Permasalahan Maksud dan Tujuan Batasan Masalah

semakin baik. Beberapa perubahan dapat ditemukan antara peraturan-peraturan yang lama dengan yang baru seperti masalah mengenai komposisi bahan beton, detail-detail konstruksi, dasar-dasar perhitungan dan syarat-syarat umum konstruksi seperti faktor beban dan syarat kekuatan serta beberapa hal lainnya. Dengan adanya peraturan-peraturan yang baru ini, diharapkan suatu bangunan pada masa yang akan datang akan dapat dibangun dengan tingkat keamanan konstruksi yang lebih tinggi serta juga dapat menekan biaya pembangunan hingga semakin rendah dengan memanfaatkan sifat-sifat beton bertulang agar dapat bekerja pada batas kemampuannya. Pada peraturan lama seperti PBI 1971, metode analisis struktur masih menggunakan metode elastis, sedangkan pada peraturan yang lebih baru metode analisis sudah menggunakan metode kemampuan batas, sehingga dari hal ini dapat dilihat jelas tingkat kemampuan yang lebih tinggi dari suatu komponen beton bertulang telah digunakan dalam peraturan -peraturan baru sehingga kekuatan potensial yang dimiliki oleh beton bertulang akan dapat dipergunakan dengan lebih maksimal.

1.2 Permasalahan

Meskipun di Indonesia telah banyak dikeluarkan peraturan-peraturan mengenai beton bertulang, untuk beberapa bangunan yang lama ataupun yang baru, masih sering dijumpai bangunan tersebut mengacu pada peraturan yang lama. Hal demikian terjadi karena beberapa bangunan dibangun sebelum adanya peraturan yang baru. Sedangkan jika dikehendaki bangunan lama untuk diperbaiki dengan menerapkan standar-standar yang ada dalam peraturan baru, mungkin sebagian bangunan ini akan memerlukan biaya yang sangat besar. Namun berbeda halnya dengan bangunan yang baru, yang dibangun menurut peraturan yang terbaru yang telah dikeluarkan namun masih saja dijumpai bangunan yang baru Universitas Sumatera Utara tersebut masih mengacu pada peraturan yang lama. Hal ini mungkin disebabkan para pelaksana pembangunan belum terbiasa dengan peraturan yang baru, dan senantiasa menggunakan peraturan yang tlah lama digunakan, sehingga peraturan yang baru dirasa sangat tidak efektif bagi mereka. Maka dari itu, setiap peraturan-peraturan yang baru hendaknya dimasyarakatkan oleh pemerintah kepada para pelaksana pembangunan melalui berbagai penyuluhan untuk menerapkan peraturan baru yang telah diterbitkan. Untuk keperluan itu juga, dalam tugas akhir ini akan dibahas beberapa perbedaan yang dapat ditemukan dari Peraturan PBI 1971 sebagai pembaharuan terhadap PBI 1955 yang masih menggunakan Metode Elastis dan peraturan terbaru yang ada yaitu SK SNI 03- 2847-2002.

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk membandingkan hasil perencanaan struktur beton bertulang yang direncanakan dengan mengacu pada peraturan PBI 1971 dengan yang direncanakan mengacu pada peraturan beton SK SNI 03-2847-2002 yang merupakan peraturan beton yang terbaru di Indonesia pada masa kini.

1.4 Batasan Masalah

Tugas Akhir ini membatasi permasalahan pada perencanaan beton bertulang untuk kolom dan balok pada bangunan 6 enam lantai dengan menggunakan Metode Elastis dan Kekuatan Batas Ultimit. Universitas Sumatera Utara Adapun data-data perencanaan sebagai berikut: 1. Konstruksi beton bertulang yang terdiri 6 enam lantai dengan panjang 24 m, lebar 12 m dan tinggi 21 m. Dengan dimensi-dimensi yang ditetapkan sebagai: • Balok = 20 x 50 cm • Kolom = 50 x 50 cm • Plat lantai = 12 cm • Plat atap = 10 cm 2. Dalam perencanaan ini digunakan material beton dengan mutu beton fc’ = 30 Mpa dan material baja dengan mutu baja fy = 350 Mpa. 3. Komponen struktur yang dibandingkan hanyalah balok persegi dan kolom. 4. Besaran yang dibandingkan hanya mengenai dimensi balok dan kolom saja. 5. Analisa yang digunakan adalah analisa elastis untuk PBI 1971 dan ultimit untuk SK SNI 03-2847-2002. 6. Perletakan struktur gedung adalah jepit-jepit. 7. Beban-beban yang bekerja yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan SK SNI 03-2847-2002 a. Beban Mati Besarnya beban mati yang akan ditentukan harus berdasarkan berat isi pada bahan-bahan bangunan tersebut, diantaranya: • Beton Bertulang = 24 KNm 3 • Pasangan Batu-Bata = 17 KNm • Plafound = 0,17 KNm b. Beban Hidup Universitas Sumatera Utara • Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, beban hidup pada lantai untuk gedung yang berfungsi sebagai perkantoran adalah sebesar 250 kgm². Sedangkan beban hidup untuk atap adalah 100 kgm². c. Beban Gempa Analisa gaya gempa menggunakan analisis statik ekivalen menurut SK SNI 03- 2847-2002. Direncanakan bangunan gedung perkantoran beton bertulang dibangun pada wilayah zone III diatas tanah lunak. Dengan faktor keamanan I adalah 1,50. Utuk sistem rangka pemikul momen menengah digunakan faktor reduksi gempa R adalah 5,5. 8. Untuk Peraturan Beton Indonesia 1971, kombinasi perhitungan terhadap pembebanan beban tetap dan sementara, yaitu: • DL • DL + LL • DL +LL + Qx • DL + LL – Qx • DL +LL + Qy • DL + LL –Qy • DL + Qx • DL – Qx Universitas Sumatera Utara 9. Kombinasi pembebanan yang digunakan untuk SNI-03-2847-2002 adalah sesuai dengan yang tercantum pada SNI-03-2847-2002, yaitu: • 1,4 DL • 1,2 DL + 1,6 LL • 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 Qx • 1,2 DL + 1,0 LL – 1,0 Qx • 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 Qy • 1,2 DL + 1,0 LL – 1,0 Qy • 0,9 DL + 1,0 Qx • 0,9 DL – 1,0 Qx • 0,9 DL + 1,0 Qy • 0,9 DL – 1,0 Qy Universitas Sumatera Utara +21 00 Gambar 1.1 Denah Gedung B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 B 20x50 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 Universitas Sumatera Utara K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 +17 50 +14 00 +10 50 +7 00 +3 50 6.00 6.00 6.00 6.00 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 B 20 x 50 ±0 00 Gambar 1.2 Potongan Memanjang I - I Universitas Sumatera Utara B 20 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 B 20 x 50 6.00 6.00 B 20 x 50 B 20 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 K 50 x 50 ±0 00 +3 50 +7 00 +10 50 +14 00 +17 50 +21 00 Gambar 1.3 Potongan Melintang II - II Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penulisan