Pada Fase Generatif Tanaman Masak Panen Buah

10. P tersedia tanah Pengukuran kadar P tersedia tanah dengan cara ekstraksi dengan 0.03 N NH 4 F dan 0.025 N HCL metoda Bray II dan N total tanah dengan metode Kjeldahll. 11. Analisis kadar N dan P jaringan tanaman Bagian tanaman batang, daun dikering ovenkan pada suhu 70 C selama 48 jam, selanjutnya digiling halus. Kadar hara N dan P tanaman dianalisi dengan menggunakan metoda destruksi basah menggunakan H 2 SO 4 dan H 2 O 2 untuk P tanaman menggunakan alat Spectrofotometer dan untuk N tanaman menggunakan metode Kjeldhall.

B. Pada Fase Generatif Tanaman Masak Panen Buah

1. Jumlah polong buahpot dan berat polong kering gpot. Hasil tanaman dipanen setelah biji matang ditandai dengan 90 polong telah berwarna coklat, daun telah gugur dan batang sudah mengering. Jumlah polong yang terbentuk dihitung untuk masing-masing perlakuaan kemudian ditimbang beratnya. 2. Berat biji kering gpot Hasil biji ditimbang untuk setiap perlakuan. 3. Persentase infeksi akar oleh mikoriza Persentase infeksi akar diukur dengan melihat akar yang terinfeksi oleh mikoriza. Derajat infeksi mikoriza menyatakan pengukuran persentase akar yang terinfeksi atau sebagai indikator eksistensi mikoriza pada akar Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 tanaman. Preparasi contoh akar yang akan diamati dilakukan dengan penjernihan secara dingin di dalam larutan KOH 10 selama 24 jam, dan kemudian pewarnaan dengan acid fuchsin 0.1 dalam lactofenol secara dingin direndam selama lebih dari 24 jam Kormanik dan Mc. Graw 1982. Sedangkan persentase derajat infeksi akar ditentukan menurut prosedur visual dari Geovanetti dan Mosse 1980. Contoh akar yang diamati diambil secara acak dari dua pertiga bagian akar yang terletak di bagian bawah dan pengamatan dilakukan terhadap akar tanaman yang mempunyai diameter lebih kecil dari 2.0 mm. Derajad infeksi = pengamatan jumlah akar yang terinfeksi x 100 total akar yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Beberapa Sifat Tanah Gambut Sifat-sifat tanah gambut yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pH, DHL, C, CN, N-total, dan P tersedia tanah. Hasil pengukuran terhadap sifat-sifat tersebut disajikan pada Lampiran 12, Lampiran 14, Lampiran 16, Lampiran 18, Lampiran 20, dan Lampiran 22. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada lampiran 13, Lampiran 15, Lampiran 17, Lampiran 19, Lampiran 21, dan Lampiran 23. Kemasaman pH Tanah dan DHL Tanah Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 13 dan 15 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap pH tanah dan nyata terhadap DHL tanah. Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap pH tanah dan DHL tanah disajikan pada Tabel 3. 67 Tabel 3. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap pH Tanah dan DHL Tanah Perlakuan pH Tanah DHL Tanah A0 = kontrol 4.14 AB 5.50 abcd A1 = kapur 5.52 D 3.25 a A2 = lumpur laut 3.57 A 8.50 e A3 = kapur+lumpur laut 4.56 BC 7.00 de A4 = Bradyrhizobium 4.30 ABC 5.25 abcd A5 = mos 4.11 AB 5.50 abcd A6 = mikoriza isolat tanah gambut 4.28 ABC 4.50 abcd A7 = mikoriza isolat tanah mineral 4.06 AB 5.00 abcd A8 = Bradyrhizobium+mos 4.09 AB 6.75 cde A9 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 4.25 ABC 4.25 abc A10 = mos+mikoriza isolat tanah gambut 4.06 AB 6.00 bcde A11 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut 5.09 CD 3.75 ab A12 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 4.16 BC 4.00 ab Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada P .05 dan P0.1 Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap parameter pH tanah adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan pH tanah tertinggi 5.52 dengan peningkatan pH tanah sebesar 33.33 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isalat tanah gambut A11 yang menghasilkan pH tanah 5.09, dengan peningkatan pH tanah 23 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A1. A3 A4, A6, A9 dan A12. Pada Perlakuan lumpur laut A2 cenderung terjadi penurunan pH tanah yang menghasilkan pH tanah 3.57, dengan penurunan pH tanah masing- masing 