Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

EKA KHAIRUNNISA ZUL

087017010/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA

N


(2)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

EKA KHAIRUNNISA ZUL

087017010/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP

PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Eka Khairunnisa Zul Nomor Pokok : 087017010

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Moenaf Hamid Regar, M.Sc, Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 10 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Moenaf Hamid Regar, M.Sc, Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan pengujian terhadap pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan empiris mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan random sampling sebanyak 86 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2007. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di download dari www.idx.co.id. Teknik analisa data dengan menggunakan model analisis regresi berganda, metode pembuatan model regresi menggunakan metode stepwise. Dianalisis 15 rasio keuangan untuk diketahui hubungan linearnya dengan perubahan laba satu dan dua tahun yang akan datang. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba maka dilakukan uji signifikan dengan uji t, uji F dan uji Adjusted R Square.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini ditemukan sembilan rasio keuangan yang terbukti signifikan memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Total Debt to Total Capital Assets Ratio,

Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu

tahun yang akan datang. Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total

Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan

laba di masa dua tahun yang akan datang. Dengan demikian para pengguna laporan keuangan dapat mempertimbangkan rasio-rasio tersebut sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


(6)

ABSTRACT

This research is the examine of the influence financial ratio to earning forecasting in the future. This research aim to give empirical finding about the influence financial ratio to earning forecasting in the future.

This examine has been done by using random sampling as many as 86 manufacturing company on Indonesia Stock Exchange. Data collecting by documentation technique of the financial reporting which is downloaded from www.idx.co.id. This research uses multiple regression with stepwise method to analyzed 15 financial ratios for knowing the correlation with the earning forecasting for one and two years latter. For knowing the influence of financial ratio to the earning forecasting, so the significant hypothesis done by t test, F test and Adjusted R Square test.

Based on the examine is this research is found the significant financial ratio that can influence for earning forecasting in the future. Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, and Debt to Equity Ratio influence earning forecasting for one year latter. Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity and Current Ratio influence earning forecasting for two years latter. Thereby for users of financial reporting can considerate the ratios as mean of consideration to get decision.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi program S-2 pada Program Studi Akuntansi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan, akan tetapi hal ini bukan menjadi alasan ketidaksempurnaan penulisan tesis ini, ketidaksempurnaan berasal dari diri penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan tesis ini tidak dapat diwujudkan tanpa bantuan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama masa perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak. Selaku Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama masa perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.


(8)

5. Bapak Prof. Moenaf Hamid Regar, M.Sc, Ak, dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Komisi Dosen Pembimbing I dan II, yang telah banyak membantu/membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak., selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan kritik dan saran perbaikan dalam penyusunan tesis ini.

7. Ayahanda Zulkifli dan Ibunda Sri Wardhani R tercinta yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, serta doa restu kepada penulis.

8. Adinda Dwi Afriani Zul, Tri Rizki Nazla dan Hasanul Arifin Zul yang senantiasa memberikan semangat dan kebahagiaan kepada penulis.

9. Keluarga besar 61 yang selalu memberikan semangat dan motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis.

10.Suami tercinta M. Ihsan Rangkuti, SE, M.Si, Ak. yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

11.Sahabat terkasih Mukhlis Ahlan Sufi, SE yang selalu mendampingi, memberikan banyak bantuan, memberikan semangat dan motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis.

12.Bapak/Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

13.Bapak/Ibu Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, teristimewa bang Ari dan kak Dori.

14.Rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah bahu membahu dalam berbagai hal, teristimewa bang Halasan, kak Ery, bang Pendri, Yeti.

15.Sahabat-sahabat yang selalu dengan sabar mendengarkan keluh kesah dan mengisi banyak sisi kehidupan penulis, Ditha, Ica, Amri, Vika, Dedy, Ari, kak Una, staf Bintang.


(9)

Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan tesis ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian ini dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya.

Medan, September 2009

Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

N a m a : Eka Khairunnisa Zul Tempat/tgl lahir : Kisaran, 15 Maret 1985 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Orang tua

a. Ayah : Zulkifli

b. Ibu : Sri Wardhani R.

Alamat : Jl. Sentosa No. 100 Tumpatan, Lubuk Pakam.

Latar Belakang Pendidikan

a. Tahun 2009 Lulus Pendidikan Sekolah Pascasarjana Program Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.

b. Tahun 2007 Lulus Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

c. Tahun 2003 Lulus Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Lubuk Pakam. d. Tahun 2000 Lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lubuk Pakam. e. Tahun 1997 Lulus Sekolah Dasar Negeri 104244 Lubuk Pakam.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Originalitas ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Laba... 8

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan ... 16


(12)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 28

3.1. Kerangka Konsep ... 28

3.2. Hipotesis... 35

BAB IV METODE PENELITIAN ... 36

4.1. Jenis Penelitian ... 36

4.2. Lokasi Penelitian ... 36

4.3. Populasi dan Sampel ... 36

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 37

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 38

4.6. Metode Analisis Data ... 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

5.1. Statistik Deskriptif ... 53

5.2. Analisis Data ... 59

5.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 59

5.2.1.1. Uji Normalitas... 59

5.2.1.2. Uji Multikolinearitas ... 61

5.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas... 64

5.2.1.4. Uji Autokorelasi ... 66

5.2.2. Hasil Uji Hipotesis ... 68

5.2.2.1. Uji t ... 68

5.2.2.2. Uji F ... 74


(13)

5.3. Pembahasan ... 80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 91

6.1. Kesimpulan ... 91

6.2. Keterbatasan ... 92

6.3. Saran... 93


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 25

4.1. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 44

5.1. Statistik Deskriptif ... 54

5.2. Statistik Deskriptif Setelah Transformasi Data... 57

5.3. Multikolinearitas Model Regresi I ... 62

5.4. Multikolinearitas Model Regresi II... 63

5.5. Autokorelasi Model Regresi I ... 67

5.6. Autokorelasi Model Regresi II... 68

5.7. Uji t Model Regresi I... 69

5.8. Uji t Model Regresi II ... 71

5.9. Uji F Model Regresi I ... 75

5.10. Uji F Model Regresi II ... 76

5.11. Uji Adjusted R Square Model Regresi I... 78


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep Perubahan Laba Satu Tahun yang Akan Datang... 28 3.2. Kerangka Konsep Perubahan Laba Dua Tahun yang Akan Datang ... 29 5.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model

Regresi I ... 60 5.2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Model

Regresi II... 61 5.3. Scatterplot Model Regresi I ... 65 5.4. Scatterplot model Regresi II... 66


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Emiten... 98

2. Statistik Deskriptif ... 116

3. Model Regresi I... 117


(17)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan pengujian terhadap pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan empiris mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan random sampling sebanyak 86 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2007. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di download dari www.idx.co.id. Teknik analisa data dengan menggunakan model analisis regresi berganda, metode pembuatan model regresi menggunakan metode stepwise. Dianalisis 15 rasio keuangan untuk diketahui hubungan linearnya dengan perubahan laba satu dan dua tahun yang akan datang. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba maka dilakukan uji signifikan dengan uji t, uji F dan uji Adjusted R Square.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini ditemukan sembilan rasio keuangan yang terbukti signifikan memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Total Debt to Total Capital Assets Ratio,

Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu

tahun yang akan datang. Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total

Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan

laba di masa dua tahun yang akan datang. Dengan demikian para pengguna laporan keuangan dapat mempertimbangkan rasio-rasio tersebut sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


(18)

ABSTRACT

This research is the examine of the influence financial ratio to earning forecasting in the future. This research aim to give empirical finding about the influence financial ratio to earning forecasting in the future.

