Upaya Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan Quantum Teaching (Di Smp Islamiyah Sawangan Depok)

(1)

UPAYA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MENGGUNAKAN QUANTUM TEACHING

(DI SMP ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

memenuhi salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)Jenjang Pendidikan Strata (S-1)

Oleh :

Siti Umi Maesaroh

109011000022

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014/1435


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

NAMA : Siti Umi Maesaroh

NIM : 109011000022

JURUSAN : Pendidikan Agama Islam

JUDUL SKRIPSI : UpayaPembelajaranPendidikan Agama Islam Menggunakan Quantum Teaching

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mengetahui pelaksanaan quantum teaching terhadap pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam dan untuk mengetahui hasil metode quantum teaching upaya pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, dengan tempat penelitian di SMP Islamiyah Sawangan Depok, dengan mengambil sample sebanyak 13 % dari seluruh analisa. Dengan teknik pengambilan sample sejumlah 40 orang. Yaitu menggunakan teknik purposive random sampling. Teknik Pengumpulan Dalam menggunakan Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung keobjek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki,angket, dokumentasi.

Metode yang digunakan penelitian adalah metode quantum teaching adalah metode Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalaml ingkungan kelas.

Kegiatan upaya pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan quantum teaching berjalan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari selama penulis melakukan penelitian, quantum teaching membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat, yang bertujuan agar KBM tidak membosankan pada saat dikelas.Pada hasil penelitian, pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan quantum teaching pada SMP Islamiyah Sawangan berada dalam kategori “baik”. Telah menunjukkan hasilnya yaitu kegairahan dan kesenangan siswa dalam belajar, suasana yang terlihat dinamis dan siswa menjadi aktif.


(6)

NAME : Siti Umi Maesaroh

NIM : 109011000022

DEPARTMENT : Islamic Education

THESIS TITLE : Islamic Upaya Pembelajaran Pendidikan Using Quantum Teaching

The purpose of this study was to determine the values of learning Islamic education in everyday life and to know the implementation of quantum teaching to learning Islamic education and values to know the results of quantum teaching methods learning management efforts of Islamic Education.

The research method used is descriptive research. Descriptive method is a method in researching the status of a group of people, with a place in the junior research Islamiyah Sawangan Depok, by taking a sample of 13% of the entire analysis.By sampling techniques some 40 people.

using purposive random sampling technique. Collection Techniques In using observations of observation and recording directly keobjek study systematically investigated phenomena, questionnaires, documentation. The method used is the method of quantum teaching research is changing the method of teaching is learning Quantum festive with all its nuances.

In quantum teaching also includes all the connection and difference interactions that maximize teaching moments belajar.Quantum focuses on the dynamic relationship dalaml ingkungan class.

Activities of Islamic Education learning efforts using quantum teaching went well. This can be seen from over the writer doing research, quantum teaching helps students to cultivate students' interest to continue to learn with passion, which is intended to make teaching and learning is not boring when dikelas.Pada research, learning Islamic education using quantum teaching at the junior high school are Islamiyah Sawangan in the category of "good". The results have shown that the excitement and enjoyment of students in learning, the atmosphere looks dynamic and students become active.


(7)

ii

Kata pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis skripsi yang berjudul upaya penanaman nilai-nilai pendidikan islam menggunakan metode quantum teaching. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan keimanan dan ilmu pengetahuan teknologi.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu,tenaga,dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan penulis miliki demi terlesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terlesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi hamba-hamba Allah SWT yang mulia yang turut membantu terselesaikan skripsi ini,sehingga patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Nurlena Rifa’i,Ph.D, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

2. Dr Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh,Lc,MA Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam,fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

3. Drs. Pak Rusdi Djamil, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan dan membimbing penulis dalam membuat skripsi ini. 4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas

ilmu tarbiyah dan keguruan Uin syarifhidayatullah Jakarta.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan pada umumnya dan jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah


(8)

iii

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Terkhusus buat kedua orang tua ku tercinta yang telah merawat,membesarkan, mendidik dan mencurahkan kasih sayang,didikan,semangat,kepercayaan dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis,serta tak bosan-bosan nya memberikan bantuan moril,material,semangatdan doa buat penulis. 8. Terima kasih untuk adikku tersayang NurulAsfiyah yang memberi semangat

dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.

9. Tak lupa untuk sahabat-sahabat ku, Miftahul Jannah S.Pd.I,Qonita Lutfiah S.Pd.I, Adilah S.Pd.I, Siti Humairah S.pd.I, Iga Addrikni, yang telah memberi motivasi dan menemani dalam pembuatan skripsi ini.

10.Untuk sahabat-sahabatku, zakiyyah musa,Yayan Afriyani,Miftahul huda,yang selalu memberi motivasi,memberi semangat,membantu dalam penulisan skripsi ini.

11.Ucapkan untuk nenek dan kakek, sauadara-saudaraku yang jauh disana atas partisipasinya terhadap dukungan motivasi pembuatan skripsi ini.

12.Untuk saudaraku, mirza, anil ,galih, faisal ,nur, adit, terima kasih atas motivasi nya untuk selalu memberi semangat.

13.Semua teman seperjuangan PAI angkatan 2009 terutama kelasA ,terima kasih atas kebersamaan dan ukhuwah yang terbina.


(9)

iv

Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan,semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.Akhirnya tiada gading yang retak,penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna,dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Penulis berharap dan berdoa kepada Allah Swt, agar seluruh pengorbanan yang telah di berikan penulisan mendapatkan balasan yang jauh lebih besar dari Allah Swt

Ciputat,16Januari 2014 Penulis


(10)

v HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 5

2. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam ... 5

3. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 9

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 11 B. Strategi Efektif Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(11)

vi

1. Pengertian model pembelajaran ... 13

2. Pengertian strategi pembelajaran ... 15

3. Pengertian teknik pembelajaran ... 16

4. Pengertian metode pembelajaran ... 16

5. Pengertian pendekatan pembelajaran ... 18

C.Metode Quantum Teaching 1. Pengertian quantum teaching ... 18

2. Asas utama quantum teaching ... 19

3. Prinsip-prinsip quantum teaching ... 20

4. kerangka rancangan belajar quantum teaching ... 21

5. Menciptakan minat ... 22

6. Kelebihan dan Kelemahan quantum teaching ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ... 25

B. Desain penelitian ... 25

C. Populasi dan sampel ... 25

D. Metode penelitian ... 26

E. Teknik pengumpulan data ... 26

F. Kisi – kisi instrumental variabe ... 27

G. Teknik pengelolahan data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum SMP Islamiyah ... 32

1. Sejarah singkat... 32

2. Visi dan misi ... 33

3. Keadaan guru ... 34

4. Data siswa ... 35

5. Daftar nama guru ... 36


(12)

vii BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 56 B. saran-saran ... 56


