Sejarah Visual Basic Rancangan Proses

aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepat, akses ke basis data menggunakan Data Access Objects DAO, Remote Data Objects RDO, atau ActiveX Data Object ADO, serta menawarkan pembuatan kontrol ActiveX dan objek ActiveX. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications VBA dan Visual Basic Scripting Edition VBScript, mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan komponen- komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic. Program-program yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi eksternal tambahan. Dalam pemrograman untuk bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas, dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2005, 62 pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic, yang diikuti oleh C++, JavaScript, C dan Java.

2.6.2 Sejarah Visual Basic

Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis softwarenya dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan sistem operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA basic-advanced untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic dikenal juga sebagai Basic Compiler. Universitas Sumatera Utara Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi BASICA dan juga bahasa yang dikompilasi BASCOM membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai gabungan keduanya. Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode terkompilasi atau kode yang harus diinterpretasi sebagai hasil executable dari kode VB.

2.6.3 Komponen Visual Basic

Di dalam VB terdapat bermacam-macam jenis kontrol, dan dapat juga menambah kontrol dengan cara pilih menu project-components. Dari situ dapat menambah kontrol-kontrol baru yang dibutuhkan. Sekarang akan dibahas kontrol standar VB, untuk mengetahui nama kontrol, arahkan kursor mouse pada salah satu kontrol, yang ditunjukkan pada Gambar 2.15. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Toolbox Keterangan Gambar 2.15 : 1. Pointer Pointer digunakan untuk memindah atau merubah ukuran kontrol yang ada pada form. 2. PictureBox Digunakan untuk menampilkan gambar yang bersifat statis dan aktif. 3. Label Digunakan untuk menampilkan teks sebagai label di dalam form. 4. TextBox Digunakan sebagai inputan berupa text. 5. Frame Digunakan untuk mengelompokkan beberapa kontrol. 6. CommandButton Universitas Sumatera Utara Digunakan sebagai tombol seperti pada umumnya. 7. CheckBox Digunakan sebagai opsi pilihan, dapat dipilih beberapa. 8. OptionButton Digunakan sebagai opsi pilihan, hanya dapat dipilih salah satu. 9. ComboBox Digunakan sebagai opsi pilihan dalam bentuk drop-down-list 10. ListBox Digunakan sebagai opsi pilihan dalam bentuk full-list. 11. HscrollBar Scroll bar yang berada pada posisi horisontal. 12. VscrollBar Scroll bar yang berada pada posisi vertikal. 13. Timer Berfungsi sebagai pengatur waktu berdasarkan interval tertentu. 14. DriveListBox Berfungsi untuk menampilkan drive yang aktif yang berbentuk listbox. 15. DirListBox Berfungsi untuk menampilkan direktori pada drive yang dipilih. 16. FileListBox Berfungsi untuk menampilkan file pada direktori dan drive yang dipilih. 17. Shape Berfungsi untuk menampilkan bentuk-bentuk seperti oval, elips, dll. 18. Line Berfungsi untuk menampilkan garis lurus. 19. Image Berfungsi untuk menampilkan gambar pada form. Universitas Sumatera Utara 20. DataControl Digunakan untuk melakukan akses ke dalam suatu database. 21. OLE Digunakan untuk proses link dan embed objek antar aplikasi. Universitas Sumatera Utara BAB 3 ANALISIS DAN DESAIN

3.1 Analisis Sistem

Pada bagian ini, penulis melakukan analisa terhadap metode CRC 32 untuk mengamati bagaimana proses kerja metode ini dalam melakukan pendeteksian terhadap kerusakan sebuah file. Dalam melakukan deteksi terhadap kerusakan sebuah file, CRC 32 menggunakan nilai checksum sebuah file untuk menentukan letak kerusakan file tersebut. Adapun proses kerja dari CRC 32 dalam mendeteksi kerusakan sebuah file adalah sebagai berikut: 1. CRC 32 membaca file yang akan dideteksi kerusakananya untuk mengambil informasi nilai checksum file tersebut. 2. Nilai checksum ini kemudian diolah menjadi sebuah fungsi hash satu arah dengan nilai 32 bit. Fungsi hash 32 bit inilah yang akan digunakan CRC 32 sebagai identitas file yang dideteksi kerusakaannya. 3. CRC 32 kemudian mengakses registry sistem untuk mengambil informasi file yang tercatat dalam registry sistem. Hal ini dilakukan untuk membandingkan nilai checksum yang tercatat pada registry sistem dengan nilai fungsi hash hasil pengolahan. 4. Bila nilai checksum dari registry sistem berbeda dengan nilai fungsi hash hasil pengolahan, maka CRC 32 akan menyatakan bahwa file yang dideteksi dalam kondisi Universitas Sumatera Utara rusak, tapi jika nilai checksum dari registry sistem sama dengan nilai fungsi hash hasil pengolahan, maka CRC 32 menyatakan file yang dideteksi tidak dalam kondisi rusak. 5. Bila hasil pendeteksi menyatakan bahwa file dalam kondisi rusak, CRC 32 akan mengolah nilai fungsi hash 32 bit dengan cara membaginya dengan nilai checksum dari registry sistem. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi kerusakan pada file tersebut.

3.2 Desain

Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai bentuk desain atau rancangan dari perangkat lunak pendeteksi kerusakan file dengan menggunakan metode CRC 32 ini. Adapun rancangan-rancangan yang penulis lakukan antara lain rancangan proses, rancangan antar muka serta rancangan struktur menu perangkat lunak.

3.2.1. Rancangan Proses

Untuk menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam perangkat lunak pendeteksi kerusakan file dengan menggunakan metode CRC 32 ini, penulis menggunakan bagan alir flowchart. Adapun bentuk flowchart dari rancangan proses yang terjadi pada perangkat lunak ini seperti terlihat pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Rancangan Flowchart Proses kerja sistem dimulai dengan menampilkan form Utama. Sistem kemnudian menunggu penginputan lokasi file yang akan dideteksi. Setelah lokasi file ditentukan, sistem kemudian melakukan penghitungan nilai checksum dari file tersebut. Dari nilai checksum yang diperoleh, sistem kemudian melakukan penghitungan terhadap nilai CRC file tersebut. Sistem kemudian mengakses registri sistem operasi untuk mengambil nilai registri dari file yang dipilih user. Nilai registri ini kemudian dibandingkan dengan nilai CRC yang telah dihitung sebelumnya. Jika nilai cheksum registri file sama dengan nilai CRC, maka sistem menyatakan bahwa file tersebut tidak mengalami perubahan tidak mengalami kerusakan. Jika nilai checksum registri file tidak sama dengan nilai CRC, maka sistem menyatakan bahwa file tersebut telah mengalami perubaham mengalami kerusakan. Start Tampilkan Form Utama Input Lokasi File Hitung nilai Checksum File Hitung nilai CRC File Bandingkan nilai Checksum dan CRC File Checksum CRC Deteksi Lokasi Kerusakan File Tampilkan Hasil Pendeteksian N Y End Universitas Sumatera Utara Jika file mengalami perubahan, sistem kemudian melacak lokasi dimana perubahan terjadi dan menampilkan hasilnya kepada user.

3.2.2 Rancangan Antar Muka