This examine has been done by using random sampling as many as 86 manufacturing company on Indonesia Stock Exchange. Data collecting by documentation technique of the financial reporting which is downloaded from www.idx.co.id. This research uses multiple regression with stepwise method to analyzed 15 financial ratios for knowing the correlation with the earning forecasting for one and two years latter. For knowing the influence of financial ratio to the earning forecasting, so the significant hypothesis done by t test, F test and Adjusted R Square test.

Based on the examine is this research is found the significant financial ratio that can influence for earning forecasting in the future. Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, and Debt to Equity Ratio influence earning forecasting for one year latter. Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity and Current Ratio influence earning forecasting for two years latter. Thereby for users of financial reporting can considerate the ratios as mean of consideration to get decision.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan informasi akuntansi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan

performance keuangan perusahaan yang telah dikelola kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat bermanfaat untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat. Tingkat kesehatan perusahaan dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan yang merupakan salah satu hasil dari kinerja perusahaan.

Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil yang dicapai dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya yang dimiliki. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba yang dihasilkan. Laba merupakan kelebihan pendapatan atas seluruh beban yang terjadi selama periode tertentu.

Laba merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Penyajian informasi laba merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Para pemegang saham akan


(20)

menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang saham melalui perubahan laba yang diperoleh perusahaan. Investor memerlukan informasi keuangan perubahan laba setiap tahun untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap perubahan laba untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan perkembangan kinerja karyawan itu sendiri, di samping itu untuk melihat rencana pensiun di masa depan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Sumber daya kegiatan operasional perusahaan tercantum dalam laporan keuangan perusahaan, dan hubungan antar unsur-unsur yang tercantum dalam laporan keuangan dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan perusahaan. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat serta membantu perusahaan mengidentifikasi berbagai kekuatan yang terdapat pada perusahaan yang bersangkutan.

Untuk membuktikan bahwa laporan keuangan bermanfaat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat maka dilakukan penelitian. Penelitian mengenai kekuatan prediksi rasio keuangan sebagai prediktor telah dilakukan oleh William


(21)

Beaver “Financial Ratios as Predictor of Failure” sejak tahun 1966, dengan kriteria rasio arus kas terhadap total aset, pendapatan bersih terhadap total aset, total hutang terhadap total aset dengan hasil bahwa rasio arus kas terhadap total hutang dapat digunakan sebagai prediktor kegagalan (Jarrod Wilcox, 1970). Penelitian tersebut menggugah Wilcox untuk membuat model teori sederhana dari rasio-rasio keuangan sebagai penjelas dari hasil penelitian yang telah dilakukan Beaver yaitu model dari rasio-rasio keuangan yang mendukung hipotesis sebagai prediktor dari kegagalan.

Pada tahun 1968 Altman menemukan suatu formula “Z-Score”, di mana diungkapkan rasio yang memiliki nilai prediktif adalah Working Capital to Total

Asset, Retainde Earnings to Total Assets, Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value Equity to Book Value of Total Debt and Sales to Total Assets.

Di Indonesia juga telah dilakukan beberapa penelitian untuk membuktikan nilai prediktif dari rasio-rasio keuangan, diantaranya yang dilakukan oleh Warsidi dan Bambang (2000) yang mengadakan penelitian untuk menemukan apakah rasio mampu menjadi prediktor laba perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan 49 rasio keuangan dengan hasil penelitian bahwa rasio Cost of Goods

Sold to Inventories, Cost of Goods Sold to Net Sales, Net Sales to Quick Assets, Before Taxes to Shareholders' Equity, Working Capital to Net Sales, Working Capital to Total Assets mampu untuk memprediksi laba satu tahun di masa yang akan datang,

rasio Cost of Goods Sold to Inventories, Cost of Goods Sold to Net Sales, Gross

Profit to Net Sales, Inventories to Net Sales, Operating Profit to Profit Before Taxes


(22)

Working Capital dan Quick Assets to Total Assets mampu memprediksi laba tiga

tahun yang akan datang.

Penelitian untuk membuktikan rasio keuangan dapat menjadi prediktor laba yang akan datang juga dilakukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya oleh Maurin (2005) yang menggunakan 10 rasio keuangan dengan hasil Debt to Equity Ratio dan

Inventory Turnover signifikan untuk memprediksi perubahan laba. Meythi (2005)

menggunakan 13 rasio keuangan dengan hasil penelitian Return on Asset dapat menjadi prediktor laba di masa yang akan datang. Meriewaty dan Astuti (2005) menggunakan 13 rasio keuangan dengan hasil penelitian Current Ratio, Total Debt to

Total Capital Assets Ratio dan Total Asset Turnover Ratio berpengaruh signifikan

terhadap perubahan laba.

Motivasi untuk dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang terbukti memiliki pengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang pada penelitian-penelitian terdahulu khususnya penelitian yang dilakukan oleh Warsidi dan Bambang (2000) Mariewaty dan Astuti (2005) Maurin (2005) Meythi (2005) masih konsisten dapat digunakan untuk melihat perubahan laba di masa yang akan datang, yaitu di masa satu tahun yang akan datang dan dua tahun yang akan datang.

Jika penelitian ini membuktikan bahwa rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba di masa yang akan datang, temuan ini tentu memperkuat bukti tentang konsistensi temuan-temuan empiris sebelumnya. Sebaliknya, jika rasio keuangan ternyata tidak cukup signifikan dalam mempengaruhi perubahan laba di masa yang


(23)

akan datang, hasil penelitian ini akan membuktikan bahwa rasio keuangan tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris tentang pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang. Secara definitif, penelitian ini ditujukan untuk:

1. Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang.


(24)

2. Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan datang.

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual (intellectual

exercise) yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah untuk

meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti.

2. Bagi masyarakat ilmiah, penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris di bidang akuntansi bagi kemajuan dan pengembangannya di masa yang akan datang.

3. Bagi masyarakat bisnis, penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap laba di masa yang akan datang.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani (2005) dengan judul: Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and

Beverages yang Terdaftar di BEJ. Perubahan kinerja yang digunakan Meriewaty dan

Astuti Yuli Setyani (2005) sebagai Variabel Dependen adalah perubahan laba. Beda penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah


(25)

1. Tahun data laporan keuangan yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007. Berbeda dengan data laporan keuangan yang digunakan Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani 1999-2003. Tujuan penggunaan laporan keuangan tahun 2005-2007 adalah untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan yang terbaru.

2. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan objek penelitian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani (2005) hanya terbatas pada perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di BEJ. Perluasan objek penelitian bertujuan untuk dapat melihat konsistensi pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di BEI.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laba

Akuntansi berkepentingan tidak hanya dengan laporan keuangan tetapi lebih berkepentingan dengan pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat dan relevan. Laporan keuangan dan pelaporan keuangan memang akan menuju ke tujuan yang sama, tetapi beberapa informasi tertentu yang relevan akan lebih efektif disampaikan melalui media pelaporan keuangan dengan tetap memfokuskan laporan keuangan sebagai media utama dan pusat perhatian pelaporan keuangan (a central of financial reporting). Walaupun laporan keuangan belum dapat memenuhi semua tujuan dari sistem pelaporan keuangan, laporan keuangan yang dihasilkan manajemen perusahaan seharusnya sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan.

