Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
communication yang lebih dikenal sebagai Jaringan Metro Ethernet. Dilihat dari defenisi kalimatnya, Jaringan Metro Ethernet ini merupakan teknologi Ethernet
yang diimplementasikan pada Metroplitan Area Network MAN. Perusahaan- perusahaan besar ataupun instansi-instansi pemerintahan dapat emnggunakan
teknologi jaringan MEN ini untuk menghubungkan kantor-kantor cabang mereka yang ada di luar kota yang jaraknya jauh ke dalam sistem intranet yang ada.
Kelemahan yang dimiliki oleh Ethernet ini adalah rentan terhadap collusion, apabila collusion ini benar-benar terjadi kemungkinan data yang
dikirim ke computer sumber tidak akan terkirim ke computer tujuan. Selain itu Ethernet ini rentan terhadap electromagnetic interface EMI.
3.4 Metro Ethernet
Pada area jaringan metro saat ini tumbuh dan berkembang beberapa teknologi yang memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kehadiran
teknologi-teknologi baru ini menyebabkan operator memiliki berbagai alternatif pilihan untuk implementasi teknologi Next Generation Network NGN di area
metro. Beberapa teknologi yang berkembang di jaringan metro dan mendukung konsep NGN, salah satunya adalah Teknologi Metro Ethernet
[6]
. Pada awalnya Ethernet digunakan dalam teknologi akses, menyediakan
akses internet atau network. Sampai saat ini kondisi tersebut masih berjalan tetapi standar ethernet dikembangkan untuk mampu melayani layanan data pada
jaringan transport. Fungsi-fungsi layanan pada teknologi Ethernet sebagai jaringan transport merupakan hasil pengmbangan yang terus-menerus. Fokus
utama dari tren teknologi Metro Ethernet adalah pada TDM based.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
3.4.1 Defenisi Metro Ethernet
Jaringan Metro Ethernet umumnya didefinisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga menghubungkan
LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan
Ethernet sebagai core protocol dan aplikasi broadband
[7]
. Metro Ethernet sebenarnya sama dengan Ethernet atau Fast Ethernet pada
Local Area Network LAN tetapi perbedaannya adalah LAN hanya pada satu gedung sedangkan Metro Ethernet ini adalah untuk menghubungkan dua LAN
pada gedung yang berbeda. Sehingga Metro Ethernet dapat digabungkan menjadi kelompok WAN walaupun pada mulanya adalah teknologi LAN.
Arsitektur Jaringan Metro Ethernet
Arsitektur Metro Ethernet Network MEN dibagi menjadi 3 layer,seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Arsitektur Jaringan Metro Ethernet
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
Adapun ketiga layer tersebut, yaitu :
1. Ethernet Services Layer ETH layer, berfungsi untuk mengatur segala
macam urusan berkaitan dengan frame ethernet. 2.
Transport Services Layer TRAN layer, berfungsi untuk mengurus konektivitas antar layer ETH. Dengan kata lain, layer ini bertugas untuk
mengurus transmisi frame ethernet dari layer atasnya. Teknologi yang bisa digunakan untuk layer TRAN : IEEE 802.3 PHY, IEEE 802.1 bridged networks,
SONETSDH High OrderLow Order path networks, ATM VC, OTN ODUk, PDH DS1E1, MPLS LSP, dll. Dengan kata lain, MEN tidak terus-menerus
menggunakan transport ethernet. MEN dapat menumpang SDH yang sudah ada, menggunakan IP MPLS, murni ethernet, ataupun di atas DWDM.
