Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

6 e. Mengidentifikasi intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS berdasarkan perceived behavioral control dalam Kelompok Dukungan Sebaya Pelangi Rumah Sakit Daerah Balung Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan keilmuan di bidang kesehatan reproduksi, khususnya berkaitan dengan masalah kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS. b. Sebagai referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji masalah yang sama dengan cakupan yang lebih luas.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah maupun badan terkait seperti Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS KPA, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk pembuatan kebijakan terkait adanya layanan khusus dan ekstra dalam upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak sehingga perempuan dengan HIV dan AIDS mampu melangsungkan kehidupannya secara produktif maupun dalam perencanaan kehamilan yang aman bagi ibu dan bayinya. 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intensi niat

Intensiniat adalah kemungkinan seseorang bahwa ia akan menampilkan suatu tingkah laku Fishbein Ajzen, 1975:288. Intensi niat perilaku ditentukan oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku yang disadari. Kecenderungan untuk memilih melakukan tindakan atau tidak, intensi niat ini ditentukan sejauh mana individu memilih untuk melakukan perilaku Albery Munafo, 2011 dalam Dyah, 2014. Setiap perilaku tidak semata-mata terbentuk dengan sendirinya, melainkan didahului seberapa besar intensi yang dimiliki. Hampir setiap perilaku manusia didahului oleh intensi, namun ada beberapa perilaku yang terbentuk tanpa adanya intensi misalnya tingkah laku yang secara spontan maupun tidak disengaja. Azjen Fishben dalam Abidin, dkk 2003:12 menyatakan bahwa intensi mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap terbentuknya perilaku-perilaku tertentu, khususnya jika sasaran, tindakan, konteks dan waktunya tepat atau sesuai. Jadi intensi merupakan prediktor paling dekat dengan terbentuknya suatu perilaku. Terdapat dua hal untuk mendapatkan respon tingkah laku yang ingin diteliti yaitu yang pertama kesesuaian compatibility dimana determinan dari intensi sekaligus intensi itu sendiri didefinisikan dalam 4 elemen yaitu target, action, context dan time TACT, misalnya bagaimana intensi kehamilan pada perempuan dengan HIV dan AIDS jika mendapat dukungan dan fasilitas. Mengukur niat atau intensi untuk bertingkah laku dalam konteks dan waktu tertentu sama dengan mengukur perilaku itu sendiri Ajzen, 1988 dalam Adhika, 2009:9. Hal yang kedua yaitu spesificity dan generality. Elemen TACT tidak hanya harus membentuk perilaku yang cukup spesifik akan tetapi juga harus sedapat mungkin menggeneralisasi satu atau lebih elemen di atas dalam konteks tersebut.