Pelaporan keuangan dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktiva yang dimiliki perusahaan, kewajiban, modal pemilik dan dampak dari transaksi maupun kejadian yang mengubah aktiva, kewajiban maupun modal pemilik. Tujuan utama pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan kemampuan dalam memperoleh arus kas baik dalam jumlah, waktu, dan ketidakpastian untuk mendapatkannya.


(27)

Tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, FASB (1978) dalam Statement of

Financial Accounting Concepts No. 1, par. 34 menyatakan: Financial reporting should provide information that is useful to present and potential investor and kreditors, and others users in making rational investment, credit, and similar decisions.

Dari pernyataan tersebut tampak bahwa pelaporan keuangan memiliki orientasi yang terletak pada investor (pemegang saham dan kreditor), karena dengan memenuhi kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal lainnya akan terpenuhi. Pelaporan keuangan juga harus mendorong efektivitas pasar modal dan pasar uang dalam mengalokasikan sumber daya yang langka di antara berbagai penggunaan yang kompetitif sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

PSAK No. 1, paragrap 05, hal 1.2, IAI-2002, mengenai tujuan laporan keuangan menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Informasi posisi keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas”.

Tujuan pelaporan keuangan perusahaan lainnya yang penting adalah untuk menyediakan informasi mengenai prestasi keuangan suatu perusahaan dalam periode


(28)

tertentu. Hal ini diungkap oleh FASB dalam Statement of Financial Accounting

Concepts No. 1, par. 43 yang menyatakan bahwa Fokus utama pelaporan keuangan

terletak pada informasi mengenai prestasi suatu perusahaan yang ditujukan oleh tolak ukur atas laba serta komponen-komponennya.

Pada konsepnya laba terbagi dua, yaitu laba akuntansi dan laba ekonomi. Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut (Belkaoui, 1997). Dari definisi tersebut, Belkaoui (1997) mengemukakan lima ciri khas laba akuntansi:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh sebuah perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut).

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan berhubungan dengan prestasi keuangan perusahaan itu selama periode waktu tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan.

4. Laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis bagi perusahaan yang melahirkan kepatuhan yang ketat pada prinsip biaya. 5. Laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasi dari periode itu

dikaitkan pada biaya relevan yang tepat atau sepadan (prinsip matching).

Definisi laba atau profit dalam akuntansi konvensional oleh para akuntan merupakan kelebihan pendapatan (surplus) dari kegiatan usaha yang dihasilkan


(29)

dengan mengaitkan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan beban terkait dalam suatu periode yang bersangkutan (biasanya dalam waktu tahunan). Selanjutnya laba ditentukan setelah proses tersebut terjadi. Proses pengkaitan (matching) menyebabkan timbulnya kewajiban untuk mengalokasikan beban yang belum teralokasikan ke dalam neraca. Beban-beban yang belum teralokasikan (aset non moneter) bersama-sama dengan aset moneter (misal kas, persediaan, dan piutang) setelah dikurangkan dengan kewajiban yang timbul menghasilkan nilai sisa yang disebut accounting capital atau residual equity. Laba akuntansi berhubungan dengan pengukuran modal dan dalam kenyataannya digunakan sebagai analisa terhadap perubahan modal secara temporer.

Konsep laba akuntansi sendiri didukung oleh berbagai tokoh antara lain: Yuri Ijiri, Kohler, Littleton, dan Mautz (Belkaoui, 1997). Argumen-argumen yang mendukung konsep laba akuntansi ini antara lain:

1. Argumen pertama menyatakan bahwa laba akuntansi telah bertahan terhadap pengujian sang waktu. Sebagian besar pemakai data akuntansi percaya bahwa laba akuntansi berguna dan bahwa ia merupakan faktor penentu dalam praktek dan pola pikir bagi para pengambil keputusan.

2. Karena didasarkan pada transaksi aktual dan faktual, maka laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dan oleh karena itu pada hakekatnya dapat diperiksa (diaudit). Obyektivitas pada umumnya diperkuat oleh keyakinan para penyokong penggunaan laba akuntansi bahwa akuntansi harus melaporkan fakta, bukan nilai.


(30)

3. Dengan mengandalkan prinsip realisasi dalam pengakuan pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Dengan kata lain, kehati-hatian yang sangat besar dilakukan dalam pengukuran dan pelaporan laba dengan mengabaikan perubahan-perubahan nilai dan hanya mengakui keuntungan yang telah direalisasi.

4. Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian, khususnya untuk melaporkan tanggung jawab manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laba akuntansi menyampaikan latar belakang cerita tentang bagaimana cara manajemen melaksanakan tanggung jawabnya.

Walaupun keberadaan laba akuntansi tersebut didukung oleh berbagai macam argumen yang kuat, namun masih banyak yang mengkritik karena berbagai keterbatasannya. Ada beberapa argumen yang menyatakan kelemahan laba akuntansi ini (Belkaoui, 1997). Argumen pertama menyatakan bahwa laba akuntansi gagal mengakui kenaikan yang belum direalisasi dalam nilai aktiva yang ditahan dalam periode tertentu karena penerapan prinsip historical cost dan prinsip realisasi. Hal ini menghambat pengungkapan informasi yang berguna dan memungkinkan pengungkapan campuran keuntungan heterogen dari periode sebelum dan yang sedang berjalan.

Argumen kedua menyatakan bahwa pengandalan laba akuntansi dengan prinsip historical cost dapat menyulitkan pembandingan dengan adanya metode penghitungan biaya yang dapat diterima dari berbagai metode pengalokasian biaya yang dapat diterima yang dianggap arbriter dan tidak dianggap salah. Argumen lain


(31)

yang mengungkapkan kelemahan laba akuntansi menyatakan bahwa laba akuntansi yang menganut prinsip realisasi, prinsip biaya historis, dan prinsip konservatisme bisa menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak dapat dimengerti yang tidak relevan dengan para pemakainya. Yang perlu dikemukakan di sini bahwa kurangnya kegunaan rasio-rasio yang didasarkan pada ikhtisar-ikhtisar keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

Selain konsep laba akuntansi, juga dikenal konsep laba ekonomik yang dikemukakan oleh para ekonom. Smith (1987) mengungkapkan bahwa laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan, dan dikaitkan dengan praktek bisnis. Mereka memisahkan antara modal tetap dan modal kerja, antara modal fisik dan laba, dan menekankan realisasi sebagai pengujian pengakuan laba.

Gagasan-gagasan mengenai konsep laba ekonomik juga diungkapkan oleh beberapa ekonom lain. Fisher (Belkaoui, 1997) mendefinisikan laba ekonomik sebagai deretan peristiwa yang dihubungkan dengan tahapan-tahapan berbeda yaitu: penikmatan laba psikis, laba nyata, dan laba uang. Laba psikis adalah konsumsi pribadi aktual atas barang dan jasa yang menghasilkan kenikmatan psikis dan pemuasan kebutuhan-kebutuhan. Laba nyata adalah suatu pernyataan mengenai peristiwa-peristiwa yang meningkatkan kenikmatan psikis, biasanya diukur dengan biaya hidup. Sedangkan laba uang mencerminkan semua uang yang diterima dan dimaksudkan akan digunakan untuk menutup biaya hidup. Walaupun laba psikis bukan merupakan tingkat laba yang paling fundamental dan laba uang adalah tahapan laba yang paling sering dikenal sebagai laba, namun terlihat bahwa laba nyata adalah


(32)

tingkat yang paling praktis, mengingat bahwa setiap orang berusaha untuk memenuhi biaya hidupnya.