3. Application Services Layer APP layer, berfungsi untuk mendukung layanan
aplikasi yang akan dibawa oleh frame ethernet dari MEN. Aplikasi di sini bukanlah layer aplikasi OSI, macam HTTP dsb. Layanan aplikasi adalah layanan
yang akan dibawa oleh MEN. Contohnya : IP, E1, MPLS. Yang berpotensi membingungkan adalah, jenis layanan aplikasi yang dibawa oleh MEN ternyata
bisa juga menjadi layer TRAN. Misalnya, MEN digunakan untuk membawa MPLS, sementara MEN nya sendiri berjalan di atas IP MPLS tapi kedua MPLS
tersebut berbeda.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
Pemetaan ketiga layer MEN di atas ke layer TCPIP ditunjukkan pada Gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2 Pemetaan Layer MEN ke layer TCPIP Adapun arsitektur Jaringan Metro Ethernet menggunakan Switch Alcatel
Lucent 7450 dan Router Alcatel Lucent 7750 sebagai perangkat yang dipakai PT TELKOM Medan untuk Jaringan Metro Ethernet dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Arsitektur Jaringan Metro Ethernet dengan Switch dan Router Alcatel Lucent
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
3.4.3 Layanan yang ditawarkan Metro Ethernet Metro Ethernet Services
Metro Ethernet Forum MEF mendefinisikan ada tiga layanan dasar Ethernet, yaitu:
1. Tipe Ethernet Line E-Line, digunakan untuk layanan point-to-point sehingga disebut E-line. Secara sederhana, seperti pada Gambar 3.4 E-Line
menyediakan bandwidth simetris dua arah. E-Line dapat digunakan untuk membuat layanan yang serupa dengan Frame Relay ataupun Virtual Leased Line.
Hal ini dapat dicapai dengan mengatur jaminan parameter performansinya saja, seperti CIR, CBS, EIR, delay minimal, jitter, loss.
Gambar 3.4 Tipe Ethernet line
2. Tipe Ethernet LAN E-LAN, E-LAN digunakan untuk menyediakan konektivitas multipoint. MEN seolah-olah menjadi sebuah LAN besar yang
menghubungkan site-site pelanggan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
Gambar 3.5 Tipe Ethernet LAN
3. Tipe Ethernet Tree E-Tree, E-Tree digunakan untuk layanan ethernet multipoint yang berpusat pada suatu node rooted multipoint yang ditunjukan
pada Gambar 3.6. Inilah alasan mengapa disebut sebagai ‘tree‘. Yang membedakan dengan E-Line, adalah setiap Leaf UNI harus berkomunikasi
dengan root UNI terlebih dahulu.
Gambar 3.6 Tipe Ethernet Tree Dalam transport di metropolitan, teknologi Ethernet merupakan tantangan
dalam menyalurkan paket data. Jaringan Ethernet menawarkan biaya
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
penggelaran, pemeliharaan yang lebih murah dan memberikan layanan data yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan network exiting. Peningkatan kebutuhan
akan layanan-layanan berbasis data menjadi pendorong pengembangan Ethernet. Sebelumnya, Ethernet utamanya digunakan dalam teknologi akses, menyediakan
akses internet atau interface user ke network. Sampai saat ini kondisi tersebut masih berjalan tetapi standar Ethernet-nya sendiri dikembangkan untuk mampu
melayani data pada jaringan transport. Fungsi-fungsi layanan pada teknologi Ethernet sebagai jaringan transport merupakan hasil pengembangan yang terus-
menerus
[8]
. Adapun fungsi-fungsi layanan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Gigabit Ethernet Gbe
Gigabit Ethernet GbE merupakan standar teknologi pada data link dan physical layer. Gigabit Ethernet mendukung point to point connections, dan
dapat diatur dengan berbagai cara dari beberapa struktur network yang biasanya menggunakan topologi ring atau hub and spoke. Dalam konfigurasi hub and
spoke, switch Ethernet biasanya ditaruh di basement gedung yang berdekatan dengan Central Office terdekat. Model ini merupakan pendekatan yang mahal
untuk implementasi metro mengingat harga dari fiber, namun akan memberikan kelebihan dari sisi survivabilitas dan skalabilitas dibandingkan dengan model
ring. Topologi model ring merupakan model yang umum diimplementasikan dan menghemat biaya.
2. Resilient Packet Ring RPR
Resilient Packet Ring adalah protokol Media Access Control MAC yang didesain untuk melakukan optimalisasi pengelolaan bandwith dan memfasilitasi
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
penggelaran layanan data melalui network ring. RPR beroperasi di atas teknologi transport seperti GbE atau SDH. RPR menyediakan proteksi di bawah 50ms
dengan dua metode yang berbeda, yaitu steering dan wrapping. RPR node dapat memilih paket yang dialamatkan kepada RPR dari ring dengan fungsi DROP, dan
dapat melakukan pemasukan data ke dalam ring. RPR menjawab persyaratan Quality of Service QoS dengan tiga tingkatan QoS. Paket yang dikirimkan
melalui ring diberi label dengan prioritas high, medium, atau low.
