Hubungan antara ganjaran dan hukuman dengan motivasi belajar siswa : studi pada smp islamiyah darul irfan sawangan depok

HUBUNGAN ANTARA GANJARAN DAN HUKUMAN DENGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
( Study l'ada SMP Islamiyah Darol Irian Sawaogan - Depok)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MemperolehGelar
Sarjana Pendidikan Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri "Syarif Hidayatullah" Jakarta

Oleh:
SRlMULYATI
NIM: 102011023476

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1426 H / 2006 M

mIHJNGAN ANTARA GANJARAN DAN HUKUMAN DENGAN
MOnVASI BELAJAR SISWA
(Study Pada SMP Islamiyah Darnl Irfnn Sawallgan - Depoli)


SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempl;rol,eh
Sarjana Pcndidikan [slam Pada Fakultas I1mu Tarbiyah
KegllfUan
Universitas Islam Negeri "SyarifHidlayatullah

Oleh:
SRJ MULYATI
NIM 102011023476

Di Bawah Bil'ngan

. ' iJ:

B セ]M ZA Oセ

-'

,&'"c"--:-:::::::_,/


-

---:::"

;

Drs. H. Faridal Arkham. MR:I
Nip; 150091 177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UlN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1426 H / 2006 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Ganjaran dan Hukuman Oengan
Motivasi Belajar Siswa (Study Pada SMP Islamiyah OaruIlrfan Sawangan - Oepok)"
telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 juli 2006. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I ( SI )
pada j urusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, IS Juli 2006

Sidang Munaqosah

Pembantu Oekan I
Sekretaris Merangkap Anggota

Oekan
Ketua Merangkap Anggota

Anggota

Penguji I

Ora. Hi. Nuraini Ahmad. M.Hum
Nip. ISO 218 681


Penguji

/

-

Ora. HI. Ery Rosatrw.,M.Ag
Nip. 150007315

KATAPENGANTAR

]Jismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah memberikan ralmlat dan hidayall-Nya, sehingga dengan ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis

menyadari,


bahwa

pengetahuan,

pemallaman,

pengalaman,

kemampuan dan kekuatan penulis dalam menyelesaikan skripsi inl masih jauh dari
kesempumaan. Oleh karena itu, penulis selalu berusaha untuk mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan
skripsi ini berjalan lancar.
Dengan selesainya skripsi ml, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Kegl.l.ruan
2. Bapak Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, MA. Ketua Jurusan Pendidikan AgaJl1a
Islam.
3. Bapak Drs. Safilldin Shidik, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Drs. H. Faridal Arkham. M. Pd. Dosen pembimbing yang telah bersedia
melllangkan waktunya untllk membimbing, memberi petunjuk dan nllsehat

kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
5. Seluruh Dosen serta asisten Dosen yang telah memberikan ilmu sertabimbingan
kepada penulis

6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafuya yang
telah memberikan kemudahan dalam penggunaan sarana perpustakaan.
7. Bapak Zuaini Muttaqien, S.Ag Kepala SMP sekolah Islamiyah yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang
dipimpinnya.
8. Buat Ayahanda Drs. H. Abdullah Syafi'i dan Ibunda Hj. Siti Aisyah. AS, yang
telah memberikan semangat dan do'anya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak dan adik yang tcrsayang : Ellya Husna. SE, Abdul Azis. SE, dan Fitri
Hasanah yang selalu memberikan dorongan dan bantuan moril bagi penulis.
10. Sahabat-sahabat sekampus

ウ・ー セゥオ。ョァ

Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan,

khususnya Aida Maqbullah, Ulfah. N, Rohayani, Ira. P, Husnul Khatimah,

Wahyuni dan kepada semua rekan-rekan kelas A angkatan 2002 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang saling memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi inl.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, amino Dan semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta membalas budi baik semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis. Amin yaa
Rabbal A1amiin...
Jakarta, 13 Juni 2006
SRlMULYATI

DAFTARISI
Hal
HALAMAN .JUDUL

.

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................


KATA PENGANTAR.
,

DAFTAR lSI

'"''''

iii

,......

v

vii

DAFTAR TABEL
BABI

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah .... :...................................................

1

B. Identifikasi. Pembatasan' dan Perumusan Masalah

6

C. Kegunaan Penelitian .....:........................................................

7

D. Sistematika Penulisan .....:......................................................

8

.

BAB II


ii

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
RUMUSAN HIPOTESA

A. Kajian Teori
I. Hakikat Ganjaran

10

2. Hakikat Hukuman

20

3. Fungsi Ganjaran dan Hukuman Dalanl Pendidikan

28

4. Hakikat Motivasi Belajar


32

f) Hasil Penelitian Sebelumnya..................................................
C. Kerangka Bertlkir

I

D. Hipotesis Penelitian ...::..........................................................

42
44
49

BARIII

BABIV

BABV

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

50

B. Variabel Penelitian

51

C. Populasi dan Sampel

55

D. Teknik Pengunpulan Data

56

E. Teknik Pengolaban dan Analisa Data

58

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islamiyab Darullrfan Sawangan ....

65

B. Deskripsi Data ..:....................................................................

73

C. Analisa dan Interpretasi Data

99

D. Ulasan

111

PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

:.......................................................................

114
117

DAFfAR TABEL

1. Tabel Dimensi dan Indikator Ganjaran dan Hukuman

50

2. Tabel Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar

52

3. Tabel Sarana dan Prasarana Sekolah

66

4. Tabel Data Siswa SMP Islamiyah

68

5. Tabel Pemberian Imbalan Materi pada Siswa yang Bel'prestasi...................

72

6. Tabel Pemberian Beasiswa pada Setiap Akhil' Tahun....................................

73

7. Tabel Pemberian Beasiswa Kepada Siswa/i yang Meraih Jual'a Umum.........

73

8. Tabel Pemberian Imbalan Materi / Hadiah dari Pihak Keluarga Kepada Siswa/(
74

yang Berprestasi..

9. Tabel Pemberian Pujian pada Saat Proses Pembelajaran.................................. 75
10. Tabel Pemberian Pujian pada Siswa/i yang N N ゥセ。エウ・イーb

75

II. Tabel Pemberian Pujian pada Siswa/i yang Berperilaku Baik........................

76

12. Tabel

Pemberian

Pujian

dari

Pihak

Keluarga

Kepada

Siswa/i

Berpl'estasi.........................................................................................
13. Tabel Pemberian Penghargaan pada Setiap Akhir Tahun

yang
77

:.............

78

14. Tabel Pemberian Penghargaan Kepada Siswa/i yang Berprestasi..................

79

15. Tabel Pemberian Penghargaan pacta Kegiatan Ekstra Kulikuler.....................

80

16. Tabel Pemberian Penghargaan dari Pihak Keluaga Kepada Siswali yang
Berperilaku Baik.............................................
17. Tabel Pemberian Teguran pada Saat Proses Pembeilljaran.............................

80
81

18. Tabel Pemberian Teguran Kepada SiswaJi yang Melanggar Peraturan Sekolah
...................................................................................................................