Konsep laba ekonomik juga banyak dikaitkan dengan bunga yang dihubungkan dengan peningkatan (apresiasi) barang modal selama waktu tertentu (Belkaoui, 1997). Selisih antara bunga dan konsumsi yang diantisipasi untuk suatu periode tertentu dianggap sebagai tabungan. Konsep laba ekonomik yang diungkapkan oleh para ekonom tersebut jika dilihat lebih lanjut ternyata berbeda dengan konsep laba akuntansi. Hal ini terlihat dari penekanan yang diberikan. Pada konsep laba akuntansi lebih ditekankan pada proses menghasilkan laba, dikaitkan dengan penandingan (matching) antara pendapatan dan beban. Sedangkan konsep laba ekonomik lebih menekankan laba berdasarkan kenaikan kapital.

Kualitas laba akuntansi dapat dilihat dari informasi yang disampaikan. FASB (1980) melalui Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, par. 15 menyatakan “Kualitas yang membedakan antara informasi yang "lebih baik" (lebih bermanfaat) dengan informasi yang "kurang baik" (kurang bermanfaat) terutama terletak pada kualitas relevansi dan keandalannya ditambah dengan beberapa karakteristik lainnya yang berlaku untuk kualitas tersebut”.

FASB mendefinisikan informasi yang relevan sebagai informasi yang akan mengakibatkan timbulnya perbedaan. Informasi yang relevan dapat memperteguh, atau sebaliknya, memperlemah pengharapan yang ada. Jadi, relevansi selalu dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif.


(33)

Berkenaan dengan laba-rugi FASB (1980) melalui Statement of Financial

Accounting Concepts No. 2 menyatakan laporan laba-rugi sangat penting bagi para

pemakainya karena memiliki nilai prediktif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi laba memiliki kekuatan untuk menjelaskan perilaku investor (pemegang saham dan kreditor) dalam mengambil keputusan.

Investor (pemegang saham dan kreditor) pada umumnya mendambakan laba yang cenderung meningkat secara stabil dalam jangka panjang sebagai investor (pemegang saham dan kreditor) akan menghadapi resiko yang lebih tinggi jika laba yang dihasilkan tidak stabil. Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya perubahan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan.

Adanya nilai prediktif ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor sekarang dan investor potensial dalam melakukan prediksi dividen dan bunga di masa yang akan datang. Dividen yang akan diterima oleh investor akan tergantung pada jumlah laba yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang (Zainuddin dan Hartono, 1999; Warsidi dan Bambang, 2000), sehingga prediksi perubahan laba perusahaan dengan menggunakan informasi pelaporan keuangan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Karena tidak seorangpun yang dapat mengetahui secara pasti berapakah hasil operasi dan keuangan dari suatu perusahaan di masa depan dan banyaknya unsur ketidakpastian di masa depan, banyak penekanan dan evaluasi pada prestasi masa lalu


(34)

dan masa kini sebagai indikator untuk masa depan, maka memprediksi perubahan laba merupakan pendekatan yang menarik apakah suatu perusahaan akan mengalami kegagalan atau kesuksesan.

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analisis keuangan perlu melakukan “pemeriksaan” atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lainnya. Dengan penyederhanaan tersebut dapat dinilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat membandingkan dengan rasio lainnya, sehingga dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian terhadap kinerja perusahaan.

Perkembangan analisis rasio keuangan dapat ditelusuri ke pertengahan akhir abad ke-19 yang digunakan oleh industri di Amerika Serikat. Pada masa revolusi industri analisis rasio keuangan mulai dilakukan seiring dengan semakin pentingnya laporan keuangan yang dipublikasikan di dalam praktek bisnis. Kenyataan ini terutama dipicu oleh kebutuhan industri akan perluasan modal yang telah mendorong sektor keuangan menjadi kekuatan utama dalam perekonomian. Di sisi lain, manajemen perusahaan dalam berbagai sektor industri mulai bergeser dari pemilik kepada manajemen profesional. Dalam konteks ini, rasio keuangan digunakan oleh


(35)

analis kredit untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya, sedangkan analis manajemen menggunakannya untuk mengukur tingkat profitabilitas.

Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan membantu mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio keuangan, meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu tetapi dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang di masa yang akan datang.

Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan nilai prediktif rasio di antaranya telah dilakukan oleh William Beaver “Financial Ratios as Predictor of Failure” sejak tahun 1966, dengan kriteria rasio arus kas terhadap total aset, pendapatan bersih terhadap total aset, total hutang terhadap total aset dengan hasil bahwa rasio arus kas terhadap total hutang dapat digunakan sebagai prediktor kegagalan (Jarrod Wilcox, 1970). Altman (1968) yang mengkaji pemanfaatan analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to Total Assets,

Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value Equity to Total Debt, Sales to Total Assets, Current Ratio, Total Debt to Total Assets, Net Worth to Total Debt, secara umum disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan tersebut bisa


(36)

digunakan untuk memprediksikan kebangkrutan perusahaan, dengan pendekatan Multivariat. Fungsi diskriminan model Altman adalah sebagai berikut:

Indeks kebangkrutan (Z) = 0,012 WC/TA + 0,014 RE/TA +0,033 EBIT/TA + 0,0006 MVE/BVD + 0,999 S/TA

Tahun 1984, Altman melakukan penelitian kembali diberbagai negara (Luciana dan Emanuel, 2003). Penelitian ini memasukkan dimensi internasional, sehingga Z score diubah menjadi formula:

Indeks kebangkrutan (Z) = 0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,420 MVE/BVD + 0,998 S/TA

Ohlson (1980) melakukan penelitian mengenai rasio dan kemampuannya untuk memprediksi kebangkrutan dengan menggunakan rasio Total Liabilities to

Total Assets (TLTA), Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities to Current Assets (CLCA), Net Income to Total Assets (NITA), Funds Provided by Operations to Total Liabilities. Rasio TLTA dan CLCA terbukti signifikan untuk

dapat memprediksi kebangkrutan. Di Indonesia penelitian untuk melihat nilai prediktif dari rasio keuangan diantaranya dilakukan oleh Warsidi dan Bambang (2000) yang mengadakan penelitian untuk menemukan apakah rasio mampu menjadi prediktor laba perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan 49 rasio yaitu Current Assets to Current Liabilities (CACL), Cash to Current Liabilities

(CCL), Quick Assets to Current Liabilities (QACL) Current Assets to Total Liabilities (CATL), Shareholders' Equity and Long-term Liabilities to Fixed Assets (SELLFA), Shareholders' Equity and Total Liabilities to Fixed Assets (SETLFA), Gross Profit to


(37)