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 keadaan data siswa ... 35

Tabel 2 daftar nama guru ... 36

Tabel 3 kegiatan sekolah ... 38

Tabel 4 merasa senang saat belajar PAI ... 39

Tabel 5 sebelum pelajaran guru memulai dengan membaca doa ... 40

Tabel 6 suasana kelas yang berbeda saat belajar PAI ... 40

Tabel 7 guru memberi perhatian lebih kepada siswa ... 41

Tabel 8 guru mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari ... 41

Tabel 9 melibatkan siswa pada saat proses mengajar ... 42

Tabel 10 guru mengajak siswa bercerita pengalaman sehari-hari ... 43

Tabel 11 membuat kelompok belajar setelah penjelasan materi ... 43

Tabel 12 guru melibatkan siswa agar saling memberi pendapat ... 44

Tabel 13 guru menggunakan metode pembelajaran ... 44

Tabel 14 guru menanamkan nilai keagamaan yang positif ... 45

Tabel 15 guru memberi kesempatan siswa bertanya ... 45

Tabel 16 saya selalu membaca buku pengetahuan selain PAI ... 46

Tabel 17 guru menyuruh siswa menjelaskan materi ... 47

Tabel 18 guru mengajak siswa merenungi materi yang telah dipelajari ... 47


(14)

ix

Tabel 21 guru memberikan tugas PR saat di rumah ... 49

Tabel 22 siswa senang membaca materi PAI saat di rumah ... 49

Tabel 23 memberi pujian berupa tepuk tangan ... 50


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh,perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anakitu, atau lebih tapat membantu anak agar cukup melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi membutuhkannya pada waktu dewasa.1

Pendidikan Islam menjadi suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak umat manusia,karena untuk menyelamatkan anak-anak dan usaha menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang bermacam-macam misalnya aspek kesehatan, akal, keyakinan, kejiwaan, akhlak. Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan adalah pendidikan yang memimpin ke arah akhlak yang mulia dengan memberikan kesempetan keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luar dan perkembangan dari dalam dalam diri manusia yang merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah.2

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk mengahasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, saling menghargai, Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilakan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat dalam lingkup lokal, manusia, regional maupun global.

1

Hasbullah, Dasar-Dasar ilmu pendidikan,(Jakarta:PT Grafindo 2006),h.3

2

Djumransyah,pendidikan islam menggali tradisi daan meneguhkan eksisten, (Malang: UIN –Malang Press,2007),h.17


(16)

Dengan seiring perubahan tujuan pendidikan yang selain pertama untuk menumbuhkan kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan, pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, tetapi juga kedua mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, jujur, adil, etis, berdisiplin, mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Dua tujuan di atas menyarakan bahwa pada tujuan yang pertama Pendidikan Agama Islam bertujuan mencetak pribadi muslim yang taat pada ajaran agamanya,sedangakan yang kedua, Pendidikan Agama Islam bertujuan menjadikan pribadi muslim yang berwatak kebangsaan Indonesia. Sehingga nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang akan dicapai akan menjadi fenomena yang selalu ada pada tujuan pendidikan pada agama-agama lain.3 Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.

Pendidikan agama membersihkan hati dan mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak anak-anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk memperbuat pekerjaan yang mulia.4 Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.5

Melihat betapa pentingnya kegunaan model,metode,dan media dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus cermat dalam memilih model,metode,dan media yang tepat di gunakan menyampaikan materi, dimana

3

Abd Azis Albone, Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Multikulturalisme,(Jakarta:Balai Litbang Agama,2009),h. 13

4

H.Mahmud Yunus,Metodik khusus Pendidikan Agama,(Jakarta:Hidarkarya Agung,1992),h.8

5

Prof.Dr.H.Yatim Riyanto,M.pd,Paradigma baru pembelajaran


(17)

3

penggunaan model,metode dan media dapat memotivasi peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) model,metode, dan media merupakan cara guru menghindari pembelajaran yang monoton yang hanya berpusat pada satu arah yaitu siswa kepada guru. Kekreatifan seseorang, terutama guru sangat ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan dan wawasan. Oleh sebab itu, menjadi guru yang ideal haruslah selalu membiasakan untuk membelajarkan diri memahami bidang studinya, juga mendalami pengetahuan lainnya sebagai khazanah dirinya.

Mengingat betapa erat hubungan antara metode mengajar dalam pendidikan, maka penulis ingin menuangkan dalam karya ilmiah tentang upaya penanaman nilai Pendidikan Agama Islam menggunakan metode Quantum Teaching-learning di SMP Islamiyah Sawangan Depok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diindentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan afektif siswa yang kurang optimal

2. Masih terbatasnya kemampuan guru PAI dalam menggunakan metode dan media yang meningkatkan aspek efektif siswa

3. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI

C. Pembatasan Masalah

Karena luasnya penelitian ini maka penulis membatasi permasalahan yang dititik beratkan pada pembelajaran PAI.

Metode Quantum Teaching yang di batasi pada pembelajaran PAI seperti TANDUR :

1.Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan

2.Alami ciptakan pengalaman umum yang di mengerti siswa 3.Namai kata kunci, konsep,model,rumus,strategi


(18)

5. Ulangi tunjukan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan

6. Rayakan pengakuan untuk penyelesaian,pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah

2. Bagaimana guru dalam upaya pembelajaran PAI menggunakan metode quantum teaching

3. Bagaimana keaktifan siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah

E. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Upaya Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kehidupan sehari-hari.

