76
2.8.1. Menghitung Tahanan Beban Lateral Ultimit
Pondasi tiang tunggal terdiri dari dua klasifikasi yaitu pondasi tiang pendek dan pondasi tiang panjang. Langkah pertama yang perlu kita
lakukan untuk menentukan kapasitas lateral tiang adalah menentukan apakah tiang tersebut berperilaku sebagai tiang panjang atau tiang pendek.
Menurut Tomlinson, 1977, Kriteria tiang kakurigid pile pendek dan tiang tidak kakuelastic pile panjang berdasarkan faktor kekakuan R dan
T yang dikaitkan dengan panjang tiang yang tertanam dalam tanah L diperlihatkan pada table di bawah ini :
Tabel 2.10. Kriteria Pondasi Tiang Pendek dan Pondasi Tiang Panjang
Tipe Tiang Modulus Tanah K
Bertambah Dengan Kedalaman
Modulus Tanah K
Konstan
Kaku L
2T L
2R Tidak Kaku
L 4T
L 3,5R
Sumber : Tomlinson, 1977
T dan R adalah faktor kekakuan tiang yang dipengaruhi oleh kekauan tiang EI dan kompresibilitas tanah yang dinyatakan dalam
modulus tanah K yang tidak konstan untuk sembarang tanah, tetapi bergantung pada lebar dan kedalaman tanah yang dibebani.
Jika tanah berupa lempung kaku terkonsolidasi berlebihan stiff over consolidated clay, modulus tanah umumnya dapat dianggap konstan
di seluruh kedalamannya. Faktor kekakuan R dinyatakan dengan :
⁄
2.17
Dimana : E
= modulus elastisitas bahan tiang kgcm
2
I = momen Inersia tiang cm
4
Universitas Sumatera Utara
77
L = panjang tiang pancang cm
K = k
h
d = k
1
1,5 = modulus tanah k
1
= modulus reaksi subgrade dari Terzaghi Tabel 2.11
Tabel 2.11. Hubungan Modulus Subgrade k
1
dengan Kuat Geser Undrained untuk Lempung Kaku Terkonsolidasi Berlebihan Overconsolidated
Konsistensi Kaku
Sangat kaku Keras
kohesi undrained Cu kNm
2
100-200 200-400
˃400 kgcm
2
1 – 2
2 - 4 ˃4
k
1
MNm
3
18 – 36
36 -72 ˃72
kgcm
3
1,8 - 3,6 3,6 - 7,2
˃7,2 k
1
direkomendasikan MNm
3
27 54
˃108 kgcm
3
2,7 5,4
˃10,8 Sumber : Hardiyatmo, 2002
Jika tanah lempung terkonsolidasi normal normally consolidated dan tanah granuler, modulus tanah dapat dianggap bertambah secara linier
dengan kedalamannya semakin ke bawah semakin besar. Faktor kekakuan untuk modulus tanah yang tidak konstan T dinyatakan oleh
persamaan :
⁄
2.18
Dimana : E
= modulus elastis tiang = 4700 √
⁄ I
= momen inersia tiang = n
h
= koefisien variasi modulus tanah Tabel 2.18 dan 2.19 D
= lebar atau diameter tiang
Universitas Sumatera Utara
78 Tabel 2.12. Nilai-Nilai n
h
untuk Tanah Granuler c = 0
Kerapatan relatif D
r
Tidak padat Sedang
Padat
Interval nilai A 100
– 300 300
– 1000 1000 – 2000 Nilai A dipakai
200 600
1500 n
h
, pasir kering atau lembab Terzaghi kNm
3
2425 7275
19400 n
h
, pasir terendam air kNm
3
Terzaghi 1386
4850 11779
Reese dkk 5300
16300 34000
Sumber : Tomlinson, 1977 Tabel 2.13. Nilai-Nilai n
h
untuk Tanah Kohesif
Tanah n
h
kNm
3
Referensi
Lempung terkonsolidasi normal lunak
166 – 3518
Reese dan Matlock 1956 277
– 554 Davisson - Prakash 1963
Lempung terkonsolidasi normal organik
111 – 277
Peck dan Davidsson 1962 111
– 831 Davidsson 1970
Gambut 55
Davidsson 1970 27,7
– 111 Wilson dan Hilts 1967
Loess 8033
– 11080 Bowles 1968
Sumber : Hardiyatmo, 2002
2.8.2. Metode Broms