Net Sales (GPNS), Operating Profit to Net Sales (OPNS), Profit Before Taxes to Net Sales (PBTNS), Profit After Taxes to Net Sales (PATNS), Operating Profit to Profit Before Taxes (OPPBT), Cost of Goods Sold to Inventories (CGSI), Cost of Goods Sold to Net Sales (CGSNS), Current Assets to Total Assets (CATA), Inventories to Net Sales (INS), Inventories to Working Capital (IWC), Net Sales to Cash (NSC), Net Sales to Trade Receivables (NSTR), Net Sales to Quick Assets (NSQA), Net Sales to Fixed Assets (NSFA), Net Sales to Total Assets (NSTA), Quick Assets to Inventories (QAI), Current Assets to Net Sales (CANS), Inventories to Total Assets (ITA), Quick Assets to Total Assets (QATA), Shareholders' Equity to Net Sales (SENS), Working Capital to Fixed Assets (WCFA), Working Capital to Total Assets (WCTA), Working Capital to Net Sales (WCNS), Current Liabilities to Shareholders' Equity (CLSE), Long-term Liabilities to Shareholders' Equity (LLSE), Total Liabilities to Shareholders' Equity (TLSE), Shareholders' Equity to Total Liabilities (SETL), Net Sales to Current Liabilities (NSCL), Profit After Taxes to Total Liabilities (PATTL), Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long-term Liabilities to Total Assets (LLTA), Total Liabilities to Current Assets (TLCA), Operating Expenses to Net Sales (OENS), Operating Profit to Total Liabilities (OPTL), Current Liabilities to Inventories (CLI), Total Liabilities to Total Assets (TLTA), Sharholders' Equity to Fixed Assets (SEFA), Shareholders' Equity to Total Assets (SETA, Profit Before Taxes to Total Assets (PBTTA), Profit Before Taxes to Shareholders' Equity (PBTSE), Profit After Taxes to Fixed Assets (PATFA), Profit After Taxes to Total Assets (PATTA), Profit After Taxes to Shareholders' Equity (PATSE). Hasil penelitian


(38)

Warsidi dan Bambang adalah rasio CGSI, CGSN, NSQA, NSTR, PBTSE, WCNS, CCTA berpengaruh signifikan untuk memprediksi laba satu tahun di masa yang akan datang, rasio CGSI, CGSNS, GPNS, INS, OPPBT berpengaruh signifikan untuk memprediksi laba dua tahun yang akan datang serta rasio IWC dan QATA berpengaruh signifikan memprediksi laba tiga tahun yang akan datang.

Wenty dan Murtanto (2001) meneliti kemampuan rasio keuangan untuk mengukur secara komprehensif atas strategi modal kerja dengan menggunakan

Return on Asset dan Debt to Total Assets yang terbukti signifikan. Luciana dan

Emanuel (2003) memprediksi kondisi Financial Distress dengan menggunakan rasio

Net Income to Sales, Current Asset to Current Liabilities, Working Capital to Total Asset, Current Asset to Total Asset, Net Fixed Asset to Total Asset, Sales to Total Asset, Sales to Current Asset, Sales to Working Capital, Net Income to Total Asset, Net Income to Equity, Total Liabilities to Total Asset, Current Asset to Total Asset, Notes Payable to Total Asset, Notes Payable to Total Liabilities, Equity to Total Asset, Cash to Current Liabilities, Cash to Total Asset, Growth Sales, Growth Net Income to Total Asset, dengan hasil penelitian NI/S, CL/TA, CA/CL, dan Growth

NI/TA berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress.

Maurin (2005) yang menggunakan Current Ratio, Debt Ratio, Debt to Equity

Ratio, Time Interest Earned, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Profit Margin, Total Asset Turnover, Return on Equity dan Devidend Payout Ratio, dengan

hasil Debt to Equity Ratio dan Inventory Turnover signifikan untuk memprediksi perubahan laba. Meythi (2005), untuk memprediksi laba menggunakan Current


(39)

Ratio, Quick Ratio, Debt Ratio, Equity to Total Asset, Equity to Total Liabilities, Equity to Fixed Asset, Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Inventory Turnover, Average Collection Periode, Fixed Asset Turnover dan Total Asset Turnover, dengan hasil penelitian Return on Asset dapat menjadi prediktor laba

di masa yang akan datang. Dian dan Astuti (2005) menggunakan Current Ratio,

Quick Ratio, Working Capital to Total Asset Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Average Day’s Inventory Ratio, Working Capital Turnover Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity,

dengan hasil penelitian Current Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Total

Asset Turnover Ratio dan Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap

perubahan laba.

Kemampuan rasio untuk memprediksi kondisi bermasalah dilakukan oleh Luciana dan Winny (2005) pada lembaga perbankan dengan menggunakan Capital

Adequacy Ratio, Aktiva Tetap terhadap Modal, Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing Loan, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva

Produktif, Rasio pemenuhan PPAP, Return on Assets, Return on Equity, Net Interest

Margin, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio. Hasil penelitiannya CAR dan BOPO memiliki nilai signifikan dalam

memprediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan.

Kegunaan sebenarnya dari setiap rasio keuangan ditentukan oleh tujuan spesifik analis. Lebih lanjut, rasio-rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria yang


(40)

mutlak. Pada kenyataannya, analisis rasio keuangan hanyalah suatu titik awal dalam analisis keuangan perusahaan. Analisis rasio tidak memberikan banyak jawaban, kecuali menyediakan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya diharapkan.

Analisa rasio keuangan seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah

“future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan

faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu dengan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan.

Gilman (1925) dalam Warsidi dan Bambang (2000) menolak penggunaan rasio keuangan sebagai indikator fundamental dengan mengajukan beberapa alasan sebagai berikut:

1. Perubahan rasio keuangan sebenarnya merupakan angka yang tidak dapat diinterpretasikan karena pembilang dan penyebutnya bervariasi.

2. Pengukuran rasio keuangan merupakan pengukuran yang bersifat artifisial. 3. Rasio keuangan mengalihkan perhatian analis dari pandangan terhadap

perusahaan secara komprehensif.

4. Keandalan rasio keuangan sebagai indikator sangat bervariasi di antara setiap rasio.

Terdapat keragaman pemaknaan mengenai urgensi analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dijadikan sebagai indikator fundamental hingga yang beranggapan minimalis terhadapnya. Kenyataannya, praktek bisnis yang real masih mengaplikasikan analisis rasio ini sebagai salah satu model analisis keuangan, meskipun relevansinya tentu


(41)

saja bersifat sangat subjektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis.

Jenis dan rumus rasio yang digunakan dalam suatu analisis rasio keuangan seringkali berbeda tergantung dari karakteristik usaha perusahaan yang dianalisis, serta kebutuhan dan tujuan para pemakai alat analisis keuangan tersebut.

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Berikut ini akan diuraikan penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan sebagai landasan hipotesis penelitian ini, yaitu penelitian yang menghubungkan pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Warsidi dan Bambang (2000) yang mengadakan penelitian untuk menemukan apakah rasio mampu menjadi prediktor laba perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan 49 rasio keuangan dengan hasil penelitian bahwa rasio Cost of Goods Sold to Inventories, Cost

of Goods Sold to Net Sales, Net Sales to Quick Assets, Net Sales to Trade Receivables, Before Taxes to Shareholders' Equity, Working Capital to Net Sales, Working Capital to Total Assets mampu untuk memprediksi laba satu tahun di masa

yang akan datang, rasio Cost of Goods Sold to Inventories, Cost of Goods Sold to Net

Sales, Gross Profit to Net Sales, Inventories to Net Sales, Operating Profit to Profit Before Taxes mampu untuk memprediksi laba dua tahun yang akan datang serta rasio Inventories to Working Capital dan Quick Assets to Total Assets mampu memprediksi


(42)

Penelitian untuk membuktikan rasio keuangan dapat menjadi prediktor laba yang akan datang juga dilakukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya oleh Maurin (2005) yang menggunakan 10 rasio keuangan dengan hasil Debt to Equity Ratio dan

