Rangkain Pengukuran Suhu dan Kelembaban Skema Rangkaian pengukuran suhu dan kelembaban

31 5. Pin RW dihubungkan dengan GND 6. Pin 6 E dihubungkan dengan pin mikrokontroler 7. Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler sebagai jalur datanya .

3.5 Rangkain Pengukuran Suhu dan Kelembaban

3.4 Skema Rangkaian pengukuran suhu dan kelembaban

Suhu dan kelembaban merupakan dua objek pengukuran yang acapkali terdapat di dalam sistem akuisisi data. Terdapat banyak piranti sensor yang Universitas Sumatera Utara 32 berfungsi untuk mengukur dua objek tersebut dan akurasi merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk memilihnya. Proses pengukuran parameter suatu obyek benda, ruang, kondisi alam yang hasil pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses pengiriman data baik dengan menggunakan sensor maupun tanpa menggunakan kabel diharapkan dapat memberi kemudahan dalam pengukuran, pemantauan dan mengurangi hambatan untuk mendapatkan informasi. Dengan menggunakan sistem pengukuran suhu dan kelembaban bisa dilakukan dari tempat berbeda yang dapat mengukur suhu dan kelembaban dengan desain portable yang dilengkapi perekam data, hasil pengukuran tersebut bisa ditampilkan melalui LCD. Sensor DHT merupakan sensor suhu dan kelembaban yang terdiri dari dua bagian yaitu sensor kelembaban kapasitif dan thermistor. Sensor ini tidak memerlukan rangkaian pengendali sinyal dan ADC karena menggunakan cip mikropengendali dengan keluaran sinyal digital. DHT memiliki banyak varian, salah satunya yaitu DHT22. Pengujian dilakukan dengan dengan pengiriman data dari unit pengirim ke unit penerima. Model pengujian dengan memberikan variasi jarak yang berbeda - beda antara unit pengirim dengan unit penerima. Pengujian pengiriman data berkondisi garis lurus dan alat berkeadaan statis. Agar pertumbuhan jamur dalam kumbung dapat optimal maka suhu dan kelembaban daripada kumbung harus dijaga sesuai dengan kondisi alaminya. Di dataran rendah, pengaturan suhu dan kelembaban kumbung jamur masih dilakukan secara manual, yaitu dengan cara hanya menyemprotkan butiran butiran air. Cara tersebut kurang menjamin kesesuaian kelembaban yang dibutuhkan, selain itu suhu kumbung belum diatur karena masih mengandalkan suhu Universitas Sumatera Utara 33 lingkungan sekitar. Dengan demikian apabila suhu lingkungan tidak sesuai dengan suhu yang dibutuhkan jamur tiram, produksi jamur akan menurun. Sehingga kontrol otomatis diperlukan untuk mengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur. Untuk menjaga kondisi kumbung yang ideal yaitu ruang budidaya memiliki suhu dan kelembaban ±28°C dan 80 90 RH, diperlukan alat berupa sprayer dan blower serta sensor SHT 10 untuk men-sensing dari suhu dan kelembaban ruang, serta exhaust fan untuk menjaga kelembaban dibawah 95 RH secara otomatis.

3.6 Flowchart Sistem