I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan salah satu kebutuhan penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman secara alamiah sudah mengandung hormon pertumbuhan seperti auksin,
giberelin dan sitokinin yang dikenal dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh, seperti ujung-
ujung tunastajuk dan akar, tetapi karena pola budidaya yang intensif yang disertai dengan pengelolaan tanah yang kurang tepat, maka kandungan hormon endogen menjadi
rendahkurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Akibat dari
kondisi tersebut sering dijumpai pertumbuhan tanaman yang lambat, kerontokan bungabuah, ukuran buahumbi kecil yang merupakan tanda bahwa tanaman tersebut
kekurangan hormon, selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara. Penambahan hormon eksogen seperti auksin, giberelin dan sitokinin mutlak diperlukan untuk menghasilkan
pertumbuhan vegetatif dan generatif yang optimal Taiz Zeiger, 1995. Ditemukan 84 jenis giberelin pada tahun 1190 di berbagai cendawan dan
tumbuhan, dari jumlah tersebut 73 jenis berasal dari tumbuhan tingkat tinggi, 25 jenis berasal dari cendawan Giberella fujikuroi dan 14 jenis berasal dari keduanya Salisbury
Ross, 1995. Penelitian intensif yang dilakukan oleh para ahli dari ketiga negara yaitu Jepang, Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan bahwa giberelin A sebenarnya adalah campuran
dari sekurang-kurangnya 6 jenis giberelin yaitu GA
1
, GA
2
, GA
3
, GA
4
, GA
7
dan GA
9
. Giberelin A
3
asam giberelik merupakan jenis giberelin yang paling mudah didapat dan paling banyak digunakan dalam penelitian. Pranawinata et al., 1989. Ukuran akhir sebuah tanaman
bergantung pada program integrasi genetik dengan lingkungannya, yang bervariasi setiap hari. Antara kedua efisiensi metabolisme karbon dan hotmon tumbuh giberelin menjamin
pertumbuhan tanaman optimal. Sedikit yang diketahui tentang interaksi antara metabolisme karbon dan giberelin yang memodulasi pertumbuhan tanaman Paperelli et
al., 2013. Menurut Kusumawati 2009, giberelin atau GA adalah salah satu ZPT tanaman
golongan terpenoid, yang berperan tidak hanya memacu pemanjangan batang, tetapi juga dalam proses pengaturan perkembangan tanaman. Menurut Salisbury Ross 1995,
giberelin banyak terdapat pada angiosperma, gimnosperma, paku-pakuan, lumut, ganggang dan sekurangnya dua jenis cendawan. Giberelin terdapat dalam berbagai organ, yaitu akar,
batang, tunas, daun, tunas-tunas bunga, bintil akar, buah, dan jaringan kalus Heddy, 1996.
Zat pengatur tumbuh ZPT merupakan zat pengatur pertumbuhan yang berupa senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah tertentu aktif merangsang dan memacu
pertumbuhan seperti mempercepat pembungaan dan mempertinggi kemampuan berakar
pada proses penyetekan ataupun dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan retardan. Zat pengatur tumbuh merupakan salah satu hormon tumbuh yang
mempengaruhi proses fisiologis pada tanaman. Pengaturan pertumbuhan berfungsi untuk Pengaturan pertumbuhan tanamanan
dilakukan dengan cara pembentukan hormon-hormon yang sama, mempengaruhi sintesis hormon internal, perusakan translokasi atau dengan cara perubahan tempat pembentukan
hormon Kusumo, 1990. Giberelin adalah turunan dari asam gibberelat, yang merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan
membuka benih yang masih dorman. Giberelin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik, pembuangan, penyinaran, partenokarpi, mobilisasi
karbohidrat selama perkecambahan dan aspek fisiologi lainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium dan mendukung
pembentukan RNA baru serta sintesa protein Setiawan, 2005. Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis. Giberelin
merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan mempercepat perkecambahan. Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat
pada organ-organ tanaman yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan khusus. Penggunaan giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak
dilakukan. Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih. Giberelin
pada tanaman dapat menyebabkan peningkatan sel, pembelahan dan pembesaran sel Zummermar, 1961. Giberelin dapat merangsang pertumbuhan batang, dan dapat juga
meningkatkan besar daun beberapa jenis tumbuhan, besar bunga dan buah. Giberelin juga dapat menggantikan perlakuan suhu rendah 2-4
C pada tanaman Kusumo, 1990.
B. Tujuan