d. Anggaran disusun berdasarkan estimasi, maka terlaksananya dengan baik
kegiatan – kegiatan tergantung kepada estimasi tersebut. e.
Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membatu manajer dalam melaksanakan tugas – tugasnya, bukan menggantikannya.
B. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan Rudianto 2006:9 adalah merupakan suatu pilihan yang telah dibuat dari sejumlah pilihan alternatif yang ada. Keputusan sesungguhnya juga
merupakan hasil dari proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Namun bukan merupakan bagian dari pengambilan keputusan, karena ia hanyalah sebagian saja dari pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi seorang pimpinan dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.
Menurut Griffin 2004:190, “Pengambilan keputusan adalah landasan
perencanaan.” Menurut Daft 2002:343, “Pengambilan keputusan merupakan
proses identifikasi permasalahan dan peluang, kemudian menyelesaikannya, dan biasanya melibatkan usaha sebelum dan sesudah pilihan aktualnya.”
Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian yang penting dari manajemen yang baik, karena keputusan menentukan bagaimana instansi
pemerintah maupun swasta menyelesaikan masalah mereka, mengalokasikan sumber daya dan mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan keputusan bukanlah hal yang mudah, karena harus dilakukan ditengah faktor-faktor yang selalu berubah, informasi tidak jelas dan cara pandang
yang berlawanan. Adapun faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi hasil keputusan tersebut Daft 2004:340, yaitu :
a. Kepastian certainly
Kepastian ini merupakan faktor positif yang mempengaruhi hasil keputusan. Seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersedia
sangat lengkap. Sehingga pimpinan dengan mudah untuk mengambil keputusan yang akan diambil.
b. Risiko risk
Sebuah keputusan memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, tetapi konsekuensi-konsekuensi yang akan di hadapi instansi atau
lembaga dari keputusan yang diambil belum jelas. Ukuran risiko ini dapat mengidentifikasi kemungkinan kegagalan suatu alternatif di masa depan.
c. Ketidakpastian uncertainly
Seorang pimpinan mengetahui sasaran yang ingin dicapai, tetapi informasi yang dibutuhkan oleh instansi atau lembaga dimasa depan. Jadi keputusan
yang diambil tidak dapat memproyeksikan kejadian di masa yang akan datang. d.
Ambiguitas Sasaran atau masalah yang ingin diraih oleh pimpinan instansi atau lembaga
tidak jelas karena informasi mengenai hasil yang ingin dicapai oleh instansi atau lembaga tidak tersedia. Ambiguitas dianggap sebagai situasi keputusan
tersulit yang harus dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Menurut Rudianto 2006:13 fungsi dan tujuan pengambilan keputusan antara lain :
a. Fungsi
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut :
1. Pangkal permulaan dari semua akrivitas manusia yang sadar
individual maupun secara kelompok,baik secara institusional maupun secara organisasional
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan
hari depan,masa yang akan datang,di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
b. Tujuan Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut : 1.
Tujuan yang bersifat tunggal, yaitu apabila keputusan yang hanya sekali diputuskan dan hanya menyangkut satu masalah,
tidak ada kaitannya dengan masalah lain. 2.
Tujuan yang bersifat ganda, yaitu apabila keputusan yang diambil harus menggunakan pertimbangan yang matang karena
masalah yang dihadapi lebih dari satu masalah dan saling berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Unsur–Unsur Pengambilan Keputusan Menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2002:11 agar pengambilan
keputusan dapat lebih terarah,maka perlu diketahui unsurkomponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut. Unsur-unsur komponen-komponen dari
pengambilan keputusan itu adalah sebagai berikut : a.
Tujuan dari pengambilan keputusan b.
Identifikasi dari alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah c.
Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya diluar jangkauan manusia
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.
4. Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kadarsah 2000:8 adapun tahap-tahap dalam pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut : a.
Pemahaman dan Perumusan Masalah Pimpinan instansi atau lembaga sering menghadapi kenyataan bahwa
masalah yang sebenarnya sulit ditemukan, bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab mendasar. Maka untuk
mempermudah mengidentifikasi masalah, pimpinan secara sistematik dapat menguji hubungan – hubungan sebab akibat dan mencari penyimpangan –
penyimpangan atau perubahan – perubahan dari “normal”, serta berkonsultasi dengan pihak – pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan
yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan
Setelah pimpinan menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan langkah – langkah selanjutnya, yaitu menentukan data –
data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat. c.