Tujuan Penelitian

1. Untuk pembelajaran nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

2. Untuk mengetahui pelaksanaan quantum teaching terhadap pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam

3. Untuk mengetahui hasil metode quantum teaching upaya pembelajaran nilai Pendidikan Agama Islam

Kegunaan Penelitian

1. Siswa dapat menerapkan nilai Pendidikan Agma Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memberikan informasi kepada guru agama terhadap pelaksanaan metode quantum teaching pada pembelajaran PAI

3. Menambah khazanah ilmiah di dalam kalangan akademis khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(19)

5 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Berbicara tentang pendidikan agama Islam tidak ubahnya ketika berbicara tentang pendidikan secara umum, yakni adanya proses transfer nilai dan pengetahuan. Hanya saja pendidikan agama Islam mendasarkan pendidikannya pada konsep-konsep dasar agama Islam dan bertujuan untuk membentuk karakteristik manusia yang lebih bersifat islami. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dalam arti menciptakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.6

Istilah Pendidikan Agama Islam berarti upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama dengan nilai-nilai ajaran Islam.7

Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal shaleh, sehingga menghasilkan prestasi rohani (iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan sosial,dan hubungan manusia dengan alam yang membentuk kesalehan terhadap alam sekitar.

6Ahmad D.Marimba,pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung :

Al-Ma’rifat,1962),h.23. 7


(20)

Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan seseorang di hadapan Allah Swt. Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu beikut ini.

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiataan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Di dalam khazanah pendidikan ke-Islaman dikenal berbagai macam

istilah yang terkait dengan istilah “Pendidikan” seperti : At-Ta’lim, At-

Ta’dib, dan At-Tarbiyah. Di dalam kamus Arab-Indonesia yang ditulis oleh Prof. Dr.Mahmud Yunus kata At-Ta’lim diartikan sebagai hal mengajar atau melatih, kata At-Ta’dib diartikan sebagai memberi adab atau mendidik, dan kata At-Tarbiyah diartikan sebagai pendidikan.8

1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan dalam arti ada yang di bombing, diajari atau dilatih dalam peningkatan keyakinan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam.

3. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

8


(21)

7

4. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi , juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. Usaha pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial.9

H.M Arifin M.Ed. mengungkapkan pengertian pendidikan adalah

“usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun nonformal.10

Pendidikan menurut M.Athiyah al-Abrasyi yang juga dikutip oleh

Mahmud Yunus adalah “mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah airnya, tegap jasmaninya, sempurna budi pekerti (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya,mahir dalam pekerjaannya, bertolong-tolongan dengan orang lain, manis tutur katanya dengan lisan maupun tulisan”. 11

Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sadar untuk melatih, membimbing, dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri seseorang melalui suatu proses dengan menggunakan metode-metode tertentu, baik secara formal maupun non formal, sehingga orang tersebut memperoleh pengetahuan dan pemahaman, membentuk pola tingkah laku tertentu untuk menciptakan kepribadian yang mandiri supaya sampai kepada kesempurnaan yang mungkin dicapai.

9Muhaimin dan suti’ah,

Paradigma Pendidikan Agama Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2004),h. 76

10

Mahmud Yunus, Pokok-pokok pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta:PT, Hidakarya Agung, 1990), cet ke 3,h.5

11


(22)

Pendidikan yang baik memerlukkan arahan dan bimbingan dari nilai-nilai agama. Nilai tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman dan membentuk pribadi yang memiliki tingkah laku yang sehat dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan yang baik memerlukan arahan dan bimbingan dari nilai-nilai agama. Nilai tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman dan membentuk pribadi yang memiliki tingkah laku yang sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mahmud Syaltut yang dikutip oleh Quraish Shibab menyatakan agama adalah ketetapan –ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. Syaikh Muhammad Abdul Badran berupaya menjelaskan arti agama dengan menunjukkan kepada al-Qur’an, bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dengan khaliknya. Hubungan ini diwujudkan dalam sikap batin dan tampak dalam ibadah yang dilakukannya,serta tercemin pula dalam sikap kesehariannya.12 Sedangkan menurut Leuba yang dikutip oleh

M.Arifin mendefinisikan agama adalah “peraturan ilahi yang mendorong

manusia berakal untuk mencapai kebahagian didunia dan akhirat, oleh karena agama diturunkan oleh Tuhan kepada manusia untuk kebahagian, baik di dunia maupun di akhirat. 13

Menurut A.Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.14

Pendidikan Agama Islam pada dasarnya bertujuan agar siswa dalam aktivitas kehidupan tidak lepas dari pengalaman agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwartak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam

12

M.Quraish Syihab,Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), cet ke-9, h. 209

13

M.Arifin,Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Jakarta: PT.Golden Teravon Press,1998),cet ke 1.h.6

14

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi, cet 3. H.130


(23)

9

yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan menekankan bukan hanya pada pengetahuan terhadap agama pesrerta didik dalam seluruh kehidupannya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terncana secara sistematis dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal. Memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan Pendidikan Agama. Dan dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan anak didik. 15

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Setidaknya terdapat beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh pendidikan agama Islam, yaitu :

a) Dimensi Keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam. b) Dimensi pemahaman atau penalaran serta keilmuan peserta

didik terhadap ajaran agama Islam.

c) Dimensi penghayatan dan pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam.

d) Dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami, dan dihayati oleh peserta didik itu mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar.16

15

Zuhairini,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya:Biri Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1978), cet ke 1. H. 59

16


(24)

3. Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI NOMOR 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan pada jalur pendidikan formal,nonformal dan informal. Dan terdapat pada pasal 12 No adalah setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

1. Segi religius

Dasar yang bersumber dari ajaran Islam Menurut ajaran agama Islam adalah perintah Allah dan merupakan perwujudan beribadah kepada Allah. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut,antara lain :

Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

2. Aspek Psikologi

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Karena manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. 17

17

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi pendidikan Islam, (Jakarta:Ciputat Press,2002).h.22


(25)

11

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Kata iqra’ yang terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq mengandung makna perintah untuk membaca,merupakan pijakan dasar pendidikan agama Islam. Karena lewat kegiatan membaca,seorang anak didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya. Pendidikan agama Islam memiliki keragaman kajian yang tidak terbatas pada bidang agama saja, apalagi sekadar ritual dan formalitas agama. sekalipun hal itu dipandang penting, namun segi ini baru bermakna jika pendidikan agama Islam mampu mengantarkan anak didik kepada makna hakiki agama yang sebenarnya.

Tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi sebagai Hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat sebagaimana yang bermaktub di dalam Al-Qur’an Surat Al-Dzariyat Ayat 56

           

Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Surat Al-Imran ayat 102

                     

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.


(26)

Dalam konteks sosiologis, pribadi yang bertakwa menjadi

rahmatan lil’ alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga tujuan akhir pendidikan agama Islam.

Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan agama Islam. Sehingga konsep pendidikan agama Islam jadinya tidak sekedar idealis ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.18

Menurut al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Armai Arief menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

a) Membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

b) Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagian hidup, baik di dunia maupun di akhirat.19

Menurut Prof.Dr.Hasan Langgulung tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan agama Islam, yaitu :

a) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat itu sendiri.

18

Hasan Langgulung,Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,

(Bandung:Al-Ma’arif,1980),h.38 19

Armai Arief,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:Ciputat Press,2002),h. 26


(27)

13

b) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. c) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan

dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang pada akhirnya akan kesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri. 20

Dari beberapa pendapat di atas mengenai tujuan pendidikan Islam, dapat disimpulkan tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang.

B.Strategi Efektif Pembelajaran PAI

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan mempermudah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan belajarnya. Starategi efektif pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, guru harus mampu menentukkan strategi efektif pembelajaran PAI.

1. Pengertian Model Pembelajaran

Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori

20


(28)

pengetahuan.Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan berbagai prinsip –prinsip pembelajaran. Mempelajari model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran.

Model tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang ), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. 21

Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu: sebagai contoh, model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok demokratis.

2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kretivitas dalam pelajaran mengarang

4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan (1) urutan langkah langkah pembelajaran (2) adanya prinsip – prinsip reaksi (3) sistem sosial (4) sistem pendukung, keempat bagian tersebut merupakan

21

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta:PT Raja Grafindo,2011).h.133


(29)

15

pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.22

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran yang dipilih guru selayaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dikuasinya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran yang akan di pilih dan digunakan guru bertolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sejak awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna. Guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan di gunakan sejak awal pembelajaran.23

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan terencana. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas, pertama strategi pembelajaran merupakan terencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.

Kedua strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat di ukur keberhasilannya.

22

Ibid, 136

23

Khoiru Ahmadi dan Hendro Ari Setyono, Strategi Pembelajaran Berorentasi KTSP, ( Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,2011), h. 9


(30)

Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menyebutkan strategi pembelajaran itu adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.24

3. Pengertian Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran sering disama artikan dengan metode pembelajaran, teknik adalah jalan atau alat media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kea rah tujuan yang ingin dicapai. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar berjalan efektif. Teknik sifatnya lebih individual, misalnya walaupun dua orang sama-sama menggunakan merode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukan secara berbeda, dengan teknik gaya bahasa yang disampaikan mudah dipahami.

Suatu teknik pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung dengan pendekatan yang digunakan. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang di anggap relevan dengan metode dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain25.

4. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik guru dalam pemilihan metode mengajar. Maupun bagi peserta didik dalam memilih strategi. Dengan demikian makin baik metode, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran

24Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta:Kencana, 2010), h. 125

25


(31)

17

tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman sejawat dan pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pada pendekatan tutorial. 26

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.27

26

Khoiru Ahmadi dan Hendro Ari Setyono, Op.cit, h.111

27

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta : Quantum teaching, 2005), h. 52-53


(32)

5. Pengertian Pendeketan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya dapat mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi. Dalam pembelajaran sendiri mengenal pendekatan pembelajaran dalam dua jenis yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang berpusat pada pengajar. Dari kedua jenis pendekatan ini tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Yang perlu dilihat adalah mana yang cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran. Bila melihat kondisi di Indonesia maka sangat diyakini akan lebih banyak menggunakan proses jenis kedua yaitu berpusat pada pengajar.28

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif. 29

C. Metode Quantum teaching

1. Pengertian Quantum teaching

Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter. B, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup

28

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta:Quantum Teaching, 2005), h. 121

29


(33)

19

unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.

Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas.

Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching adalah bermacam- macam interaksi yang ada dalam momen belajar. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya. 30

2.Asas Utama Quantum teaching

Menurut De porter. B (2004), asas utama quantum teaching adalah

“bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia

mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan bahwa langkah awal yang

harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia

30

Ary Nilandari,Quantum Teaching, mempraktikan quantum learning di ruang kelas, (Bandung:Kaifa,2000),h.5


(34)

kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya

dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.31

3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

Selain asas utama quantum teaching juga memiliki prinsip atau yang disebut oleh DePorter sebagai kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini akanberpengaruh terhadap aspek quantum teaching itu sendiri, prinsip-prinsip itu adalah:

1. Segalanya Berbicara

segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar.

2. Segalanya Bertujuan

Semuanya yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama

Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4. Akui setiap usaha

Belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini. Mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dan kepercayaan diri mereka.

5. Layak Dipelajari maka layak juga dirayakan

Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. 32

31

Ibid.h.7

32


(35)

21

4. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching

Agar proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap - tahapan di bawah ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan quantum teaching TANDUR yaitu :

a. Tumbuhkan

Pada langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka tahu apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari bagi diri mereka biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).

b. Alami

Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakn beberapa pertanyaan dalam benak mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan inforamasi untuk memaknai pengalamn tersebut. Inforamsi ini membuat yang abstrak menjadi konkrit.

c. Namai

Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.


(36)

d. Demonstrasi

Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru saja mereka miliki.

e. Ulangi

Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunaka cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya

menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.

f. Rayakan

Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas.33

5. Menciptakan Minat

Dalam banyak situasi, menemukan Ambak sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang anda pelajari dengan menghubungkan dengan dunia nyata, ini terutama dalam situasi belajar yang formal. Menciptakan minat, mudah untuk beberapa subjek dan lebih sulit untuk subjek-subjek lain. Peluangnya adalah bahwa anda sudah termotivasi mempelajari suatu informasi untuk beberapa alasan.

33


(37)

23

Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan.34

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Quantum Teaching

A. Kelebihan Metode Pembelajaran Quantum :

6. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

1) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal-hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

2) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

3) pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri

5) Karena metode pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.

6) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

B. Kelemahan Metode Pembelajaran Quantum :

1) Metode ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. 2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

34

Hernowo, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung :Kaifa,1999),h.48


(38)

3)Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.

4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.

5) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.

6)Agar belajar dengan metode pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.35

35

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching, 2005, h. 56


(39)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertempat di SMP Islamiyah Sawangan Jl.Raya Mucthar No 136 Depok. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, desain digunakan untuk mendapatkan deskriptif tentang suatu kenyataan yaitu upaya penerapan nilai-nilai pendidikan islam menggunakan quantum teaching.

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayahb generasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII Smp islamiyah Sawangan Depok yang berjumlah 20036

2. Sample

Penulis mengambil sample sebanyak 13 % dari seluruh analisa. Dengan teknik pengambilan sample sejumlah 40 orang. Yaitu menggunakan teknik purposive random sampling.

36

DR.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif,dan kombinasi, ( Bandung, Alfabeta, 2011), h. 119


(40)

D. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

1. Penelitian kepustakaan (library search) penelitian yang menggunakan dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skrpsi ini.

2. Penelitian lapangan ( field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data- data lapangan

Adapun teknik penulisan Skripsi ini,penulis berpegang pada buku

“pedoman Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki,dalam arti luar observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung 4 teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi objektif sebagai berikut:

1. Siswa sebagai objek meliputin kelamin dari jumlah siswa 2. Guru sebagai pendidik sekaligus motivator meliputi jenis

kelamin,pendidikan dan jabatan serta guru bidang studi 3. Sarana dan prasana yang meliputi jumlah dan kondisi 4. Struktur organisasi


(41)

27

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti

3. Angket

Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut mempersiapkan pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 40 responden,yaitu siswa-siswi kelas VIII.4 untuk memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung Angket yang akan disebarkan untuk variable penanaman nilai Pendidikan Agama Islam menggunakan Quantum Teaching terdiri dari 20 item yang tertera pada table berikut :

KISI KISI INSTRUMEN VARIABEL

No Variabel Dimensi Indikator No.

Item

Jumlah item 1 Upaya

penanaman nilai Pendidikan Agama Islam menggunakan quantum teaching

Tumbuhkan  Menerima

pelajaran dengan senang hati

 Suasana kelas yang mendukung  Memberikan pengalaman kepada siswa 1,2 3,4 5,6 2 2 2

Alami  Memberikan

pengalaman


(42)

keingintauan

 Membuat kelompok belajar

9,10 2

Namai

Demonstrasikan

 Guru

memberikan strategi pada saat belajar  Memberikan

fakta saat pelajaran berlangsung  Memberi

kesempatan siswa untuk bertanya  Membuat kelompok diskusi setelah penjelasan dari guru

11

12

13,14

15,16

1

1

2

2

Ulangi  Memberi

kesempatan siswa menjelaskan kepada siswa lain


(43)

29

Rayakan

 Siswa

menggunakan cara berbeda saat

menyampaikan pengulangan materi siswa  Guru

memberikan pujian,tepuk tangan

 Guru Memberi motivasi kepada siswa

18

19

20

1

1

1

F. Teknik Pengelolahan Data

Dalam pengelolahan data penulis menggunakan teknik–teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket / kuesioner yang berhasil di kumpulkan.

2. Koding, teknik digunakan penulis untuk mengklasifikasikan jawaban – jawaban responden menurut macam-macamnya.

3. Skoring , yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket . untuk skor tertinggi bernilai 4 dan diberikan pada jawaban yang di anggap sangat tepat yaitu sebagai berikut:


(44)

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Selalu Sering Kadang Tidak Pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

4. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan skor kedalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya. 5. Analisis Data, setelah melewati tahap-tahap di atas, maka selanjutnya

dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan berupa prosentase atau frekuensi relative dengan menggunakan rumus.

Rumus prosentase P= x 100% Keterangan: P = Presentase

F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden

Untuk memberikan interprestasi dan prosentase hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut :

1) Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% 2) Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval

56-75%

3) Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41-55 %

4) Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-40% Untuk menentukkan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah :


(45)

31

1) Menentukkan nilai harapan (NH ), nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

2) Menghitung nilai skor, (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus mean yaitu :

Mx =

Keterangan :

Mx : mean / nilai rata-rata

: jumlah skor pada tiap indicator : banyaknya responden

3) Menentukkan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus : x 100%

keterangan NS : nilai skor NH : nilai harapan


(46)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Smp Islamiyah Sawangan

1. Sejarah singkat

Yayasan Darul Irfan berdiri pada tahun 1966 hingga kini telah memasuki usia yang ke 45. Usia ini menjadi bukti terhadap eksistensi Yayasan Darul Irfan Sawangan dan sekaligus menjadi garansi atas profesionalisme terhadap bidang pendidikan.

Berdirinya Yayasan Darul Irfan Sawangan dilandasi oleh pemikiran bahwa kemajuan sebuah komunitas masyarakat sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Berangkat dari pemikiran tersebut para tokoh masyarakat dan

tokoh agama yang bernaung dibawah panji Jam’iyah Nahdlatul Ulama Sawangan bertekad untuk ikut berperan dalam memajukan masyarakat sekitar melalui pendidikan. Kondisi masyarakat Sawangan khususnya, ketika itu sangat membutuhkan akses pendidikan yang terjangkau baik secara finansial maupun jarak tempuh.

Didorong dengan tekad dan semangat yang berlandaskan ke-ikhlasan maka pada tahun 1967 mulai beroperasi PGA (Pendidikan Guru Agama) NU sebagai sekolah yang pertama yang didirikan Yayasan Darul Irfan Sawangan. Kehadirannya dari waktu ke waktu telah memberi makna bagi masyarakat sekitar. Kehadiran Yayasan Darul Irfan dengan tingkat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan telah mendapat tempat dihati masyarakat karena Yayasan

Darul Irfan Sawangan menjadi benteng faham Ahlusunnah Waljama’ah dan

sekaligus mengakomodir serta menjaga kearifan budaya local, selain menjalankan kurikulum dari pemerintah.

Hal ini dibuktikan dengan semakin berkembangnya jumlah peserta didik dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu 45 tahun Yayasan Darul Irfan Sawangan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan yang digelutinya. Peran serta pemerintah dan masyarakat sekitar


(47)

33

sangat besar dalam perkembangan Yayasan Darul Irfan Sawangan pada tahun 1976 SMP Islamiyah didirikan oleh yayasan darul irfan.

Sebagai lembaga pendidikan berpengalaman dibawah naungan yayasan Darul Irfan, Smp Islamiyah Sawangan Berkomitmen Tinggi mencetak insane berkarakter Madani. Smp Islamiyah Sawangan memaksimalkan potensi IQ, SQ,EQ serta pembiasaan membaca al-qur’an 10 menit sebelum pelajaran jam pertama untuk menghantarkan lulusannya kepada kesuksesan dunia dan kebahagian akhirat. Dengan berbasis kurikulum nasional dan dibingkai dengan muatan local dan pembiasaan yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter bangsa.