3.4.4 Cara Kerja Ethernet
Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada lapisan fisik dan lapisan data-link dalam model referensi jaringan tujuh lapis OSI,
dan cara pembuatan paket data ke dalam frame sebelum ditransmisikan di atas kabel.
Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada satu
waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti
setiap station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan keduanya secara sekaligus. Fast Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat bekerja
dalam modus full-duplexatau half-duplex
[9]
. Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense
Multiple Access with Collision Detection CSMACD untuk menentukan stasiun mana yang dapat mentransmisikan data pada waktu tertentu melalui media yang
digunakan. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan mendengar terlebih dahulu sebelum berbicara, artinya mereka
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang mentransmisikan
data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasarkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan
kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya. Jika dua stasiun hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada waktu
yang sama, maka kemungkinan akan terjadi collision kolisitabrakan, yang akan mengakibatkan dua stasiun tersebut menghentikan transmisi data, sebelum
akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval waktu yang acak yang diukur dengan satuan milidetik. Semakin banyak stasiun dalam sebuah
jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang semakin besar pula dan kinerja jaringan pun akan menjadi buruk. Kinerja Ethernet yang seharusnya
10 Mbitdetik, jika dalam jaringan terpasang 100 node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40 hingga 55 dari bandwidth yang
diharapkan 10 Mbitdetik. Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap
jaringan Ethernet ke dalam beberapa collision domain.
3.4.5 Frame Ethernet
Ethernet mentransmisikan data melalui kabel jaringan dalam
bentuk paket-paket data yang disebut dengan Ethernet frame. Sebuah Ethernet frame memiliki ukuran minimum 64 byte, dan maksimum 1518 byte dengan 18
byte di antaranya digunakan sebagai informasi mengenai alamat sumber, alamat
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
tujuan, protokol jaringan yang digunakan, dan beberapa informasi lainnya yang disimpan dalamheader serta trailer footer. Dengan kata lain, maksimum jumlah
data yang dapat ditransmisikan payload dalam satu buah frame adalah 1500 byte, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Format Frame Ethernet Ethernet menggunakan beberapa metode untuk melakukan enkapsulasi
paket data menjadi Ethernet frame, yakni sebagai berikut: 1.
Ethernet II yang digunakan untuk TCPIP. 2.
Ethernet 802.3 atau dikenal sebagai Raw 802.3 dalam sistem jaringan Novell, dan digunakan untuk berkomunikasi dengan NovellNetWare versi 3.11 atau
yang sebelumnya. 3.
Ethernet 802.2 juga dikenal sebagai Ethernet 802.3802.2 tanpa Subnetwork Access Protocol, dan digunakan untuk konektivitas
dengan Novell NetWare 3.12 dan selanjutnya.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
4. Ethernet SNAP dikenal sebagai Ethernet 802.3802.2 dengan SNAP, dan
dibuat sebagai kompatibilitas dengan sistem Macintosh yang
menjalankan TCPIP. Sayangnya, setiap format frame Ethernet di atas tidak saling
cocokkompatibel satu dengan lainnya, sehingga menyulitkan instalasi jaringan yang bersifat heterogen. Untuk mengatasinya, lakukan konfigurasi terhadap
protokol yang digunakan via sistem operasi.
Keistimewaan Jaringan Metro Etheret
Ada banyak teknologi yang berkembang belakangan ini. Masing-masing teknologi tersebut meiliki kemampuan menghantarkan koneksi yang cepat,
bandwidth yang lebar, dan area jangkauan yang cukup luas dan berskala metro. Teknologi Ethernet juga mampu untuk melakukan semua tuntutan tersebut, tetapi
ada beberapa kelebihan dari teknologi Metro Ethernet ini yang membuatnya sangat unggul, sehingga mendapatkan julukan sebagai Next Generation Network
NGN. Beberapa keunggulan yang sangat menonjol dari teknologi Metro Ethernet adalah
[11]
: 1.