19. Tabel

Pemberian

Teguran

Kepada

Siswa/j

yang

BerperilaJ...'U

82

Kurang

Baik..................................................................................................................

83

20. Tabel Pemberian Teguran Kepada SiswaJi yang Menunjukkan Prcstasi Belajar
yang Menurun....
21. Tabel Pemberian Teguran dari Pihak Keluarga Kcpada Siswa......................

83
84

22. Tabel Pemberian Hukuman Kepada SiswaJi yang Tidak Mentaati Pcraturan
Sekolah...........................................................................................................

85

23. Tabel Siswa yang Melakukan Pelanggaran akan Mendapatkan Hukuman.....

86

24. Tabel Pemberian Pcril1gatan Kepada Siswa yang Melakukan Kesalahan
Berulang

87

25. Tabel Pcmberian Peril1gatan Kepada Siswa yang Berperilaku Kurang Baik..... 88
26. Tabel Pcmberial1 Peringatan dari Pihak Keluarga Kepada Siswa.................

88

27. Tabel Teguran GUn! Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa........................

89

28. Tabel Pujian Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa...........................

90

29. Tabel Pembcrian Hukumal1 Kepada SiswaJi Memperbaiki Kesalahan........

90

30. Tabel Hukuman Guru Mcnil1gkatkarl Motivasi Belajar Siswa....................

91

31. Tabel Pujian Orang Tua dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa......

92

32. Tabcl Sikap Siswa Setelah Mendapat Teguran Guru..................................

92

33. Tabcl Perhatian Guru Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.....................

93

34. Tabel Pemberian Ganjaran / Hadiah dapat Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa.............................................................................................................

93

35. Tabel Sikap Siswa Setelah Mendapat Hukuman...........................................

95

36. Tabel Dorongan-dorongan Guru dapat Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa 95
37. Tabel Pujian GulU dapat Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa..................

96

38. Tabel Sikap Siswa Terhadap Teman yang Menunjukkan Prestasi dan Mendapat
Ganjaran...........................................................................................................

97

39. Tabel Hukuman dan Ganjaran dapat Menumbuhkan Motivasi untuk Selalu
Berbuat Baik

,

98

40. Tabel Skor Variabel XI (Pelaksanaan Ganjaran)............................................

100

41. Tabel Skor Variabel Xz (Pelaksanaan Hukuman)...........................................

!OJ

42. Tabel Skor Variabel Y (Motivasi belajar)

102

43. Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel X dan Variabel Y...................

103

44. Tabel Ringkasan Statistik XI dengan Y..........................................................

104

45. Tabel Ringkasan Statistik Xl dengan Y..........................................................

105

46. Tabel Ringkasan Statistik XI dengan Xl........................................................

106

I

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasamya pendidikan merupakan suatu proses transformasi dan
internalisasi nilai-nilai yang diharapkan mampu mengembangkan segala kemampuan
selia sikap peserta didik, atau merupakan usaha manusia yang dilakukan secara
sengaja

dan

sadar

untuk

mengembangkan

kepribadian

anak

didik

serta

mempersiapkan mereka mcnjadi anggota masyarakat. Pemahan1an ini nampaknya
sejalan dengan kodrat manusia yang memainkan peranannYa sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial.
Dalan1

perkembangannya,

masalal1

pendidikan

semakin

mendapatkan

perhatian dari berbagai pihak. Berbagai keluhan dalam menanggapi sistem
pendidikan snat ini semakin bermunculan, baik kurikulumnya, sistemnya, tenaga
pendidiknya dan sebagainya. Setiap orang selalu menuntut dan menginginkan sistem
pendidikan yang lebih baik.
Dari berbagai kel uhan tersebut, sebenarnya terungkap satu keinginan yang
sama pada setiap orang yaitu pendidikan yang sempurna, reievan dan bermutu agar
mampu menghasilkan manusia-manusia yang cerdas, terampil, berkepribadian dan
memiliki sikap yang positif.
Hal tersebut adalah suatu tantangan besar bagi para pemikir, perencana dan
pelaksana pendidikan, untuk dapat merencanakan dan mengembangkan sistem

2
,

pendidikan yang relcvan dcngan tuntutan masyarakat tcrscbut. Dengan demikian
diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikan yang bermutu tinggi.
Munculnya tuntutan masyal'akat akan sistem pendidikan yang bermutu
merupakan l'eaksi dari anggapan masyarakat akan l'endahnya mutu pcndidikan saat
ini.
Mengingat l'endalmya mutu pcndidikan saat ini, tentunya banyak disebabkan
oleh faktol'-faktol' tertentu yang secara langsung maupun tidak ·langsung telah
mcmpengaruhi belajar para pelajar di sekolah. Hal tersebutlah yang kemudian
menjadi objek penelitian para pakar pendidikan untuk mencari tahu faktol'-faktol' apa
sajakah yang menjadi sebab kemel'osotan / rendalmya kualitas dan mutu hasH belajal'
pelajar di sekolah.
Banyak para ahli pcndidikan yang kemudian mencoba mcngkatagorikan
faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kualitas belajar dan mutu hasH
belajar di sekolah. Sebagaimana yang dikutip dalam bukunya Kartini Kartono, yang
bel'judul "Bimbingan Belajar Di

SMA dan Pel'guruan Tinggi" disebutkan

bahwasanya, faktor-faktor yang mempengaruhi beltUar dikatagol'ikan kepada dua
faktor utama, yaitu faktor yang berasal dalanl diri pelajar (internal) dan faktor yang
datang dari luar diri pe;ajar (ekaternal).1
Faktol' yang datang dari diri pelajar cenderung dipengaruhi oleh faktor-faktol'
yang bcl'asal / berada dalam diri pelajar itu sendiri.

I Kartini Kartono, Bimbingan Be/ajar Di SMA dan Perguruan Tlnggi, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1985), eel. Ke-I, hal. I

3

Faktor yang datang dal'i luar diri pelajar biasanya dipengaruhi oleh kapasitas
pengajar, dan kualitas pengajaran. Dalam hal ini menjadi titik fokus faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar siswa adalah kemampuan para pendidik untuk
dapat menumbuhkan semangat belajar anak didiknya. Maka dalam mengatasinya
dibutuhkan para pcndidik yang profcsional yang memiliki kcalliian di bidangnya.
Scorang pcndidik yang profcsional tcntunya mcmiliki kcmampuan mclaksanakan
proscs pcndidikan.
Olch scbab itu, scorang pcndidik hcndaknya bukan hanya pandai dalam
mcnyampaikan matcd pcngajaran saja, tctapi juga hcndaknya mcmiliki kcmampuan
mcngcnali dan memahami psikologi siswa-siswanya. Dcngan mcmiliki kcmampuan
mcmahami psikologis pescrta didiknya, maka pcndidik tcrsebut dapat memilih serta
mcnggunakan mctodc dan tcknik pcngajanm yang tcpat guna. Schingga, dcngan
kcahlian guru mcnggunakan metode dan teknik pcmbelajaran yang tepat terscbut,
dcngan scndirinya dapat mcnumbuhkan minat scrta memberikan motivasi belajar
kcpada pcserta didiy
MenUlllbuhkan motivasi mempakan tugas seorang pcndidik terhadap anak
didiknya. Salah satu cara yang dapat digunakan olch pcndidik untuk mcmbangkitkan
motivasi anak didiknya adalah dengan ウ・ョ。エゥセ

mcnyikapi segala pcrbuatan dan

prestasi yang tclah dicapai siswa-siswinya di sckolah, yaitu dengan menggunakan
metode ganjaran.