2. Visi dan Misi

Visi

 Membentuk insan berilmu dan berakhlak mulia Misi

 Memaksimalkan kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas  Meningkatkan mutu pelayanan guru terhadap peserta didik  Meningkatkan disiplin guru dan siswa

 Menumbuhkan nilai-nilai akhlak mulia melalui kegiatan pembiasaan  Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas

dan berintegrasi serta melaksanakan ibadah sesuai tuntutan syariah  Memaksimalkan kegiatan pembelajaran didalam dan diluar kelas Tujuan

 Tercapainya tingkat kelulusan dan kenaikan kelas 100%  Peningkatan rata-rata nilai laporan hasil belajar siswa  Terwujudnya iklim sekolah yang agamis dan berbudaya

 Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan masyarakat


(48)

 Peningkatan kegiatan ekstrakulikuler yang efektif dan efesien untuk menumbuhkan kembangkan potensi diri siswa

3. Keadaan Guru

a. Profile Sekolah

NPSN 20229058

NSS 202026602011

Nama SMP ISLAMIYAH SAWANGAN

Alamat Jl. Raya Muhtar No. 136 RT 04/02 Sawangan Depok

Kodepos 16511

Nomer Telpon 0251 8612161

Nomer Faks -

Email smpislamiyah_yadair@yahoo.com

Jenjang SMP

Status Swasta

Situs http://smp.islamiyah.yadairs.sch.id

Lintang -6.373988

Bujur 106.80633499999999

Ketinggian -

Tahun didirikan 1967

Waktu Belajar Sekolah Pagi dan Siang

Tahun beroperasi 1983

Luas seluruh bangunan 571 M2 &5280 M2 Status bangunan Milik yayasan


(49)

35

4. Keadaan Data Siswa

Tabel 1

Keadaan Data Siswa

Tahun ajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah kelas

VII,VII,IX jmla h sisw a Jumla h romb el Jml siswa Jumlah rombel Jumlah rombel Juml ah sisw a Jumla h siswa Jumlah rombel 2008/20

09 287

7 romb el

207 5 rmbl 185 5 679

org

17 rombel 2009/20

10 274

7 romb

el

266 7 rmbl 192 5 738

org

19 rombel 2010/20

11 238

6 romb

el

274 7rmbl 266 7 778

org

20 rombel 2011/20

12 266

6 romb

el

228 6 rmbl 262 7 756

org

19 rombel 2012/20

13 221

6 romb

el

259 6 rmbl 207 6 687

org

18 rombel 2013/20

14 230

7 romb

el

228 7 rmbl 205 5 663

org

18 rombel


(50)

5. Daftar Nama Guru Smp Islamiyah tabel 2

Daftar Nama Guru Smp Islamiyah

No Nama Tempat

Tanggal lahir Pendidikan

Bidang

study Ket

1 Ahmad sujai, S.pd

Bogor, 09-11-1979

S 1 B.inggri

s

Kepala sekolah 2 Tuti hendrawati ,

S.pd

Bogor , 23-01-1972

S 1 IPA Wakil kepala

sekolah / bidang kurikulum 3 Hasan sahlani,

S.pd

Bogor, 809 -1968

S1 B.arab Wakil Kepala

sekolah bidang kesiswaan 4 Abdul

hapidz,S.Ag

Bogor,4-02-1971 S1/A-IV PAI/KT A

Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan 5 Syatiri

ahmad,S.Pd

Bogor,20-04-1965

S1 IPS PEMB.TU/wal

i 8.3/guru mata pelajaran

6 Dra.asmani Bogor,3-06-1965 S1 Matemat

ika

Wali kelas 9.1/guru mata pelajaran 7 Drs.Irmansyah,M

Pd

Bogor,9-08-1968 S2 IPA Guru mata

pelajaran 8 Rahmat

fathullah,S.Pd

Bogor,4-05-1967 S1 IPS Ketua tata

usaha

9 Gus susanto Bogor,8-09-1962 SGON Penjaske

s

Wali kelas 9.6/guru mata pelajaran 10 Dra.royadi

Indramayu,9-11-1966

S1 B.indon

esi

Guru mata pelajaran 11 Zuaini

muttaqien,S.Ag

Bogor,21-03-1970

S1/A-IV PAI Wali kelas

9.5/guru mata pelajaran 12 Madamin,SPd

Bogor,17-10-1970

S1 PKN Wali kelas

9.4/guru mata pelajaran

13 Nourmalina Jakarta,4-11-1967 S1 IPA Wali kelas

7.5/guru mata pelajaran 14 Dra.Mardiyah T Bogor,3-02-1972 S1 B.arab Guru mata

pelajaran 15 Marjuki,AMd

Bogor,16-03-1972

D3 TIK Guru mata


(51)

37

16 Suhardi Jakarta,8-08-1969 D1 BP Guru

BP/ekskul PMR 17 Ahmadi,S.Pd

Bogor,21-10-1063

S1 KTK Guru mata

pelajaran

18 Sanusi AZ,SPdI Bogor,4-03-1969 S1 KTK Guru mata

pelajaran 19 Baidawi

tafsir,S.PdI

Jakarta,1-12-1970 S1 Bahasa

Sunda

Wali kelas 8.6/guru mata pelajaran

20 H.Romlih,SE Bogor,3-07-1971 S1 IPS/PL

H

Wali kelas 9.2/gutu mata pelajaran 21 Dra.Zulfiah

Yusur R

Ujung

Pandang,16-02-1970

S1 B.inggri

s

Wali kelas 9.3/guru mata pelajaran 22 Heru gunadi,SPd

Bogor,28-02-1982

S1 B.Indon

esia

Wali kelas 7.6/guru mata pelajaran 23 Fakhrurrozi,SHI

Jakarta,12-01-1982

S1 KTA Wali kelas

8.1/guru mata pelajaran 24 Dra. Heni

Herlinda

Jakarta,25-08-1967

S1 B.inggri

s

Guru mata pelajaran 25 Ahmad

Sholahudin

Bogor,9-01-1977 S1 Penjaske

s

Guru mata pelajaran 26 Aida

Makhbulah,S.Pd

Bogor,5-06-1982 S1 PAI Wali kelas

7.4/guru mata pelajaran 27 Ibah habibah,SPd

Bogor,14-04-1979

S1 BP Guru

BP/ekskul rohis 28 Irwansyah,A.Md

Bogor,24-01-1983

D3 TIK Guru mata

pelajaran 29 Dra.Lina Herlina

Bogor,17-06-1966

S1 B.Indon

esia

Wali kelas 8.4/guru mata pelajaran 30 Fikhan

Harusi,S.Sos

Bogor,23-07-1981

S1 PKN/PL

H

Wali kelas 7.1/guru mata pelajaran


(52)

