1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam pasal 18 UUD 1945 telah diatur pembagian wilayah negara kesatuan RI menjadi daerah
provinsi yang kemudian dibagi lagi menjadi daerah kabupatenkota yang mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.Ketentuan
tersebut merupakan amandemen kedua yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Sebelum amandemen ketentuan pasal 18 UUD 1945 sangat simple , yakni
berbunyi : “ Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan daerah kecil , dengan
bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang , dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratn dalam sistem pemerintahan
negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa
”. Pasal 18 UUD 1945 menyebutkan bahwa susunan pemerintahan beserta
bentuk pemerintahan dari pembagian suatu daerah tersebut diatur oleh undang- undang yang lebih khusus mengatur terkait otonomi daerah yang diatur dalam
undang-undang no 32 tahun 2014 dimana pengertian dari otonomi daerah sendiri diartur dalam pasal 1 angka 6 yang berisi :
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Era reformasi, kata perubahan menjadi kata yang sering disuarakan, baik untuk individu ataupun oleh anggota kelompok masyarakat lainnya.Tuntutan
2
perubahan sering ditujukan kepada aparatur birokrasi menyangkut pelayanan publik serta pelayanan masyarakat yang diberikan kepada masyarakat. Rendahnya
mutu pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah masyarakat.Bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan
birokrasi selalu mengeluh dan kecewa terhadap layaknya aparatur dalam memberikan pelayanannya.
Pelayanan pemerintah, rasa puas masyarakat terpenuhi bila apa yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka
harapkan, dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas pelayanan itu diberikan serta biaya yang relatif terjangkau dan mutu pelayanan yang baik. Jadi, terdapat
tiga unsur pokok dari pelayanan itu sendiri yaitu biaya harus relatif lebih rendah, waktu yang diperlukan, dan terakhir mutu pelayanan yang diberikan relatif baik.
Pemerintah berperan penting dalam hal pemenuhan pelayanan dan penanganan masalah yang ada di suatu daerah tertentu. Seperti halnya
kemacetan,kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai system transportasi publik dengan baik atau memadai ataupun juga
tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Perkembangan jumlah penduduk di Indonesia yang sangat pesat mau tidak mau harus dibarengi
dengan perkembangan fasilitas transportasi yang memadai, baik itu sarana maupun prasarananya, baik armada trosportasi maupun perlengakapan
penunjangnya. Hal ini tercermin dari perkembangan yang pesat pada sektor pelayanan publik mobilitas tinggi dan didukung peralatan yang modern.
3
Pemerintah harus dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalam suatu daerah dimana penyelesaian tersebut harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar.
Bukan menjadikan kerugian atau ketidakpuasan masyarakat yang dapat menimbulkan gejolak terhadap pemerintah.
Perkotaan di Indonesia, tak lagi terbatas sebagai pusat pemukiman masyarakat. Kini kota juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan,sentral hirarki,
dan pusat pertumbuhan ekonomi. Sebagai konsekuensi logis dari peran kota sebagai pusat pertumbuhan dan ekonomi, sumbangan perkotaan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional, semakin meningkat. Maka dari itu dengan adanya pertumbuhan masyarakat yang ada di perkotaan pasti menimbulkan
adanya dampak negatif terhadap adanya fenomena tersebut yaitu salah satu dari permasalahan perkotaan adalah masalah tranportasi
Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan bersifat lintas sektor dan harus dilaksanakan serta dilakukan dengan baik. Agar dalam pelaksanaan serta
penerapan semua program dan tentang pelayanan penyelenggaraan lalu lintas serta angkutan jalan. Dalam hal ini dalam meningkatkan pelayanan masyarakat
Dinas Perhubungan berperan aktif dalam pelayanan tersebut untuk menjaga semua fasilitas serta apa yang ada dalam lingkungan lalu lintas. Seperti halnya
banyaknya pendatangyang ke Kota Malang karena ingin mencari ilmu di sini mengais rezeki diKota Malang. Dengan adanya pertembuhan tersebut maka
dalam hal sarana prasaran lalu lintas jika tidak memadai akan membuat kota tersebut timbul masalah seperti halnya kemacetan.
