LANDASAN TEORI Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang
Kelima, melalui tulisan dapat meninjau serta menilai gagasan secara objektif. Keenam, dengan menuliskan di atas kertas lebih mudah memecahkan
masalah, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
Ketujuh, menulis mengenai suatu topik mendorong belajar aktif. Bukan hanya sebagai penyadap informasi dari orang lain tetapi juga sebagai penemu dan
pemecah masalah. Kedelapan,kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir
secara bahasa secara tertib
8
.
Menurut Tarigan menulis juga mempunyai fungsi lain, fungsi itu adalah sebagai berikut
9
: a
Fungsi Penataan Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi
dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun.
b Fungsi Pengawetan
Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk
mengungkapkan kehidupan Zaman dahulu. c
Fungsi Penciptaan Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang
baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan.
d Fungsi Penyampaian
Penyampaian ini terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan.
8
Sabarti Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Jakarta:ERLANGGA, 1988, h.1
9
Novi Resmini, Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi Bandung:UPI PRESS, 2007,h. 115
c. Tujuan Menulis
a Assignment purpose tujuan penugasan
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri
misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat.
b Altruistic purpose tujuan altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara
tepat guna kalau dia tidak percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan
altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan. c
Persuasive purpose tujuan persuasive Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan. d
Informational purpose tujuan informasional, tujuan penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan
kepada pembaca. e
Self-expressive purpose tujuan pernyataan diri Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca. f
Creative purpose tujuan kreatif Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
Tulisan yang berujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g Problem-solving purpose tujuan pemecahan masalah
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca
10
.
d. Tahap-tahap Proses Menulis
Donald Murray mengungkapkan bahwa menulis diartikan sebagai proses berpikir yang terus menerus , proses eksperimentasi, dan proses review. Aktifitas
menulis karya tulis berkembang dengan tiga tahap: perencanaan reheasing, penyusunan konsep drafting, dan perbaikan revising dalam temple, 1988
11
. Tompkins tahapan-tahapan proses menulis adalah pramenulis prewriting,
penyusunan dan pemaparan konsep drafting, perbaikan revising, penyuntingan editing, dan penerbitan publishing
12
. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat
kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya
13
. e.
Hubungan Menulis dengan Keterampilan Bahasa yang lain “Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif
”
14
. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan
10
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, Bandung:Angkasa, 2008, h.25
11
Novi Resmini, Yayah Chiriyah dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya Bandung:UPI PRESS, 2006,h. 231
12
Ibid
13
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Stategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2008, h. 291
14
Ibid.h 3
kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur
15
. Morsey mengungkapkan dalam Tarigan, t.t:4 menulis dipergunakan,
melaporkanmemberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan
mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.
1. Hubungan antara Menulis dan Membaca
2. Hubungan antara Menulis dan Berbicara
f. Macam-macan Menulis di SD
Menurut Resmini macam-macam menulis yang diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menurut tingkatannya
a. Menulis permulaan kelas 1 dan 2
b. Menulis lanjut kelas 3-6
2. Menurut isibentuknya
a. Karangan Verslag laporan, umumnya diberikan dikelas rendah misalnya:
menceritakan kembali secara tertulis apa-apa yang dialami dalam Pengajaran Lingkungan
b. Karangan Fantasi: mengeluarkan isi jiwa sendiri ekspresi jiwa misalnya:
“Cita-citaku Setelah Tamat SD”. Seandainya Aku jadi Presiden” c.
Karangan reproduksi, umumnya bersifat menceritakanmenguraikan suatu perkara yang telah dipelajari atau dipahami, seperti hal-hal yang mengenai
Astronomi, Gejala Alam, atau menuliskan dengan kata-kata sendiri tentang apa yang dibaca, dan lain-lain
d. Karangan Argumentasi: karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa
dibiasakan menyatakan pendapat atau pun pikirannya berdasarkan alasan yang tepat
15
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bebahasa, Bandung:Angkasa, 2008, h.3
3. Menurut susunannya
a. Karangan terikat
b. Karangan bebas
c. Karanan setengah bebas setengan terikat.
g. Ragam kegiatan Pembelajaran Menulis
1 Community Language Learning
Community Language Learning CLL muncul dari sebuah ide untuk menerapkan konsep psikoterapi dalam pembelajaran bahasa. Karena berangkat
dari pandangan psikologi, pelaku dalam situasi ini adalah klien dan konselor, klien sebagai siswa dan konselor sebagai guru
16
. 2
Suggestopedy Konsep ini menyuguhkan suatu pandangan bahwa manusia bisa diarahkan
untuk melakukan sesuatu dengan kita memberi sugesti. Pikiran harus dibuat setenang mungkin, santai, dan terbuka sehingga bahan-bahan yang mudah
merangsang saraf penerimaan bisa dengan mudah diterima dan dipertahankan untuk jangka yang lama
17
. 3
Total Physical Response Total Physical Response TPR memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada para siswa untuk terlebih dahulu membekali diri dengan keterampilan komprehensif sampai mereka betul-betul merasa siap untuk menulis
18
. 4
The Silent Way 5
Metode ini merupakan kelanjutan dari metode Total Physical Response TPR. Pada TPR siswa disyaratkan membekali diri dengan keterampilan
komprehensif, sedangkan pada The Silent Way TSW, siswa diberi kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan kemampuannya masing-masing
19
.