13.77 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0. Untuk DHL tanah dari Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap penurunan DHL tanah adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 menghasilkan DHL terendah 3.25 mmhoscm dengan penurunan DHL tanah sebesar 40.91 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua terhadap penurunan DHL tanah adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut A11 menghasilkan DHL tanah 3.75 mmhoscm dengan penurunan DHL tanah 31.82 lebih rendah dari perakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A0, A1, A4, A5, A6, A7, A9, A10 dan A12. Pada Perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 A3 dan perlakuan lumpur laut A2 cenderung terjadi peningkatan DHL tanah yang menghasilkan DHL tanah masing-masing 7.00 mmhoscm dan 8.50 mmhoscm, dengan peningkatan DHL tanah masing-masing 27.27 , 54.55 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. C Organik Tanah, CN Tanah, N Total Tanah dan P Tersedia Tanah Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 17, 19, 22 dan 23 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap C organik tanah, CN tanah, N total tanah dan P tersedia tanah. Pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap C organik tanah, CN tanah, N total tanah dan P tersedia tanah disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 4. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap C-Organik Tanah dan CN Tanah Perlakuan C-Organik Tanah CN Tanah A0 = kontrol 6.48 19.12 A1 = kapur 5.00 16.83 A2 = lumpur laut 5.69 31.67 A3 = kapur+lumpur laut 5.00 21.54 A4 = Bradyrhizobium 5.14 19.35 A5 = mos 4.63 19.62 A6 = mikoriza isolat tanah gambut 6.95 22.24 A7 = mikoriza isolat tanah mineral 6.13 26.49 A8 = Bradyrhizobium+mos 5.22 17.88 A9 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 6.55 18.28 A10 = mos+mikoriza isolat tanah gambut 3.76 19.59 A11 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut 5.18 13.99 A12 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 6.05 16.76 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 5. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap N Total Tanah dan P Tersedia Tanah Perlakuan N Total Tanah P Tersedia Tanah ppm A0 = kontrol 5.00 137.50 A1 = kapur 6.47 153.00 A2 = lumpur laut 5.69 93.00 A3 = kapur+lumpur laut 6.48 147.00 A4 = Bradyrhizobium 5.14 74.00 A5 = mos 4.63 134.00 A6 = mikoriza isolat tanah gambut 6.95 147.00 A7 = mikoriza isolat tanah mineral 6.13 81.00 A8 = Bradyrhizobium+mos 5.22 148.00 A9 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 6.55 113.00 A10 = mos+mikoriza isolat tanah gambut 3.76 152.50 A11 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut 5.18 178.50 A12 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 6.05 161.00 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Serapan Hara Tanaman Kedelai Analisis serapan hara dalam penelitian ini adalah serapan N tanaman, dan serapan P tanaman. Hasil pengukuran terhadap serapan N tanaman dan serapan P tanaman disajikan pada Lampiran 24 dan Lampiran 26. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 25 dan Lampiran 27. Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 25 dan Lampiran 27 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap serapan N tanaman dan serapan P tanaman. Pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap serapan N tanaman dan serapan P tanaman disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Serapan Hara N dan P Tanaman Perlakuan Serapan N Tanaman Serapan P Tanaman A0 = kontrol 492.75 45.45 A1 = kapur 773.20 65.15 A2 = lumpur laut 199.85 13.55 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 A3 = kapur+lumpur laut 323.55 28.95 A4 = Bradyrhizobium 578.25 48.45 A5 = mos 496.40 48.65 A6 = mikoriza isolat tanah gambut 584.90 54.20 A7 = mikoriza isolat tanah mineral 557.05 54.25 A8 = Bradyrhizobium+mos 700.10 51.10 A9 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 366.40 63.10 A10 = mos+mikoriza isolat tanah gambut 545.30 57.40 A11 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut 584.10 86.85 A12 