139
4.3. Menghitung Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Pancang
Untuk  mengetahui  tanah  runtuh  atau  tidak  akibat  adanya  beban  horizontal yang  terjadi  pada  tiang,  maka  perlu  dihitung  daya  dukung  horizontal.  Untuk
menghitung  daya  dukung  horizontal,    terlebih  dahulu  hitung  faktor  kekakuan tiang  untuk  tanah  non-kohesif.  Perhitungan  kapasitas  daya  dukung  lateral  tiang
pancang menggunakan metode Broms. Data :
Daya dukung lateral BH- 01 pada kedalaman 18 m Jenis tanah : granular
Berat isi tanah γ
= 21,5 kNm
3
Sudut geser tanah ø = 41,9
o
Tiang : Diameter tiang pancang D   = 0,6 m
Panjang tiang pancang L = 12 m
Mutu beton f’c
= 600 kg cm
2
= 60 Mpa Momen ultimit M
y
= 17 Tonmeter = 170 kNm E
= 4700 √
= 36.406,043 Mpa = 36.406.043 kNm
2
I =
π 0,6
4
= m
4
Perhitungan dilakukan dengan tahap berikut : 1
Cek perilaku tiang dan hitung faktor kekakuan tiang Koefisien variasi modulus tanah n
h
= 11779 kNm
3
Universitas Sumatera Utara
140
T = √
= 1,814 m                         Persamaan 2.18 L ≥ 4 T
12 m  ≥ 7,256 m
jenis tiang pancang dikategorikan tiang panjangelastic pile 2
Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang Jarak beban lateral dari permukaan tanah e
= 0 Koefisien tekanan tanah pasif
K
p
⁄
K
p
= ⁄
= 5,021 Maka :
H
u
=
√
Persamaan 2.38
H
u
= 295,019 kN = 29,509 Ton Beban ijin lateral
H = = 118,007 kN = 11,80 Ton
3 Cek terhadap grafik hubungan M
y
D
4
γKp dan H
u
D
3
γKp maka akan diperoleh hasil seperti Gambar 4.4.
Universitas Sumatera Utara
141 Gambar 4.4. Grafik Kapasitas Beban Lateral pada Tanah Granuler
Tahanan momen ultimit = = 13,151
Nilai  tahanan  ultimit  sebesar  25,345  diplot  ke  grafik  di  atas, sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit sebesar 20.
12,45 = H
u
= 290,303 kN = 29,03 Ton H
=
= 116,121 kN = 11,612 Ton Hasil  yang  diperoleh  dengan  cara  analitis  tidak  berbeda  jauh
dengan cara grafis.
Universitas Sumatera Utara
142
4.4.  Menghitung  Kapasitas  Daya  Dukung  Tiang  Pancang  Berdasarkan Metode Elemen Hingga
Pada  Metode  Elemen  Hingga  daya  dukung  yang  akan  dihitung  adalah  daya dukung  aksial  pondasi  tiang  pancang.  Pemodelan  tanah  yang  digunakan  adalah
model  Mohr –  Coulomb  dengan  analisis  axisymmetric,  yaitu  kondisi  awal
digambarkan  seperempat  namun  sudah  mewakili  sisi  yang  lain  karena  dianggap simetris.  Pada  model  ini  diasumsikan  perilaku  tanah  bersifat  plastis  sempurna.
Dalam perhitungan Metode Elemen Hingga, model Mohr – Coulomb merupakan
pemodelan  umum  dalam  penyelidikan  tanah  dimana  model  ini  membutuhkan parameter  seperti  Modulus  Young,  E  stiffness  modulus,
Poisson’s  ratio  υ, sudut geser dalam ø, kohesi c, sudut dilantansi Ψ, dan berat isi tanah γ.
Parameter  tanah  dari  hasil  uji  sondir,  SPT  dan  laboratorium  ini  diambil  dari penyelidikan  tanah  yang  dilaksanakan  oleh  Laboratorium  Mekanika  Tanah
Nomensen Medan Karena keterbatasan data, maka sebagian parameter tanah pada lapisan tertentu diasumsikan berdasarkan buku referensi teori mekanika tanah dan
studi parameter tanah dengan menggunakan program All-Pile. Data-Data yang dimasukkan dalam pemodelan  menggunakan Metode Elemen
Hingga, yaitu sebagai berikut : 1.
