HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aspek Sosial Pengelolaan Hutan Kemenyan
Karakteristik petani responden diperlukan sebagai gambaran umum keadaan petani kemenyan yang menjadi sampel dan merupakan objek dalam
penelitian. Karakteristik petani responden yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, pekerjaan petani, tingkat pendidikan formal, jumlah
anggota keluarga, pengalaman bertani dan luas kebun kemenyan yang diusahakan.
Umur Petani Responden
Umur merupakan salah satu variabel yang diasumsikan mempunyai pengaruh besar terhadap pendapatan responden. Hal ini dikarenakan semakin
lama seseorang mengelola lahan agroforestri, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh. Dengan demikian umur seseorang akan lebih banyak memberi
pengalaman dalam mengelola lahan agroforestri, namun tidak selamanya umur dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan agroforestri. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengetahui variabel ini dalam kaitannya dengan ketersediaan tenaga kerja yang masih produktif. Sebaran umur masyarakat pemilik agroforestri
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Identitas Responden
Jumlah orang Proporsi
1 Umur Tahun
21 -30 2
4 31-40
17 34
41-50 16
32 51-50
10 20
60 15
30 Total
50 100
Responden yang memiliki dan mengelola lahan agroforestri paling banyak berada dalam kelompok usia antara 31-40 tahun 34 dimana dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
responden berada pada usia yang produktif. Situasi seperti ini sangat mendukung dalam menjaga eksistensi dan pengembangan pengelolaan hutan kemenyan
kedepannya. Tjakrawiralaksana 1983 menjelaskan bahwa tenaga kerja yang dipergunakan dalam usaha tani dapat berupa tenaga kerja pria dewasa, tenaga
kerja wanita dewasa dan tenaga kerja anak-anak. Sebagai batasan tenaga kerja dewasa sering dipakai batasan umur 15 tahun keatas sedangkan tenaga kerja anak-
anak termasuk batasan 15 tahun kebawah. Sedangkan umur responden yang paling sedikit ikut mengelola agroforestri adalah umur 21-30 tahun, hal ini
dikarenakan para pemuda desa setempat masih banyak mencari pekerjaan lain daripada bertani di desa mereka.
Pekerjaan Responden
Mata pencaharian adalah salah satu yang paling berpengaruh menentukan pendapatan masyarakat. Karena hasil dari pekerjaan tersebut yang akan
menghidupi keluarga mereka. Berikut ini menunjukkan komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Identitas Responden
Jumlah orang Proporsi
2 Pekerjaan
Pedagang 2
4 Petani
43 86
PNS 4
8 Wiraswasta
1 2
Total 50
100
Pekerjaan utama responden pada umumnya adalah petani sebanyak 43 orang 86. Hal ini menunjukkan bahwa di desa ini masyarakatnya memang
mayoritas bekerja sebagai petani. Para petani pada umumnya menanam tanaman Kemenyan sebagai tanaman utama, tanaman Kopi sebagai tanaman sela dan
tanaman pinang sebagai pembatas kebun dengan kebun yang lainnya.
Tingkat Pendidikan Responden
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan cara berpikir, berperilaku dan bertindak. Tingkat pendidikan akan sejalan dengan kelestarian
sumberdaya alam apabila disertai dengan rasa kepedulian dari masyarakat terhadap sumberdaya alam yang dimaksud.. Tingkat pendidikan dinilai dapat
mempengaruhi besar pendapatan responden karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Identitas Responden
Jumlah orang Proporsi
4 Pendidikan Terakhir
SD 23
46 SMP
18 36
SMASMK 8
16 S1
1 2
Total 50
100
Tabel 3 diatas menyajikan data keseluruhan responden yang sudah pernah mengikuti pendidikan formal namun pada umumnya hanya sampai pada
pendidikan dasar yaitu 23 orang 46. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden cukup rendah. Untuk pendidikan sekolah dasar sudah
dimiliki oleh desa ini namun untuk meneruskan ke jenjang berikutnya baik tingkat SLTP maupun SLTA harus ke kecamatan bahkan harus ke ibukota kabupaten.
Selain itu apabila seseorang sudah berhasil menempuh pendidikan yang lebih tinggi maka sangat jarang sekali tetap tinggal di daerah tersebut dan mereka akan
lebih memilih mencari pekerjaan diluar daerah. Situasi ini menjadikan orang- orang yang tinggal didaerah hanya para orangtua dan orang-orang yang
berpendidikan rendah.
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan sangat penting untuk diketahui yang berhubungan terhadap kontribusi pendapatan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
untuk konsumsi rumahtangga Pada tabel berikut ini dicantumkan jumlah anggota
keluarga yang terlibat dalam kegiatan agroforestri.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
No Identitas Responden
Jumlah orang Proporsi
3 Jumlah Anggota
Keluarga 1-3
9 18
4-6 32
64 7-9
9 18
Total 50
100
Berdasarkan Tabel diatas jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan agroforestri berkisar 4-6 orang 64. Banyaknya jumlah anggota
keluarga yang terlibat dalam kegiatan agroforestri mempengaruhi tingkat pemasukan dan pengeluaran petani. Menurut Muljadi 1987 makin banyak luas
garapan, makin banyak tenaga kerja yang tercurah. Perbedaan curahan tenaga kerja antara berbagai macam kegiatan disebabkan oleh luas garapan yang berbeda,
dimana curahan tenaga kerja cenderung berbanding lurus dengan luas garapan. Apabila dihubungkan dengan umur petani maka diperoleh fenomena bahwa
semakin tua petani maka memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada saat usia tua, umumnya keturunan mereka
sudah membentuk keluarga yang baru.