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 727.35 74.30 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kedelai Parameter pertumbuhan vegetatif yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman umur 2 minggu setelah tanam, 3 minggu setelah tanam, 4 minggu setelah tanam dan 5 minggu setelah tanam, diameter batang umur 5 minggu setelah tanam, berat tajuk kering dan berat akar kering. Hasil pengukuran terhadap parameter-parameter tersebut disajikan pada Lampiran 28, Lampiran 30, Lampiran 32, Lampiran 34, Lampiran 36, Lampiran 38 dan Lampiran 40, sedangkan sidik ragamnya disajikan pada lampiran 37, Lampiran 39, Lampiran 41, Lampiran 43, Lampiran 45, Lampiran 47 dan Lampiran 49. Tinggi Tanaman dan Diameter Batang Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 29 dan Lampiran 31 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 minggu setelah tanam dan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang umur 5 minggu setelah tanam. Pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap tinggi tanaman umur 5 minggu setelah tanam dan diameter batang umur 5 minggu setelah tanam disajikan pada Tabel 7. Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 7. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Tinggi Tanaman Umur 5 Minggu Setelah Tanam dan Diameter Batang Umur 5 Minggu Setelah Tanam Perlakuan Tinggi Tanaman Umur 5 Minggu Setelah Tanam cm Diameter Batang Umur 5 Minggu Setelah Tanam mm A0 = kontrol 81.25ab 0.23 A1 = kapur 128.25 e 0.36 A2 = lumpur laut 71.50 a 0.19 A3 = kapur+lumpur laut 86.00 abc 0.21 A4 = Bradyrhizobium 107.25 bcde 0.24 A5 = mos 111.50 cde 0.26 A6 = mikoriza isolat tanah gambut 119.00 de 0.24 A7 = mikoriza isolat tanah mineral 118.75 de 0.26 A8 = Bradyrhizobium+mos 113.50 cde 0.27 A9 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 116.25 de 0.28 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 A10 = mos+mikoriza isolat tanah Gambut 93.50 abcd 0.24 A11 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza solat tanah gambut 119.00 de 0.32 A12 = Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 118.75 de 0.31 Tabel 7 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap parameter tinggi tanaman umur 5 MGST adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan tinggi tanaman tertinggi 128.25 cm dengan peningkatan tiinggi tanaman sebesar 49.13 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isalat tanah gambut A11 yang menghasilkan tinggi tanaman 119.00 cm, dengan peningkatan tinggi tanaman 46.46 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10 dan A12. Pada Perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut tanpa kapur A2 cenderung terjadi penurunan tinggi tanaman yang menghasilkan tinggi tanaman masing-masing 86.00 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 cm dan 71.5 cm, dengan penurunan tinggi tanaman masing-masing lebih rendah 5.85 dan 12..31 dari perlakuan kontrol A0. Berat Tajuk Kering dan Berat Akar Kering Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 39 dan Lampiran 41 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap berat tajuk kering dan berat akar kering. Pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan terhadap berat tajuk kering dan berat akar kering disajikan pada Tabel 8. Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 8. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Berat Tajuk Kering dan Berat Akar Kering Perlakuan Berat Tajuk Kering g Berat Akar Kering g A0 = kontrol 10.85 0.95 A1 = kapur 17.15 2.85 A2 = lumpur laut 4.45 0.30 A3 = kapur+lumpur laut 8.55 0.70 A4 = Bradyrhizobium 15.05 1.35 A5 = mos 12.80 1.40 A6 = mikoriza isolat tanah gambut 14.30 1.70 A7 = mikoriza isolat tanah mineral 12.60 1.65 A8 = Bradyrhizobium+mos 15.75 1.40 A9 = Bradyrhizobium+mos 11.30 1.55 A10 = Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 12.50 1.45 A11= Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut 15.55 2.00 A12= Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral 15.15 1.80 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Pertumbuhan Generatif Tanaman Kedelai Parameter pertumbuhan generatif yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah polongpot, berat polong keringpot, dan berat biji keringpot. Hasil pengukuran terhadap parameter-parameter tersebut disajikan pada Lampiran 42, Lampiran 44 dan Lampiran 46. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 43, Lampiran 45 dan Lampiran 47. Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 43, Lampiran 45 dan Lampiran 47 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh nyata terhadap jumlah polongpot dan , dan berat biji keringpot sedangkan terhadap berat polong keringpot berpengaruh sangat nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap jumlah polongpot, berat polong keringpot , dan berat biji keringpot disajikan pada Tabel 9. Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 9. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Jumlah PolongPot, Berat Polong KeringPot dan Berat Biji KeringPot Perlakuan Jumlah Polong buah pot Berat Polong Kering gpot Berat Biji Kering gpot A0 = kontrol 22.50 abc 12.50 AB 8.40 ab A1 = kapur 50.00 e 21.15 C 16.40 c A2 = lumpur laut 15.50 a 6.55 A 4.60 a A3 = kapur+lumpur laut 22.50 ab 11.55 AB 4.80 a A4 = Bradyrhizobium 34.00 bcd 16.55 BC 11.95 bc A5 = mos 36.50 cde 15.50 BC 11.00 bc A6 = mikoriza isolat tanah gambut 38.50 de 13.55 ABC 9.30 ab A7 = mikoriza isolat tanah mineral 37.00 cde 10.75 AB 9.25 ab A8 = Bradyrhizobium+ mos 26.00 abcd 12.05 AB 8.05 ab A9 = Bradyrhizobium+ mikoriza isolat 32.50 bcd 14.10 BC 9.90 ab Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 tanah gambut A10 = mos+mikoriza isolat tanah gambut 29.00 abcd 16.55 BC 9.10 ab A11 = Bradyrhizobium+ mos + mikoriza isolat tanah gambut 40.50 de 17.45 BC 12.25 bc A12 = Bradyrhizobium+ mos+mikoriza isolat tanah mineral 39.00 de 16.65 BC 12.05 bc Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada P.05 dan P.0.01 Tabel 9 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap parameter jumlah polongpot adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan jumlah polong 50 buahpot dengan peningkatan sebesar 122.22 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut A11 yang menghasilkan jumlah polong 40.50 buahpot, dengan peningkatan jumlah polongpot 80 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A1, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10 dan A12. Pada Perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut tanpa kapur A2 cenderung terjadi penurunan jumlah polongpot yang menghasilkan jumlah Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 polong masing-masing 20 buahpot dan 15 buahpot dengan penurunan jumlah polongpot masing-masing lebih rendah 11.11 dan 33.33 dari perlakuan kontrol A0. Untuk parameter berat polong keringpot dari Tabel 9 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan berat polong kering 21.15 gpot dengan peningkatan berat polong keringpot 72 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah mineral A11 yang menghasilkan berat polong kering 17.45 gpot dengan peningkatan berat polong keringpot 39.60 lebih tinggi dari kontrol A0 namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A0, A1, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10 dan A12. Pada Perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut tanpa kapur A2 cenderung terjadi penurunan berat polong kering pot yang menghasilkan berat polong kering masing-masing 11.55 gpot dan 6.55 gpot, dengan penurunan berat polong keringpot masing-masing 8.23 dan 47.60 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0. Untuk parameter berat biji keringpot dari Tabel 9 terilihat bahwa perlakuan unggulan pertama adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 menghasilkan berat biji kering tertinggi yaitu 16.40 gpot atau 0.98 tonha dengan peningkatan produksi 95.24 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 kedua adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut A11 menghasilkan berat biji kering 12.25 gpot atau 0.74 tonha dengan peningkatan produksi 45.83 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0 , namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A0, A1, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10 dan A12. Pada perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut A2 cenderung terjadi penurunan berat biji keringpot yang menghasilkan berat biji kering masing-masing 4.80 gpot atau 0.29 tonha dan 4.60 gpot atau 0.28 tonha dengan penurunan berat biji keringpot masing-masing 42.86 dan 45.24 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Infektivitas Bradyrhizobium dan Mikoriza Parameter infektivitas mikroba yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah bintil akarpot, dan derajat infeksi mikoriza. Hasil pengukuran terhadap parameter-parameter tersebut disajikan pada Lampiran 48 dan Lampiran 50. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 49 dan Lampiran 51. Hasil analisis sidik ragam uji F Lampiran 49 dan Lampiran 51 pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bintil akar, dan derajat infeksi mikoriza. Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa jenis bahan perbaikan tanah terhadap jumlah bintil akar, dan derajat infeksi mikoriza disajikan pada Tabel 10. Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 10. Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah Terhadap Jumlah Bintil Akar dan Derajat Infeksi Mikoriza Perlakuan Jumlah Bintil Akar buahpot Derajat Infeksi Mikoriza A0 = kontrol 43.00 AB 30.00 A A1 = kapur 131.00 BC 96.00 B A2 = lumpur laut 1.50 A 10.00 A A3 = kapur+lumpur laut 2.00 A 17.00 A A4 = Bradyrhizobium 98.50 BC 20.00 A A5 = mos 55.00 AB 27.00 A A6 = mikoriza isolat tanah gambut 64.50 ABC 80.00 B A7 = mikoriza isolat tanah mineral 59.50 ABC 85.00 B A8 = Bradyrhizobium+mos 106.00 BC 25.00 A A9 =Bradyrhizobium+mikoriza isolat tanah gambut 80.00 ABC 86.00 B A10 = mos mikoriza isolat tanah 43.00 AB 85.00 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 gambut A11 = Bradyrhizobium+mos+ mikoriza isolat tanah gambut 154.50 C 99.00 B A12 = Bradyrhizobium+ mos+ mikoriza isolat tanah mineral 112.00 BC 97.00 B Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada P .01 Tabel 10 terlihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap jumlah bintil akar adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut A11 yang menghasilkan jumlah bintil akar tertinggi 154.50 buahpot dengan peningkatan jumlah bintil akar 259.30 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua terhadap jumlah bintil akarpot adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan jumlah bintil akar 131pot dengan peningkatan jumlah bintil akarpot sebesar 204.65 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A0, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11 dan A12. Pada perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut A2 cenderung terjadi penurunan jumlah bintil akar yang menghasilkan jumlah bintil akar masing-masing 2 buahpot Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 Nurhayati : Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah, 2008 USU Repository © 2008 dan 1.50 buahpot dengan penurunan jumlah bintil akarpot masing-masing 95.35 dan 96.51 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0. Untuk parameter derajat infeksi mikoriza dari Tabel 10 terilihat bahwa perlakuan unggulan pertama terhadap derajad infeksi akar adalah perlakuan inokulasi gabungan Bradyrhizobium+mos+mikoriza isolat tanah gambut A11 yang menghasilkan derajad infeksi akar tertinggi 99 dengan peningkatan derajat infeksi akar 230 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0. Perlakuan unggulan kedua terhadap derajad infeksi akar adalah perlakuan pemberian kapur dolomit A1 yang menghasilkan derajat infeksi akar 96 dengan peningkatan derajat infeksi akar sebesar 220 lebih tinggi dari perlakuan kontrol A0, namun tidak berbeda nyata pula dengan perlakuan A6, A7, A9 A10, A11 dan A12. Pada perlakuan kombinasi lumpur laut+kapur dolomit A3 dan perlakuan lumpur laut A2 cenderung terjadi penurunan derajat infeksi akar yang menghasilkan derajat infeksi akar masing- masing 17 dan 10 dengan penurunan derajat infeksi akar masing-masing

43.33 dan 66.67 lebih rendah dari perlakuan kontrol A0.