Proteksi terhadap faktor availability yang hebat. Sebuah jaringan komunikasi data beserta fasilitas di dalamnya merupakan hal
yang sangat penting. Dengan adanya kebutuhan yang demikian penting, maka ketersediaan atau availabilitas dari jaringan komunikasi ini benar-benar dijamin
oleh penyedia jasanya. Agar seluruh sektor kehidupan dapat berjalan lancar, ketersediaan atau availability akan jaringan komunikasi ini benar-benar harus
tinggi. Artinya, jaringan komunikasi ini tidak boleh mati total atau sampai tidak bisa melayani para penggunanya.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
Untuk menjawab kebutuhan akan aspek availability yang terjamin, teknologi Metro Ethernet beserta perangkatnya pada umumnya sudah menyiapkan fitur ini.
Tidak akan mungkin untuk meniadakan downtime sampai seratus persen hilang, namun dengan teknologi-teknologi berikut ini, jaringan Metro Ethernet akan
lebih teraga dan terjamin ketersediaannya. Teknologi-teknologi tersebut adalah: a.
IEEE 802.1s Multiple Spanning Tree Multiple Spanning Tree MST merupakan pengembangan dari teknologi
Spanning tree yang memungkinkan fasilitas spanning tree dikembangkan hingga ke masing-masing VLAN yang ada di dalam jaringan. MST
menjamin semua VLAN yang ada di dalam jaringan tidak akan mengalami looping, meskipun jalur komunikasi di dalam jaringannya
terjadi loop. Keuntungan dari diterapkannya teknologi ini adalah pelanggan akan memiliki jalur komunikasi yang redundan, yang akan
menjaga ketersediaan atau availability proses komunikasi data tetap tinggi.
b. IEEE 802.1s Rapid Configuration Spanning Tree
Teknologi ini mengimplementasikan algoritma fast-convergence pada teknologi MST, sehingga membuat jaringan dengan topologi looping
yang dijaga oleh MST dapat segera konvergen jika terjadi downtime atau problem pada salah satu link-nya. Waktu konvergensi yang ditawarkan
oleh teknologi ini biasanya adalah sekitar 1 detik.
c. IEEE 802.3ad Link-Aggregation
Standar ini mengatur segala teknis dan protokol untuk membuat
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
penggabungan link.Link-aggregation atau penggabungan link biasanya menyediakan kemampuan fail-over ketika terjadi masalah dalam hitungan
di bawah 50 milidetik sering disebut dengan itilah subsecond. Biasanya fail-over ini dilakukan terhadap dua atau lebih link yang berfungsi sebagai
fail-over link, penggabungan link ini juga bisa berfungsi sebagai load- balance link.
d. IEEE 802.17 Resilient Packet Ring, RPR
Protokol ini mempunyai kemampuan yang sangat handal dalam menjaga ketersediaan jaringan dalam topologi ring. Kemampuan protokol ini adalh
untuk mendeteksi link yang putus dalam sebuah topologi ring dan mengubah jalannya data ke arah yang berlawanan. Seperti diketahui,
topologi ring memungkinkan seluruh perangkat yang tergabung di dalamnya memiliki jalur yang redundan untuk meneruskan data.
Jalur yang dibuat berputar atau menyerupai cincin ring ini biasanya memiliki arah perputaran datanya. Data berputar dalam satu arah saja. Ketika ada
salah satu link yang putus salam ring ini, maka protokol IEEE 802.17 ini akan segera mendeteksinya. Setelah diketahui di mana titik putusnya, protokol ini
menyiapkan sistem perputaran baru untuk jalan data di dalamnya. Pergantian arah putaran ini membuat seluruh jaringan tidak akan menjadi
down ketika ada salah satu link yang mati. Protokol RPR ini memiliki kemampuan melakukan recovery terhadap perubahan link dan arah perputaran ini
dalam waktu kurang lebih 50 milidetik. Waktu recovery inilah yang kemudian dijadikan semacam standar untuk teknologi Metro Ethernet.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