Pengembangan Alternatif –Alternatif Kecenderungan menerima alternatif keputusan pertama yang “feasible”
sering menghindarkan pimpinan dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah – masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternatif
memungkin pimpinan menolak kecenderung untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
d. Evaluasi Alternatif – Alternatif
Setelah pimpinan mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitasnya setiap alternatif.
e. Pemilihan Alternatif Terbaik
Alternatif yang terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi pimpinan dan ketidaksempurnaan kebijakan pimpinan. Pilihan
alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
f. Implementasi Keputusan
Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Pimpinan harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan,
mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tangging jawab dan wewenang pelaksanaan tugas – tugas
tertentu. Dalam hal ini, pimpinan perlu memperhatikan berbagai resiko dan
Universitas Sumatera Utara
ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut, pimpinan dapat menentukan kegiatan – kegiatan
yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.
g. Evaluasi Hasil – Hasil Keputusan
Implementasi keputusan haris dimonitori terus-menerus. Pimpinan harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil-hasil yang diinginkan.
5. Model-model Pengambilan Keputusan Pendekatan yang digunakan pimpinan untuk mengambil keputusan
didasarkan pada salah satu model pengambilan keputusan. Pilihan model tergantung pada preferensi individu pimpinan, apakah keputusan tersebut
terprogram atau tidak terprogram, dan sampai sejauh mana keputusan tersebut dicirikan oleh risiko, ketidakpastian, atau ambiguitas. Adapun model-model
pengambilan keputusan Daft 2004:348 sebagai berikut : a.
Model Klasik classical model, yaitu model pengambilan keputusan yang didasarkan pada asumsi bahwa pimpinan sebaiknya membuat keputusan
yang logis, selaras dengan kepentingan ekonomis instansi atau lembaga. Seorang pimpinan diharapkan dapat membuat keputusan yang bijaksana
yang selaras dengan tujuan program. b.
Model Administratif administrative model, yaitu model pengambilan keputusan dimana seorang pimpinan instansi atau lembaga membuat
keputusan secara nyata dalam situasi yang sulit, seperti keputusan tidak
Universitas Sumatera Utara
terprogram, ketidakpastian, dan ambiguisitas. Jika seorang pimpinan dihadapkan pada situasi ini, maka pimpinan dapat mempertimbangkan
kepuasan dan rasionalitas terbatas bounded rationality and satisficing atau dengan menggunakan intuisi berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa
pemikiran yang mendalam. c.
Model Politis, yaitu model pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh anggota instansi atu lembaga terkait untuk memberikan solusi
dengan harapan mendapatkan hasil yang terbaik.
C. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Menetapkan Anggaran Pendapatan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Anggaran pendapatan merupakan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan setiap tahunnya. Adapun anggaran digunakan sebagai titik tolak
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam usaha mencapai tujuan instansi atau lembaga dengan meminimalkan resiko kegagalan yang berupa
ketidakpastian ataupun kekurangan pengalokasian diberbagai sektor program studi.
Adapun proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam menetapkan anggaran pendapatan adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan rapat dengan bawahan seperti pembantu dekan 1,
pembantu dekan 2, pembantu dekan 3 maupun kasubag keuangan. 2.
Ada sebagian dalam pengambilan keputusan ditetepkan langsung oleh pimpinan seperti menetapkan anggaran belanja perjalanan
maupun belanja pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pengambilan keputusan pimpinan juga memperhatikan keadaan sekitar serta informasi yang dibutuhkan guna memperoleh keputusan yang lebih
baik. Karena pengambilan keputusan dalam menetapkan anggaran instansi atau lembaga bukanlah merupakan hal yang mudah hal ini dikarenakan pengambilan
keputusan selalu dibarengi dengan keadaan yang tidak pasti, ketidakjelasan informasi ataupun ketimpangan informasi yang dapat memberikan resiko bagi
instansi ataupun lembaga tersebut.
D. Hubungan Anggaran Pendapatan dengan Teori-Teori Pengambilan Keputusan