122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pada  proyek  pembangunan  hotel  medan  siantar,  desain  beban  yang
digunakan adalah 200 ton. 2.
Hasil perhitungan  daya dukung  pondasi tiang pancang berdasarkan data Sondir, SPT, dan Metode Elemen Hingga adalah :
a. Daya Dukung Tiang Pancang berdasarkan data Sondir :
1. Berdasarkan metode Meyerhoff :
- Pada titik  S1 kedalaman 17,40 diperoleh Qu = 900,363 ton
Q
ijin =
255,809 ton -
Pada titik S2 kedalaman 13,40 diperoleh Qu  = 751,339 ton Q
ijin  =
221,859 ton -
Pada titik S2 kedalaman 13,40 diperoleh Qu =  779,976 ton Q
ijin  =
230,601 ton 2.
Berdasarkan metode Aoki dan De Alencar : -
Pada titik  S1 kedalaman 17,40 diperoleh Qu = 442,840 ton Q
ijin =
169,136 ton -
Pada titik S2 kedalaman 13,40 diperoleh Qu  = 333,814 ton Q
ijin  =
133,527 ton -
Pada titik S2 kedalaman 13,40 diperoleh Qu =   332,069 ton Q
ijin  =
132,827 ton
Universitas Sumatera Utara
123
b. Daya Dukung Tiang Pancang berdasarkan data SPT  pada BH- 01 dan
kedalaman 18 m diperoleh : -
Qu =   313,372 ton -
Q
ijin  =
125,349 ton c.
Daya  dukung  lateral  tiang  pancang  berdasarkan  metode  Broms  pada Titik BH- 01 dan kedalaman 18 m
1. Berdasarkan metode Analitis diperoleh :
- H
u =
29,501 ton -
H
ijin
= 11,800  ton 2.
Berdasarkan metode Grafis diperoleh : -
H
u =
29,030 ton -
H
ijin
= 11,612 ton d.
Daya  Dukung  Tiang  Pancang  dengan  Metode  Elemen  Hingga menggunakan  program  Plaxis  pada  Titik  BH
–  01  kedalaman  18  m diperoleh :
Q
u  = 345,2 ton
e. Nilai Efisiensi Tiang Pancang Kelompok
1. Berdasarkan  metode  Converse  –  Labarre  Formula  diperoleh:
E
g =
0,897 2.
Berdasarkan metode Los Angeles Group diperoleh: E
g =
0,833 3.
Perbandingan  kapasitas  daya  dukung  tiang  pancang  menggunakan  data SPT  dangan  Metode  Elemen  Hingga  yaitu  Program  Plaxis  Pada
kedalaman 18 m.
Universitas Sumatera Utara
124
SPT Plaxis  Mohr
– Coulomb
Perbedaan Persentase
Q
u
313,372 345,2
31,828 9,22
4. Perbedaan besar daya dukung  yang didapatkan  dari setiap metode dapat
disebabkan  oleh  bedanya  titik  pengujian  dan  kedalaman  pada  setiap metode,  sehingga  jenis  dan  sifat  tanah  yang  diteliti  juga  berbeda,  cara
pelaksanaan pengujian di  lapangan  yang kurang teliti  human error, dan perbedaan parameter yang digunakan dalam setiap metode perhitungan.
5.2 Saran