Pengambilan Keputusan Analisis Anggaran Pendapatan Program Diploma III Tahun 2008/2009 Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

d. Anggaran disusun berdasarkan estimasi, maka terlaksananya dengan baik kegiatan – kegiatan tergantung kepada estimasi tersebut. e. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membatu manajer dalam melaksanakan tugas – tugasnya, bukan menggantikannya.

B. Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan Keputusan Rudianto 2006:9 adalah merupakan suatu pilihan yang telah dibuat dari sejumlah pilihan alternatif yang ada. Keputusan sesungguhnya juga merupakan hasil dari proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Namun bukan merupakan bagian dari pengambilan keputusan, karena ia hanyalah sebagian saja dari pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi seorang pimpinan dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya. Menurut Griffin 2004:190, “Pengambilan keputusan adalah landasan perencanaan.” Menurut Daft 2002:343, “Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi permasalahan dan peluang, kemudian menyelesaikannya, dan biasanya melibatkan usaha sebelum dan sesudah pilihan aktualnya.” Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian yang penting dari manajemen yang baik, karena keputusan menentukan bagaimana instansi pemerintah maupun swasta menyelesaikan masalah mereka, mengalokasikan sumber daya dan mencapai tujuannya. Universitas Sumatera Utara Pengambilan keputusan bukanlah hal yang mudah, karena harus dilakukan ditengah faktor-faktor yang selalu berubah, informasi tidak jelas dan cara pandang yang berlawanan. Adapun faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi hasil keputusan tersebut Daft 2004:340, yaitu : a. Kepastian certainly Kepastian ini merupakan faktor positif yang mempengaruhi hasil keputusan. Seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersedia sangat lengkap. Sehingga pimpinan dengan mudah untuk mengambil keputusan yang akan diambil. b. Risiko risk Sebuah keputusan memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, tetapi konsekuensi-konsekuensi yang akan di hadapi instansi atau lembaga dari keputusan yang diambil belum jelas. Ukuran risiko ini dapat mengidentifikasi kemungkinan kegagalan suatu alternatif di masa depan. c. Ketidakpastian uncertainly Seorang pimpinan mengetahui sasaran yang ingin dicapai, tetapi informasi yang dibutuhkan oleh instansi atau lembaga dimasa depan. Jadi keputusan yang diambil tidak dapat memproyeksikan kejadian di masa yang akan datang. d. Ambiguitas Sasaran atau masalah yang ingin diraih oleh pimpinan instansi atau lembaga tidak jelas karena informasi mengenai hasil yang ingin dicapai oleh instansi atau lembaga tidak tersedia. Ambiguitas dianggap sebagai situasi keputusan tersulit yang harus dilakukan. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan Menurut Rudianto 2006:13 fungsi dan tujuan pengambilan keputusan antara lain : a. Fungsi Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut : 1. Pangkal permulaan dari semua akrivitas manusia yang sadar individual maupun secara kelompok,baik secara institusional maupun secara organisasional 2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan,masa yang akan datang,di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. b. Tujuan Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan yang bersifat tunggal, yaitu apabila keputusan yang hanya sekali diputuskan dan hanya menyangkut satu masalah, tidak ada kaitannya dengan masalah lain. 2. Tujuan yang bersifat ganda, yaitu apabila keputusan yang diambil harus menggunakan pertimbangan yang matang karena masalah yang dihadapi lebih dari satu masalah dan saling berhubungan. Universitas Sumatera Utara 3. Unsur–Unsur Pengambilan Keputusan Menurut Atmosudirjo dalam Hasan 2002:11 agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah,maka perlu diketahui unsurkomponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut. Unsur-unsur komponen-komponen dari pengambilan keputusan itu adalah sebagai berikut : a. Tujuan dari pengambilan keputusan b. Identifikasi dari alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya diluar jangkauan manusia d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan. 4. Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kadarsah 2000:8 adapun tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. Pemahaman dan Perumusan Masalah Pimpinan instansi atau lembaga sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit ditemukan, bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab mendasar. Maka untuk mempermudah mengidentifikasi masalah, pimpinan secara sistematik dapat menguji hubungan – hubungan sebab akibat dan mencari penyimpangan – penyimpangan atau perubahan – perubahan dari “normal”, serta berkonsultasi dengan pihak – pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan. Universitas Sumatera Utara b. Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan Setelah pimpinan menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan langkah – langkah selanjutnya, yaitu menentukan data – data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat. c. Pengembangan Alternatif –Alternatif Kecenderungan menerima alternatif keputusan pertama yang “feasible” sering menghindarkan pimpinan dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah – masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternatif memungkin pimpinan menolak kecenderung untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. d. Evaluasi Alternatif – Alternatif Setelah pimpinan mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitasnya setiap alternatif. e. Pemilihan Alternatif Terbaik Alternatif yang terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi pimpinan dan ketidaksempurnaan kebijakan pimpinan. Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan. f. Implementasi Keputusan Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Pimpinan harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tangging jawab dan wewenang pelaksanaan tugas – tugas tertentu. Dalam hal ini, pimpinan perlu memperhatikan berbagai resiko dan Universitas Sumatera Utara ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut, pimpinan dapat menentukan kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi. g. Evaluasi Hasil – Hasil Keputusan Implementasi keputusan haris dimonitori terus-menerus. Pimpinan harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. 5. Model-model Pengambilan Keputusan Pendekatan yang digunakan pimpinan untuk mengambil keputusan didasarkan pada salah satu model pengambilan keputusan. Pilihan model tergantung pada preferensi individu pimpinan, apakah keputusan tersebut terprogram atau tidak terprogram, dan sampai sejauh mana keputusan tersebut dicirikan oleh risiko, ketidakpastian, atau ambiguitas. Adapun model-model pengambilan keputusan Daft 2004:348 sebagai berikut : a. Model Klasik classical model, yaitu model pengambilan keputusan yang didasarkan pada asumsi bahwa pimpinan sebaiknya membuat keputusan yang logis, selaras dengan kepentingan ekonomis instansi atau lembaga. Seorang pimpinan diharapkan dapat membuat keputusan yang bijaksana yang selaras dengan tujuan program. b. Model Administratif administrative model, yaitu model pengambilan keputusan dimana seorang pimpinan instansi atau lembaga membuat keputusan secara nyata dalam situasi yang sulit, seperti keputusan tidak Universitas Sumatera Utara terprogram, ketidakpastian, dan ambiguisitas. Jika seorang pimpinan dihadapkan pada situasi ini, maka pimpinan dapat mempertimbangkan kepuasan dan rasionalitas terbatas bounded rationality and satisficing atau dengan menggunakan intuisi berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa pemikiran yang mendalam. c. Model Politis, yaitu model pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh anggota instansi atu lembaga terkait untuk memberikan solusi dengan harapan mendapatkan hasil yang terbaik. C. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Menetapkan Anggaran Pendapatan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Anggaran pendapatan merupakan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan setiap tahunnya. Adapun anggaran digunakan sebagai titik tolak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam usaha mencapai tujuan instansi atau lembaga dengan meminimalkan resiko kegagalan yang berupa ketidakpastian ataupun kekurangan pengalokasian diberbagai sektor program studi. Adapun proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan dalam menetapkan anggaran pendapatan adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan rapat dengan bawahan seperti pembantu dekan 1, pembantu dekan 2, pembantu dekan 3 maupun kasubag keuangan. 2. Ada sebagian dalam pengambilan keputusan ditetepkan langsung oleh pimpinan seperti menetapkan anggaran belanja perjalanan maupun belanja pemeliharaan. Universitas Sumatera Utara Dalam hal pengambilan keputusan pimpinan juga memperhatikan keadaan sekitar serta informasi yang dibutuhkan guna memperoleh keputusan yang lebih baik. Karena pengambilan keputusan dalam menetapkan anggaran instansi atau lembaga bukanlah merupakan hal yang mudah hal ini dikarenakan pengambilan keputusan selalu dibarengi dengan keadaan yang tidak pasti, ketidakjelasan informasi ataupun ketimpangan informasi yang dapat memberikan resiko bagi instansi ataupun lembaga tersebut.

D. Hubungan Anggaran Pendapatan dengan Teori-Teori Pengambilan Keputusan