8 b.
Bila F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, artinya semua variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. 2.5
Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
Perubahan Laba yang disebabkan oleh variabel independen Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Total Debt to Total Asset
TDTA, Gross Profit Margin GPM dan Total Asset Turn Over TATO. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2009:
15. Nilai yang digunakan adalah adjusted R
2
, karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Current Ratio CR terhadap Perubahan Laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Current Ratio CR diketahui nilai t
hitung
0,238 lebih kecil daripada t
tabel
1,980 atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,812
= 0,05. Oleh karena itu, Ho diterima. Hal ini disebabkan Current Ratio
CR menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar suatu perusahaan. Current Ratio CR yang tinggi menunjukkan
adanya kelebihan aktiva lancar yang dapat menutupi kewajiban lancar perusahaan. Menurut sudut pandang kreditor, hal ini dipandang baik. Akan
tetapi menurut sudut pandang pemegang saham semakin tinggi Current Ratio CR dapat menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan semakin
rendah. Hal ini dikarenakan Current Ratio CR yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas
9 perusahaan karena aktiva lancar menghasilkan return yang lebih rendah
dibandingkan aktiva tetap. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Agustina dan Silvia 2012, namun tidak mendukung penelitian
Syamsudin dan Primayuta 2009. 3.2
Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Perubahan Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Debt to Equity Ratio DER diketahui nilai t
hitung
3,466 lebih besar daripada t
tabel
1,980 atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,001
= 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak. Hal ini semakin tinggi Debt
to Equity Ratio DER menunjukkan semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resiko
yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan
menganggu kontinuitas operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan akan dihadapkan pada biaya bunga yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba
perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Amiyati 2013 dan mendukung penelitian Syamsudin dan Primayuta 2009, namun tidak
mendukung penelitian Agustina dan Silvia 2012.
3.3 Pengaruh Total Debt to Total Asset TDTA terhadap Perubahan Laba