Inventory Turnover signifikan untuk memprediksi perubahan laba. Meythi (2005)

menggunakan 13 rasio keuangan dengan hasil penelitian Return on Asset dapat menjadi prediktor laba di masa yang akan datang. Dian dan Astuti (2005) menggunakan 13 rasio keuangan dengan hasil penelitian Current Ratio, Total Debt to

Total Capital Assets Ratio, Total Asset Turnover Ratio dan Return on Investment

berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Dian dan Astuti dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEJ” (2005) menggunakan Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital

to Total Asset Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Average Day’s Inventory Ratio, Working Capital Turnover Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity sebagai rasio keuangan yang

digunakan untuk melihat pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba, dengan hasil penelitian Current Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Total Asset

Turnover Ratio dan Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap perubahan

laba, sedangkan Quick Ratio, Working Capital to Total Asset Ratio Long Term Debt


(43)

Capital Turnover Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin Return on Equity

tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Tahun/ Nama Peneliti

Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Warsidi dan Bambang (2000)

Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang

Independent Variabel :

Current Assets to Current Liabilities (CACL), Cash to Current Liabilities (CCL), Quick Assets to Current Liabilities (QACL) Current Assets to Total Liabilities (CATL), Shareholders' Equity and Long-term Liabilities

to Fixed Assets (SELLFA),

Shareholders' Equity and Total Liabilities to Fixed Assets (SETLFA), Gross Profit to Net Sales (GPNS), Operating Profit to Net Sales (OPNS), Profit Before Taxes to Net Sales (PBTNS), Profit After Taxes to Net Sales (PATNS), Operating Profit to Profit Before Taxes (OPPBT), Cost of Goods Sold to Inventories (CGSI), Cost of

Goods Sold to Net Sales

(CGSNS), Current Assets to Total Assets (CATA), Inventories to Net Sales (INS), Inventories to Working Capital (IWC), Net Sales to Cash (NSC), Net Sales to Trade Receivables (NSTR), Net Sales to Quick Assets (NSQA), Net Sales to Fixed Assets (NSFA), Net Sales to Total Assets

(NSTA), Quick Assets to

Inventories (QAI), Current Assets to Net Sales (CANS), Inventories to Total Assets (ITA), Quick Assets to Total Assets (QATA), Shareholders' Equity to Net Sales (SENS), Working Capital to Fixed Assets (WCFA), Working

Capital to Total Assets

(WCTA),Working Capital to Net

Sales (WCNS), Current

Liabilities to Shareholders'

Equity (CLSE), Long-term

Liabilities to Shareholders' Equity (LLSE), Total Liabilities to Shareholders' Equity (TLSE), Shareholders' Equity to Total Liabilities (SETL), Net Sales to Current Liabilities (NSCL),

1.Rasio CGSI, CGSNS, NSQA, PBTSE,

WCNS, WCTA berpengaruh

signifikan untuk memprediksi laba satu tahun di masa yang akan datang. 2.Rasio CGSI, CGSNS, GPNS, INS,

OPPBT, berpengaruh signifikan

untuk memprediksi laba dua tahun yang akan datang.

3.Rasio IWC dan QATA berpengaruh signifikan memprediksi laba tiga tahun yang akan datang.

4.Rasio CGSI, CGSNS, NSQA, PBTSE,

WCNS, WCTA berpengaruh

signifikan untuk memprediksi laba satu tahun di masa yang akan datang, 5.Rasio CGSI, CGSNS, GPNS, INS,

OPPBT, berpengaruh signifikan

untuk memprediksi laba dua tahun yang akan datang.

6.Rasio IWC dan QATA berpengaruh signifikan memprediksi laba tiga tahun yang akan datang.


(44)

Lanjutan Tabel 2.1

Tahun/ Nama Peneliti

Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Profit After Taxes to Total Liabilities (PATTL), Current Liabilities to Total Assets (CLTA), Long-term Liabilities to Total Assets (LLTA), Total Liabilities to Current Assets (TLCA), Operating Expenses to Net Sales (OENS), Operating Profit to Total Liabilities (OPTL), Current Liabilities to

Inventories (CLI), Total

Liabilities to Total Assets (TLTA), Sharholders' Equity to

Fixed Assets (SEFA),

Shareholders' Equity to Total Assets (SETA, Profit Before Taxes to Total Assets (PBTTA),

Profit Before Taxes to

Shareholders' Equity (PBTSE), Profit After Taxes to Fixed Assets (PATFA), Profit After Taxes to Total Assets (PATTA), Profit After Taxes to Shareholders' Equity (PATSE).

Dependent Variabel :

Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang

Meriewaty dan Astuti (2005)

Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan

Kinerja pada

Perusahaan Industri Food

and Beverages

yang Terdaftar di BEJ

Independen Variabel:

Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital to Total Asset Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Asset

Turnover Ratio, Inventory

Turnover Ratio, Average Day’s Inventory Ratio, Working Capital Turnover Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity.

Dependen Variabel : Perubahan Laba

1. Hasil penelitian Current Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio,

Total Asset Turnover Ratio

berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

2. Quick Ratio, Working Capital to Total Asset Ratio Long Term Debt to Equity Ratio Inventory Turnover Ratio, Average Day’s Inventory Ratio, Working Capital Turnover Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Maurin (2005)

Peranan Rasio Keuangan sebagai Salah Satu Alat dalam Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur

Independent Variabel: Current Ratio, Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Profit Margin, Total Asset Turnover, Return on Equity dan Devidend Payout Ratio. Dependen Variabel: Perubahan Laba

1. Debt to Equity Ratio dan Inventory Turnover mampu untuk memprediksi perubahan laba.

2. Current Ratio, Debt Ratio, Time

Interest Earned, Receivable

Turnover, Profit Margin, Total Asset Turnover, Return on Equity dan

Devidend Payout Ratio tidak

memiliki kemampuan untuk


(45)

Lanjutan Tabel 2.1

Tahun/ Nama Peneliti

Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Meythi (2005)

Rasio Keuangan yang Paling Baik Untuk

Memprediksi Pertumbuhan

Laba: Suatu

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ

Independent Variabel :

Current Ratio, Quick Ratio, Debt Ratio, Equity to Total Asset, Equity to Total Liabilities, Equity to Fixed Asset, Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Inventory Turnover, Average Collection Periode, Fixed Asset Turnover dan Total Asset Turnover

Dependent Variabel : Perubahan Laba

1. Return on Asset dapat menjadi prediktor laba di masa yang akan datang

2. Current Ratio, Quick Ratio, Debt Ratio, Equity to Total Asset, Equity to Total LiabPilities, Equity to Fixed Asset, Profit Margin, Return on Equity, Inventory Turnover, Average Collection Periode Fixed Asset Turnover dan Total Asset Turnove, tidak dapat menjadi prediktor laba di masa yang akan datang.


