Gambar 2.6 Polarisasi Elips Perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai
atau kelipatan 180 karena akan menjadi linier. Jika kedua komponen berada
pada magnitudo yang sama maka perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut tidak harus merupakan kelipatan ganjil dari 90
karena akan menjadi lingkaran [6].
2.3.4 Gain
Gain directive gain adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari
arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel. Gain antenna adalah tetap, dua pengertian yang berbeda antara gain antena, transmit power dan
EIRP atau daya terpancar, dengan menurunkan transmit power tidak akan mengubah gain antena dan pola radiasinya, hanya menurunkan EIRP atau daya
terpancar ke udara. Antena dengan gain rendah punya pola radiasi yang berbeda dengan antena sejenis yang punya gain besar.
Penguatan G pada antena mikrostrip merupakan perbandingan intensitas radiasi pada arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang diterima jika
daya yang diterima berasal dari antena isotropik[9]. Persamaan matematisnya dapat dilihat pada persamaan 2.4 berikut ini [10].
Universitas Sumatera Utara
Gain = 4 �
���������� ������ � ���� ��� ℎ �������� ���������� ������� ���� ��������
= 4 �
��,∅ �
��
2.4
Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan frekuensi kerja f
yang digunakan untuk mencari panjang gelombang diruang bebas
λ
dirumuskan seperti persamaan 2.5
2.5
Setelah nilai �
diperoleh, maka �
g
merupakan panjang gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan 2.6.
2.6
Gain antena mikrostrip patch segiempat dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.7
2.7
dimana : G
= gain antena �
�
= panjang gelombang bahan dielektrik
� ∙ � = Luas patch segiempat
2.3.5 Axial Ratio
Axial ratio merupakan bagian dari parameter antena yaitu polarisasi yang merupakan penggambaran arah medan listrik. Axial ratio adalah perbandingan
magnitudo mayor dengan magnitudo minor, yang dirumuskan pada persamaan 2.8 sebagai berikut.
Axial Ratio =
Eminor Emayor
2.8
λ =
� �
G =
4 �
λ
� 2
L x W λ
�
=
λ √�
�
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan polarisasi circular, axial ratio tidak boleh lebih dari 3 dB. Nilai 3 dB didapat dari adanya faktor rugi-rugi polarisasi dari adanya rugi-
rugi daya yang terekstrak dikarenakan gelombang datang tidak sejajar dengan polarisasi antena. Axial ratioselalu dijadikan ukuran kualitas pada sebuah antena
ketika polarisasi antena yang diinginkan adalah polarisasi melingkar. Axial ratioadalah rasio dari sumbu mayor dan sumbu minor pada polarisasi elips.
Sebagai catatan bahwa polarisasi melingkar dan linier adalah kasus khusus dari polarisasi elips.
Rumus axial ratio secara teoritis dapat dilihat pada persamaan 2.9[4].
2.9 Arah propagasi dan arah rotasi polarisasi elips dapat dilihat pada Gambar
2.7 [4].
Gambar 2.7 Arah propagasi polarisasi elips
Daerah polarisasi melingkar terdiri dari duakomponen orthogonal medan E pada amplitudoyang sama dan memiliki perbedaan fasa sebesar90
. Karena komponennya memiliki magnitudoyang sama, maka pada polarisasi
melingkaraxial ratio adalah 1atau 0 dB. Namunpada sebagian besar aplikasi antena mikrostripaxial ratio sebesar 3 dB sudah dianggap cukupuntuk
menggambarkan polarisasi melingkarantena. AR dB = 20 log
major axis minor axis
= 20
Universitas Sumatera Utara
2.4 Teknik pencatuan antena mikrostrip