2. Layanan yang dapat dibuat di dalam teknologi Metro Ethernet lebih banyak.
Menggunakan jaringan LAN yang didasari oleh teknologi Ethernet biasa tentu sudah banyak yang mengenal. Di dalam jaringan ethernet biasa, terdapat
fasilitas-fasilitas seperti pemisahan segmen aringan atau broadcast dominan secara logika dengan menggunakan VLAN, membuat port-port tertentu menjadi
anggota dari sebuah VLAN sehingga dapat membuat segmentasi jaringan dengan mudah yang hanya dilakukan secara logika, membawa informasi VLAN antar-
switch dengan link trunk, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas ini, dapat dibuat berbagai macam layanan dalam
jaringan. Misalnya, mengkhususkan sebuah segmen jaringan untuk keperluan mail server, dapat memasang mail server tersebut di lokasi yang berbeda selama
masih ada trunk link yang menghubungkan. Jaringan yang menggunakan teknologi Metro Ethernet juga memiliki fitur-
fitur khas seperti yang disebutkan di atas. Hanya saja teknologi Metro Ethernet memiliki jauh lebih banyak fitur bila dibandingkan dengan ethernet biasa. Maka
dari itu karena fiturnya banyak, para penyedia jasa yang menggunakan jaringan ini dapat dengan lebih leluasa membuat produk-produk yang kemudian dapat
dijual ke masyarakat. Dengan fitur-fitur dan atribut yang ada di switch berstandar Metro Ethernet,
biasanya penyedia jasa dapat membuat produk-produk seperti E-line, E-LAN, point-to-multipoint LAN Non Broadcast Multiple Access, Direct internet, dan
layanan khusus VoIP. 3.
Pengaturan QoS yang sangat bervariasi. Ketika penyedia jasa membuat banyak jenis layanan yang dijual ke pengguna,
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
maka mereka juga harus memikirkan bagaimana pengaturan Quality of Service QoS-nya. Tujuan untuk memperhatikan QoS ini adalah untuk menjamin
kepuasan para pelanggan yang memakai jasa jaringan ini. Pengaturan QoS yang variatif dan fleksibel memungkinkan para penyedia
jasa bisa dengan leluasa mengatur kualitas jaringan yang bagaimana akan diberikan untuk pelanggannya. Jika pelanggannnya banyak melakukan browsing,
maka penyedia jasa bisa memperbesar bandwidth untuk traffic http, jika ada yang ingin berkomunikasi via VoIP, alokasi CIR diatur, dan parameter lainnya seperti
jitter, loss dan delay-nya. Semua hal di atas dapat dilakukan dengan cukup mudah di perangkat switch Metro Ethernet.
Kelebihan dan Keuntungan Teknologi Metro Ethernet
Untuk menunjang kebutuhan akan Next Generation Network, teknologi Metro Ethernet menawarkan banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh tidak
hanya oleh pihak penyedia jasa, namun juga oleh para penggunanya. Keuntungan-keuntungan ini belum tentu dapat dirasakan oleh pengguna
teknologi lain seperti misalnya MPLS. Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat dirasakan oleh penyedia jasa dan juga pengguna layanan ethernet
dengan teknologi Metro Ethernet
[10]
: 1.
Kemudahan Penggunaan Teknologi komunikasi data jenis ini memang telah merambah ke mana-
mana penggunaannya, sehingga telah dikenal secara luas dan banyak yang sudah
familiar dengan sifat, kekurangan, dan kelebihannya.
Perangkat-perangkat pendukungnya pun tidak perlu dipertanyakan lagi keberadaannya, sebab kini hampir semua perangkat komunikasi data, khususnya
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
untuk keperluan LAN dan juga WAN yang sederhana pasti menggunakan interface Ethernet. Bahkan beberapa perangkat rumah tangga yang tergolong
perangkat canggih juga dilengkapi dengan interface ini untuk dapat berinteraksi dengan komputer.
Atas dasar luasnya penggunaan, ketersediaannya yang sangat banyak, dan kemudahan yang sudah dirasakan oleh banyak pengguna, teknologi Ethernet
sangat cocok untuk diterapkan dalam membuat jaringan Metro. Layanan yang ditawarkan oleh Metro Ethernet ke penggunanya dapat dengan mudah
diimplementasikan dalam jaringan mereka yang sudah ada, karena memakai teknologi yang sama.