(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Perubahan Laba Satu Tahun yang Akan Datang

Rasio Keuangan (X):

1. Current Ratio (CR)

2. Quick Assets to Total Assets Ratio (QATA)

3. Total Debt to Total Capital Assets Ratio (TDTCA)

4. Debt to Equity Ratio (DER)

5. Cost of Good Sold to Inventories (CGSI)

6. Cost of Good Sold to Net Sales (CGSNS)

7. Net Sales to Quick Assets (NSQA)

8. Profit Before Taxes to

Shareholders’ Equity (PBTSE)

9. Working Capital to Net Sales (WCNS)

10.Working Capital to Total Assets (WCTA)

11. Gross Profit to Net Sales (GPNS)

12.Inventories to Net Sales (INS)

13.Operating Profit to Profit Before Taxes (OPPBT)

14.Inventories to Working Capital (IWC)

15.Return On Assets (ROA)

Perubahan Laba (E): Satu tahun yang akan datang (Y)


(47)

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Perubahan Laba Dua Tahun yang Akan Datang

Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada saat tertentu, maupun operasinya selama satu periode masa lalu. Nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan di masa depan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis keuangan. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan, yang lebih penting lagi

Rasio Keuangan (X): 16.Current Ratio (CR)

17.Quick Assets to Total Assets Ratio (QATA)

18.Total Debt to Total Capital Assets Ratio (TDTCA)

19.Debt to Equity Ratio (DER)

20.Cost of Good Sold to Inventories (CGSI)

21.Cost of Good Sold to Net Sales (CGSNS)

22.Net Sales to Quick Assets (NSQA)

23.Profit Before Taxes to

Shareholders’ Equity (PBTSE)

24.Working Capital to Net Sales (WCNS)

25.Working Capital to Total Assets (WCTA)

26. Gross Profit to Net Sales (GPNS)

27.Inventories to Net Sales (INS)

28.Operating Profit to Profit Before Taxes (OPPBT)

29.Inventories to Working Capital (IWC)

30.Return On Assets (ROA)

Perubahan Laba (E): Dua tahun yang akan


(48)

sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa datang.

Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil yang dicapai dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya yang dimiliki. Salah satu parameter kinerja adalah laba yang dihasilkan. Laba merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Informasi laba merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan yang memiliki kekuatan untuk menjelaskan perilaku keputusan investor dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Analisis rasio keuangan dalam pendekatan teori berfungsi sebagai indikator kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan baik pada saat sekarang maupun masa datang. Analisis rasio pada dasarnya dilakukan dengan menganalisis variabel-variabel keuangan sehingga diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut. Berdasarkan evaluasi dapat dilakukan prediksi terhadap kinerja perusahaan di masa datang, sehingga evaluasi untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dalam mengambil keputusan investasi (termasuk kredit) yang harus dilakukan pada saat ini.

Rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah: Current Ratio, Quick Assets to

Total Assets Ratio, Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Cost of Good Sold to Inventories, Cost of Good Sold to Net Sales, Net Sales to Quick Assets, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity, Working Capital to Net Sales, Working Capital to Total Assets, Gross Profit to Net Sales, Inventories to Net Sales,


(49)

Operating Profit to Profit Before Taxes, Inventories to Working Capital, Return On Assets.

Current Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menutupi kewajiban lancar dengan aktiva lancar. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Current Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Sebaliknya Current Ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang dapat diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. Current Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Current Ratio meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Meriewaty dan Astuti, 2005).

Quick Assets to Total Assets Ratio adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan efektivitas aktiva yang dimiliki dengan menggunakan aktiva lancar sebagai modal kerja. Quick Assets to Total Assets Ratio memiliki hubungan yang negatif terhadap perubahan laba, yakni apabila Quick Assets

to Total Assets Ratio meningkat maka laba masa yang akan datang mengalami


(50)

Total Debt to Total Capital Assets Ratio adalah rasio yang menekankan

pentingnya pendanaan utang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Total Debt to Total Capital

Assets Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Total Debt to Total Capital Assets Ratio meningkat maka laba masa yang akan datang

akan meningkat pula. Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Debt to Equity Ratio memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Debt to Equity Ratio meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Maurin, 2005).

Cost of Good Sold to Inventories adalah rasio yang mengukur efisiensi

pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventori berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock. Cost of Good Sold to Inventories memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Cost of Good

Sold to Inventories meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat

pula (Warsidi dan Bambang, 2000).

Cost of Good Sold to Net Sales adalah rasio yang mengukur kemampuan

manajemen perusahaan untuk mengontrol penjualan persediaan. Rasio ini menunjukkan besaran dari harga pokok penjualan atau harga pokok dari jasa yang diberikan. Cost of Good Sold to Net Sales memiliki hubungan yang negatif terhadap


(51)

perubahan laba, yakni apabila Cost of Good Sold to Net Sales meningkat maka laba masa yang akan datang mengalami penurunan (Warsidi dan Bambang, 2000).

Net Sales to Quick Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Net Sales to Quick Assets memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Net Sales to Quick Assets meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Warsidi dan Bambang, 2000).

Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity adalah rasio yang mengukur hasil

pengembalian atas investasi pemilik dengan menghubungkan laba dengan kekayaan (ekuitas atau investasi pemegang saham). Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity

memiliki hubungan yang negatif terhadap perubahan laba, yakni apabila Profit Before

Taxes to Shareholders Equity meningkat maka laba masa yang akan datang

mengalami penurunan. Working Capital to Net Sales adalah rasio yang menunjukkan kemampuan modal kerja berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan, Working

Capital to Total Assets adalah rasio yang menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan

posisi modal kerja perusahaan Working Capital to Net Sales memiliki hubungan yang negatif terhadap perubahan laba, yakni apabila Working Capital to Net Sales meningkat maka laba masa yang akan datang mengalami penurunan (Warsidi dan Bambang, 2000).

Gross Profit to Net Sales adalah rasio yang mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Gross Profit to Net Sales memiliki hubungan yang positif


(52)

terhadap perubahan laba, yakni apabila Gross Profit to Net Sales meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Warsidi dan Bambang, 2000).

Inventories to Net Sales adalah rasio yang mengaitkan nilai persediaan yang tercatat

dengan penjualan bersih untuk menilai apakah ada pergeseran nilai setelah satu periode tertentu. Inventories to Net Sales memiliki hubungan yang negatif terhadap perubahan laba, yakni apabila Inventories to Net Sales meningkat maka laba masa yang akan datang mengalami penurunan (Warsidi dan Bambang, 2000 dan Maurin, 2005). Operating Profit to Profit Before Taxes adalah rasio yang menunjukkan efisiensi operasi perusahaan baik produk maupun biaya administrasi. Dengan rasio ini dapat dilihat seberapa besar rupiah penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebelum pajak. Operating Profit to Profit Before Taxes memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Operating Profit to Profit Before

Taxes meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Warsidi

dan Bambang, 2000).

Inventories to Working Capital adalah rasio yang mengukur kemampuan

untuk menghasilkan persediaan yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan modal kerja yang terdiri dari selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Inventories to Working Capital memiliki hubungan yang negatif terhadap perubahan

laba, yakni apabila Inventories to Working Capital meningkat maka laba masa yang akan datang mengalami penurunan (Warsidi dan Bambang, 2000). Return On Assets adalah rasio yang menghubungkan laba terhadap aktiva, yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya


(53)

untuk menghasilkan laba bersih. Return On Assets memiliki hubungan yang positif terhadap perubahan laba, yakni apabila Return On Assets meningkat maka laba masa yang akan datang akan meningkat pula (Meriewaty dan Astuti, 2005 dan Meythi, 2005).

