reaksi antara 25 °C-55 °C dan menemukan suhu reaksi optimum menjadi 40 °C [45]. Chen et al 2006 melaporkan bahwa hasil yield biodiesel meningkat mencapai maksimum 87 ketika suhu reaksi meningkat dari 30 sampai 40 °C dan kemudian menurun ketika suhu reaksi telah meningkat 40-70 °C selama yield minyak jelantah menjadi metil ester menggunakan Lipozyme RM IM [46]. Dizge dan Keskinler 2008 melaporkan bahwa hasil yield biodiesel meningkat mencapai maksimum 85,8 ketika suhu reaksi meningkat dari 30 sampai 40 °C dan kemudian menurun ketika suhu reaksi telah meningkat 40-70 °C saat mengkonversi minyak canola untuk metil ester menggunakan Lipozyme TL [47]. Untuk bahan baku berupa CPO yang digunakan dalam penelitian ini bila dilihat dari gambar 4.3, temperatur optimum untuk kerja Lipozyme sesungguhnya adalah ≤ 45 o C.

4.3 PEMAKAIAN ULANG REUSE LIPOZYME

Metanol yang digunakan sebagai aseptor asil dapat mendenaturasi aktivitas enzim karena metanol yang memiliki gugus OH dapat menyerang hydrogen bone yang terkandung di dalam enzim lipase yang digunakan sebagai biokatalis. Selain itu, dengan menggunakan metanol sebagai aseptor asil akan menghasilkan produk samping berupa gliserol yang dapat memblok sisi aktif enzim sehingga dalam pemakaian ulang enzim akan menghasilkan kualitas produk biodiesel yang semakin menurun. Lee et al. 2002 melaporkan bahwa penambahan metanol secara bertahap 38 mengurangi penghambatan lipase dan mencapai 85 hasil konversi setelah 8 siklus [48]. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dibuktikan pada gambar 4.5 berikut ini: Gambar 4.5 Hubungan Jumlah Pemakaian Terhadap Perolehan Yield Biodiesel Pada gambar 4.5 dilihat bahwa yield biodiesel mengalami penurunan dari pemakaian awal enzim pertama hingga pemakaian ulang enzim ke empat. Seperti dilaporkan oleh peneliti lain, penurunan aktivitas enzim mungkin karena interaksi menurun antara lipase dan substrat, sedangkan penggunaan ulang enzim dalam reaksi tanpa menghilangkan gliserol dari sistem dapat menghambat interaksi antara substrat dan lipase [49]. Dalam penelitian ini tidak digunakan treatment terhadap pemakaian ulang enzim dan hanya melakukan pemisahan dengan cara memisahkan enzim menggunakan kertas saring sehingga kemungkinan gliserol masih tersisa di enzim tersebut untuk digunakan kembali. Souza et al. 2012, menggunakan minyak kedelai sebagai bahan baku dan etanol sebagai aseptor asil dan dengan rasio molar 1:3 pada suhu reaksi 50 o C selama 4 jam dan biokatalis Lipozyme sebanyak 5, memperoleh yield biodiesel sebesar 29 dan persen penurunan yield sebesar 68,97 dengan 2 kali penggunaan ulang [50], sedangkan pada penelitian ini yang menggunakan metanol sebagai aseptor asil dan dengan rasio molar 1:3 pada suhu 45 o C selama 15 jam memperoleh yield biodiesel sebesar 79,482 dalam 4 kali penggunaan ulang dan pada penggunaan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Y ie ld Pemakaian Ulang Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 I IV III II 39 ulang enzim ke IV diperoleh yield sebesar 11,467, persen penurunan yield yang diperoleh lebih kecil yaitu 68,015 .

4.4 ANALISIS AKTIVITAS ENZIM LIPOZYME

Dokumen yang terkait

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

3 49 93

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 86 67

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3- Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6]

8 102 88

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3-Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6])

0 49 85

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

1 11 93

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 0 2

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 0 14

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 6

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 14