Pengalaman Bertani
Faktor pengalaman bertani petani terlibat secara langsung dalam mengelola hutan kemenyan sangat penting untuk diketahui. Hal ini berpengaruh terhadap
tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan petani dalam mengelola kebun
Universitas Sumatera Utara
kemenyan. Semakin lama seorang petani terlibat langsung maka semakin banyak pula pengalaman dan keterampilan petani dalam memproduksi getah kemenyan
dan hasil panen dari tanaman pertanian lainnya. Dari hasil penelitian di lapangan lama pengalaman bertani para petani kemenyan yang menjadi responden
bervariasi mulai dari 10-50 tahun berbanding lurus dengan usia petani itu sendiri. Pada umumnya petani sudah mulai dilibatkan dalam usaha tani kemenyan pada
saat usia 10 tahun terutama anak laki-laki untuk membantu orangtuanya pada kegiatan pembersihan lahan dan mereka sudah mulai menyadap getah kemenyan
secara langsung ketika menginjak usia remaja .
Luas Lahan Pertanian Responden
Luas lahan pertanian yang dimiliki masyarakat berpengaruh besar terhadap pendapatan masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin luas lahan yang dikelola
maka semakin besar pula pendapatan yang diterima.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan
No Identitas Responden
Jumlah orang Proporsi
5 Luas Lahan Ha
0,5-1,5 12
24 1,6-2,5
7 14
2,6-3,5 9
18 3,6-4,5
13 26
4,6-5,5 9
18 Total
50 100
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat adalah berkisar antara 3,6-4,5 hektar. Hal ini membuat masyarakat
lebih aktif mengolah lahan mereka untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Pada lokasi penelitian penggunaan lahan oleh masyarakat diperuntukkan
sebagai tempat pemukiman beserta pekarangannya, fasilitas umum, kebun, sebagian kecil sawah dan hutan termasuk didalamnya hutan kemenyan. Tiap desa
Universitas Sumatera Utara
memiliki beberapa dusun yang tidak terlalu jauh. Pemukiman penduduk berjejer berhadap-hadapan mengikuti arah jalan desa. Keberadaan sawah tidak terlalu
banyak dalam lokasi penelitian hanya sebagian kecil masyarakat yang mengusahakannya. Namun untuk kebun, setiap masyarakat hampir memilikinya
yang ditanami dengan kopi dan tanaman semusim lainnya.
Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan kebun atau hutan kemenyan beserta pohon yang tumbuh didalamnya , masyarakat memiliki aturannya tersendiri. Setiap desa didominasi
oleh kumpulan marga tertentu. Menurut Nurrochmat 2001 aturan ini dimulai sejak masuknya kelompok marga tertentu kedalam suatu daerah berhutan yang
belum ditempati oleh marga lain. Tujuannya adalah untuk membangun tempat tinggal baru yang lahannya masih subur. Karena masyarakat meyakini bahwa
kawasan yang masih berhutan mampu menyediakan kebutuhan hidup. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang menempati dimana
posisi mereka sudah kuat maka mereka akan mengklaim bahwa lahan yang mereka buka dengan batas-batas tertentu menjadi milik mereka termasuk tanaman
kemenyan yang tumbuh didalamnya dan hal itu diakui oleh kelompok marga lain yang bertetangga dengan mereka.
Bagi mereka yang tinggal di daerah asalnya, maka akan mengusahakan lahan yang diwariskan oleh orangtuanya. Proses pewarisan ini telah dilakukan
secara turun temurun dari generasi ke generasi sampai sekarang. Namun yang menjadi kekhawatiran bagi para petani kemenyan adalah status hutan kemenyan
yang mereka kuasai sejak ratusan tahun yang lalu ditetapkan pemerintah sebagai kawasan hutan Negara. Petani merasa takut bahwa dengan status inimenjadikan
Universitas Sumatera Utara
lahan mereka akan diambil alih oleh Negara dan mereka akan dipindahkan dari wilayah tersebut. Kekhawatiran ini diperkuat dengan kehadiran pihak swasta yng
diberi izin oleh pemerintah untuk mengelola hutan. Kejadian ini sudah terjadi di beberapa desa dimana pihak swasta sudah membeli lahan dan menebangi tanaman
kemenyan untuk penggalian gas alam.
Persepsi Responden terhadap Hutan Kemenyan
Bagi petani, hutankemenyan merupakan wujud kasih karunia Tuhan yang harus dikelola, dijaga dan dilestarikan karena dari hasil hutan kemenyan mereka
dapat menghidupi mereka dari generasi ke generasi berikutnya. Mereka meyakini kemenyan mampu memberikan nafkah untuk melangsungkan hidup. Secara
keseluruhan petani mengungkapkan bahwa hutan kemenyan adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai melanjutkan tradisi. Petani juga
menyadari fungsi dan manfaat hutan kemenyan bukan hanya sumber mata pencaharian tetapi lebih dari itu, keberadaan hutan kemenyan juga memberikan
manfaat untuk menjaga daya dukung dan kualitas lingkungan seperti tanah, air dan udara dan juga untuk habitat satwa liar yang tinggal di dalam hutan
kemenyan.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
tidak habis habis
Persepsi Responden Terhadap Hutan Kemenyan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Persepsi petani terhadap hutan kemenyan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai potensi keberadaan kemenyan terdapat 80 responden yang menyatakan bahwa
kemenyan tidak akan habis dengan tanggapan kemenyan akan mampu bertahan lama dan tetap memproduksi getah dan 20 menyatakan kemenyan akan habis
karena munculnya hama penggerek batang kemenyan yang menyebabkan turunnya produktivitas getah kemenyan.
2. Aspek Ekonomi Pengelolaan Hutan Kemenyan