Rumusan Masalah Definisi Mioma Uteri Etiologi Mioma Uteri

namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan. 6 Adanya hubungan antara mioma dan rendahnya kesuburan ini telah dilaporkan oleh dua survei observasional. 7 Belum didapatkannya data khusus mengenai kejadian mioma uteri dan hubungan faktor-faktor risiko terhadp kejadian mioma uteri di Sumatera Utara khususnya Medan, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian, mengingat angka kejadian mioma uteri yang semakin tinggi dapat menimbulkan masalah besar dalam kesehatan. Mioma uteri menyebabkan berkurangnya kualitas hidup wanita, oleh karena itu sudah sepantasnya kita memberikan perhatian yang lebih besar mengenai latar belakang dari penyakit ini dan segala aspek yang berkaitan dengan mioma uteri, dengan mengetahui faktor-faktor predisposisi kejadian mioma uteri sehingga dapat dilakukan upaya preventif sebagai perwujudan dari usaha peningkatan kualitas kesehatan reproduksi wanita Indonesia. Dilaporkan sebesar 27 – 40 wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian timbul pertanyaan “ Bagaimana risiko relatif yang dinilai dari Odds Rasio dari faktor-faktor predisposisi yang meliputi umur, usia menarkhe, paritas, IMT indeks masa tubuh pada pasien mioma uteri yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring” ? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 risiko relatif yang dinilai dari Odds Rasio faktor-faktor predisposisi mioma uteri pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring. 1. Tujuan Khusus 2. Untuk mengetahui umur sebagai faktor predisposisi dari kejadian mioma uteri pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring 3. Untuk mengetahui usia menarkhe sebagai faktor predisposisi dari kejadian mioma uteri pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring 4. Untuk mengetahui paritas sebagai faktor predisposisi dari kejadian mioma uteri pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring Untuk mengetahui IMT index masa tubuh sebagai faktor predisposisi dari kejadian mioma uteri pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Sebagai sumber informasi bagi klinisi bahwa faktor predisposisi : umur, usia menarkhe, paritas, IMT indeks masa tubuh sebagai skrining pada mioma. Universitas Sumatera Utara 2. Dengan dijumpainya faktor predisposisi mioma uteri , klinisi dapat memberikan penanganan yang lebih cepat, tepat dan optimal pada penderita mioma uteri. 1.4.2 Manfaat Teoritis 1. Data penelitian berupa Odds Rasio dari faktor predisposisi mioma uteri dapat dijadikan data dasar penelitian selanjutnya. 2. Menambah teori kepustakaan bahwa

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

umur, usia menarkhe, paritas, IMT indeks masa tubuh merupakan faktor predisposisi mioma uteri 1. Dengan diketahuinya umur, usia menarkhe, paritas, IMT indeks masa tubuh sebagai faktor predisposisi mioma uteri , maka dapat meningkatkan kewaspadaan diri dan keteraturan dalam melakukan pemeriksaan rutin ke dokter ahli ginekologi dalam mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Mioma Uteri

Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang dominan. 2 Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27 wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7 pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Selain itu dilaporkan juga ditemukan pada kurang lebih 20-25 wanita usia reproduksi dan meningkat 40 pada usia lebih dari 35 tahun. 2

2.2 Etiologi Mioma Uteri

Etiologi pasti belum diketahui sampai saat ini. Tumor ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada didalam miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Darimanapun asalnya, mioma mulai dari benih-benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progressif, dibawah pengaruh estrogen sirkulasi. Terdapat juga korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor 8 Universitas Sumatera Utara predisposisi yang bersifat herediter dan faktor hormon pertumbuhan dan Human Placental Lactogen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli mengatakan bahwa mioma uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil pada saat menopause, sehingga diperkirakan dipengaruhi juga oleh hormon-hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu juga jarang ditemukan sebelum menarke, dapat tumbuh dengan cepat selama kehamilan dan kadang mengecil setelah menopause. 9 Apakah estrogen secara langsung memicu pertumbuhan mioma uteri atau memakai mediator masih menimbulkan silang pendapat. Dimana telah ditemukan banyak sekali mediator di dalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor, insulin growth factor-1, IGF-1, connexin-43-Gapjunction protein dan marker proliferasi. 9 Pengaruh-pengaruh hormon dalam pertumbuhan dan perkembangan mioma: a. Estrogen Mioma uteri dijumpai setelah menarche. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Selama fase sekretorik, siklus menstruasi dan kehamilan, jumlah reseptor estrogen di miometrium normal berkurang. Pada mioma reseptor estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi, tetapi ekskresi reseptor tersebut tertekan selama kehamilan. 2,8,9 Universitas Sumatera Utara b. Progesteron Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan mioma dengan dua cara yaitu: Mengaktifkan 17-Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada mioma. 2,7-11 c. Hormon Pertumbuhan Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, terlihat pada periode ini memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari mioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara hormon pertumbuhan dan estrogen. 10 Universitas Sumatera Utara Kondisi perubahan hormonal tubuh dalam kaitannya dengan pertumbuhan mioma uteri. Hubungan antara faktor predisposisi, risiko mioma uteri dan hormon steroid 11 Faktor predisposisi Efek dan resiko Hormonal Post menopause Menurun Hipoestrogen Menstruasi dini Meningkat Paparan estrogen dalam waktu yang lebih lama Obesitas Meningkat Meningkatkan konversi androgen menjadi estrogen Kehamilan Menurun Menghentikan paparan kronik dari estrogen dan remodelling uterus pada saat involusi post partum Pengguanaan kontrasepsi oral kombinasi Menurun Paparan estrogen dilawan oleh progesteron Merokok Menurun Tingkat serum estrogen menurun Ras Amerika- Afrika Meningkat Perbedaan genetik dalam penghasil hormon atau metabolisme Pengaruh riwayat keluarga Meningkat Perbedaan genetik dalam penghasil hormon dan metabolisme Universitas Sumatera Utara Mioma sendiri menciptakan kondisi lingkungan hiperestrogen, yang diperlukan oleh jaringan mioma untuk mempertahankan pertumbuhannya. Kondisi ini terjadi akibat : 1. Dibandingkan dengan jaringan miometrium normal, mioma terdiri dari densitas reseptor estrogen yang lebih banyak, sehingga estradiol yang terikat akan lebih banyak pula. 10 2. Mioma uteri dibanding jaringan miometrium normal mengubah lebih sedikit estradiol menjadi estrone, estrogen dengan bentuk yang lebih lemah 3. Mekanisme ketiga ditemukan oleh Bulun dkk, yang melibatkan peningkatan kadar sitokrom P450 aromatase pada mioma uteri dibandingkan sel normal, dimana sitokrom ini mengkatalisasi konversi androgen menjadi estrogen didalam jaringan.

2.3. Faktor Predisposisi Mioma Uteri