Data tiang pancang Data
– data yang harus diketahui Sebelum melakukan pemodelan pondasi tiang pancang yaitu  terlebih dahulu  harus mengetahui data-data teknis tiang
pondasi  tersebut  harus  diketahui  serta  data  yang  dibutuhkan  dalam
Universitas Sumatera Utara
143
perhitungan  daya  dukung  pondasi  baik  manual  maupun  dengan  Metode Elemen Hingga.
Tabel 4.8. Data Tiang Pancang
No Keterangan
Nilai
1 Lokasi
Bore Hole 1 2
Jenis Pondasi Tiang Pondasi tiang pancang
3 Diameter Tiang m
0,6 4
Panjang Tiang m 18
5 Luas Penampang m
2
0,2826 6
Modulus Elastisitas E kNm
2
36.406.043,45 7
Momen Inersia I m
4
0,0063585
8 Berat jenis
γ kNm
3
24 9
EA kNm 10.288.347,75
10 EI kNm
2
m 231.487,824
11 Angka Poisson
μ 0,12
2. Deskripsi dan parameter tanah setiap lapisan
Karena  data  -  data  dari  hasil  penyelidikan  tanah  kurang  lengkap,  tidak semua data yang kita butuhkan dalam perhitungan  Metode Elemen Hingga di
sajikan  dalam  laporan  hasil  penyelidikan  tanah  maka  dilakukan  studi parameter tanah dengan menggunakan program All-Pile. serta koreksi-koreksi
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut disajikan tabel yang akan mempermudah proses pemodelan tanah
dalam Metode Elemen Hingga.
Universitas Sumatera Utara
144 Tabel 4.9. Input Parameter Tanah untuk Metode Elemen Hingga
Lapisan ke -
Depth Jenis Tanah
Tebal Kedalaman  γ
dry
γ
wet
Kx Ky
Es’ µ
c Φ
Ψ Dan
Lapisan  Muka Air m
Konsistensi Tanah
Tanah kNm
3
kNm
3
mday mday
kNm
2
kNm
2
Tanah m
m 1
– 1 Lempung berpasir
1 -
8,0 17,8
0,000864  0,000864  4030,008  0,35 20,9
Lunak N = 4
2 2
– 3 Lempung berpasir
2 -
9,4 19,2
0,000864  0,000864  6045,012  0,35 35,9
Kaku N = 6
3 3
– 9 Pasir berlempung
6 -
7,3 17,1
8,64 8,64
6045,012 0,4
28,7 Lepas
N = 6
4 9
– 15 Pasir berlempung
6 13,5
– 14 7,6
17,4 8,64
8,64 6122,500
0,4 29
Sedang-lepas- sedang
N = 7
5 15 - 18
Pasir 3
- 11,7
21,5 86,4
86,4 6600,000
0,2 41,8
11,8 Padat-sangat padat
N = 60
6 18 -
22,5 Pasir berbatu
5,50 -
11,7 21,5
864 864
6600,000 0,2
41,8 11,8
Sangat padat N = 60
Universitas Sumatera Utara
109
Proses Pemodelan Pada Program Plaxis
Proses pemasukan data dilakukan dengan proses sebagai berikut : 1.
Langkah  pertama  dalam  setiap  analisis  yaitu  atur  parameter  dasar  dari model elemen hingga di jendela pengaturan global.
Gambar  4.4.
Kotak Dialog Pengaturan Global general setting pada Plaxis
2. Pemodelan tanah digambar  menggunakan garis geometri         , diambil
dengan  lebar  sebesar  20D  D  =  diameter  tiang  dan  kedalaman  22  m kedalaman  bore  hole-1  yang  terdiri  dari  beberapa  layer  dengan
ketebalan tertentu. 3.
Setelah selesai memodelkan struktur tanah, kemudian gambarkan dinding diafragma  sebagai  tiang  dengan  cara  menggunakan  tombol  pelat                .