3.2. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada kerangka konsep maka pada penelitian ini akan diteliti hubungan anatara dua variabel yaitu rasio keuangan dan perubahan laba. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis1: Rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu tahun yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis2: Rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba di masa dua tahun yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(54)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rasio keuangan sebagai variabel independen dan perubahan laba sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba, sehingga desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain asosiatif, yaitu untuk melihat pengaruh antara rasio keuangan dengan perubahan laba atau bagaimana suatu rasio keuangan mempengaruhi perubahan laba.

4.2. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dilakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) yang berlokasi di Jakarta.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi terbatas yang diteliti meliputi perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan tahunannya di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007 dan dimuat di dalam www.idx.co.id yang berjumlah 109. Kemudian dari populasi tersebut dipilih sampel melalui metode pemilihan random sampling.


(55)

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Taro Yamane, yaitu:

1 2

 

Nd N n

Di mana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Presisi kesalahan sampel yang ditolerir Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah

1 ) 05 , 0 .( 109

109 66

,

85 2

Maka penelitian ini mengambil sampel sebanyak 85,66 atau 86 perusahaan.

Variabel dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan rasio keuangan sehingga data yang diperlukan adalah perubahan laba dan rasio keuangan yang tersedia dan dapat dihitung dari laporan keuangan. Laporan keuangan tahun 2005 digunakan untuk menghitung rasio keuangan. Laporan keuangan tahun 2005, 2006 dan 2007 digunakan untuk menghitung perubahan laba.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu mengumpulkan


(1)

Assets, Gross Profit to Net Sales, Inventories to Working Capital dan Return On Assets yang berpengaruh terhadap perubahan laba.

3. Rasio keuangan Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Working Capital to

Net Sales, Current Ratio, Return On Assets, Gross Profit to Net Sales, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di masa satu tahun

yang akan datang.

4. Rasio Working Capital to Total Assets, Return On Assets, Total Debt to Total

Capital Assets Ratio, Inventories to Working Capital, Profit Before Taxes to Shareholders’ Equity dan Current Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba

pada masa dua tahun yang akan datang

6.2. Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti hanya memasukkan variabel rasio keuangan sebagai variabel independen dan perubahan laba sebagai variabel dependen, penelitian ini tidak memasukkan indikator-indikator ekonomi makro dalam desain penelitian. Tingkat inflasi misalnya, merupakan variabel yang secara logis dapat berpengaruh terhadap angka-angka akuntansi dari laporan keuangan sebagai data mentah penelitian ini.

b. Tidak dimasukkannya faktor ukuran perusahaan dalam pengolahan data perusahaan pada penelitian ini.


(2)

c. Periode pengamatan yang relatif pendek yaitu tahun 2005-2007 sehingga diperoleh sampel dalam jumlah yang relatif kecil.

6.3. Saran

Untuk pengembangan penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk:

a. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan memasukkan indikator-indikator ekonomi makro dalam desain penelitian.

b. Memasukkan faktor ukuran perusahaan, karena dimungkinkan adanya perbedaan hasil sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih cermat.

c. Menambah periode pengamatan sehingga jumlah sampel diharapkan dapat lebih besar atau memasukkan sektor industri lainnya sehingga dapat mewakili seluruh industri yang ada di Bursa Efek Indonesia.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana., dan Winny Herdinigtyas, 2005. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002,

Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, Hal. 131-147.

Almila, Luciana dan Emanuel Kristijadi, 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7 No.2. Altman, E. I, 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The Prediction of

Corporate Bankcruptcy, The Journal of Finance, Hal. 589-609.

Arpan, Jeffrey S, and Dhia AlHashim, 1984. International Dimension of Accounting, Kent Publishing Company, Boston.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 1997. Teori Akuntansi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bernstein, Leopold, 1984. Analysis of Financial Statement, Richard D. Irwin. Inc, USA.

Block, Stanley, and Hirt, Geoffrey, 2002. Foundation of Financial Management, Tenth Edition, The McGraw-Hill Companies. Inc, New York.

Brigham and Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Droms, G. Wlliam, 1990. Finance and Accounting for Nonfinancial Managers, Third Edition, Addison-Wesley Publishing Company, Inc, Canada.

Garrod, Neil dan William Rees, 1999. Forecasting Earning Growth Using

Fundamentals, Departement of Accounting and Finance, University of

Glasgow, Scotland, United Kingdom.

http://junanto-herdiawan.blogspot.com/2008_10_01_archive.html.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(4)

Iramani, Rr dan Erie Febrian, 2005. “Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan”, Jurnal Akuntansi

dan Keuangan.

James C, Van Horne., dan John M, Wachowicz, JR, 2005. Prinsip-prinsip

Manajemen Keuangan, Edisi Kedua belas, Penerbit Salemba Empat Jakarta.

Kasmir, 2008. Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali, Jakarta.

Keown, J.Artur, dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Leng, Pwee, 2002. “Analisis terhadap Perlunya Penyesuaian Laporan Keuangan Historis (Convensional Accounting) Menjadi Berdasarkan Tingkat Harga Umum (General Price Level Accounting), Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Lesmana, R dan Rudy Surjanto, 2004. Financial Performance Analyzing, Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Maurin, 2005. Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat dalam Memprediksi

Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur, www.yai.ac.id

Meriewaty, Dian, dan Astuti Yulistyani, 2005. Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEJ, Simposium Nasional Akuntansi 8.

Meythi, 2005. Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, Vol. XI.

Munawir, S., 1997. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Ou, J. A dan S, H. Penman, 1989. Financial Analysis and The Prediction of Stock

Return. Financial Statement Analysis, The McGraw-Hill. Inc, USA.

Ou, J. A dan S, H. Penman, 1980. Financial Ratios and The Probabilistic Prediction


(5)

Parawiyati, Zaki Baridwan, 1997. “Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Public di Indonesia”,

Simposium Nasional Akuntansi I.

Salmi, Timo dan Teppo Martikainen, 1994. A Riview of The Theoretical and Empirical Basis of Financial Ratios Analysis, The Finnish Journal of Business

Economics, Vol.4, Hal. 426-448.

Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sartono, Agus, 1995. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Smith, J. M., dan K. F. Skousen, 1987. Akuntansi Intermediate: Volume

Komprehensif (terj. Tim Penerjemah Penerbit Erlangga), Edisi Kesembilan,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Syafri Harahap, Sofyan, 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta.

Tulasi, Daniel, 2006. “Cash Flows Ratios Analysis sebagai Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan”, Majalah Manajemen Usahawan Indonesia, Jakarta.

Warsidi, dan Bambang, 2000. “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang”, Jurnal Akuntansi,

Manajemen dan Ekonomi, Vol. 2 No. 1.

Wenty dan Murtanto, 2001. Pengukuran Komprehensif atas Strategi Modal Kerja Melalui Rasio Perdagangan, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,

LPFE Universitas Trisakti, Jakarta, Vol. 1 No. 1, Hal. 35-72.

Weston, J. Fred, dan Brigham, Eugene. F., 1984. Manajemen Keuangan, Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wibisono, Dermawan, 2003. Riset Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wilcox, W. Jarrod, 1970. A Simple Theory of Financial Ratios as Predictors of

Failure, Massachussetts Institute of Technology Memorial Drive Cambridge,


(6)

Wild, Jhon, K.R. Subramanyam dan Robert, F. Halsey, 2005. Financial Statement

Analysis, Jilid Dua, Edisi Delapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Yamane, Taro, 1962. Mathematics for Economists: An Elementary Survey, Prentice Hall, Engelwood Cliffs, NJ.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 5 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 8

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 28

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 14

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PENGARUH ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 10

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta).

0 0 12