III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah sprayer, penggaris, kertas label, kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah tanaman Terung Solanum melongena, larutan
giberelin dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 75 ppm dan 100 ppm.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah : 1.
Alat dan bahan disiapkan. 2.
Tinggi tanaman kedelai diukur dan diberi label. 3.
Tanaman disemprot dengan larutan GA sesuai konsentrasi yang didapat. Penyemprotan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 2 minggu.
4. Setiap minggu tinggi tanaman diukur selama 2 minggu.
5. Data dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 4.1 Foto
Gambar 1. Pemberian Giberelin Minggu ke - 0
Gambar 2. Pemberian Giberelin Minggu ke -1
Gambar 3. Pemberian Giberelin Minggu ke-2
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pemberian giberelin memberikan efek signifikan terhadap perpanjangan batang tanaman terong. Tinggi
tanaman kedelai yang diberi perlakuan giberelin dengan konsentrasi tertentu menghasilkan
F
hit
F
tab
. Hal ini sesuai dengan pernyataan Krishnamoorthy 1981, yang menyatakan bahwa penggunan hormon giberelin dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman. Giberelin
dapat merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada beberapa jenis tumbuhan.
Beberapa fungsi giberelin menurut Dwidjoseputro 1988, adalah sebagai berikut: 1. Menyebabkan tanaman menghasilkan bunga sebelum waktunya.
2. Menyebabkan terjadinya buah dengan tanpa perlu diserbuki. 3. Menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tanaman raksasa dalam waktuyang
singkat. 4. Mempercepat pertumbuhan biji dan tunas
5. Menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 sampai 5 kali dari tinggi sebelumnya. 6. Mempercepat tumbuhnya sayur-sayuran, dapat mempersingkat waktu pemanenan
sampai 50. Sayur-sayuran yang biasanya baru dapat dipetik setelah 4 atau 5 minggu, maka dengan penggunaan giberelin, sayur-sayuran tersebut sudah dapat
dipetik setelah 2 atau 3 minggu penanaman. Fungsi lain dari hormon giberelin adalah meningkatkan pemanjangan jaringan terutama
pada bagian batang, sehingga jarak internodus lebih panjang daripada tanaman yang tidak diberi perlakuan giberelin Taiz Zeiger, 1995.
Mekanisme giberelin dalam pemanjangan batang merupakan hasil dari 3 proses. Proses pertama adalah pembelahan di daerah ujung batang. Dari hasil penelitian
menunjukkan pembelahan sel diakibatkan oleh stimulus giberelin terhadap sel yang berada pada fase G1 agar segera memasuki fase S dan memperpendek fase S. Proses kedua adalah
giberelin memacu pertumbuhan sel dengan cara meningkatkan hidrolilis amilum, fruktan dan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa sehingga dapat digunakan untuk respirasi yang
menghasilkan energi. Energi tersebut kemudian akan digunakan untuk pembentukan dinding sel dan komponen-komponen sel lain sehingga proses pembentukan sel dapat
berlangsung dengan cepat. Giberelin juga menurunkan potensial air sehingga air dapat masuk ke dalam sel dengan lebih cepat dan terjadi pembentangan sel. Proses ketiga adalah
giberelin meningkatkan plastisitas dinding sel Salisbury Ross, 1985.
Menurut Heddy 1996, mekanisme yang terjadi adalah giberelin meningkatkan plasticity dinding sel yang diikuti hidrolisis karbohidrat menjadi gula yang kemudian akan
mengurangi potensial sel. Hal tersebut membuat air masuk ke dalam sel dan menyebabkan
pemanjangan sel. Mekanisme pemberian zat pengatur tumbuh giberelin juga akan meningkatkan kandungan auksin dalam tanaman, karena giberelin mampu mengurangi
kerusakan IAA akibat adanya enzim IAA oksidase. Pengaruhnya terhadap perpanjangan sel yaitu karena adanya hidrolisa pati yang dihasilkan Giberelin akan mendukung terbentuknya
alpha amylase Salisbury, 1992. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja hormon giberelins ebagai berikut :
1. Pembelahan sel dipacu di apeks tajuk, terutama di sel meristematik yang terletak lebih bawah, yang menumbuhkan jalur panjang sel korteks dan sel empulur Sachs 1965
dalam Salisbury Ross 1995. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lui Loy 1976 dalam Salisbury Ross 1995 diketahui bahwa giberelin mendorong pembelahan
sel, giberelin memacu sel pada fase G1 untuk memasuki fase S dan karena giberelin juga memperpendek fase S. Peningkatan jumlah sel menyebabkan pertumbuhan batang yang
lebih cepat, sebab setiap selnya akan tumbuh. 2. Kadang giberelin memacu pertumbuhan sel, karena zat itu meningkatkan hidrolisis pati,
fruktan dan sukrosa menjadi molekul glukosa dan fruktosa. Pertumbuhan batang pada tanaman tebu akibat giberelin menyebabkan meningkatnya sintesis enzim invertase yang
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa Glasziou 1969 dalam Salisbury Ross 1995. Giberelin juga dapat mendorong hidrolisis fruktan oleh enzim fruktan
hidrolase pada batang gandum – musim dingin, hal ini menunjukkan bahwa enzim tersebut mewakili hidrolase jenis lain yang diinduksi oleh giberelin Zhang 1989 dalam
Salisbury Ross 1995. 3. Giberelin sering meningkatkan plastisitas dinding sel. Contoh yang baik untuk hal ini
terjadi pada ruas tanaman, pertumbuhan sel mudanya berasal dari meristem interkalar terpacu dengan hebat, tetapi dalamhalinipemacuanterhadappembelahanseltidakterjadi.
Pemanjangan yang disebabkan oleh GA
3
lebih besar 15 kali lipat dibandingkan dengan potongan yang tidak mendapat perlakuan, asalkan ada sejumlah sukrosa dan berbagai
macam garam sebagai sumber energy dan pencegah terjadinya pengenceran yang berlebihan pada isi sel berarti mencegah peningkatan potensial osmotikn Taylor
Cosgrove 1989 dalam Salisbury Ross 1995.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan