Metode Ekstraksi Kerangka Teori Kerangka konsep Definisi Operasional

12 ribosom bakteri dan enzim yang esensial untuk sintesis protein sehingga sintesis protein terhambat. • Menghambat sintesis asam nukleat 4 Mengganggu fungsi dari asam nukleat, menghambat enzim yang berperan dalam sintesis asam nukleat. 4 Agen yang bekerja dengan mekanisme ini adalah kuinolon.

2.4 Metode Ekstraksi

4,5 Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut shingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. 12 Senyawa aktif yang terdapat pada berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak astiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk ekstraksi yaitu: Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut 11 Cara Dingin • Maserasi : Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Cara ini dapat menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. • Perkolasi: Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampaisempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Ekstraksi ini membutuhkan pelarut yang lebih banyak. 11 11

2.5 Metode Pengujian Antibakteri

2.5.1 Metode Difusi

Pada metode ini, penentuan aktivitas didasarkan pada kemampuan difusi dari zat antimikroba dalam lempeng agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji. Pengamatan yang akan diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambatan daerah bening yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan bakteri yang akan terbentuk di sekeliling zat antimikroba pada masa inkubasi bakteri. Pada metode ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 13 13 a. Cakram Disc Pada cara ini, digunakan suatu cakram kertas saring paper disc yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring yang mengandung zat antimikroba tersebut diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah ada tidaknya daerah bening yang terbentuk disekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona hambatan pertumbuhan bakteri. Semakin besar zona hambatan yang ditunjukkan semakin besar pula aktivitas zat antimikroba. 13 Tabel 2.1 Klasifikasi Respon Hambat Pertumbuhan Bakteri. Diameter zona hambat 19 Respon hambat pertumbuhan 20 mm Sangat kuat 10 – 20 mm Kuat 5 – 10 mm Sedang 5 mm Lemah Sumber : Greenwood yang disitasi oleh Pratama 2005. b. Cara parit Ditch Suatu lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan zat antimikroba, kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu optimum yang sesuai untuk mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambatan yang tebentuk disekitar parit. Analog dengan cara cakram, besarnya zona hambat yang dihasilkan sebanding dengan kemampuan aktivitas dari zat antimikroba yang diujikan. c. Cara Lubang HoleCup 13 Pada lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Cara ini dapat diganti dengan meletakkan cawan porselin kecil yang biasa disebut fish spines di atas medium agar. Kemudian cawan-cawan tersebut diisi dengan zat uji. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu optimum yang sesuai dengan mikroba uji, 14 dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatdi sekeliling lubang atau cawan. 13

2.6 Kerangka Teori

Ekstral bawang dayak EleutherinepalmifoliaL. Merr memiliki zat aktif yang dapat bersifat bakteriosidal dan bakteriostatik, diantaranya flavonoid, tanin, saponin. Sehingga saat dilakukan uji dengan metode disc diffusion akan didapatkan zona hambat. Ekstrak bawang dayak Eleutherinep almifoliaL. Merr Agen anti mikroba Biakan Bakteri Escherichia coli Pertumbuhan B akteri Escherichia coliterhambat Pertumbuh an B akteri Escherichia coli normal Terbentuk zona hambat Flavonoid Membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler Mengganggu merusak membran sel bakteri Saponin Berikatan dgn protein transmembran pada dinding sel Mengganggu protein transmembran rusakperme abilitas sel Tanin Menghambat enzim reserve transkriptse DNA topoisomerase Pertumbuhan bakteri terganggu Tidak terbentuk zona hambat Kemungkinan bersifat bakteriostatik dan bakterisidal 15

2.7 Kerangka konsep

2.8 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Zona hambat pertumbuhan Escherichia coli Zona terang disekeliling cakram yang tidak ditemukan adanya pertumbuhan E.coli Penggaris mm Diameter zona hambat mm Numerik Biakan bakteri Escherichia coli Ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia L.Merr Flavonoid Saponin Tanin Pertumbuhan bakteri Escherichia coli ? 16

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental laboratorik dengan teknik disc diffusion untuk melihat pengaruh ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia L. Merr terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

3.2 Waktu dan Tempat Ekstraksi dan Uji Efektivitas

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai bulan Agustus 2014 di Laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan proses ekstraksi bawang dayak Eleutherine palmifolia L. Merr dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balittro Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor–Jawa Barat 16111 Indonesia.

3.3 Bahan Yang Diuji

Ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia L. Merr dengan pelarut etanol 96 yang diuji pada biakan bakteri Escherichia coli dengan pengulangan sebanyak 6 kali.

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Ekstrak bawang dayak Eleutherine palmifolia L. Merr dengan pelarut etanol 96 yang dibagi dalam tiga konsentrasi berbeda. Kelompok pertama dengan konsentrasi 10 mgml, kelompok kedua dengan konsentrasi 20 mgml, kelompok ketiga dengan konsentrasi 40 mgml, satukontrolnegatif dan satu kontrol positif berupa antibiotik amoksisilin 25µg.