BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi karena
dampaknya luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Wanita memegang peranan utama terhadap kelanjutan generasi penerus bagi suatu Negara, sehingga
kesehatan wanita memberikan pengaruh yang besar. Kesehatan wanita juga merupakan parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat. Salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita adalah mioma uteri, yang
merupakan salah satu penyakit yang meningkatkan morbiditas.
1
Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Gejala dari
mioma uteri tidak selalu ada. Pada umumnya kasus mioma ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan USG, pemeriksaan pelvis, atau pada laparatomi
daerah pelvis. Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan Fibromioma, fibroid ataupun
Leiomioma dan merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya. Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum
terjadinya menarkhe, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10 mioma yang masih tumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20-30 dari seluruh
wanita.
1
2
Universitas Sumatera Utara
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 - 45 tahun kurang lebih 25 dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Dari
penelitian, diketahui wanita berusia 35-49 tahun berdasarkan rekam medis, dan sonografi menemukan bahwa pada usia 35 tahun kejadian mioma adalah 60 pada
wanita Afrika-Amerika, dan insiden meningkat lebih dari 80 pada usia 50 tahun. Sedangkan pada wanita Kaukasia 40 terjadi pada wanita usia 35 tahun dan
hampir 70 terjadi pada wanita usia 50 tahun.
3
Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwartz, angka kejadian mioma uteri adalah 2-12,8 orang per 1000
wanita tiap tahunnya. Schwartz menunjukkan angka kejadian mioma uteri 2-3 kali lebih tinggi pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih.
4
Sedangkan di Indonesia mioma ditemukan 2,39 - 11,7 pada semua penderita ginekologi yang dirawat.
2
Sebuah penelitian yang dilakukan di RS. Arifin Ahmad Pekanbaru 2010 menyimpulkan bahwa kasus mioma uteri intramural
terbanyak didapat pada kasus mioma uteri 56,75. Wanita yang sering melahirkan, sedikit kemungkinannya untuk
perkembangan mioma dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya satu kali hamil. Prevalensi juga meningkat apabila ditemukan riwayat
keluarga, usia menarche, merokok, hipertensi, dan kegemukan.
5
3
Diagnosis mioma uteri biasanya didasarkan atas anamnesa, pemeriksaan fisik, yakni dijumpai adanya pembesaran rahim dan penemuan pada ultrasonografi.
Teknik pencitraan berguna jika diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis atau untuk meningkatkan lokalisasi mioma uteri sebelum operasi.
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi dan
faktor predisposisi dari mioma uteri. Walaupun jarang menyebabkan mortalitas,
3
Universitas Sumatera Utara
namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan
dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan.
6
Adanya hubungan antara mioma dan rendahnya kesuburan ini telah dilaporkan oleh dua survei
observasional.
7
Belum didapatkannya data khusus mengenai kejadian mioma uteri dan hubungan faktor-faktor risiko terhadp kejadian mioma uteri di Sumatera Utara
khususnya Medan, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian, mengingat angka kejadian mioma uteri yang semakin tinggi dapat menimbulkan masalah besar
dalam kesehatan. Mioma uteri menyebabkan berkurangnya kualitas hidup wanita, oleh karena itu sudah sepantasnya kita memberikan perhatian yang lebih besar
mengenai latar belakang dari penyakit ini dan segala aspek yang berkaitan dengan mioma uteri, dengan mengetahui faktor-faktor predisposisi kejadian mioma uteri
sehingga dapat dilakukan upaya preventif sebagai perwujudan dari usaha peningkatan kualitas kesehatan reproduksi wanita Indonesia.
Dilaporkan sebesar 27 – 40 wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
1.2 Rumusan Masalah