Tinjauan Tentang Hak Tersangka atau Terdakwa

xxx pada lembaga-lembaga hukum t ert ent u bidang t at a hukum at aupun kaedah- kaedah hukum t ert ent u yang merupakan bagian dari lembaga t ersebut . Yang sangat dit onjolkan adalah analisa deskript if yang didasarkan pada lembaga- lembaga hukum. Comparat ive hist ory of law berkait an erat dengan sejarah, sosiologi hukum , ant ropologi hukum dan filsafat hukum dan unt uk Comparat ive legislat ion at au comparat ive jurisprudence proper bert it ik t olak pada Edouard Lambert : 1957: ” ... t he effort t o define t he common t runk on which present nat ional doct rines of law are dest ined t o graft t hemselves as a result bot h of t he development of t he st udy of law as a social science and of t he awakening of an int ernat ional legal consciousness .” Bahan-bahan yang dipergunakan dalam perbandingan hukum dapat berupa bahan yang langsung didapat dari masyarakat dat a primer, maupun bahan kepust akaan dat a sekunder. Bahan-bahan kepust akaan t ersebut dapat berupa bahan hukum primer, sekunder at aupun t ert ier dari sudut kekuat an mengikat nya. Bahan hukum primer, ant ara lain, mencakup perat uran perundang-undangan, bahan hukum yang dikodifikasikan misalnya hukum adat yurisprudensi, t rakt at , dan set erusnya. Bahan-bahan hukum sekunder, ant ara lain perat uran perundang-undangan unt uk ” comparat ive hist ory of law ” , hasil karya para sarjana, hasil penelit ian, dan set erusnya. Bahan-bahan hukum t ersier dapat dipergunakan sebagai bahan unt uk mencari dan menjelaskan bahan primer dan sekunder Soerjono Soekant o 1989 : 54.

2. Tinjauan Tentang Hak Tersangka atau Terdakwa

Ist ilah t ersangka berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana, yait u: “ Tersangka adalah seseorang yang karena perbuat annya at au keadaannya, berdasarkan bukti permulaan pat ut diduga sebagai pelaku t indak pidana.” Sedangkan ist ilah t erdakw a berdasarkan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acara Pidana, yait u “ Terdakw a adalah seorang t ersangka yang dit unt ut , diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.” Apabila kit a perbandingkan penyebutan ist ilah t ersangka at au t erdakw a, maka dalam ket ent uan Wet boek van St rafordering Belanda Ned. Sv. kedua ist ilah t ersebut t idak dibedakan, akan t et api hanya disebut dalam satu ist ilah saja yait u “ verdacht e” . Pada ket ent uan Pasal 27 ayat 1 Ned. Sv. Ist ilah t ersangka dit afsirkan secara lebih luas dan lugas yait u dipandang sebagai orang karena fakt a-fakt a at au keadaan-keadaan menunjukkan ia pat ut diduga bersalah melakukan suat u t indak pidana. Akan t et api dalam prakt ek peradilan perbedaan kedua ist ilah t ersebut xxxi t ampaknya bukan merupakan perbedaan principal dan boleh dikat akan bersifat “ semu” karena t ernyat a diat ur dalam bagian yang sama yakni Bab VI t ent ang t ersangka dan t erdakw a mulai Pasal 50 sampai dengan Pasal 68 KUHAP. Tersangka mempunyai hak-hak sejak ia mulai diperiksa oleh penyidik, meskipun seorang t ersangka diduga t elah melakukan suat u perbuat an yang cenderung sebagai perbuat an negat if dan bahkan suat u t indak pidana yang melanggar hukum bukan berart i seorang t ersangka dapat dilakukan semena-mena dan di langgar hak-haknya abik it u hak-hak hukumnya,sehingga hak-hak t esebut harus dipenuhi oleh penyidik. Tersangka at au t erdakw a diberikan seperangkat hak-hak oleh Kit ab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP dari mulai Pasal 50 sampai dengan Pasal 68, hak-hak t ersebut antara lain meliput i : a Hak unt uk segera diperiksa , diajukan ke pengadilan, dan diadili Pasal 50 ayat 1, 2, 3 . b Hak unt uk menget ahui dengan jelas dan bahasa yang dimengert i olehnya t ent ang apa yang disangkakan dan apa yang didakw akan Pasal 51 but ir a dan b. c Hak unt uk memberikan ket erangan secara bebas kepada penyidik dan hakim Pasal 52 d Hak unt uk mendapat juru bahasa Pasal 53 ayat 1. e Hak unt uk dapat mendapat bant uan hukum pada set iap t ingkat pemeriksaan Pasal 54 f Hak unt uk mendapat nasehat hukum dari penasehat hukum yang dit unjuk oleh pejabat yang bersangkutan pada semua t ingkat pemeriksaan bagi t ersangka at au t erdakwa yang diancam pidana mat i dengan biaya cuma- cuma g Hak unt uk diberit ahu kepada keluarganya at au orang lain yang serumah dengan t ersangka at au t erdakwa yang dit ahan unt uk mendapat bant uan hukum at au jaminan bagi penangguhannya dan hak unt uk berhubungan dengan keluarga dengan maksud yang sama di at as Pasal 59 dan 60. h Hak t ersangka at au t erdakw a berhubungan surat -menyurat dengan penasehat hukumnya.Pasal 62 i Hak t ersangka at au t erdakw a mengajukan saksi at au ahli yang memiliki keahlian khusus guna memberikan ket erangan yang mengunt ungkan bagi dirinya. Pasal 65 j Hak t ersangka at au t erdakw a menunt ut gant i kerugian. Pasal 68 Disamping hak-hak yang disebut kan diat as masih banyak lagi hak-hak t ersangka at au t erdakw a yang lain, sepert i bidang penahanan, penggeledahan, dan sebagainya. Sebagai kesimpulan dari yang di sampaikan diat as, ialah bahw a baik dalam pemeriksaan pendahuluan maupun dalam pemeriksaan sidang pengadilan, t elah berlaku asas akusat or accusat oir.Andi Hamzah mengat akan bahwa asas akusat or t elah dianut pada pemeriksaan pendahuluan, ialah adanya jaminan yang luas t erut ama dalam hal bant uan hukum, sehingga dari sejak pemeriksaan dimulai, t ersangka sudah dapat memint a bant uan hukum, bahkan pembicaraan t ersangka dan penasehat hukumnya t idak didengar at au disaksikan oleh penyidik at au penunt ut umum, kecuali ialah t ersangka didakw a melakukan delik t erhadap keamanan negara.Andi Hamzah, 2000 :67

3. Tinjauan Tentang Hukum Acara Pidana