Selain itu kegiatan Operation, Administration, Maintenance, dan Provisioning OAMP dari teknologi ini juga sudah tidak asing lagi bagi para
penyedia jasanya, seperti halnya melakukan OAMP pada jaringan lokal saja.
2. Nilai Ekonomis yang Tinggi
Sejak awal terciptanya hingga kini, teknologi Ethernet terkenal akan nilai ekonomisnya yang tinggi alias murah untuk diimplementasi, di-maintenance, dan
dikembangkan. Maka dari itu, teknologi ini amat sukses dalam melayani penggunaan jaringan lokal. Teknologi Metro Ethernet ini biasanya dipilih oleh
para penyedia jasa dan juga para penggunanya untuk mengurangi Capital Expenses CapEx dan Operational Expenses OpEx, atau dalam terjemahan
bebasnya mengurangi biaya investasi dan biaya operasional. Berikut ini adalah
beberapa alasan mengapa teknologi ini begitu ekonomis untuk digunakan:
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
a. Karena penggunaannya yang sangat luas, bahkan hampir semua perangkat jaringan menggunakan interface ini, maka harga perangkat berbasis
teknologi ini sangat bersaing di pasaran. Pelanggan dapat bebas memilih perangkat yang sesuai dengan kocek dan juga kebutuhan. Jika budget-nya
memang terbatas, pelanggan tidak harus membeli perangkat yang mahal atau yang ber-interface banyak. Misalnya jika hanya butuh delapan port saja, maka
pelanggan bisa memilih perangkat switch atau hub yang hanya terdiri dari delapan port saja.
b. Alasan yang membuat layanan Metro Ethernet menjadi murah dan bahkan lebih murah daripada teknologi WAN yang sekarang ada adalah harga
perangkat penyedia jasanya yang relatif murah dan juga maintenance-nya yang tidak sulit dan memakan biaya banyak. Biasanya untuk menyelenggarakan jasa
Ethernet service, pelanggan tidak membutuhkan sebuah perangkat multiplexer yang mahal atau perangkat router yang canggih.Yang dibutuhkan di sisi
pelanggan hanyalah seperangkat switch yang memang memiliki fitur khusus untuk membuat layanan berkelas Metro Ethernet. Dari sisi penggunanya tidak
perlu investasi yang besar.
c. Fleksibilitas adalah salah satu faktor mengapa servis Ethernet sangat menguntungkan baik untuk digunakan oleh end user maupun untuk dijual
kembali oleh penyedia jasa. Dengan menggunakan servis Ethernet yang disediakan oleh teknologi Metro Ethernet, para penyedia jasa dapat lebih leluasa
membuat produk-produk layanan untuk dijual ke pengguna. Dari sisi pengguna hal ini juga sangat menguntungkan karena mereka disuguhkan dengan banyak
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
pilihan sehingga mereka bisa memilih mana yang paling cocok dan efisien bagi mereka. Sebagai contoh, dengan teknologi Metro Ethernet, penyedia jasa layanan
bisa membuatkan produk servis Ethernet yang dapat bekerja layaknya seperti sebuah LAN, namun digunakan untuk menghubungkan lokasi-lokasi yang jauh
letaknya.
d. Untuk melakukan upgrade downgrade bandwidth pun pelanggan tidak perlu menunggu berminggu bahkan berbulan-bulan lamanya seperti halnya yang
terjadi pada koneksi leased line atau koneksi lainnya. Proses upgrade downgrade ini tidak akan melibatkan media fisik dari servis ini. Perangkat-perangkat yang
digunakan pun tidak perlu diganti dalam proses ini. Selain itu, pihak penyedia jasa juga tidak perlu menurunkan pekerja untuk melakukan upgrade downgrade
ini. Semua bisa dilakukan secara logika dan dalam waktu sekejap saja. Tentu ini merupakan nilai fleksibilitas yang sangat tinggi.
3.5 Analisis Delay dan Throughput pada Jaringan Metro Ethernet