PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS NEGOSIASI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS
NEGOSIASI PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 4 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RIKI FRANCISKO
NIM 2113111066

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami Teks Negosiasi
pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Medan” dengan baik. Penyusunan Skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Medan.
Penyelesaian Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang bersifat moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Dosen Pembimbing Skripsi.
5. S. Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
6. Drs. T. R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Administrasi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia.

ii

8. Drs. Ramly, M.Pd. Kepala Sekolah, seluruh Guru, Staf Pegawai dan Siswa
SMA Negeri 4 Medan.
9. Ayahanda R.C. Hutabarat dan Ibunda D. Purba yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang dan motivasi kepada penulis. Terima kasih
juga atas jasa-jasa dan doa-doa yang telah diberikan kepada penulis.
10. Abangda Ipo Boslan dan Adiko Saputra yang telah memberikan semangat
dan motivasi selama penulisan Skripsi ini.
11. Kakakanda Eka Ida Royani dan Susi Fertilawati yang telah memberikan
semangat, motivasi, dan doa-doa kepada penulis selama penulisan Skripsi
ini.
12. Sahabat seperjuangan Reg B 2011 yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyusunan Skripsi ini.
13. Teman-teman PPL-T Unimed tahun 2014 di SMP N 1 Teluk Mengkudu
atas dukungan yang diberikan.
Akhirnya, penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan dapat

menambah wawasan bagi kita semua.

Medan,

Maret 2015

Riki Francisko
NIM 2113111066

iii

ABSTRAK

Riki Francisko, NIM 2113111066. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
terhadap Kemampuan Memahami Teks Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuiri terhadap kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA

Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan tahun pembelajaran 2014/2015 yang
berjumlah 615 siswa. Sampel penelitian ini terdiri atas 96 siswa yang diambil
secara teknik Purposive Sampling.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
model desain eksperimen Post-test Only Design. Pengukuran data dilakukan
sebanyak dua kali yaitu pengukuran di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes berbentuk pilihan ganda.
Berdasarkan pengolahan data hasil kelas eksperimen, diperoleh nilai ratarata 78,77 dan standar deviasi = 7,32. Jumlah siswa yang nilainya termasuk
kategori sangat baik sebanyak 7 siswa atau 14,6%, kategori baik sebanyak 37
siswa atau 77,1%, kategori cukup sebanyak 4 siswa atau 8,3%. Kemudian pada
kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 72,52 dan standar deviasi 8,49. Jumlah
siswa yang nilainya termasuk kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau 4,2%,
kategori baik sebanyak 33 siswa atau 68,7 %, kategori cukup sebanyak 11 siswa
atau 22,9%, dan kategori kurang sebanyak 2 siswa atau 4,2%.
Hasil uji normalitas kelas eksperimen menunjukkan bahwa Lhitung 0,084
dan Ltabel 0,128. Karena Lhitung1,99. Perhitungan uji hipótesis nihil (H0) ditolak
dan hipótesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa model
pembelajaran inkuiri berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan
memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan Tahun

Pembelajaran 2014/2015.
Kata kunci: model pembelajaran inkuiri, teks negosiasi, dan metode eksperimen

i

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inkuiri........................................................ 13
Tabel 3.1 Rincian Populasi ............................................................................ 31
Tabel 3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 34
Tabel 3.3 Langkah-langkah Pembelajaran pada Kelas Eksperimen yang
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap
Kemampuan Memahami Teks Negosiasi .................................... 34
Tabel 3.4 Langkah-langkah Pembelajaran pada Kelas Kontrol yang
Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional
terhadap Kemampuan Memahami Teks Negosiasi .................... 36
Tabel 3.5 Rentang Skor dan Kategori .......................................................... 38
Tabel 3.6 Distribusi Soal Pemahaman Teks Negosiasi ............................... 38
Tabel 4.1 Skor Perolehan Kemampuan Memahami Teks Negosiasi
dengan Model Pembelajaran Inkuiri........................................... 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memahami Teks
Negosiasi dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri ............................................................................................. 47
Tabel 4.3 Identifikasi Kecenderungan Ubahan Nilai Kelas Eksperimen . 49
Tabel 4.4 Skor Perolehan Kemampuan Memahami Teks Negosiasi
dengan Model Pembelajaran Konvensional ............................... 49
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Memahami Teks
Negosiasi dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional .................................................................................. 52
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Ubahan Nilai Kelas Kontrol ........ 54
Tabel 4.7 Analisis Data Kelas Eksperimen (X1) dan Kelas Kontrol (X2).. 55
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen ...................................... 56
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol ............................................. 58

vii

Tabel 4.10 Pengujian Normalitas Data Penelitian ...................................... 60
Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................... 63

viii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................. 48
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ........................................ 53