4

Ganjaran ilu sendiri mengandung pengertian "sebagai sualu imbalan yang
diberikan pendidik kepada anak didik yang berprestasi dan berperilaku baik dalam
proses pendidikan,,2
PembeJian ganjaran oleh pendidik tersebut dapat berupa pqjian, hadiah alatalat lulis serta pemberiun beasiswu kepada mereka yung berprestasi. Dengon
pemberian ganjaran tersebllt, tentunya dihawpkan mampu menumbuhkan motivasi
setiup siswa lIntuk terus meningkatkan mutu hasil belajamya, sehingga peserta didik
lems menerus berlomba-Iomba menjadi yang terbaik dalam belajarnya./ '
Dalam proses pemberian ganjaran seorang pendidik hendaknya tidak
terlampall sering menggunakannya, karena hal tersebut dapal memieu kecemburuan
sosial sebagai akibat dari tUll1buhnya perasaan iri dari siswa lain yang belum
mendapatkan ganjaran. Oleh sebab itu, sangat ditekankan di sini bahwasanya dalam
pemberian

ganjaran

kepada

anak

didik,

hendaknya

seorang

guru

dapat

mcmberikannya secara ll1erata kepada semua anak didik. Sehingga tujuan dari pada
pemberian ganjaran untuk menumbuhkan motivasi anak didik dapat tercapai sesl1ai
dengan harapan.
Sedangkan dalam mengatasi perilaku siswa yang menyimpang dan menyalahi
peraturan, seorang pendidik dapat menggunakan Il1ctode pemberian hukuman.
"Huktmlllll itu sendiri mengandung pengertillll sebagi suatu perbl1atan yang sengaja

2 Armai Arief, Penganlar lim" dall Metodalogi Peiididikan Islam. (Jakarta; CiplItat Pers.
2002), hal. 207

5

dijatuhkan kepada orang lain untuk memperbaiki dan melindungi din orang tersebut
dari segala macam pelanggaran".3
Pelaksanaan hukuman oleh pendidik sebagai tujuan untuk Illemperbaiki
kebiasaan dan tingkah laku anak ke arah kebaikan. Sehingga dengan pemberian
hukuman lerscbut si lmak akan menyesali dan mcnyadari pcrbuatan salah yang
dilakukannya dan diharapkan dapat mendorong anak tcrsebut urituk terus
memperbaiki kcsalahannya dan menjadi anak yang memiliki prestasi belajar yang
dapat dibanggakan scrta memiliki budi pckcrti yang tinggi.
Rclcvansi proses pclaksanaan pembcrian ganjaran mllupunhukutnan, lidak
tcrlepas dari kamampuan pcndidik untuk mcngenali tabiat atau sifat dasar anak
didiknya. Schingga, ganjaran mallpWl huklilllllll tersebllt diharapkan memiliki makna
eclukasi yang malllpu mcmbangkitkan scmangat bclajar SClllua pcserta didik.
Dengan demikian, jclaslah bahwasanya pembcrian ganjaran dan hukulllllll
yang tepat, akan dapat menumbuhkan dan lnembangkitkllll motivasi belajar anak
didik untuk terus llleningkatkan prcstasi dan Illutu bclajarnya serta terus bcrupaya
lllcnjadi 1lI1ak yang baik. Akan tctapi, pemberian ganjaran dan hukwnan juga dapat
Illcmbawa dalllpak yllllg tidak baik bagi beberapa siswa, dari sisi inilah maka seorang
. pendidik harlls Illampu menerapkan ganjaran dan hukuman yang tepat gmta.
Proses pemberian serta pelaksanaan gllJljaran dan hukWllllJl yang tepat guna
bagi setiap siswa memllJlg bukan hal yllJlg mudah. Karena sebelullmya para pelaksana

'Zainuddin. dkk, Se/uk Be/uk Pend!d!kan Dar! A/·Ghazali, (Jakllrta: Bumi Aksara,199J),

eet. Ke·J, 11111.86

6

pendidikan hmus memahami< dan mengenal peserta didiknya tersebut. Sehingga
diharapkan dengan palaksanaan ganjaran dan hukuman yang tepat akan mampu
membangkitkan motivasi belajar anak didik tanpa terkecuali.
Dengan pelaksanaan ganjaran dan hukuman dalam pendidikan diharapkan
l11el11punyai pengm'llh terhadap l110tivasi belajar sebagai siasat membangkitkan
motivasi untuk tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Atas dasar pel11ikiran di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah
dalam pelaksanaan ganjaran dan hllktmlan di SMP Islamiyah Daarul Irfan SawanganDepok terdapat hllbungan ataupun pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa,
dalal11 sebllah karya ilmiah yang berjudul : "Hubungan Antam Ganjaran Dan
Hulmllll\ll Dengan Moti'l'llSi Belajllr Siswa. (Study KaslIs Di SMP Islamiyah
Dallrullrflln Sllwangan-Dcpok)".

B, Identifikasi, Pembataslln dan Perumllsan Mllsalah
1. Idcntifikasi maslllah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
I. Pelaksanaan Ganjaran dan Hukuman dalam pendidikan
2. Hubungan pelaksanaan Ganjaran dan Hukuman dalam peildidikandi SMP
Islamiyah Daarul Irfan Sawangan-Depok terhadap motivasi belajar siswa
3. Cara-eara edukatif Ganjaran dan Hukuman yang diterapkan guru

7

2. Pcmbatasan Masalah

McIihat luasnya pennasalahan yang terkandung dalam penulisan skripsi ini,
maka penulis membatasinya pada "Pelaksanaan ganjaran dan hukuman yang
dilaksanakan di SMP Islamiyah Daarul Irfan Sawangan-Depok terhadap motivasi
belajar siswa, baik yang pernah mendapatkan ganjaran dan hukuman, ataupun yang
belum pernah mendapatkan ganjaran dan hukuman".
3. PCl'Umusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pelaksanaan Ganjaran dan Hukuman di SMP Islamiyah
Daarul Irfan sawangan-Depok ?
2. Bagaimana hubungan Ganjaran dengan motivasi belajar siswa SMP Islamiyah
Daarul Irfan Sawangan-Depok?
3. Bagaimana hubungan Hukuman dengan motivasi belajar siswa SMP
Islamiyah Daarul Irfan Sawangan-Depok ?
4. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara pelaksanaan ganjaran dan

hukuman dengan motivasi belajar siswa SMP ISlamiyah Daarul Irfan
Sawangan-Depok ?
C. Kcgunaan Pcnclitian

Penelitian ini diharapkan berguna :
I. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dan pendidik khususnya untuk
dapat menerapkan ュ・エッ。セョェイ

dan hukuman yang tepat, sehingga dengan

8

itu diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar

Slswa
2. Dengan adanya penelitian ini diharaphm dapat memberiklUJ gambaran
seberapa besar pengaruh ganjaran dan hukuman terhadap motivasi belajar
siswa yang dilaksanakan di SMP Islamiyah Daarul Irian Sawangan-Depok
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis lebih memahami tentang
Ganjaran dan Hukuman dalam pendidikan serta pengaruhnya terhadap
motivasi belajar siswa.

D. Sistcmatika Pcnulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dan dalam tiap bab terdapat sub-sub
bahasan, bab-bab tersebut adalah scbagai bcrikllt:
Bab I

Bab ini merupakan bab pendahllluan, yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi, pembatasan dan perumllsan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, serta sistematika penlliisan

Bab II

Bab ini membahas kajian teori yang meliputi : Ganjaran dan
Hllkllman (pcngertian, syarat-syarat, macanl-macam, kelebihan dan
kelemallan, serta flmgsi ganjaran dan hukuman), Kerangka Berfikir
dan Hipotcsis pcnelitian

Bab III

Bab ini membahas tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari
metodc pcnelitian, variabcl penclitian, populasi dan sampel, tekhnik
pengumplllan data, serta tekhnik pcngolahan dan anal isis data

9

BablV

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi : Gambaran
lImum SMI' Islamiyah Daarul Irfan Sawangan-Depok, bentuk
Ganjaran dan Hukuman yang dilaksanakan di SMI' Islamiyah Daarul
lrfim Sawangan-Depok. deskripsi data. analisa dan interprestasi data

Bab V

Bab ini merupakan bab penutllp yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.

10

BAUII
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN IllPOTESIS PENELITlAN

A. Klljian Teori
1. Hllkikat Ganjaran
a. Pengertian Ganjaran

DaJam kamus besar Bahasa Indonesia dissebutkan bahwasan)'a "Ganjaran"
dapat diartikan dengan "Hadiah" (sebagai pembalas jasa), jugadapat berarti

Bhオォセュ。ョ

atau Balasan".! Dan definisi tersebut dapat dipahami bahwa kata

"ganjamn" dalam Bahasa Indonesia digwmkan sebagai balasffil yffilg baik maupun
balasan yang buruk.
Scmcnlara ilu. dalarn Bahasa Al1Ib "ganjaran"

、ゥ セ[ャ 。ィォ ョ

dcngan "Tsawab".

Kata tsawab diartikan dengan "pahala, upall, dan baJasan".2 Istilah tsawabdigunaktm
dalam berbagai ayat dalam al-Qur'an yang berarti sesuatu yang diperoJehseseorang
dalam hidup ini atan di akhirat karena telah mengeIjakan amaJ kebajikal1.3
Sedangkan dalam mendefinisikan "ganjaran" secara istilah para ahli
memberikan pengertian yang berbeda-beda, antara lain:
Mennrut M. Ngalim Purwanto "ganjaran adaJahsebagai alat tll1tuklllelldidik
anak-ffilak supaya anak dapal merasa senang karena. perbuatan ataupekeJjaa.l1nya
I Departemen Pendidikall Dan Kebudayaan. Kamlls Besar Bahasa Indanesia,(Jakarta: Balal
Pustaka, 1995) hal. 291
2 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamlls KOlltemporer Arab Indonesia, (yogyakarla:
.
Pondok Pesanlren Krapyak, 1996) Cel. Ke-I, hal. 638
3 Hasan Langgulung, Mallllsia dan Pendidikan. SlIalli Allalisis dOll Pelldidikan, (Jakarta:
Pustaka al-Husna, 1989), hr,1. 41

11

mendapat penghargaan. Dengan demildan anak lebih menjadi giat Jagi dalam
usahanya tmtuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang dicapaillya,A
Menurut Almai Arief "ganjaran adalall penghargaan yang diberikan kepada
peserta didik, atas prestasi, ucapall dan tingkah laku positif dari anak didik"s
Scdangkan mcnlll'u! Hati Anshori "glUljlll'lln ndalnh ala! pcndidikan I'cfrcsif
yang menyenangkan, diberikan kepada anak yang memplmyai prestasi tertentu dalanl
pcndidikan, mel11iliki kemajuan dalam tingkah Jaku yang baik sehingga dapat
dijadikan teJadan bagi tel11an-temannya".

6

Dari beberapa definisi ganjaran di atas, l11aka dapat ditarik kesimpuJan,
bahwasanya "ganjm'an adaJah il11baJan yang diberikan pendidik sebagai penghargaan
atas pl'estasi dan kelakuan siswa yang terpuji. Dengan tujuan agar siswa Jebih giat
lagi dalam belajarnya dan lllcncapai pres(asi yang lebih baik Jagi dari prestasi yang
dicapainya saat ini, disamping itu akan memotivasi teman-teman yang Jain untuk
lebih giat daJam beJajar agar dapat mengikuti ternannya yang mempunyai prestasi
yang baik.

b. Syarllt-syarat Ganjarall
Menurut M. NgaJim Purwanto, syarat-syarat ganjaran harns memperhatikml
hal-hal sebagai berikut ;

4 M. Ngalim Purwanto, Pengantar IImu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung ; PT.
Remilja Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-8, hal. 182
5 Armei Adf, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikanlslam, (Jakarta ; Ciputat Pel'S,
2002), hal. 134
6 Hafi Anshori, Pengantar IImu Pendidikan, (Surabaya, Usaha Nasional, 1983), bal. 69

12

I) Guru betul-betuJ mengenal muridnya dan tabu menghargai dengan tepat

2) Ganjaran yang diberikan kepada siswa janganlah ll1enimbulkan kecemburuan
atau iri hati kepada anak lain
3) Ganjaran yang diberikan harus hemat
4) Jangan menjanjikan terlebih dahulu sebelum allak-anak menunjukkan prestasi
kerjanya
5) Pendidik harus berhati-hati jangan sampai ganjaran yang diberikan diterima
sebagai upah. 7
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa dalarn memberikan ganjaran seorang
pendidik harus melihat dalIuJU siapa yang berhak mendapat ganjaran agar tidak
menimbulkan kecemburuan di antara anak didik yang lain dan juga jangan sarnpai
ganjarall tersebut diasumsikan oleh anak-anak sebagai Upall. Dan disamping itu juga
seorang pendidik jangan menjanjikan terlebih dahulu sebelum anak didik
menunjukkan prestasi.
Di samping itu pendidik hams berhati-hati dalam memberikan ganjaran
kepada anak didik, dan hendaknya ganjaran diberikan secara bervariasi, sehingga
tidak manimbulkan sifat jenuh pada diri siswa atas ganjaran yang mereka terima. Jika
syarat-syarat ganjaran dalarn pendidikan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
makn tujuan dari pemberian ganjaran akan mudah untuk dicapai.