Kemudian gunakan tombol antar muka interface        yang di indikasikan
Pemodelan Axisymmetry
Universitas Sumatera Utara
110
sebagai  garis  teputus-putus  sepanjang  garis  geometri  untuk  memisahkan kekakuan lebih dari satu elemen, yaitu kekakuan antara tanah dan tiang.
4. Setelah  itu  gambarkan  beban  permukaan,  yaitu  sistem  beban  A-beban
terpusat dengan menggunakan ,  kemudian  input  nilai  bebannya
dengan mengklik ujung beban. 5.
Untuk  membentuk  kondisi  batas,  klik  tombol  jepit  standar  standard fixities            , maka akan terbentuk jepit penuh pada bagian dasar dan
jepit rol pada sisi-sisi vetikal. 6.
Kemudian  masukkan  data  material  dengan  menggunakan  tombol material set         . Untuk data tanah, pilih  soil  interface  pada  set  type,
sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah  itu seret data-data yang  telah  diinput  ke  dalam  pemodelan  geometri  awal,  seperti  gambar
berikut.
Gambar 4.5. Pemodelan Bore hole 1 Setelah Pendefinisian Material
Universitas Sumatera Utara
111
7. Kemudian klik  Generate mesh
untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa  bagian  yang  beraturan  sehingga  mempermudah  dalam
perhitungan  ,  diupdate,  klik  initial  condition,  kondisi  awal  setelah terbentuknya  jaring-jaring  elemen  generated  mesh  menandakan  model
elemen pada beberapa kondisi  yaitu kondisi  awal  untuk  tekanan air  yang didapat dengan memodelkan muka air tanah, dan kondisi tegangan efektif
awal.
Gambar 4.6. Generate Mesh
8. Kemudian  klik    tombol  initial  conditions  untuk  memodelkan  muka  air
tanah.  Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah.
Universitas Sumatera Utara
112
Gambar 4.7. Initial water pressurepada program Plaxis 9.
Kemudian  klik  tombol  generate  water  pressure  untukmendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah muncul diagram active pore pressures, klik
update,  maka  akan  kembali  ke  tampilan  initial  water  pressure,  lalu  klik initial  pore  pressure,  dan  generate  pore  pressure  maka  akan  muncul
diagram untuk effective stresses.
Gambar 4.8. Kondisi Active Pore Pressure
Universitas Sumatera Utara
113 Gambar 4.9. Kondisi Effective Stresses
10. initial  stresses  dan  ok  kemudian  diupdate,  akhirnya  calculate  yes,  dan
akan muncul kotak dialog perhitungan. 11.
Selanjutnya  akan  dilakukan  perhitungan  dengan  mengklik  tombol Calculate, lalu buatlah perhitungan Phase 1 dan Phase 2 seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 4.10. Phase-Phase perhitungan
Universitas Sumatera Utara
114
12. Sebelum melakukan perhitungan, terlebih dahulu lakukan pemilihan titik
node  sebagai  titik  yang  ditinjau,  titik  node  A  yang  terletak  di  ujung  atas tiang  dan  diupdate.  Kemudian  pada  phase  1  dilakukan  pendefinisian
beban.  Dengan  cara  klik  parameters,  define,  dan  aktifkan  beban  dengan cara klik ujung beban dan update. Beban yang dimaksud adalah beban ijin
rencana yaitu sebesar 200 ton.
Gambar 4.12. Pemilihan titik nodal
Kemudian proses calculation  dapat dilakukan.:
Universitas Sumatera Utara
115 Gambar 4.13. Proses Perhitungan
13. Maka  akan  keluar  kotak  dialog  yang  berisi  nilai  Phi  Reductionsebagai
berikut.
Gambar 4.14. Nilai Phi Reduction pada program Plaxis
Nilai phic reduction
Universitas Sumatera Utara
116
Nilai  Σ Msf 2 setelah konsolidasi  sebesar 1,7263 Q
u
titik bore hole 1 adalah : Q
u
= Σ Msf x 2500 kN
= 1,7263 x250 kN = 4315,75 kN = 431, 575 Ton
4.5. Menghitung Efisiensi Tiang Pancang Kelompok