deposito yang dijamin akan mendorong bank untuk melakukan moral hazard. Hal tersebut terjadi karena bank menyadari bahwa semakin besar nilai
penjaminan maka semakin besar deposit yang ditanggung lembaga penjamin bila bank mengalami kegagalan Taswan, 2010.
2.2.3. Premi Penjaminan dan Dampaknya terhadap Moral Hazard
Penetapan premi mempunyai konsekuensi bagi moral hazard. Penetapan flat premium paling rawan dengan masalah moral hazard, karena premi ini
tidak membedakan antara bank yang sehat dan bank yang tidak sehat. Apa pun kondisinya, bank akan dikenakan tarif premi yang sama. Hal ini menjadi alasan
bagi pemegang saham bank untuk melakukan penyimpangan dengan cara mengambil risiko yang berlebihan karena baik bank yang gagal atau tidak akan
tetap membayar premi yang sama. Di samping itu, kegagalan bank akan ditanggung oleh lembaga penjamin asuransi deposito Taswan, 2010.
Pendekatan yang paling umum dalam menentukan premi penjaminan atau premi asuransi deposito adalah pendekatan Option Pricing Model OPM,
yang telah memandang provision of deposit insurance sebagai gambaran identik dengan put option pada aset bank yang membeli asuransi deposito.
Dalam kerangka ini, diilustrasikan bahwa lembaga asuransi deposito mengenakan premi sebesar OP untuk menjamin simpanan OD di bank lihat
Gambar 2.2. Jika bank adalah sehat dan nilai pasar aset bank tersebut lebih besar dari OD, maka net worth positif. Hal ini menunjukkan bahwa bank dapat
meneruskan bisnisnya. Lembaga asuransi deposito akan memastikan premi penjaminan maka semaki
ki n
n b
besar depo si
si t
t ya
ya ng ditanggung lembaga penjamin
bila bank meng ng
al alami kegagalan Taswan, 2010.
2.2.3. 3.
Premi Penj j
am am
in in
a an dan Dampaknya t
t er
r ha
hada dap
Moral Haza ard
Pe e
ne ne
ta ta
pa pa
n prem em
i i
me mpunyai konsekuens
i i
ba ba
gi g
mo or
ral l
ha ha
za z
rd. Pe ene
n tapan
flat at
p pre
re m
mium m
p al
ing rawan deng an
masalah mo ra
l ha
za a
rd, ka ka
re re
na na p
p remi
mi ini ti
tid da
k k me
e m
mb edakan ant
ar a bank yan
g sehat dan
ba nk yang ti
da ak
k seha
hat. t.
A Apa pu
un ko
ko ndis
is in
ya, bank akan di kena
kan ta ri
f premi ya
ng sama. Hal ini m
menja ja
di di a
ala l
san bagi
i p
emegan g
sa ham bank
u nt
uk m
el ak
ukan pen yi
mp angan
d dengan car
ara a
men ng
ambil risiko yang be
rleb ih
an karen a
ba ik
b ank yang gagal ata
u u tidak
k akan
n te
eta ta
p p
me mb
ayar p
p re
re mi
mi y
y an
an g
g sama. Di s
s am
am pi
pi ng
ng i
i tu
t ,
ke gaga
la n
n b
bank aka ka
n n
ditanggung oleh lembaga penjam min
in as
as uransi deposito Taswan, 2010.
Pendekatan yang paling umum dalam menentukan premi p p
en enja
ja mi
mi n
nan at
at au pre
i mi asura
a ns
nsi i
de de
po sito
a a
da dala
lah h
pe pend
nd ekatan
Op Op
ti tion
on P P
i ri
i cing Mod
d el
el OP
OPM l
l ,
ya a
ng ng tel
ah m
m e
emandang prov v
is i
ion of f deposit insuran
an ce
ce sebag
ag ai
ai gambaran identik dengan put option pa
ada aset ba ank yang membeli asuransi deposito.
Dalam kerangka ini, diilus strasikan
bahwa lembaga asuransi deposito mengenakan premi sebesar OP un
untuk k
menjamin simpanan OD di bank lihat Gambar 2 2 Jika bank adalah seha
h t dan nilai pasar aset bank tersebut lebih
yang dibayar oleh bank sebesar OP. Jika bank mengalami kebankrutan yang dimungkinan terjadi karena portofolio aset yang buruk atau risiko portofolio
nilai aset bank menurun di bawah OD katakanlah OA, hal ini berarti net worth menjadi negatif, maka pemilik akan meninggalkan bank dan
mengembalikan ke lembaga penjaminan deposito. Jika ini terjadi, maka lembaga asuransi atau penjamin deposito akan membayar kepada deposan yang
diasuransikan sejumlah OD dan akan melikuidasi aset bank sebesar OA. Akibatnya, lembaga penjamin akan menghadapi biaya kebangkrutan negative
net worth sama dengan OD-OA dikurangi premi asuransi yang dibayar oleh bank sebesar OP Taswan, 2010.
Gambar 2.2 Asuransi Deposito sebagai
Put Option
Dengan keberadan deposit insurance yang dapat dipandang sebagai put option, maka moral hazard tetap tidak dapat dihilangkan karena pemilik bank
bersama manajer memperoleh insentif untuk melakukan pengambilan risiko yang eksesif. Pemegang saham merasa bahwa sudah ada pihak yang menjamin
simpanan nasabah. Manajer atau pemegang saham memiliki kebebasan untuk
P=Premi
Kerugian
D
Nilai Aset Bank
A
Pembayaran kepada
Lembaga Asuransi
Deposito
nilai aset bank menurun d d
i i
b bawah OD
D ka
ka takanlah OA, hal ini berarti net
worth menjadi n negatif, maka pemilik akan
m m
eninggalkan bank dan mengemba
ba l
likan ke lembaga ga
p p
en en
ja a
mi mi
na na
n de d
posito. Jika i
i ni terjadi, maka
lemb mb
aga asuransi a
a ta
ta u
u pe p
njamin deposito ak k
an n
m m
em em
ba b
yar kepada d
d ep
e osan yang
d diasuran
n si
si ka
kan n
sejuml ml
ah ah
OD dan ak
an mel ik
k ui
ui da
da si ase
et t ba
ba nk
n sebes
sar a
OA. Ak
k ib
ib at
at ny
ny a, l
em em
baga p
enjamin akan menghadapi biaya ke
keba b
ng kr
krut ut
an an
nega ative
ne n
t t wort
t h
h sama denga
n OD-OA
di kurangi pr
em i asuransi
y yan
a g di
di ba
ba ya
y r ole
eh ba
ba nk
s s
eb esar OP Taswan, 2010.
Gamb bar 2.2
Asurans si Deposito
sebagai Put Option
Dengan keberadan depos s
it i
insura ance
n yang dapat dipandang sebagai put
option, maka moral hazard tetap tid
d a
ak dapat dihilangkan karena pemilik bank d
P= P
Pr r
em i
Ke Keru
ru gian
D
Nilai Aset Bank
A
Pembay y
a aran
n kepada
a Lemb
mbaga A
Asuransi Deposito
o
mengeksekusi opsi tersebut, dan akan mengeksekusinya ketika tidak mampu membayar dana deposan. Dengan demikian, potensi moral hazard selalu ada.
Inti dari moral hazard di sini adalah pengambilan risiko yang berlebihan oleh bank karena telah dijamin lembaga asuransi deposito Taswan, 2010.
2.2.4. Masalah Keagenan antara Pemberi Pinjaman dan Perusahaan