Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
pilihan sehingga mereka bisa memilih mana yang paling cocok dan efisien bagi mereka. Sebagai contoh, dengan teknologi Metro Ethernet, penyedia jasa layanan
bisa membuatkan produk servis Ethernet yang dapat bekerja layaknya seperti sebuah LAN, namun digunakan untuk menghubungkan lokasi-lokasi yang jauh
letaknya.
d. Untuk melakukan upgrade downgrade bandwidth pun pelanggan tidak perlu menunggu berminggu bahkan berbulan-bulan lamanya seperti halnya yang
terjadi pada koneksi leased line atau koneksi lainnya. Proses upgrade downgrade ini tidak akan melibatkan media fisik dari servis ini. Perangkat-perangkat yang
digunakan pun tidak perlu diganti dalam proses ini. Selain itu, pihak penyedia jasa juga tidak perlu menurunkan pekerja untuk melakukan upgrade downgrade
ini. Semua bisa dilakukan secara logika dan dalam waktu sekejap saja. Tentu ini merupakan nilai fleksibilitas yang sangat tinggi.
3.5 Analisis Delay dan Throughput pada Jaringan Metro Ethernet
Delay atau waktu paket di dalam sistem adalah waktu sejak paket data tiba ke dalam sistem sampai paket selesai ditransmisikan. Adapun delay yang
dihitung pada Tugas Akhir ini adalah delay transmisi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk sebuah pengirim mengirimkan sebuah paket dan delay
propagasi, yaitu waktu yang dibutuhkan sebuah sinyal untuk merambat dari satu perangkat ke perangkat berikutnya. Namun, untuk access link yang tidak terlalu
panjang kurang dari 200 km, delay propagasi dapat diabaikan. Throughput adalah jumlah paket data yang diterima di sisi workstation
tujuan dalam kurun waktu tertentu.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
3.5.1 Metode Perhitungan Delay
Pengukuran delay dilakukan dengan melakukan dua macam prosedur ping. Kedua macam prosedur ping tersebut adalah ping workstation dan ping
router. a.
Ping Workstation Ping workstation dilakukan dengan mengirimkan command ping dari workstation
1 ke workstation 2. Pada ping workstation ini, protocol analyzer akan merekam waktu awal pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo request pada
LAN 1 dan waktu pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo reply pada LAN 1. Di samping itu, protocol analyzer juga mencatat panjang dari MAC
frame tersebut. Dengan demikian, hasil pengukuran yang diperoleh dari ping workstation adalah waktu awal pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP
echo request pada LAN 1, waktu awal pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo reply pada LAN 1 serta panjang dari MAC frame tersebut.
b. Ping Router
Ping router dilakukan dengan mengirimkan command ping dari worksation 1 ke setiap router. Pada ping router ini, protocol analyzer akan merekam waktu awal
pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo request pada LAN 1 dan waktu pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo reply pada LAN 1. Di
samping itu, protocol analyzer juga mencatat panjang dari MAC frame tersebut. Dengan demikian, hasil pengukuran yang diperoleh dari ping router adalah waktu
awal pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo request pada LAN 1, waktu awal pentransmisian MAC frame yang berisi ICMP echo reply pada LAN
1 serta panjang dari MAC frame tersebut.
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
Adapun komponen-komponen yang dicari adalah
[12]
: 1.
Waktu rata-rata pengiriman paket pada workstation 1 t
ws1
2. Waktu rata-rata pengiriman paket dari workstation 1 ke router 1 t
w1r1
3. Waktu rata-rata pengiriman paket dari router 1 melewati jaringan
Metro Ethernet ke router 2 t
r1r2
4. Waktu rata-rata pengiriman paket dari workstation 1 melewati
jaringan Metro Ethernet ke router 2 t
w1r2
t
r1r2
= t
w1r2
– t
w1r1
s……………………………..3.1 5.
Waktu rata-rata pengiriman paket dari router 2 melewati jaringan Metro Ethernet ke router 3 t
r2r3
6. Waktu rata-rata pengiriman paket dari workstation 1 melewati
jaringan Metro Ethernet ke router 3 t
w1r3
t
r2r3
= t
w1r3
– t
w1r2
s………………………………3.2 7.
Waktu rata-rata pengiriman paket dari router 3 ke workstation 2 t
r3w2
8. Waktu rata-rata pengiriman paket dari workstation 1 ke workstation 2
t
w1w2
t
r3w2
= t
w1w2
– t
w1r3
s…………………………….3.3 Dengan diketahuinya besar masing-masing komponen delay di atas, maka
delay total dapat dicari dengan menjumlahkan seluruh delay yang ada. Delay total
= t
w1
+ t
w1r1
+ t
r1r2
+ t
r2r3
+ t
r3w2
………………….3.4
3.5.2 Metode Perhitungan Throughput
Pengukuran throughput yang akan dibahas dilakukan dengan cara mengirimkan sejumlah paket tertentu dari workstation 1 ke workstation 2 melalui
jaringan Metro Ethernet. Variabel kurun waktu penerimaan dan banyaknya paket
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
yang diterima dalam kurun waktu tersebut adalah dua besaran penting. Nilai dari kedua besaran tersebut diperoleh dengan bantuan protocol analyzer.
Jika panjang tiap MAC frame yang datang di workstation 2 pada LAN 2 adalah s byte maka payload dari MAC frame tersebut adalah s-18 byte.
Misalkan, jumlah MAC frame yang datang ke workstation 2 pada LAN 2 adalah Np dan waktu penerimaan seluruh MAC frame tersebut adalah t, maka
throughput jaringan Metro Ethernet T dapat diperoleh dari
[11]
:
T =
bps t
xNp px8
.........................................................3.5 dimana: t = delay s
Kristina R. Sitompul : Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network Dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT Telkom Medan, 2009.
BAB IV ANALISIS KINERJA JARINGAN METRO ETHERNET
4.1 Model Jaringan
Tugas Akhir ini menganalisis kinerja jaringan .Kinerja yang dianalisis dalam Tugas Akhir ini adalah delay dan throughput. Model jaringan yang
dianalisis pada Tugas Akhir ini adalah seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Model Jaringan yang Dianalisis
4.2 Asumsi-Asumsi
Sebelum melakukan perhitungan terhadap kinerja model jaringan pada Gambar 4.1 maka terlebih dahulu diberikan asumsi-asumsi sebagai
berikut: 1. Perhitungan kinerja jaringan Metro Ethernet hanya ditinjau antara end
to end tanpa harus mempertimbangkan kondisi internal dari jaringan Metro Ethernet, maka dalam hal ini jaringan Metro Ethernet hanya
dianggap sebagai suatu black box saja.