yang bernama ibu Marliana Padang bahwa “alani lot na kegiatan simpan pinjam daberu en mo asa bage na lumayan selloh ma kuakap ekonomiku, kan mijuma kin ngo bahanku, Alhamdulillah ma
mo boi aku kibuka usaha ketek-ketek i sapo, jadi syukur ma mo lot i baen pemerintah program bagen
” “dengan adanya kegiatan simpan pinjam perempuan ini, saya merasa ekonomi keluarga saya menjadi
lebih baik, dari awalnya saya bekerja sebagai petani, Alhamdulillah kini saya sudah membuka usaha kecilwarung di rumah, maka saya sangat bersyukur karena pemerintah telah mengadakan program
seperti ini” Sebanyak 10 orang 20 responden menyatakan kurang berkembangnya usaha karena
sesama anggota kelompok mengalami penurunan hasil panen padi pada kelompok
Mikelakona.Seperti halnya dikatakan oleh ibu Damaris Boang Manalu, “alani lot ma ngo kegiatan en asa bage na lumayan ma kuakap perekonomian keluarga nami, kuakap ibettoh akka dengan
sekuta ngo bakune cuaca ikuta m bagta, jadi bagimi, bujur kaloon mo bana pemerintah si enggo kibaen program bagen alani ma mo aku asa boi kibuka usaha keripik gadong na boi ku dea mulai
kan kedde- kedde ketek,mbelgah,sakat mi subussalam”
“dengan adanya kegiatan seperti ini saya merasa perekonomian keluarga kami semakin membaik, terimakasih sekali saya ucapkan kepada pemerintah yang telah membuat program seperti ini.dengan
adanya program ini lah maka saya dapat membuka usaha kripik singkong yang kini telah saya sebarkan mulai dari warung-
warung kecil, besar hingga ke Kota Subussalam”
3. Kelancaran Iuran Simpan PinjamPerempuan Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Kelancaran Iuran Simpan Pinjam Perempuan
No Kategori
Frekuensi F Persentasi
1 2
Lancar Bermasalah
45 3
90 6
Universitas Sumatera Utara
3 Terlambat
2 4
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 dapat diketahui bahwa kelancaran iuran wajib dan iuran suka rela responden sejak mengikuti kegiatan simpan pinjam permpuan yakni
sebanyak 45 orang 90 responden menyatakan lancar, karena responden tidak mau kena denda, sebanyak 3 orang 6 responden menyatakan bermasalah dalam pembayaran iuran wajib dan iuran
suka rela, hal ini karena penghasilan anggota kelompok simpan pinjam perempuan tidak memiliki penghasilan tidak tetap untuk membayar kepada bendahara karena usaha yang dilakukan kurang
berkembang atau pinjaman digunakan untuk kebutuhan pokok, sebanyak 2 orang 4 responden menyatakan terlambat dalam iuran wajib dan iuran suka rela lupa karena pekerjaan suaminya sebagai
petani uang untuk membayar iuran tidak ada dan responden kena denda karena sudah jatuh tempo.
4. Tipe Rumah Responden Tabel:5.19
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Rumah Responden
No Kategori
Frekuensi F Persentasi
1 2
3 Tidak Permanen
Semi Permanen Permanen
10 40
- 20
80 -
Jumlah 50
100 Sumber Data: Data Primer 2014
Berdasarkan data yang disajiakna pada tabel 5.19.dapat diketahui bahwa tipe rumah responden yakni sebanyak 10 orang 20 responden memiliki tipe rumah responden tidak
Universitas Sumatera Utara
permanen, sebanyak 40 orang 80 responden menyatakan tipe rumah semi permanen, hal ini karena sebagian responden mendapatkan Program Bedah Rumah yang ada di Desa Longkotan Kecamatan
Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi.
3. Ketepatan Waktu
Berdasarkan penelitian dilapangan responden menyatakan sebanyak 50 orang 100 mengikuti kegiatan simpan pinjam permpuan sejak tahun 2012. Pembentukan Kelompok simpan
pinjam perempuan sebanyak 5 kelompok yang ada di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Punggga Kabupaten Dairi
Adapun nama-nama kelompok di Desa Longkotan yaitu, Kelompok Mikelakona sebanyak 10 Orang, kelompok SadaArih sebanyak 10 orang, kelompok Sejahtera sebanyak 10 0rang, kelompok
Cahaya Baru sebanyak 10 orang dan kelompok Tunas Mekar Sebanyak 10 orang.
1. Frekuensi Pencairan Dana Tabel 5.20