berarti bahwa teori-teori yang mencoba menjelaskan fenomena variabilitas dividen hanya terbatas pada lima teori. Kenyataan yang ada sejauh ini sudah
mulai muncul teori-teori baru, walaupun masih dalam tahap awal pengembangan model. Kelima teori dividen yang secara umum dikenal adalah
sebagai berikut. 1.
Teori ketidakrelevanan dividen irrelevant dividend proposition 2.
Teori perataan smoothing theory 3.
Teori burung di tangan bird in the hand theory 4.
Teori efek pajak tax effect theory 5.
Teori biaya transaksi dan pajak taxes and transaction cost theory clientele effect theory
Menurut Gumanti 2013, kebijakan dividen dapat dijadikan sarana untuk mengatasi masalah keagenan agency problem antara manajemen perusahaan
corporate insider dan pemegang saham shareholder. Menurut anggapan ini, jika laba tidak dibagikan kepada pemegang saham, ada kekhawatiran bahwa
laba akan digunakan untuk dimanfaatkan demi kepentingan pribadi manajemen atau untuk pengadaan proyek yang tidak menguntungkan yang cenderung
untuk menghabiskan uang perusahaan. Oleh karena itu, pemegang akan lebih menyukai dividen dibandingkan saldo laba.
2.3.3. Teori Burung di Tangan Bird in the Hand Theory
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi, dividen dinilai secara berbeda dari laba ditahan atau sisa laba
mulai muncul teori-teo o
ri ri
b baru, wal
l au
aupu pu
n masih dalam tahap awal pengembangan m
m o
odel. Kelima teori dividen yang se e
ca ca
ra umum dikenal adalah sebagai be
be r
rikut. 1.
T Teori ketidakr
kr el
el ev
ev an
a an dividen irre
le vant d
d iv
ivid id
e end propositio
ion n
2 2.
Teor ori
i pe
pera ra
taan sm
sm oo
thing theo ry
3. Te
Te or
o i bu
u r
ru ng d
i ta
ngan bird i
n the hand theory 4.
4. Teor
or i ef
ek pajak ta
x effect the or
y 5.
5. T
Te or
i biaya transaks i
dan pa ja
k ta xe
s and transactio
n co
c st
t t
t he
he or
o y
cl ientele
effe ct
theory Menurut Gumant
i 201
3 ,
kebijaka n
divide n dapat dijadikan
s arana u
untuk k
me men
ng atas
i masa
la a
h h
ke ke
ag ag
en en
an an
agency pro o
bl bl
em em
an an
ta ta
ra r
man aj
em en
n p
perusahaa aa
n n
corporate insider dan pemegang ng
sah ah
am shareholder. Menurut anggapa a
n n
in in
i i,
r ji
ji ka
ka laba tidak dibagikan kepada pemegang saham, ada kekhawa
wa ti
ti r
ran n
ba bahw
hw a
la la
ba a k
kan di
diguna a
ka kan
n u
untuk di di
ma ma
nf nfaa
aa tk
tkan an
d demi
ke ke
pe pent
nt in
ingan pr ib
ibadi ma mana
naje jemen
at t
au au
unt uk
p p
en engadaan proyek
k yang t t
id idak menguntun
un gk
gk an y
y an
an g
g cenderung untuk menghabiskan uang pe
e ru
sahaan. O Oleh karena itu, pemegang akan lebih
menyukai dividen dibandingka an
n saldo la
a b
ba.
2 3 3 Teori Burung di Tangan
Bi i
rd in the Hand Theory
capital gain. Investor lebih menyukai burung di tangan bird in hand atau kepastian dalam bentuk dividen tunai daripada dijanjikan keuntungan yang
belum pasti bird in bush, yaitu selisih positif harga saham yang menghasilkan capital gain.
Menaikkan pembayaran dividen, cateris paribus, akan dapat menaikkan nilai perusahaan. Karena dividen yang diberi saat ini lebih menjanjikan dalam
mengurangi ketidakpastian arus kas mendatang, rasio pembayaran yang tinggi akan mengurangi biaya modal dan karenannya akan menaikkan nilai saham
perusahaan. Artinya, rasio pembayaran dividen yang tinggi akan memaksimalkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan dapat menaikkan
atau mendukung nilai perusahaan lewat harga sahamnya dengan memilih kebijakan dividen yang menarik Gumanti, 2013.
Miller dan Modigliani 1961 dalam Gumanti 2013 mengkritisi teori burung di tangan dan berpendapat bahwa risiko perusahaan ditentukan oleh
tingkat risiko arus kas dari aktivitas operasinya. Selanjutnya, Bhattacharya 1979 dalam Gumanti 2013 berpendapat bahwa alasan yang mendasari teori
burung di tangan adalah salah. Bhattacharya menyatakan bahwa tingkat risiko yang melekat pada perusahaan mempengaruhi tingkat dividen, bukan
sebaliknya. Artinya, tingkat risiko aliran kas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan, sebaliknya kenaikan dividen
yang dibayarkan tidak akan mengurangi risiko perusahaan. belum pasti bird in bush,
, y
y ai
ai t
tu selisih pos osit
it if harga saham yang menghasilkan
capital gain. Me
Me na
ikkan pembayar ran
an div iv
id d
en en
, ,
ca c
te te
ris paribus, akan an dapat menaikkan
nila a
i i
perusahaan. Ka
Ka re
rena n
dividen yang diberi i
s s
aa aa
t t in
in i
i lebih menjan nji
j kan dalam
mengur r
an angi
gi k ke
etidakpa pa
st st
ia n
arus kas menda ta
ng ,
ra ra
sio pe emb
mb ay
ayar a
an yan ng
g tinggi
ak k
an an m
m e
engu ra
ra ng
i bi
aya modal da n
karenannya a ka
n me
menaik k
ka kan
n ni
ni la
la i sa
a ha
h m
pe p
rusaha a
an . Artinya, rasio pembayaran
di viden ya
ng ng tin
ingg ggi akan
an me
m ma
a ksim
alkan nilai peru sa
haan. Ol
eh seb ab itu
, perusahaan d ap
pat m m
en en
ai ai
kk k
an atau
u m
enduku ng n
ilai per us
ah aa
n lewa
t harga
sa ha
mn ya den
g gan memili
lih h
keb bi
jakan dividen yang m
enar ik
Gumant i,
201 3.
Mill er
d an
n M
M od
od ig
ig li
li an
an i 1961 dalam
am G
G um
um an
an ti
t 2013
me ng
ngkr kritisi te
e or
o i
i burung di tangan dan berpendap
ap at
a b
b ahwa risiko perusahaan ditentukan
n ol
oleh eh
ti i
ng ngka
k t risiko arus kas dari aktivitas operasinya. Selanjutnya, Bh
Bhatta ta
ch char
ar ya
1 1
979 9
d d
l alam
G Gum
um an
anti ti
2013 3
be berp
rp en
enda dap
pat bahw hwa
a al al
as as
an yan g
mend d
as asar
ari i teori
bu u
ru ru
ng ng
d i ta
a ng
ng a
an adalah salah. h
Bhattac c
h harya menyatak
ak an
an bahwa t
t in
ingkat risiko yang melekat pada perusa
ahaan mem mpengaruhi tingkat dividen, bukan
sebaliknya. Artinya, tingkat ris isiko aliran
an kas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang ak
kan a
d d
i ibayarkan, sebaliknya kenaikan dividen
yang dibayarkan tidak akan mengura r
ngi risiko perusahaan
2.3.4. Teori Sinyal Dividen