4
Jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang berpotensi memunculkan masalah kemacetan dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, beberapa ruas
jalan di Kota Malang kerap terjadi kemacetan dan antisipasi pelebaran tampaknya sulit untuk dilakukan.Sebagai salah satu kota pendidikan dan kota wisata di Jawa
Timur, Kota Malang pada tahun 2015 mendatang, diprediksi akan terancam terjadi kemacetan total. Prediksi tersebut dilihat dari kinerja Pemkot yang sampai
kini belum ada upaya perencanaan pembuatan jaringan jalan untuk tahun 2010- 2030
1
.
Beberapa ruas jalan yang kerap terjadi kemacetan panjang dan lama sering terjadi di pertigaan lampu merah Jalan Dinoyo, perempatan lampu merah Institut
Teknologi Negeri Malang ITN dan pertigaan jembatan Soekarno Hatta. Kepadatan arus lalu lintas di sepanjang MT. Haryono dan Jl. Gajayana mulai
menunjukkan perkembangan yang semakin menghawatirkan. Di jam-jam biasa, yakni di luar pukul enam pagi atau empat sore sampai maghrib, kecepatan
kendaraan hanya mampu digeber sampai dengan 40 km per jam. Sementara pada jam-jam sibuk, praktis kendaraan hanya bisa berjalan merambat. Jalan mulai
lengang saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tidak hanya itu saja itu mengakibatkan adanya wacana tentang pembokaran jembatan Soekarno Hatta
karena usia dari jembatan tersebut telah tidak memungkinkan lagi lebih lama untuk dilewati.
1
https:kangnarada.wordpress.com20111008kemacetan-di-kota-malang
5
Kemacetan serta wacana pembongkaran jembatan Soekarno Hatta tersebut maka Pelaksanaan Peraturan Walikota Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Rekayasa
Lalu Lintas dikawasan Jalan Sumbersari – Jalan Gajayana – Jalan MT.Haryono – Jalan D.I Panjaitan – Jalan Bogor dalam mengurai kemacetan. Perwal tersebut
diberlakukan karena adanya titik kemacetan yang sangat besar. Kebijakan jalur satu arah untuk kendaraan bermotor tersebut sudah disepakati dan diputuskan
dalam rapat forum lalu lintas pertengahan September, bahkan saat itu diputuskan mulai diberlakukan pada 7 Oktober 2013, namun karena infrastrukturnya masih
belum mendukung, maka ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Jalur satu arah demi mengurai kemacetan arus lalu lintas di kota itu,
terutama di seputar kampus Universitas Brawijaya UB, Jalan Veteran yang seharusnya lurus, akhirnya dipotong menjadi perempatan, sehingga kendaraan dari
arah Jalan Bogor bisa langsung ke Jalan Bogor terusan tanpa harus memutar di Jalan Veteran. Kebijakan tersebut diberlakukan pada tanggal 6 November 2013.
Namun kebijakan tersbut berlaku bagi kendaraan pribadi dan tidak berlaku bagi angkutan umum. Dengan demikian pihak yang di istimewakan adalah para sopir
angkutan umum karena itu membuat para pengguna angkutan umum tidak memutar karena jalan satu arah tersebut menjadi membuat memutar untuk para
pengguna jalan pribadi. Namun tidak semua kebijakan pemerintah membawa dampak positif bagi pengguna jalan atau sekitar jalan yang dilalui. Di sini atau
kebijakan tersebut menimbulkan masalah baru bagi warga sekitaran kampus Universitas Brawijaya tidak menerima hal tersebut.