6. Kegiataan Sekolah

Tabel 3 kegiataan sekolah

SARANA PENDUKUNG KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER

Mesjid/Mushola Pramuka

Perpustakaan Palang Merah

Lapangan Olah Raga Pengajian Siswa/Lembaga

Dakwah Siswa

Alat-alat Kesenian Buletin/Majalah Sekolah

Alat-alat Keterampilan Seni Musik

Laboratorium M-IPA Seni Lukis/Kaligrafi


(53)

39

B. Analisis data hasil angket

Untuk mengetahui upaya penanaman nilai pendidikan agama Islam menggunakan Quantum Teaching, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus prosentase, Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada table hasil angket berikut ini :

Tabel 4

Merasa senang saat belajar PAI

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

1 Selalu 37 92,5 %

2 Sering 1 2,5 %

3 Kadang 1 2,5 %

4 Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat dengan nilai prosentase 2,5% adalah kategori tidak pernah hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak pernah bosan belajar dikelas. Dengan nilai prosentase 2,5 %adalah kategori sering hal ini menunjukkan bahwa siswa masih bosan belajar PAI di kelas, nilai prosentase 2,5% hal ini menunjukkan siswa masih merasa bosan belajar PAI dikelas,dari tabel di atas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 92,5% .

Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu senang terhadap pelajaran PAI dikelas, karena suasana kelas yang mendukung siswa nyaman merasa dikelas dan senang terhadap pembelajaran PAI saat di kelas. Karena suasana juga mendukung proses pembelajaran.


(54)

Tabel 5

Sebelum pelajaran guru, memulai dengan membaca doa

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 36 90 %

Sering 2 5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai terendah dengan hasil prosentase 5% adalah kategori sering hal ini menunjukkan bahwa siswa masih sering suasana belajar di kelas,nilai prosentase 2,5 % adalah kategori kadang dan tidak pernah hal ini menunjukkan bahwa siswa kadang membaca doa sebelum belajar di kelas dan dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 90% hal ini menunjukkan bahwa siswa membaca doa sebelum memulai pelajaran.

Tabel 6

Suasana kelas yang berbeda saat belajar PAI

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 38 95 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat dengan nilai prosentase 2,5 % adalah kategori sering dan kadang hal ini menunjukkan masih sebagian siswa merasa biasa saja dengan suasana kelas. Nilai tertinggi dengan hasil prosentase 95 % adalah kategori selalu hal ini menunjukkan bahwa siswa senang dengan suasana kelas yang berbeda dan guru dan siswa merasa nyaman saat belajar di kelas. Dan


(55)

41

suasana kelas yang membuat nyaman belajar PAI dikelas menggunakan Quantum Teaching, karena quantum teaching menciptakan suasana yang berbeda di kelas.

Tabel 7

Guru memberi perhatian lebih kepada siswa saat di kelas

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 35 87,5 %

Sering 1 20 %

Kadang 3 7,5 %

Tidak pernah 1 20 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 87,5% hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa guru memberikan perhatian lebih kepada siswa saat pelajaran berlangsung di dalam kelas. Quantum teaching dapat membuat siswa merasa nyaman dan lebih dekat dengan guru saat dikelas. Guru memberi perhatian lebih karena perhatian guru sangat dibutuhkan juga oleh siswa agar mereka merasa guru memberikan perhatian lebih.

Tabel 8

Guru mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 36 90 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 2 5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 90 %. Hal ini menunjukan bahwa guru setiap menjelaskan materi


(56)

selalu mengaitkan pengalaman sehari-hari saat pelajaran agar siswa dapat menanamkan nilai pendidikan agama yang di jelaskan oleh guru saat di lingkungan rumah, mengaitkan materi sama saja memberi contoh baik agar siswa dapat melaksanakan nilai pendidikan agama Islam di lingkungan mereka.

Tabel 9

Guru melibatkan siswa pada saat proses mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 35 87,5 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 3 7,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 87,5. Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus terlibat saat pelajaran berlangsung agar siswa terlibat aktif pada proses mengajar dikelas. Guru tidak harus menjelaskan materi dengan ceramah saja namun siswa juga harus aktif pada saat prose mengajar dikelas. Bukan guru yang aktif siswa juga aktif pada proses mengajar, metode quantum teaching selalu melibatkan siswa belajar dikelas.


(57)

43

Tabel 10

Guru mengajak siswa bercerita tentang pengalaman Pendidikan Agama Islam di rumah

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 38 95 %

Sering 0 0

Kadang 2 5 %

Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 95% . Hal ini membuktikkan siswa sangat antusias terhadap pelajaran PAI dikelas dan siswa menceritakan kegiatan pengalaman sehari-hari yang mereka alami tentang nilai pendidikan agama Islam. Guru berharap siswa dapat menerepkan nilai pendidikan agama Islam dirumah dan saat disekolah juga. Metode quantum teaching dapat membuat siswa berani menceritakan pengalaman mereka saat dirumah.

Tabel 11

Membuat kelompok belajar setelah penjelasan materi

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 36 90%

Sering 2 5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 90%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kelompok belajar siswa dengan satu yang lainnya dapat bertukar pikiran dengan


(58)

satu sama lain, agar mereka dapat mengasah otak mereka dan belajar diskusi dengan teman mereka. Dan membuat siswa satu sama lain saling akrab dan membuat suasana kelas yang mendukung, semangat belajar mereka dikelas.

Tabel 12

Guru melibatkan siswa agar saling memberi pendapat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 97,5%. Hal ini menunjukkan bahwa melibatkan siswa memberi pendapat yang berbeda agar siswa dirangsang untuk aktif mengamati tentang kehidupan sehari-hari yang mereka alami, dan merangsang otak agar mereka dapat menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.

Tabel 13

Guru menggunakan banyak metode pembelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 39 97,5 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 0 0

Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100 %

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 39 97,5 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 0 0

Tidak pernah 0 0


(59)

45

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi dengan kategori selalu dan hasil prosentase 97,5% . Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan metode dapat melibatkan siswa lebih perhatian kepada hal-hal yang penting. Dan tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya dan membuat siswa menjadi nyaman dan tidak jenuh saat pelajaran berlangsung.

