Bantuan modal sebagai variabel bebas dua X2 dimaksudkan adalah

commit to user 41 1. Pemberian pelatihan sebagai variabel bebas satu X1 dikonsepsikan sebagai upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan teknisketerampilan kelompok P2M-BG dalam mengelola usaha mereka melalui pendidikan dan latihan pelatihan yang dilakukan oleh instansi terkait, seperti Depkop dan Pembinaan UKM, Depnaker-Trans dan pihak BUMN Korompis, 2005:53. Variabel ini diukur melalui beberapa indikator, di antaranya : frekuensi dan intensitas keikutsertaan anggota P2M-BG dalam program pelatihan, tingkat kesesuaian materi pelatihan dengan bidang usaha, tingkat pemahaman terhadap materi pelatihan.

2. Bantuan modal sebagai variabel bebas dua X2 dimaksudkan adalah

pembinaan pemerintah di sektor permodal dalam bentuk pemberian kredit lunak tanpa agunan. Indikator variabel ini diukur dari besarnya bantuan modal yang diterima anggota P2M-BG dalam rupiah Korompis, 2005:54. 3. Cara-cara mengolah usaha sebagai variabel bebas tiga X3 diukur melalui beberapa indikator, antara lain : 1 menerapkan secara konsisten dan kontinu pembukuan dalam mengelola usaha 2 menerapkan pula secara konsisten dan kontinu pembukuan dalam rangka 3 kebutuhan rumah tanggakeluarga; 4 Semaksimal mungkin menghindari pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu Korompis, 2005:54. commit to user 42 4. Tingkat Pendapatan profit usaha, sebagai variabel terikat Y didefinisikan sebagai sejumlah uang atau barangjasa yang diterima oleh pihak anggota P2M-BG dari hasil usaha sesuai bidang usaha yang dikelolanya Korompis, 2005:54. Variabel ini diukur melalui keuntungan bersih per bulan untuk anggota P2M-BG commit to user 43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Program

Program P2MBG di Desa Karangtalun, Kecamtan tanon Kabupaten Sragen dilaksanakan mulai bulan Februari 2008. Tahap kegiatan dalam pelaksanaan program dilaksanakan secara partisipatif yang memfokuskan pada proses belajar dan penyadaran kritis dengan melibatkan secara penuh masyarakat. Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Penyususunan Data Dasar

Kegiatan dalam penyusunan data dasar dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik partisipatif yang difasilitasi oleh fasilitator desa, dengan kegiatan sebagai berikut: a. Identifikasi Masalah b. Identifikasi Kebutuhan c. Identifikasi Potensi Hasil identifikasi masalah, kebutuhan dan potensi masyarakat mitra dengan peringkat sebagai berikut: a. Banyak Masyarakat Mitra tidak bisa baca tulis. b. Anak Masyarakat Mitra terancam putus sekolah. c. Banyak pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal. d. Mandi, Cuci dan Kakus WC di sungai. e. Saluran Pembuangamn Air Limbah SPAL belum ada. 43