BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MALOKLUSI
Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk normal. Menurut Salzman 1957, maloklusi adalah susunan gigi dalam
lengkung gigi, ataupun hubungan geligi dalam suatu susunan lengkung gigi dengan gigi antagonis, yang tidak sesuai dengan morfologi normal pada kompleks maksilo
dentofasial.
2.1.1 Jenis Maloklusi
Secara umum, maloklusi dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: 1.
Maloklusi intra lengkung Maloklusi intra lengkung adalah malposisi gigi dan hubungannya terhadap
lengkung. Yang dimaksud dengan malposisi gigi seperti inklinasi lebih ke distalmesiallingualbukal, pergeseran ke mesialdistallingualbukal, oklusi supra
versiinfra versi, rotasi gigi, maupun transposisi.
17,18
2. Maloklusi inter lengkung
Maloklusi ini dikarakteristikkan ke dalam hubungan abnormal antara dua atau lebih gigi dari satu lengkung ke lengkung yang lain. Maloklusi ini dapat terjadi pada
arah sagital, vertikal, maupun transversal.
17,18
Maloklusi sagital berupa oklusi prenormal dan post normal. Oklusi prenormal yaitu lengkung bawah lebih ke depan
ketika pasien melakukan oklusi sentrik. Oklusi post normal yaitu lengkung bawah lebih ke distal ketika pasien melakukan oklusi sentrik.
17,18
Maloklusi vertikal berupa deep bite dan open bite dimana terdapat hubungan vertikal yang abnormal antara gigi pada rahang atas dan bawah.
17,18
Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
maloklusi transversal berupa crossbites dimana hubungan transversal abnormal antara rahang atas dan bawah.
17
3. Maloklusi skeletal
Maloklusi skeletal disebabkan karena ketidaknormalan pada maksila atau mandibula. Ketidaknormalan ini dapat berupa ukuran, posisi, maupun hubungan
antara rahang.
18
Maloklusi skeletal juga dapat terjadi dalam tiga arah yaitu sagital, vertikal, maupun transversal. Pada arah sagital berupa rahang mengalami prognati
ataupun retrognati. Pada arah vertikal berupa tinggi wajah. Pada arah transversal berupa rahang sempit ataupun lebar.
17
2.1.2 Etiologi Maloklusi
Maloklusi disebabkan oleh beberapa faktor, bukan hanya satu faktor saja. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan maloklusi, yaitu:
1,5
1. Herediter.
Genetik mempunyai pengaruh yang besar terhadap terjadinya maloklusi seperti, ukuran dan bentuk gigi, ukuran dan bentuk rahang, kelainan dental, gigi
berjejal,overjet dan lain-lain.
17,18
2. Keadaan kongenital.
Keadaan ini dilihat setelah bayi lahir. Penyebabnya dapat berupa infeksi, faktor mekanik saat melahirkan, dampak radiologi, nutrisi dan kimia.
17
3. Pengaruh lingkungan.
Tekanan berpengaruh terhadap pertumbuhan kraniofasial. Tekanan ini mungkin dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi dari jaringan lunak.
5
Lingkungan dapat dibagi menjadi faktor prenatal dan post natal. Faktor prenatal dapat berupa nutrisi yang didapatkan ketika bayi masih dalam kandungan dan juga dapat
berupa diet dan metabolisme ibu hamil.
17
Faktor post natal dapat berupa tekanan forsep saat melahirkan, cerebral palsy, traumatik pada TMJ, dan lain-lain.
17
4. Faktor fisiologi.
Universitas Sumatera Utara
Adaptasi fisiologi dapat menyebabkan basis skeletal mengalami diskrepansi. Gigi erupsi mempunyai pengaruh terhadap tekanan jaringan lunak bibir, dagu, dan
lidah. Pada bagian labial, menyebabkan proklinasi gigi dan lengkung gigi. Ini terlihat pada maloklusi skeletal Klas III.
5. Kebiasaan buruk.
Kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan otot menjadi lebih ke distal menghambat pertumbuhan dan rotasi mandibula sehingga mandibula mengalami
retrognati.
5
2.2 RADIOGRAFI SEFALOMETRI