7

M. Ngalim PUr\\'anto, Penp,amar IImu Pendidikan Teol'ilis dan I'rakfis. Op. Cit, hal. 184

13

c. Macam-macam Ganjaran
Pemberian ganjaran merupakan suatu strategi yang dilakukan pendidik guna
memotivasi siswa agar semakin balk dalam belajamya. Jadi dengan sendirinya anakanak merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapatkan penghargaan.
Selanjutnya, dengan ganjaran itu anak didik lebih menjadi giat lagi dalam llSahanya
untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapainya.
Untuk menentukan ganjaran yang balk, yang dapat diberikan kepada anak
dldlk merupakan hal yang sangat suJit. Oleh sebab itu, guru hendaknya memiliki
kemampuan yang baik pula, agar dapat memilih dan menerapkan jenis ganjaran yang
tepat guna. Sebagai suatu metode yang digunakan dalam usaha meningkatkan
motivasi beiajar anak didik di sekolah. ganjaran dapat diberikan dengan berbagai
macam cara. yai tu :

1). Pujian yang Indllh

Pujian adalah kata-kata yang indah dan menggembirakan, yang diucapkan
kepada seseorang yang telah menunjukkan hal yang terbaik dalam dirinya. 8
Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji kemampuan dan keberhasilan
anak didlk daJam mengeIjakan pekeIjaan di sekolah. karena pujian yang diucapkan
pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian diberikan sesuai
dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan dengan hasil ketja anak
didik.

, Ibid. haL 183

14

Pujian merupakan ganjaran yang dapat diberikan kepada anak didiknya di
hadapan orang banyak, yaitu di hadapan ternan-ternan sekelasnya sant pelajaran
berlangsung, atau di hadapan satu sekolahan sant upacara bendera, atau pun di
hadapan orang tua / wali murid lainnya, pada waktu penerimaan rapor atau pada sant
kenaikan kelas.
Adapun tujuan dari pemberian pujian di hadapan teman-temarl sekelasnya
adalah sebagai upaya memberikan motivasi kepada anak tersebut untuk terus
mempertahankan prestasinya, serta untuk menumbllhkan motivasi siswa lainnya
lIntuk meningkatkan prestasi belajamya sehingga siswa lainnya kelak akan
mendapatkan rujian yang sarna seperti anak yang telah menerima pujian tadi.

2). Memberi Angka
Angka adalah simbol atau nilai dari hasil

セ。エゥカ ォ

belajar anak didik. Angka

diberikan kepada setiap anak didik bervariasi, sesuai dengan hasil ulangan yang telah
mereka peroleh dari hasil penilaian gunl, bukan karena belas kasihan guru. Angka
atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar ulltuk memberikan motivasi
kepada anak didik agar lebih giat belajar.
Dalanl hal ini guru harus menyadari bahwv, angka atau nilai bukanlah
merupakan hasil belajar yang sejati, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh
aspek kognitif saja. Untuk itulah seorang guru perlu memberikan mlai / angka yang
menyentuh aspek afektip dan keterarnpilan yang diperIihatkan anak didik dalam
pergallian atau kehidupan sehari-hari.

15

Penilaian juga harus diarahkan pada aspek kepribadian anak didik, dengan
eara menganlati kehidupan anak didik di sekolah, yang tidak hanya semata-mata
berpedoman pada hasil ulangan di kelas, baik dalam bentuk formatif ataupun sumatip.

3). Imbalan Materi atau Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan
atau kenang-kenangan (eendramata).9 Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa
berupa apa saja sesuai dengan keinginan si pemberi, atau bisa juga disesuaikan
dengan prestasi yang dieapai oleh seseorang.
Proses pemberian hadiah merupakan carn yang dilakukan guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar para peserta didiknya. Karena dalam dunia
pendidikan hudiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan
kepada anak didik yang berprestasi tinggi. Hadiah diberikan kepada anak didiknya
sebagai suatu imbalan atas keJja dan usahanya dalam mempertahankan dan
meningkatkan prestasi belajarnya.
Hadiah yang diberikan pendidik Ulltuk anak didiknya yang berprestasi
tidaklah harus berupa barang yang mahal harganya, akan tetapi asal pantas dan sesuai
dengan prestasi yang dieapai oIeh anak didik.
Dalam pemberian hadiah, para pendidik hendaknya memilih hadiah yang
sekiranya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikannya yang nantinya akan
tents memotivasi dia untuk mempertallankan prestasinya begitu pula dengan siswa
9

125

Syaiful Bahri Djamarah. Psik%gi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 2002). eet. Ke-I, hal.

16

lainnya. Hadiah yang bennanfaat tadi, misalnya alat-alat sekolah ataupun berupa
uang beasiswa yang dapat diberikan kepada anak didik yang memiliki prestasi yang
membanggakan. Sehingga dengan bantuan beasiswa tersebut anak didik yang
berprestasi akan terus dapat melanjutkan studinya dan terus meningkatkan prestasi
belajarnya.
Menurut Emmer yang pendapatnya dikutip oleh Suharsimi Arikunto,
mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan hadiah
berupa benda yaitu :
./ Hadiah tersebut harns berhubungan dengan prestasi yang dieapai
./ Hadiah benda hendaknya disesuaikan dengan siswa yang menerima
,/ Hadiah berupa benda sebaiknya jangan terlalu mallal. 10
4). Tanda Penghargaan

Tanda penghargaan merupakan bentuk pemberian ganjaran yang biasanya
diberikan guru kepada anak didik yang telah meneapai prestasi gemilang dalam
pendidikannya. 11 baik itu dalam hal kognitif, afektif maupun dalam aspek
psikomotornya.
Dalam dunia pendidikan, pendidik dapat menggunakan tanda penghargaan
sebagai alat motivasi, adapun eara yang digunakan pendidik dalam membcrikan tanda
penghargaan ini yaitu; guru dapat menunjukkannya dengan kata-kata pujian seperti
kamu pintar, rajin dan sebagainya, atau dengan isyarat seperti aeungan jempol saat
10

11

Suharsimi Arikunto. Mana}emen Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 199), hal. 160
Armai Arief, op. cit, hal. 134

17

ada anak yang dapat menjawab pertanyaan di kelas, menepllk bahu pada anak yang
menolong temannya, dan isyarat-isyarat laimwa.
Agns Sujono menggunakan istilah hadiah dengan penghargaan itu, terbagi ke
dalam empat macam, yaitu :
a. Isyarat, seperti

: Anggukan kepaJa

b. Perkataan, seperti

: Karnu rajin sekali

c. Perbuatan, seperti

: Mengnsap kepala

d.

セ、ョ・b

seperti

: Memberikan buku-buku. J2

Tanda penghargaan lainnya yang dapat diberikan guru kepada anak didiknya
dapat berupa piagam penghargaan dan lain sebagainya. Biasanya jenis tanda
penghargaan ini diberikan kepada anak didik yang mendapatkan prestasi yang baik
dalam bidang apektif dan psikomotomya.
Menurut M. Ngalim Purwanto, yang dikutip oleh Ramayulis mengatakan bahwa
ganjarlUl itn dapat dilakukan oleh pcndidik dengan elU'll bemlacarn-macam, antara lain
(I) guru menglUlgguk-anggukkan kepala tanda senang, (2) guru memberikan kata-

kata yang menggembirakan (pujian), (3) guru memberikan benda-benda yang
menyenangkan dan berguna bagi anak-anak, dan sebagainya. 13
DemikianlaJl dari penjelasan di atas, mengenai beberapa macarn ganjaran yang
dapat diberikan pendidik kepada peserta

、ゥ ォャQyセ

waJaupun bermacarn-macarn

narnun pada dasamya sarna-sarna memberikan penghargaan kepada siswa yang
" Agus Sujono, pefldahll/llan lImu Pendidikan Umllm, (Bandung : IImu. ttl, hal. 161
Prof. DR. H. Ramayulis. Jlmu Pendidikon/s/am, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), cet. Ke-3,

13

haJ.188

18

berprestasi, sehingga bagi mereka yang berprestasi akan terus mempertahankan
prestasi belajarnya, sedangkan bagi mereka yang belum berprestasi menjadi semakin
giat dalam meningkatkan prestasi belajamya.
Diharapkan dengan banyaknya cara dalam memberikan ganjaran tersebut guru
dapat mengaplikasikan metode ganjaran ini yang relevan dengan keadaan saat itu
yang tentunya tetap mengandung makna edukasi. Dengan pelaksanaan ganjaran yang
tepat, maka proses pendidikan akandapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Ganjaran

karcna ganjaran adalah metode atau alat pcndidikan, maka ganjaran juga
memiliki kelebihan dan kelemahan.
I. Kelebihan Ganjaran

Menurut Armei Arif ganjaran memiliki banyak kelebihan, diantaranya yaitu :
a. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk
melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif
b. Dapat menjadi pendorong bagi anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang
telah mendapatkan ganjaran dari gunmya
c. Pemberian ganjaran memberikan konstribusi yang besar dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan. 14

14

Annai Arief, Op. Cit, hal.128

19

2. Kelemahan Ganjaran
Di samping memiliki kelebihan, ganjaran juga memiliki kelemahankelemahan, yaitu :
a. Umurnnya ganjaran membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya. 1S
b. Apabila guru memberikan ganjaran secara beriehihlll1 dapat menimbulkan
dampak yang buruk bagi siswa, sehingga mengakibatkan murid menjadi
sombong dan merasa lebih tinggi dari teman-temannYa. 16
c. Dapat menimbulkan perasaan iri dan kecemburuan sosial pada siswa yang
belum pernah mendapatkan ganjaran sama sekali. 17
d. Ganjaran yang sering diberikan dapat membuat siswa enggan melakukan
sesuatu tanpa diberikan imbalan.
Mengingat, babwa dalam ganjaran itu sendiri terdapat kelebihan dan
kelemabannya

sendiri-sendiri,

maka

kemampuan

pendidik

untuk

dapat

menerapkannya secara tepat dipertaruhkan. Karena apabila seorang guru tidak dapat
menerapkarll1ya dengan tepat guna, maka hanya akan mcn'lmhuhkan kebiasaan buruk
pada diri siswa, selain itu juga akan dapat menimbulkan rasa iri selia kecemburuan
sosial pada siswa lainnya yang tidak pernah mendapatkan ganjaran.

IJ Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Is/am, Kajlan Fi/osojik dan Kerangka
Dasar Operasiona/isasinya, (Bandung: Trugenda Karya, 1993), eel. Ke-I, hal. 271
16 Abdurrahman Shaleh Abdullah, Landasan dan Tlijuan Pendidikan Menurul A/-Qur'an,
Terjemah: Sulaiman, (Bandung: CV. Diponogoro, 1991), eel. Ke-I, hal. 235
17 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit, hal. 183

20

Oleh karena itu, dengan pemberian ganjaran yang baik dan tepat g1.lna, maka
dengan sendirinya dihampkan pendidik mampu mcningkatkan motivasi danprestasi
belajar semua anak didiknya lanpa terkccuali.

2. Hakikat Hukuman
a. Pengel·tilm Hulmman

Dahm1 kamus bahasa Indonesia hukuman diarlikan sebagai "siksa" yang
diberikan kcpada orang yang melanggar. 18
Dalam bahasa Arab hukuman diartikan sebagai "azab" atau "iqab", yang
arlinya adalah siksaan (azab).19
Sedangkan dari segi istilah, banyak para ahii yang memberikan definisinya,
antara lain yaitll :
Menurut Sikun Pribadi, hukllman adalah penderitaan yang sengaja kita
berikan kepada orang lain dengan tujuan lertentu karena snatu pelanggaran,20
Muhammad Qutllhb dalam bukunya mengatakan bahwa "Hukuman adalah tindakan
tegas yang diberikan pendidik kepada peserta didiknya".21

" 12 W.J.S. Purwadarmima, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1985), hal. 364
II)

Mahmud Yunus, KafUus Arab-Indonesia. (Jakarta: Yayasan Penyclcnggara

Penterjernah/Penafsir AI-Qur'an, 1973), cet. Ke-I, hal. 259
20 Sikun Pribadi, MWiara-mll/iara Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1987), hal. 7
21 Muhammad Qutuhb, Sis/em Pendidikanls/am, Terjemah. Sarnan Hamn (Jakarta: CV
Diponogoro, 1985), hal. 341

21

Sedangkan definisi lain mengungkapkan bahwasanya "HukUll1an adalah alat
pendidikan preventif dan represif yang paling tidak menyenangkan sebagai imbalan
perbuatan yang tidak baik yang dilakukan peserta didik",22
Dari beberapa pendapat di atas menjelaskan bahwa hukuman adalah suatu
tindakan legas yang tidak menyenangkwl yang diberikan kepada peserta didik secara
sadar dan sengaja setelall mereka melakukWl kesalallan, agar dengan tindakWl
tersebut mereka menjadi sadar dWl menyesali sagala perbuatalll1ya yang salah
sehingga dengan sendirinya mereka berusaha untuk tidak melakukan pelWlggaran
kernbali, sekaligus rnerupakan peringatan kepada yWlg lain agw' tidak lllelakukan
pelanggaran.

b. Syarat-Syarat Hukuman
Hukurnan tidak dapat dWl tidak bolell sewenWlg-wenWlg menurut kehendak
seseorang, tetapi menghukum itu adalall suatu perbuatWl yang tidak bebas, yang
selalu mendapat pengawasWl yang bersifat pendidikWl, oleh karenanyaharus
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Adapun syarat-syarat hukumWl dalam pendidikWl itu Wltara lain:
I) Tiap-tiap hukumWl hendaknya dapat dipertWlggung jawabkan. Ini berarti
hukuman tidak boleh dilakukan sewenWlg-wenang

22

Armai Arif, Op. Cit, hal. 412

22

2) Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki, ini berarti ia harus
mempunyai nilai mendidik bagi si terhukmn (memperbaiki mental dan moral
anak-anak)
3) Hukuman tidak boleh bersifat ancanlan atau pembalasan dendam yang bersifat
pcrseorangan. Karena hukmnan yang demikian tidak rnemungkinkan adanya
hubungan yang baik antara si pendidik dengan yang dididik
4) Jangan menghukum pada waktu sedang maral1
5) Jangan melakukan hukmnan badan, sebab hukuman badan itu diJarang oleh
negara, tidak sesuai dengan ped kemanusiaan dlUl mernpakan pengamayaan
terhadap sesama makhluk.
NlUUlUl dallUU proses pemberian hukuman, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh pendidik, yaitu :
I) Pemberian hukuman harns tetap dalam jaJinan chua dan kasih sayang
2) Harns didasarkan pada alasan "keharusan"
3) Harus lUenmbulkan kesan di hati anak
4) Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada anak didik
5) Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaa.
Menurut A. Tafsir "hukuman itu harus adiJ sesuai dengan kesalal1an,
rnaksudnya yaitu guru harns membawa anak untuk menyadari atas kesalal1an yang
diperbuat, hukuman jangan slUUpai menimbulkan dendam pada anak. 23

23

A. Tafsir, IImll Pendidikan Dalam PerspeklijIslam, (Bandung : Remaja Rosda Karyn,

1992), hal. 166

23

Dengan demikian jelaslah bahwa dalam melaksanakan hukutnan pendidikan
hendaklah memperhatikan syarat-syarat dalam menghukum, dan hukuman yaIlg
diberikan terhadap anak didik hendaklah memenuhi prinsip-prinsip mendidik, karena
jika tidak berdasarkan syarat-syarat di atas, hukul11an tersebut tidak lebihdari
tindakan sewenang-wenang pendidik terhadap anak didik yang sangat dimungkinkan
akan menimbulkan kerugian yang besar dalam pendidikan bagi anak didik.
Maka dalam hal ini, seorang pendidik dituntut kebijaksanaannya dalam
memberikan hukuman kepada anak yang melakukan pelanggaran. Dan sebelum
pendidik menjatuhi hukuman fisik, hendaknya pendidik menggunakan cara lain
terlebih dahulu, seperti memberi nasihat, perillgata'1 dan teguran.

c. Macam·Macam Hukuman
Dalam proses pelaksanaan pemberian hukunlan, hendaknyaseorang pel1didik
terlebih dahulu melihat kepada kesalahan yang telah dilakukan al1akdidiknya
Sehingga, dalam memberikan hukuman seorang pendidik dapat l11emberikannya
secara tepat dan mengenai sasaran yang diinginkan.
Adapun hukuman yang akan diberikan guru di sekolahkepada sisvvanya
bermacam-macam dan bertingkat.tingkat, sesuai dengankesalahan yang. telah
dilakukannya. Hal tersebut menandakan kehati-hatian bagi para ptmdidikdalarn
l11enggunakan hukuman scbagai alat dalal11 pendidikan.
Macam-macam hukul11an yang dapat diberikan oleh pendidik sesuaidengan
tingkatan-tingkatannya, yaitu :

24

1. Teguran

Tegman adalah jenis hukuman yang pertama yang diberikan oleh pendidik
manakala anak didiknya melakukan pelanggaran yang pertarna kalinya. Pada lahap
pertama ini guru hanya memberikan hukuman berupa teguran dengan tnjnan agar
anak mendapalkan kesempatan lInlllk memperbaiki kcsalahannya, karena diyakinkan
dengan menegur anak atas kesalahan pertamanya, maka anak akan merasa bahwa
gurunya itu lllelllberikan perhatian kepadanya dan menginginkan agar anak tadi sadar
alas kesalahannya. Dengan teguran guru yang lelllbut, maka dengan sendirinya
diharapkan anak akan kelllbaJi ke langkah yang benar dan diharapkan pula dapat
semakin lllemperbaiki dirinya bahkan lllningkatkan prestasinya.
Teguran yang berupa perkataan, diusahakan jangan banyak neapan alau
celaan, tetapi hendaklah menegur dengan cara yang haJus, lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Serta janganlah sering memberikan tegman kepada anak didik,
melainkan hanya sekaJi-kali saja. Karena anak yang sering lllendapatkan tegman dari
gunmya, apabila ia mendapalkan tegman lagi di lain waktu atas kesaJahan yang lain,
maka ia akan merasa telah terbiasa dan tidak menyentuh hatinya sarna sekali. Adapun
tegman yang berupa isyarat dapat diberikan kepada anak dengan cara yang sopan dan
tidak merasa sepenuhnya.
Dari uraian diatas, dipeIjelas oleh pendapat AI-Ghazali yang mengatakan
bahwa dalarn pemberian tegman kepada anak didik janganlah memperbanyak kata
pada setiap kaH menegur anak, karena yang demikian itu akan menyebabkan anak

25

menganggap remeh mendengarkan celaan, dan a.l;:an mengaggap mudah melakukan
kebuntkan, dan perkataan itu tidak akan meresap ke dalanl hatinya. 24

2. Peringatan
Jenis hukuman ini diberikan apabila murid melakukan pelanggaran untuk
kedua kalinya. Dan jenis hukuman ini digunakan sebagai alternatif kedua apabila
teguran yang diberikan guru tidak dapat memperbaiki perilaku siswa yang melakukan
kesalahan tadi. Dalanl memberikan peringatan, guru dituntut untuk bersikllp lembut
dan bijaksana agar peringatan yang diberikannya kepada anak didik mengenapada
hatinya tanpa menimbulkan rasa dendam sedikitpun.

3. Hukurnan Flsik
HlIklll11Un lisik holch dihcrikull kcpllda lI11uk didik apnhilu ia tidak juga

menyadari kesalahannya, sekalipun tclah diberikan. nasihat,tcguranbahkan
peringatan dan gunmya. Hal ini dimaksudkan agar anak terscbut menjadi jera.
Narnun dalarn memberikan hukuman fisik kepada anak didik, ada beberapa
kaidah yang hams diperhatikan dalarn penggunaan hukumanberupa pukulan
(hukuman fisik), antara Jain yailu :
a) Tidak dipergunakan hukuman fisik, kecuali tidak ada cara lain lagi
h) Pendidik tidak holeh memukul ketika dalarn keadaan marah sekll!i

24 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Chazall, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
cet. Ke-l, hal. 85

26

c) Tidak memukuI pada bagian-bagian yang menyakilkan, seperti wajah, kepala
dan dada
d) Pukulan pada tahap-lahap pertama hukuman tidak kerns dan tidak
menyakitkan serta tidak baleh lebih dari liga kali pukulan
c) Tidak baleh memuklll anak yang bernmur di bawah sepuluh lahun
t) Jika kesalahan anak barn peltama kali, ia diberi kesempatan bertabat dan

