Pembangunan Jalan Raya dan Jembatan

33 karena mereka menyukainya, tetapi banyak yang tidak mempunyai pilihan lain. 35 Suku Jawa dan Melayu di kawasan Sungai Baharu sudah banyak yang melakukan percampuran budaya dengan melangsungkan pernikahan antara suku yang berbeda. Sementara Suku Batak yang ada di Kawasan Sungai Baharu adalah Mandailing, Karo, dan Toba yang semuanya memeluk agama Islam. Sementara Suku Cina setiap tahunnya mengalami perkembangan yang persentasenya sangat kecil bahkan hampir dikatakan tidak berkembang dikarenakan mulai dari tahun 1945 hingga tahun 2005 Suku Cina yang berada di Desa Sei baharu Kecamatan Hamparan Perak hanya berjumlah 3 Kepala Keluarga dua diantaranya berada di Dusun Sei Baharu 1 dan 2, dan satu lagi berada di Dusun Sei Baharu 4, Suku Cina yang ada di Desa Sei Baharu semuanya memeluk agama Budha. 36

3.3 Pembangunan Jalan Raya dan Jembatan

Semenjak di bukanya perkebunan tembakau di kawasan Sungai Baharu pemerintah Hindia Belanda beserta kerjaan Urung sepuluh Dua Kuta memanfaatkan transportasi air melalui Sungai Pematang Nibung untuk mengangkut hasil perkebunan tembakau menuju Sungai Belawan. Namun selain jalur transportasi air, jalur transportasi darat juga diperlukan untuk mengangkut hasil perkebunan yang ada di bagian pedalaman di Desa Sei Baharu, untuk itu pada tahun 1925 seiring dengan dilakukannya pengerukan di kawasan Sungai Baharu yaitu dibelakang Masjid Al 35 Ann Laura Stoller, Kapitalisme dan Konfrontasi si Sabuk Perkebunan Sumatera 1870-1979, Terjemahan. Noer Fauzi, Yogyakarta, Penerbit : Karsa, 2005, hlm. 49 36 Wawancara, H.Hasan Lebai, Sei Baharu, 20 Maret 2017. Universitas Sumatera Utara 34 Hafiz pihak Belanda dan juga Keurungan membangun benteng-benteng di bagian kanan dan kiri sungai guna mengurangi air banjir masuk ke pemukiman masyarakat. Benteng yang telah dibangun pada zaman Belanda juga dimanfaatkan masyarakat sebagai jalan setapak. Pada tahun 1927 Belanda juga membangun jembatan gantung yang terbuat dari papan dan juga tali tambang untuk menghubungkan Dusun 1 dan 2 Sei baharu dengan Dusun 4 dan 5 Sei baharu. Seiring dengan itu jalan setapak dengan ukuran kurang lebih 2 meter juga dibangun dan hanya dapat dilewati oleh sepeda dan lori-lori pengangkutan barang-barang perkebunan pada masa Belanda. Pada tahun 1975 Pada masa Kepemimpinan BUYUNG ABBAS , Kampung Sungai Baharu mulai nampak melangkah maju seiring pula dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun REPELITA yang dicanangkan oleh Pemerintahan ORDE BARU . 37 Pembangunan jalan raya dilakukan di Desa Sei Baharu mulai dari jalan desa Hamparan Perak masuk ke Dusun 1 Sei Baharu melewati jembatan yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda dan kerajaan Urung sepuluh Dua Kuta dan selanjutnya ke arah Dusun 4 Sei Baharu hingga ke Desa Lama kecamatan Hamparan Perak. Panjang pembangunan jalan raya tersebut + 5 km dengan lebar jalan raya 5 meter. Pembangunan jalan raya di Desa Sei Baharu dilakukan menggunakan alat alat berat seperti beko, dan pembuat aspal dan dibantu oleh tenaga 37 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDesa, Op. cit,. hlm 6. Universitas Sumatera Utara 35 manusia yang didatangkan oleh Dinas Pembangunan Umum yang merupakan kebijakan dari Pemerintahan Pusat kabupaten Deli Serdang. 38 Dikarenakan kebijakan pembangunan jalan raya yang dilakukan oleh pemerintah pusat Kabupaten Deli Serdang. Tanah milik masyarakat Desa Sei Baharu banyak yang di ambil pemerintah untuk dijadikan jalan raya. Menurut penuturan masyarakat pada masa itu tanah yang telah diambil oleh pihak pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk dijadikan jalan raya di Desa Sei Baharu tidak dibayar oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang berdasarkan luas tanah atau lebar tanah namun berdasarkan berapa jumlah tanaman yang tertebang di tanah milik masyarakat untuk dijadikan jalan raya di Desa Sei Baharu. Tanaman yang dimaksud adalah tanaman- tanaman besar seperti pohon pinang, kelapa dan pohon berkayu-kayu besar, harga satu pohon menurut penuturan masyarakat adalah Rp.1000,00 per pohon. Pada tahun 2002 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang melaksanakan 2 buah Proyek berkelanjutan yaitu: 1. Program Pengerasan jalan dari Desa Sei Baharu hingga ke Desa Lama. 39 2. Program Pekerjaan Rehab benteng dan pemasangan dua buah kleb di Desa Sei Baharu. 40 38 Wawancara, Ali Umar, Sei Baharu, 20 Maret 2017. 39 Arsip, Foto dokumentasi, Perkerasan Jalan Desa Sei Baharu-Kp.Lama, Cv.Murah Batu, 2001. 40 Arsip, lembaran Kerja LK Rehab Benteng dan Pintu Kleb 2 Dua Buah di Desa Sei Baharu, Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan, Proyek APBD kabupaten Deli Serdang Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi Tahun Anggaran 2002. Universitas Sumatera Utara 36 Adapun proyek pengerasan jalan yang dilakukan antara jalan Kabupaten Deli Serdang dengan jalan Desa Sei Baharu hingga tembus ke Desa Lama. Dengan adanya pengerasan jalan jalur transportasi dari Desa Sei Baharu dan Desa Lama semakin lancar menuju Hamparan Perak dan ke Kota Medan. Dengan lancarnya jalur transportasi tersebut maka sepeda motor dan mobil-mobil berukuran kecil sampai ukuran sedang sudah dapat melintas untuk mengangkat hasil-hasil pertanian dari Desa Sei Baharu dan Desa Lama. Dikarenakan adanya pengerasan jalan desa tersebut pembangunan di Desa Sei Baharu dan Desa Lama dapat dilaksanakan lebih cepat. Pekerjaan rehab benteng di kawasan Sungai Baharu yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2002 dilaksanakan mulai dari jembatan menuju ke arah hilir Sungai Baharu. Adapun pekerjaan rehab yang dimaksud adalah pengerasan jalan + 4 km, yang terdiri dari : 1. Sepanjang + 2 km di sisi kiri memanjang dari sisi jembatan ke hulu Sungai Baharu dengan lebar 2 meter dengan ketinggian dari sungai + 3 meter. 41 2. Sepanjang + 2 km dari sisi kanan Sungai Baharu dengan lebar + 3 meter. Memanjang dari sisi jembatan ke hulu Sungai baharu dengan ketinggian dari sungai + 3 meter. 42 Adapun pekerjaan pemasangan kleb yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebanyak 2 lokasi yang pertama kleb terdapat di sisi kanan sungai di Dusun 41 Ibid. 42 Ibid. Universitas Sumatera Utara 37 3 Desa Sei Baharu, sedangkan satu kleb lagi terletak di sisi kiri Sungai Baharu atau tepatnya berda di Dusun 5 Desa Sei Baharu. Pembangunan kleb dimaksud bertujuan untuk mengatur masuk dan keluarnya air Sungai Baharu pada saat naik dan surutnya air laut. Yang digunakan untuk mengairi persawahan penduduk yang terdapat di Dusun 3 Desa Sei baharu dan di Dusun 5 Desa Sei Baharu. Dengan dibangunnya kleb tersebut mengakibatkan lancarnya pengaturan irigasi di Dusun 3 dan di Dusun 5 Desa Sei Baharu. Para petani dapat melakukan cocok tanam sebanyak tiga kali dalam setahun. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Sei Baharu.

3.4 Sungai dan Pola Pemukiman