1. Bahan Penyusun Permukaan
Bentuk dan besarkecilnya partikel di permukaan saluran merupakan ukuran kekasaran. Akan tetapi, untuk saluran tanah ini hanya merupakan bagian kecil saja
dari kekasaran total. Pada saluran irigasi, ketidakteraturan permukaan yang menyebabkan perubahan dalam keliling basah dan potongan melintang
mempunyai pengaruh yang lebih penting pada koefisien kekasaran saluran. Perubahan-perubahan mendadak pada permukaan saluran akan memperbesar
koefisien kekasaran. Perubahan-perubaban ini dapat disebabkan oleh penyelesaian konstruksi saluran yang jelek atau karena erosi pada talud saluran
Direktorat Jenderal SDA, 2010. Hansen, dkk. 1992 menyatakan bahwa bentuk saluran pembawa irigasi
yang sangat umum adalah bentuk saluran tanah. Keuntungan utamanya adalah memiliki biaya awal yang rendah, namun irigasi ini memiliki banyak kerugian
yaitu kehilangan air akibat rembesan yang besar, debit air yang rendah, bahaya kerusakan yang diakibatkan gerusan dan injakan hewan serta keadaan yang sesuai
untuk pertumbuhan tanah dan rumput air. Selain itu saluran tanah memiliki permukaan yang tidak teratur sehingga nilai koefisien kekasarannya pun semakin
besar dibandingkan saluran yang dilapisi dengan material pelapis, seperti semen. Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan bentuk butiran bahan
yang membentuk luasan basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Secara umum dikatakan bahwa, butiran halus mengakibatkan nilai N yang relatif
rendah dan butiran kasar memiliki nilai N yang tinggi. Pada sungai alluvial dimana butir-butir bahannya halus, seperti pasir,
lempung , liat, efek hambatan jauh lebih kecil daripada bila bahannya kasar
Universitas Sumatera Utara
seperti kerikil dan kerakal kerikil yang ukurannya lebih besar berdiameter 10-15 mm. Bila bahannya halus, nilai N rendah dan relatif tidak terpengaruh oleh
perubahan tarafdebit aliran. Bila bahan terdiri dari kerikil dan kerakal, nilai N biasanya tinggi terutama pada taraf air tinggi atau rendah.
2. Sifat Fisik Tanah