6
Kebijakan tersebut memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat sekitar jalan yang diberlakukan jalan satu arah. Masyarakat merasa bahwa
kebijakan tersebut merugikan masyarakat sekitar karena dengan adanya jalur satu arah perekonomian masyarakat sekitar menjadi menurun bukan itu saja banyak
dampak yang di timbulkan dari kebijakan tersebut yaitu dampak sosial budaya serta kekeluargaan masyarakat yang memicu masyarakat menjadi geram. Di Jalan
Gajayana masyarakat memberikan polisi tidur karena banyak terjadinya kecelakaan di jalan tersebut serta masyarakat tersebut membuat spanduk
bertuliskan tidak setujunya jalan satu arah, di daerah Dinoyo juga demikian mereka menolak karena mereka merasa mendampatkan dampak negatif dari
kebijakan tersebut namun di jalan panjahitan lebih mengalami penolakan besar- besaran karena adanya kerugian yang sangat banyak yang dirasakan oleh
masyarakat bethek. Mereka merasa dirugikan karena perekonomian semakin menurun,
terjadinya kecelakaan serta adanya gang – gang yang dilewati pengendara dengan ugal – ugalan itu membuat masyarakat tidak nyaman dengan kebijakan tersebut.
Oleh karena itu di daerah Bethek jalan Panjahitan terjadilah penolakan besar- besaran yang di lakukan oleh masyarakat sekitar. Dalam hal ini masyarakat Bethek
serta masyarakat dinoyo melakukan aksi penolakan dengan cara melakukan negosisasi kepada DPRD serta Walikota dan aspirasi – aspirasi surat yang
menyatakan penolakan jalan satu arah namun aspirasi serta negosiasi tidak
7
memiliki jalan temu oleh karena itu masyarakat Bethek dan Dinoyo melakukan pemblokiran besar- besaran yang dilakukan di jalan tersebut.
Tanggal 13 Oktober 2013 Warga bersama sejumlah Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus melakukan demonstrasi di sepanjang jalan Mayjend Panjaitan
hingga pertigaan Jalan Bogor
2
.Begitu juga pada Senin 27 Oktober 2013 semakin warga tidak tahan dengan jalur satu arah tersebut. Tidak adanya respon dari
pemerintah atas aspirasi masyarakat bethek tersebut. Kesabaran warga Betek nampaknya sudah habis, sebab respon dari wali kota kurang, sehingga aksi demo
blokir jalan di kawasan lingkar Universitas Brawijaya UB Malang kembali dilakukan warga. Kali ini, sekitar limaratus orang warga Kelurahan Penanggungan
dan Dinoyo turun ke jalan untuk menolak kebijakan jalur satu arah yang diberlakukan Pemkot Malang dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Perlu
diketahui pada aksi kali ini, warga menutup kawasan lingkar UB mulai dari barat yang terdiri dari daerah pertigaan jalan Gajayana hingga Watugong dan jalur
artenatif juga ditutup warga, sedangkan jalan di sisi timur mulai dari Jembatan Soekarno-Hatta, Jalan Mayjend Panjaitan hingga Jalan Bogor juga lumpuh total
dan menyebabkan kemacetan parah di kawasan lingkar UB
3
. Senin 2122013 Warga jalan di DI.Panjaitan dan jalan M.T Haryono
Kota Malang menggelar aksi di depan Balai Kota Malang. Mereka menuntut
2
http:kavling10.com201410warga-betek-demo-tolak-satu-jalur
3
http:bakesbangpol.malangkota.go.id20141030demo-satu-arah-warga-betek-menutup-jalan
8
Pemerintah Kota Pemkot Malang untuk menghentikan penerapan uji coba jalur satu arah di Jalan DI Panjaitan, Jalan Gajayana dan Jalan MT Haryono
4
. Gambar 1. Adanya protes dari pedagang
Gambar 2 . Protes Para Warga
4
http:halomalang.comnewswarga-betek-demo-tolak-satu-arah
9
Adanya pemaparan persoalaan penulis ingin mengkaji lebih dalam
tentang masalah yang ada telah diuraikan dengan mengangkat judul “Protes Sosial di Perkotaan Studi Tentang Kebijakan Satu Arah Masa Pemerintahan
Walikota Di Kota Malang”. 1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana kemunculan, perkembangan dan hasil – hasil yang dicapai dari hasil protes sosial tentang kebijakan jalan satu arah di Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian