d. Setelah lewat waktu 10 tahun, jika perikatan pokok tidak mengandung suatu
jangka waktu tertentu untuk pengakhirannya, kecuali bila perikatan pokok sedemikian sifatnya, sehingga tidak dapat diakhiri sebelum lewat waktu
tertentu. perikatan yang timbul karena penanggungan, hapus karena sebab-sebab yang
sama dengan yang menyebabkan berakhirnya perikatan lainnya, pasal ini menunjuk kepada pasal 1381, 1408, 1424, 1420, 1437, 1442, 1574, 1846, 1938, dan 1984
KUHPerdata. Didalam pasal 1381, ditentukan 10 cara berakhirnya perjanjian penanggungan
utang yaitu pembayaran; penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpangan atau penitipan; pembaruan hutang, kompensasi hutang, pencampuran hutang,
pembebasan utang, musnahnya barang terutang, kebatalan atau pembatalan, dan berlakunya syarat pembatalan.
Pasal 1381 KUHPerdata, Dalam pasal tersebut menyebutkan bahwa ada sepuluh cara hapusnya perikatan yaitu :
1 Pembayaran
2 Penawaran pembayaran diikuti dengan penitipan.
3 Pembaharuan utang inovatie
4 Perjumpaan utang kompensasi
5 Percampuran utang.
6 Pembebasan utang.
7 Musnahnya barang yang terutang
8 Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatan
9 Syarat yang membatalkan.
10 Kedaluwarsa
4. Masalah Eksekusi Jaminan Hutang
Beberapa hal yang mesti dicermati dalam masalah eksekusi hutang yaitu: a.
Kreditur mengeksekusi dengan cara menguasai atau memiliki barang jaminan nasabah debitur tanpa harus menjualnya kepada orang lain.
b. Kreditur menjual jaminan dibawah tangan langsung kepada pembeli tanpa
melalui kantor lelang. c.
Mengeksekusi dengan cara menjual di depan umum via kantor lelang tanpa ada campur tangan pengadilan.
5. Penyelesaian Hutang Piutang
Hubungan hutang piutang dalam dunia usaha tidak luput pula dari adanya friksi, namun setiap friksi senantiasa diupayakan untuk diselesaikan melalui
musyawarah dan apabila tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah maka penyelesaian melalui badan peradilan merupakan suatu upaya terakhir yang dapat
ditempuh. Pengadilan niaga merupakan badan peradilan negara yang dipergunakan untuk mnyelesaikan sengketa atau para pelaku usaha khususnya masalah yang
berkaitan dengan utang piutang yang bukan karena wanprestasi. Cara penyelesaian atau penagihan hutang piutang yang dibenarkan menurut
hukum : a.
Peneguran debitur secara baik-baik dengan lisan, baik secara musyawarah untuk mufakat ataupun mediasi penyelesaian.
b. Surat somasi atau surat teguran.
c. Pemberitahuan kepada keluarganya akan sanksi hutang secara perdata dan
pidana jika debitur sulit ditagih. d.
Memperbaharui perjanjian hutang. e.
Gugatan ke pengadilan.
C. Tinjauan Umum Tentang Jaminan
1. Pengertian Jaminan
Bagi debitur dalam memperoleh pinjaman uang disyaratkan untuk menyerahkan barang miliknya atau atas namanya, yang dipakai sebagai jaminan atau
tanggungan. Maka dapat dinyatakan bahwa jaminan adalah “suatu yang diberikan