Tabel 14

Guru menanamkan nilai keagamaan yang positif

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 39 97,5 %

Sering 0 0

Kadang 0 0

Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu.dengan hasil prosentase 97,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mendapat tanggapan positif apa yang guru tanamakan tentang nilai keagamaan. Dan siswa dapat menerapkan di lingkungan rumahnya, guru juga harus menyeimbangkan keterampilan akademis saat menanamkan nilai kegamaan agar siswa dapat nyaman dengan penjelasan dari guru.

Tabel 15

Guru memberikan kesempatan bertanya

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 38 95 %

Sering 0

Kadang 2 5 %

Tidak pernah 0


(60)

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 95%. Hal ini menunjukkan siswa selalu bertanya apa yang mereka tidak mengerti dari penjelasan guru,dan siswa juga harus aktif karena siswa bertanggung jawab terhadap pengetahuan mereka sendiri, guru hanya pemberi ilmu pengetahuan, guru juga rekan belajar, pembimbing dan mengubah kesuksesaan siswa.

Tabel 16

Saya selalu membaca buku pengetahuan selain buku PAI

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 37 92,5 %

Sering 0 0

Kadang 3 7,5 %

Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu,dengan hasil prosentase 97,5%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa membaca buku pengetahuan lain, selain buku Pendidikan Agama Islam, karena menambah wawasan mereka pada pengetahuan mereka dapat menambah wawasan ilmu yang bermanfaat agar mereka menanamkan nilai Pendidikan Agama islam di lingkungan rumah.


(61)

47

Tabel 17

Guru menyuruh siswa kemampuan lisan untuk menjelaskan materi

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 37 92,5 %

Sering 1 2,5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu dengan hasil prosentase 92,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu mengungkapkan pengetahuan mereka dalam bentuk bahasa lisan, menjelaskan materi yang telah di sampaikan oleh guru, dan siswa mencoba kembali menjelaskan kepada teman-temannya. Agar mereka peka dengan lingkungan mereka dan belajar memprentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Tabel 18

Guru mengajak siswa untuk merenungi materi yang telah dipelajari

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 37 92,5 %

Sering 2 5 %

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 0 0

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu. Dengan hasil prosentase 92,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan cara merenungi materi yang telah dipelajari agar siswa dapat menerapakannya di


(62)

lingkungan rumah dan mengubah siswa agar dapat menerapkan nilai PAI dirumah dan meningkatkan keimanan siswa.

Tabel 19

Memberi tugas hapalan bacaan Al-Qur’an kepada siswa

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 36 90 %

Sering 0 0

Kadang 2 5 %

Tidak pernah 2 5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelajaran pai yang menggunakan bacaan ayat- ayat

al-qur’an kadang membuat siswa jenuh dengan pelajaran pai dengan adanya sumber media membuat siswa mempermudah menghapal ayat-ayat al-qur’an, dan guru memberi tugas hapalan ayat-ayat al-qur’an untuk di hapalkan oleh siswa dengan hasil prosentase 90%.

Tabel 20

Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 38 92,5 %

Sering 0 0

Kadang 2 5

Tidak pernah 1 2,5

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilhat bahwa nilai kategori tertinggi adalah selalu. Hal ini menggambarkan materi pelajaran bisa diterapkan dengan kehidupan


(63)

49

sehari-hari agar siswa bisa dapat menerapkan nilai-nilai aqidah yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dikelas namun saat dirumah bisa di terapkan nilai-nilai islam yang terkandung dalam materi pembelajaran PAI. Dengan hasil prosentase 92,5 %

Tabel 21

Guru memberi motivasi setelah pembelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 37 92,5 %

Sering 0 0

Kadang 1 2,5 %

Tidak pernah 2 5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori selalu Dengan hasil prosentase 92,5 %. Hal ini menunjukkan dengan adanya motivasi di harapkan agar siswa lebih menyukai materi Pendidikan Agama islam, dan membuat siswa lebih semangat dalam segala hal dan berfikir kreatif dalam segala hal.

Tabel 22

Guru memberikan tugas pekerjaan rumah setelah pembelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 36 90 %

Sering 0 0

Kadang 3 7,5 %

Tidak pernah 1 2,5 %


(64)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang selalu mengerjakan PR Dengan hasil prosentase 90%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. PR merupakan tugas diberikan kepada siswa agar mereka belajar tanggung jawab untuk melaksanakan tugas mereka saat dirumah,guru selalu memberikan tugas.

Tabel 23

Guru memberi pujian berupa tepuk tangan dan pujian lainnya

Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase

Selalu 37 92,5 %

Sering 0 0

Kadang 2 5 %

Tidak pernah 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tertinggi adalah kategori selalu. Dengan hasil prosentase 92,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pujian tepuk tangan, membuat siswa senang karena menghormati usaha mereka.


(1)

(2)

(3)

ANGKET SKRIPSI

Nama : Kelas :

Jawablah setiap pertanyaan di bawahini yang kamu anggap paling tepat dengan cara memberikan cechklist ( ) pada kolom pertanyaan

Keterangan : SS: sangat selalu S: selalu

TP: tidak pernah

STP: sangat tidak pernah

No Pertanyaan SS S TP STP

1 Merasa senang saat belajar PAI

2 Sebelum pelajaran guru memulai dengan membaca doa 3 Suasana kelas yang berbeda saat belajar PAI

4 Guru memberi perhatian lebih kepada siswa saat di kelas 5 Guru memberikan materi dengan pengalaman sehari-hari 6 Guru melibatkan siswa saat proses mengajar

7 Guru mengajak siswa bercerita tentang pengalaman PAI di rumah

8 Membuat kelompok belajar setelah penjelasan materi 9 Guru melibatkan siswa agar saling memberi pendapat 10 Guru menggunakan banyak metode pembelajaran 11 Guru menanamkan nilai keagamaan yang positif 12 Guru memberikan kesempatan bertanya

13 Saya selalu membaca buku pengetahuan selain buku PAI 14 Guru menyuruh siswa kemampuan lisan untuk menjelaskan

materi

15 Guru mengajak siswa untuk merenungi materi yang telah dipelajari

16 Memberi tugas hapalan bacaan Al-qur’an kepada siswa 17 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari 18 Guru memberi motivasi setelah pembelajaran

19 Guru memberikan tugas PR setelah pembelajaran


(4)

(5)

(6)