Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian

kelompok kontrol t= 4,284; p=0,000 0,05. Peningkatan skor pada domain kognitift=2,522;p=0,018 0,05, domain afektif . Z=-0,376; p=-0,001 0,05, dan domain konatifZ=-4,189; p=0,000 0,05. 2. Laila Komariah, 2012, dengan judul Efektivitas Spiritual Emotional Freedom Technique SEFT Untuk Menurunkan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis Uji Mann-Whitney dan Uji Wicolxon dengan desain penelitian yang digunakan adalah pretest post test control group design . Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta PTS di Yogyakarta. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan ada penurunan perilaku merokok yang signifikan pada mahasiwa yang diberikan SEFT. Hal tersebut berdasarkan pada hasil analisis dengan uji Wilcolxon pada Kelompok Eksperimen yang menunjukkan bahwa taraf signifikansi yang diperoleh data T sebesar 0,025 T0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah SEFT efektif untuk menurunkan perilaku merokok pada mahasiswa. Hal tersebut berdasarkan taraf signifikansi yang diperoleh dari data U sebesar 0,00 U0,05 yang diperoleh dari Uji Mann-Whitney gain score pretest dan posttest skala perilaku merokok pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Yang membedakan dengan peneliti adalah: apabila pada penelitian ini menggunakan sampel Mahasiswa dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian peneliti menggunakan sampel dari siswa SMP Negeri 1 kasihan. 3. Rosita R, Suswardany DL, Abidin Z, 2012, dengan judul Penentu Keberhasilan Merokok Pada Mahasiswa. Metode penelitian menggunakan survei dengan pendekatan cross sectional pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sampel merupakan perokok aktif atau pernah menjadi perokok aktif, yang dipilih dengan menggunakan teknik Snowball Sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan dilanjutkan dengan uji Logistic Regresion. Variabel lama merokok, alasan berhenti merokok, dan upaya berhenti merokok dianalisis berdasarkan hasil Fisher Exact two-sided. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor frekuensi merokok p=0,001; OR=5,181 dan faktor niat berhenti merokok p=0,001; OR=14,389 dengan keberhasilan berhenti merokok pada mahasiswa FIK UMS. Tidak ada hubungan antara jumlah rokok p=0,158, lama merokok p=0,093, alasan berhenti merokok p=0,155, dan faktor upaya berhenti merokok p= 0,706 dengan keberhasilan berhenti merokok. Simpulan penelitian adalah frekuensi merokok dan faktor niat berhenti merokok berhubungan dengan keberhasilan berhenti merokok pada mahasiswa. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan. Pada menelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan cross sectional pada mahasiswa. Sedangkan peneliti menggunakan metode quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan one group pretest-post test design pada siswa SMP. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sejarah Rokok

Pada tahun 1492 Masehi, Christoper Colombus sampai di Benua Amerika. Colombus melihat Bangsa Indian memiliki kebiasaan menghisap tembakau, terutama ketika melakukan ritual keagamaan. Kemudian Colombus terpengaruh untuk mengikuti kebiasaan Bangsa Indian tersebut. Setelah Colombus pulang ke Eropa, dia memperkenalkan kebiasan tersebut. Sejak saat itu, para Bangsawan dan penduduk Eropa memiliki kebiasaan menghisap tembakau. Dan terus meluas hingga ke Negara-Negara Balkan. Kemudian sampai ke Negara Islam di Timur Tengah setelah para pedagang asal Spanyol datang pada abad 17 Satiti, 2011. Perkembangan rokok kretek Indonesia dimulai di Kudus pada tahun 1890 kemudian menyebar ke berbagai daerah lain di Jawa Tengah antara lain Magelang, Surakarta, Pati, Rembang, Jepara, Semarang juga ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Perkembangan industri rokok di Indonesia ditandai dengan lahirnya perusahaan rokok besar yang menguasai pasar dalam industri ini, yaitu PT. Gudang Garam,Tbk yang berpusat di Kediri, PT. Djarum yang berpusat di Kudus, PT.HM Sampoerna, Tbk yang berpusat di Surabaya, PT. Bentoel yang berpusat di Malang dan PT. Nojorono yang berpusat di Kudus Gatra, 2000.

2. Definisi Rokok

Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah, kertas,dsb. Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang suka merokok Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011. Sitopoe menyebutkan bahwa alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan teman-teman yang sukar ditolak. Selain itu juga, ada juga pelajar mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok Sitopoe, 2000.

3. Perilaku Merokok

Ada beberapa penyebab mengapa seseorang merokok, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, maupun faktor lingkungan sosial Sarafino, 1994. Seseorang mulai merokok karena faktor sosial antara lain karena pengaruh orang tua, karena teman sekelompok takut tidak diterima dalam kelompok tertentu maupun karena adanya contoh dari saudara, orang tua, guru maupun media massa. Faktor ini terkait dengan pengalaman dan pengetahuan manusia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Trihandini dan Wismanto, 2000 yang menunjukkan bahwa remaja yang merokok dipengaruhi oleh persepsinya terhadap gaya hidup