Unsur-Unsur Perjanjian Tinjauan Umum Tentang Perjanjian
merupakan perjanjian yang tumbuh dan berkembang didalam masyarakat. Perjanjian tak bernama terdiri dari dua 2 macam, yaitu :
a Perjanjian Jenis Baru Mandiri, yaitu perjanjian yang tidak
memiliki nama dan jumlahnya tidak terbatas dan tidak diatur secara khusus dalam KUHPerdata, KUHDagang dan peraturan
lainnya. Contoh dari perjanjian jenis baru mandiri ini adalah perjanjian kredit bank.
b Perjanjian jenis baru campuran adalah perjanjian yang
mempunyai berbagai unsur dari berbagai perjanjian yang sudah mempunyai nama atau gabungan dari perjanjian-perjanjian
yang sudah memiliki nama. Contoh dari perjanjian jenis baru campuran adalah perjanjian sewa beli dan perjanjian pinjam
pakai. Pembedaan perjanjian menjadi perjanjian bernama dan
perjanjian tidak bernama berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan
apabila terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, pedoman yang dapat digunakan dalam menyelesaikan
perselisihan pada perjanjian bernama adalah sebagai berikut : i.
Ketentuan hukum pemaksa apabila ada. ii.
Melihat pada isi perjanjian yang dibuat oleh para pihak termasuk hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya
diperjanjikan dan hal-hal yang dianggap secara diam- diam dimasukkan dalam perjanjian meskipun tidak
dinyatakan secara
tegas sesuai
Pasal 1347
KUHPerdata, termasuk ketentuan khusus yang
disebutkan dalam klausula standart. iii.
Ketentuan khusus yang berlaku bagi perjanjian bernama.
iv. Ketentuan umum buku ke III bab I-IV.
v. Kebiasaan setempat sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 1339 KUHPerdata yang isisnya :
“Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga
untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-
undang.” vi.
Kepatutan.
c. Berdasarkan Hak dan Kewajiban Para Pihak
Berdasarkan hak dan keajiban para pihak, perjanjian dapat dibedakan menjadi dua 2 macam, yaitu :
1 Perjanjian Timbal Balik
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak, perjanjian timbal balik
terdiri dari dua 2 macam, yaitu : a
Perjanjian timbal balik sempurna, yaitu perjanjian yang hak dan kewajibannya dari para pihak saling bertimbal balik secara
sempurna, contohnya adalah perjanjian jual beli. b
Perjanjian timbal balik tidak sempurna, yaitu perjanjian dimana pada salah satu pihak timbul kewajiban pokok sedangkan pada
pihak lain timbul kewajiban untuk melaksanakan sesuatu tetapi kewajiban tersebut tidak seimbang dengan kewajiban pihak
lainnya, contohnya adalah perjanjian pemberian kuasa. 2
Perjanjian Sepihak Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang memberikan
kewajiban pada satu pihak dan memberikan hak pada pihak lainnya, contohnya adalah perjanjian hibah.
d. Berdasarkan Keuntungan Yang Diperoleh Oleh Para Pihak
Berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh para pihak, perjanjian dapat dibedakan menjadi dua 2 macam, yaitu :