16
Budinuryanta, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta:UNIVERSITAS TERBUKA, 2007, h.12.7
17
Ibid, h.12.9
18
Ibid, h.12.10
19
Ibid
h. Perkembangan Tulisan Siswa di Kelas Rendah
Perkembangan tulisan anak-anak setelah masuk di kelas satu dan dua sekolah dasar banyak bergantung pada kreatifitas guru. Oleh karena itu, guru diharapkan
membekali dirinyaa dengan kemampuan menulis. Guru pun dituntut memiliki kemampuan memilih metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreatifitas
siswa. Anak kelas satu ingin menulis, menulis dan menulis lagi. Kegiatan menulis
tampaknya mengalir dari hasil yang tampa kualitas dan setelah draf pertama ditulis, beberapa anak cemas untuk memulai lagi. Dalam masa menulis biasanya
bagi pemula menulis tiga atau empat baris. Anak-anak kelas satu mempunyai keinginan untuk menulis idenya pada lembaran kertas dan mengeluarkan
pendapatnya yang masih ada di otak mereka
20
. Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar meliputi; belajar
keterampilan jasmani dan fisik melalui bermain, belajar bergaul, belajar mengembangkan kemampuan menulis membaca dan berhitung, belajar mengenal
kemampuan dirinya, belajar bermain peran sebagai lelaki maupun wanita, belajar membandingkan diri dengan yang lainnya, belajar menentukan pilihan yang
sesuai dengan keinginannya, dan belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan suatu kehendak
21
.
B. Hakikat Menulis Huruf Tegak Bersambung
1 Definisipengertian
Wang Muba mengungkapkan “menulis tegak bersambung adalah kegiatan
menghasilkan huruf yang saling bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis
”. Adapun kelebihan tulisan tegak bersambung ialah otak kita akan berkembang dengan baik, merangsang kerja otak lebih kreatif, menulis lebih
cepat, tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi dan mengasah daya seni. Dalam perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali
20
Novi Resmini, Yayah Chiriyah dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya Bandung:UPI PRESS, 2006,h. 215
21
Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi BaruJakarta:REFERENSI, 2012,h. 38
perubahan bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu kewaktu menjadikan huruf tersebut semakin sederhana. Perubahan terakhir jatuh pada tanggal 7 Juli
1983 melalui SK. Dirjen Dikdasmen nomor 094CKep1.83. Langkah-Langkah Menulis Huruf Tegak Bersambung
Tim Bakti Guru 2005 mengungkapkan “tujuan pembelajaran menulis huruf
tegak bersambung adalah agar murid dapat menulis rapi, jelas, dan cepat ”. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, penulis sangat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bentuk huruf harus sederhana, sehingga mudah bagi murid untuk menuliskannya.
2. Cara menulis, meskipun sederhana, tapi tidak boleh kaku. 3. Bentuk huruf dan angka harus jelas, terutama untuk huruf-huruf dan angka
yang punya kemiripan seperti c dan e; n dan m; u dan v serta angka 1 dan 7. 4. Tulisan huruf dirangkai, sehingga tercipta cara menulis yang cepat.
5. Tulisan tidak perlu tipis tebal sehingga bentuknya sama. 6. Murid harus duduk tegak menghadap kertas yang diletakkan dengan garis alas
tepi bangku. 7. Jarak mata tidak boleh kurang 25 cm dari huruf yang akan ditulis.
2 Jenis-jenis Huruf Tegak Bersambung
a. kebersambungan yang ekstrem, tulisan akan terlihat besar dalam jenis ini. Tetapi sikap meniru apa yang tercetak di buku mengidentifikasikan halangan
untuk mengekspresikan ide-ide dan kemampuan yang lebih kreatif atau tidak biasa. Pikiran cenderung berfokus pada objektif .
b. kebersambungan antar-kata, tulisan sangat berkaitan sehingga tidak hanya hurufnya, tetapi kata yang bersambung, ini adalah indikasi dari konsentrasi
yang hebat.
c. kebersambungan parsial, pemberian jeda pada titik i, garis t, dan bergerak ke silabel berikutnya. Gerakan tangan halus, dan berkelanjutan, tangan akan
terangkat cukup tinggi dari kertas seketika
22
.
3 Tujuan Menulis Huruf Tegak Bersambung
Dalam dunia Grafologi, tipe tulisan dan tipe sambungan merupakan karakter tulisan yang sangat penting untuk menggali berbagai informasi tentang bagaimana
seseorang berinteraksi dengan orang lain. Tulisan bersambung memudahkan untuk melihat kekhasan karakter seseorang dibandingkan dengan orang lain.
Dengan melihat bagaimana satu huruf disambungkan dengan huruf lainnya, akan terlihat apakah penulisnya ramah atau mudah bersosialisasi, suka menutupi fakta,
tidak jujur atau bahkan agresif, cepat dan maunya sendiri
23
.
4 Manfaat Huruf Tegak Bersambung
Orang-orang yang menulis dengan huruf tegak bersambung akan berbicara dengan fasih
24
. Umumnya penulis yang bersambung bersif logis, rasional, dan analisis. Pemikiran mereka sistematis dan pemahaman kalkulasi serta strategi
dalam membuat rencana ke depan
25
.
22
Karen K. Amend, Dasar-dasar Lengkap Analisis Tulisan Tangan, Yogyakarta:pustaka belajar, 2014, h.145
23
Bayu Ludvianto, Grapho For Sucsess Analisis Tulisan Tangan, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2011, h.96
24
Karen K. Amend, Dasar-dasar Lengkap Analisis Tulisan Tangan, Yogyakarta:pustaka belajar, 2014, h.143
25
Ibid, h.144
5 Contoh Huruf Tegak Bersambung
Pengertian Metode Drill Pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya
pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu cara yang ditempuh yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik
terhadap bahan yang sudah diajarkanberikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari Sudjana, 1995:86.
Tujuan Penggunaan Metode Drill Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa:
1. Memiliki keterampilan moroisgerak, misalnya menghafal kata-kata,
menulis, menggunakan alat, membuat bentuk, atau melaksanakan gerak dalam olahraga
2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalihkan, membagikan,
menjumlah, tanda baca dll 3.
Memiliki kemampuan menghubungkan sesuatu 4.
Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi
lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya 5.
Pengetahuan anak akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih
mendalam
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Menurut Alce Mada, “Meningkatkan Keterampilan Menulis Huruf Tegak
Bersambung Melalui Metode Drill pada siswa kelas II SD Inpres 1 Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato”
26
. Berdasarkan hasil penelitian awal menunjukan bahwa keterampilan
menulis huruf tegak bersambung siswa kelas II masih terdapat beberapa siswa yang belum terampil menulis huruf tegak bersambung yakni 65 13 orang dari
dua puluh orang siswa kelas II dan 35 7 orang yang terampil menulis huruf tegak bersambung.
Salah satu alternatif mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan metode drill. Jika masalah ini tidak dicari solusinya dikhawatirkan anak-anak
tersebut tidak mampu menghasilkan tulisan tangan yang indah. Setelah diadakan siklus 1 ternyata mengalami peningkatan, karena dari 20 orang siswa 55 11
orang siswa tersebut terampil menulis tegak bersambung melalui metode drill pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya. Dari hasil penelitian pada siklus II
menunjukan adanya peningkatan pada siswa kelas II SD Inpres I Tunas Jaya dalam menulis huruf tegak bersambung melalui metode drill menjadi 80 16
orang dari 35 7 orang. Alce Mada menyimpulkan bahwa keterampilan menulis huruf tegak
bersambung dapat ditingkatkan melalui metode drill, sehingga penelitian ini dianggap berhasil.
Perbedaan penelitian Alce Mada dengan skripsi ini yaitu: a.
Penelitian Alce Mada dilaksanakan pada siswa kelas II SD sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas I MI
b. Penelitian Alce Mada dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato sedangkan
penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tangerang c.
Penelitian Alce Mada menggunakan metode Drill sedangkan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
2. Hapsa Rifai 2010, “Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung
Melalui Media Buku Besar pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo”.
Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 35,4
dari jumlah siswa sebanyak 48 orang, sementara yang memperoleh nilai di bawah 65 sebanyak 31 orang atau 64,5.
Pada siklus II siswa yang memperoleh nilai di atas 65 sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar 77 dari jumlah siswa sebanyak 48 orang. Siswa yang
memperoleh nilai dibawah 65 sebanyak 11 orang atau 23 dengan daya serap siswa 75. Hapsa Ripai menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media buku
besar keterampilan dasar menulis tegak bersambung pada siswa kelas 1 SDN 2 Yosonegoro meningkat.
20