Illinta maaf alas perbualannya
g) Hendaklah pendidik sendiri yang melllukuI anak, tidak menyerahkannya
kepada arang lain. 25
Demikianlah bebcrapa Illacam jcnis hukuman yang dalalll pelakslUlaannya
diberikan secara bertahap-tahap.
Selain itu, Sudimlan dan kawan-kawan membagi tingkat hukulllan kedalam tiga
lingkatan, yaitu :
1. Hllkuman ringan; hukulllan ini dibagi menjadi dua tingkatan
a. Kantral sederhana, yaitu hukuman berupa Illimik yang diberikan guru
b. Mengadakan pertemuan secara individual antara guru dan mood
2. Hukuman sedang; yang termasuk kepada hukuman ini antara lain yaitu :
a. Menghilangkan hak iSlimewa, misalnya tidak baleh mengikuti jam pe1ltiaran
pada jam tersebul
b. Menahan siswa setelah pulang sekolah

25 YusufMuhammad AI-Hasan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta, Akafa Press, 1997),
eet. Ke-I, hal. 59-60

27

3. Hukuman berat; yang tennasuk hukuman berat antara lain : Hukuman badan,
misalnya berdiri di depan kelas ketika pelajaran berIangsung dan skorsing dari
kegiatan sekolah diwaktu tertentu, misalkan tiga hari, seminggu dan seterusnya. 26
Dengan demikian tiap-tiap pendidik mempunyai sifat dan cara tersendiri
dalal11 hal itu, berhasil baik alau tidaknya sualu hukuman bergantung kepada pribadi
si pendidik, pribadi anak dan bahan alau cara yang dipakai dalam menghukum anak
tersebUI, serta ditentukan atau dipengaruhi pula oleh suasana atau saat ketika
hukul11an itu diberikan.

d. Kelebihan Dan Kelemahan Hukuman

Adapun yang temlasuk kelebihan dan kelemahan daripada hukuman, yaitu :
I. Kelebihan Hukuman

Hukuman dinilai memiliki kelebihan apabila dijalankan dengan benar dan
tepa!. Kelebihan daripada hukuman itu sendiri yaitu :
a. Huk1l1nan akan menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid
b. Murid menjadi jera dan tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama
c. Siswa akan dapat merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan
l11enghonnati dirinya, dan tidak akan lagi melakukan pelanggaran atau
kesalahan yang sama.

26

Sudimlan, IImli Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya. 1998), hal. 33

28

2. Kelemahan Hukuman
Sementara keIemahan dari hukuman adaIah apabila hukuman yangdiberikan
tidak efektif, maIm dari im akan timbuI beberapa keIernahan antara lain:
a. Dapat menimbulkan dendarn di hati anak didik kepada pendidik yang telah
menghukumnya
b. Akan membangkitkan suasana rusuh, takut dan kurang percaya diri
c. Murid akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas serta akan
menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukurn)
d. Mengurangi keberanian anak UIltuk bertindak. 27
Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan daripada hukuman ini,maka
diharapkan pendidik akan semakin berhati-hati dalam memberikan hukumall ini
kepada anak didiknya, s.:hingga kekmalJ[ill daripada pemberian hukuman ini tidak
pemah terjadi pada anak didiknya.

3. Fungsi Ganjaran dan Hukuman Dalam Pendidikan
a. Ganjaran dan Hukuman Berfungsi sebagai Alat Motivasi
Yang dimaksud aIat motivasi adalah suatu Iangkah yang dapat ditell1puh dan
dapat memberikan dorongan kepada anak UIltukgiat beIajar. Sedangkanyang
dimaksud dengan ganjaran dan hO'kuman sebagai alat motivasi adalah bahwa dengan
gmuaran dan hukuman itu anak didik menjadi terdorong UIltuk lebih giat lagidalaJ11
beIajarnya.
27

Annai Arief, Op. Cit, hal. 133

29

Fungsi ganjaran dan hukuman sebagai alat motivasi, yang umumnya dikenal
orang banyak diakui oleh para ahli pendidikanjI-Ial ini diungkapkan oleh Amir Dwen
Indra Kusuma dalam pendapatnya, yaitu :
"Huknman biarpun merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat
pendidikan yang bersifat negatif, narnun demikian dapat pula menjadi a1at
Illotivasi, alat pendorong untuk mempergiat belajarnya murid. Murid yang
pcrnah Illcndapatkan hukul11an oleh kelalaian tidak mengerjakan suatu tugas,
Illaka ia akan berusalla untuk tidak memperoJeh hukul11an lagi. Ia akan terus
berusaha l11el11enuhi tugas-tugas belajamya, agar terhindar dari bahaya
hukuman. Hal ini berarti ia l11enjadi terdorong daJam beJajarnya".28
Maksud dari pemyataan di atas yaitu, bahwa Illeskipun hukul11an mempakan
alat pcndidikan yang tidak mcnycnangkan namun hukuman bisa dijadikan sebagai
alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendarn.
Pendckatan edukati f ymlg dimaksud di sini adalah hukuman yang mendidik dan
scnantiasa ll1engacu pada tujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang
dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak
ll1engulangi kesalahan atRu pelanggaran.
Dan ungkapan Jain mengatakan bahwa ganjaran sebagai alat pemberi
ll1otivasi, "diberikan guru untuk mendorong siswa agar sel11akin giat daJanl
belajamya. Motivasi ini sangat besar artinya bagi anak didik dahun rangka mel11acu
prestasi belajamya".29
Maksudnya yaitu,

sebagai

alat motivasi,

ganjaran diharapkan dapat

l11emberikan sel11angat belajar kepada seluruh pescrta didik, bukan saja mereka yang
28 Amir Daier. Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional,
t973), hat. 147
29 AbdUl' Rahman Saleh, Op. Cit, hat. 235

30

telah mendapatkan ganjaran karena prestasinya tetapi juga untuk siswa-siswa lainnya
yang belum pemah mendapatkan ganjaran. Sehingga dengan ganjaran tersebut
selumh anak didik berJomba-lomba untuk mencapai prestasi yang lebih baik sehingga
meningkatkan mutu hasH belajamya.
Dengan demikian jelaslah bahwa ganjaran dan hukuman berfungsi sebagai
alal ゥセ。カエッュ

bagi anak didik agar lebih giat bclajar. dalam mcmacu prestasi

belajamya, karena tanpa adanya ュッエゥカ。セN
semangat dalam

kecil kemungkinan bagi anak untuk

「・ャセェ。ュケ N

Mengingat bahwa ganjaran dan hukuman. mcrupakan alat motivasi, maka
dalam hal ini hendaknya seorang guru memberikan ganjaran dall hukuman itu dengan
bijaksana. dan hendaknya dalanl pemberian ga11iaran maupUll hukuman mengandung
makna edukasi sebagaimana telah dijelaskan sebcllUllnya.

b. Ganjaran dan Hukuman Berfungsi Sebagai Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah alat yang langsung digunakan oleh pendidik. dapat