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ........................................................................................ 72
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 83
Lampiran 3 Soal Tes ...................................................................................... 95
Lampiran 4 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Memahami
Teks Negosiasi.............................................................................. 107
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Memahami
Teks Negosiasi.............................................................................. 108
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Tes ........................................................ 109
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Tes .................................................... 112
Lampiran 8 Tingkat Kesukaran Soal........................................................... 113

Lampiran 9 Tabel Nilai r Product Moment ................................................ 115
Lampiran 10 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z ....... 116
Lampiran 11 Tabel Nilai Kritis L Uji Lilliefors .......................................... 118
Lampiran 12 Tabel F Taraf Signifikansi α 0,05 .......................................... 119
Lampiran 13 Tabel Nilai “t” Untuk Berbagai df ........................................ 120
Lampiran 14 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Memahami
Teks Negosiasi ......................................................................... 121
Lampiran 15 Kondisi Kelas Penelitian ........................................................ 123
Lampiran 16 Surat Keterangan .................................................................... 124
Lampiran 17 Revisi Skripsi ........................................................................... 127
Lampiran 18 Riwayat Hidup ........................................................................ 129

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Dalam suatu sistem

pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan
dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Sehubungan dengan itu, sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum
2013 digulirkan, telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik
yang pro maupun kontra. Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan
pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena
kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman (Mulyasa, 2013:
60).
Salah satu mata pelajaran yang disebut-sebut mengalami perombakan total
dari sekian mata pelajaran lainnya ialah mata pelajaran bahasa Indonesia. Jika
dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia lebih mengedepankan
pada keterampilan berbahasa atau bersastra, maka dalam Kurikulum 2013 ini
bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilan menalar para peserta didik.

1

2

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh hasil studi internasional tentang

kemampuan peserta didik Indonesia, yaitu hasil survei “Trends in Internasional
Mathematics and Science Study (TIMSS)”. Hasil survei ini dilakukan oleh Global
Institute tahun 2007 yang menunjukkan bahwa hanya lima persen peserta didik
Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi, sedangkan
sisanya 95 persen peserta didik Indonesia dapat mengerjakan soal hapalan
berkategori rendah (Mulyasa, 2013: 60).
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan pembelajaran bahasa berbasis teks. Dalam pembelajaran bahasa
berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan
bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber
aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks
merupakan satuan bahasa yang berisi ungkapan makna secara kontekstual.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip bahwa:
1. bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan
kata atau kaidah kebahasaan,
2. penggunaan

bahasa


merupakan

proses

pemilihan

bentuk-bentuk

kebahasaan untuk mengungkapkan makna,
3. bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah
dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu
mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan
4. bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.

3

Dalam pembelajaran berbasis teks masih banyak siswa kelas X SMA yang
kurang memahaminya. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian Pt. Suryani dkk
(2014) yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Kelas X
SMA Negeri 1 Singaraja”, menyatakan bahwa hasil penilaian guru terhadap
kemampuan memahami teks negosiasi menunjukkan rata-rata nilai siswa berada
di bawah KKM 8,00. Oleh sebab itu, siswa yang bersangkutan harus diberikan
remedial.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks
memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur
teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis
teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat
digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Hanya dengan cara itu,
siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan
mengobservasi,

mempertanyakan,

mengasosiasikan,

menganalisis,

dan

menyajikan hasil analisis secara memadai.
Pada Kurikulum 2013, pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks
negosiasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang dimiliki oleh mata
pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran memahami struktur dan kaidah teks
negosiasi terdapat pada kompetensi dasar 3.1 memahami struktur dan kaidah teks
negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan. Kompetensi dasar tersebut harus
dicapai oleh siswa kelas X SMA secara tuntas dan maksimal.

4

Teks negosiasi merupakan pembelajaran teks yang sangat terbaru karena
kurikulum sebelumnya belum pernah membahas teks negosiasi pada mata
pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia diajarkan
bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang
mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada
konteks sosial-budaya akademis. Hubungan bahasa atau teks dengan konteks
sosial adalah hubungan konstrual; artinya konteks sosial menentukan dan
ditentukan oleh teks. Dengan pengertian konstual ini, dalam satu konteks sosial
tertentu hanya teks tertentu yang dapat dihasilkan. Sebaliknya, dengan teks
tertentu hanya konteks sosial tertentu pula yang (dapat) dirujuk.
Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan
materi yang akan dibahas dengan model, metode, dan media yang tepat dan
menarik. Namun, masih ada guru yang menyampaikan materi secara monoton
(ceramah). Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Permasalahan ini dapat dibuktikan dari penelitian Pt. Suryani dkk
(2014) yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Kelas X
SMA Negeri 1 Singaraja”, menyatakan bahwa dalam hal mengamati, siswa lebih
banyak mengamati penjelasan materi pelajaran yang disampaikan (ceramah) oleh
guru.
Dari permasalahan tersebut, maka penggunaan model atau metode yang
tepat dan inovatif dapat mengembangkan kemampuan dan kemandirian siswa
dalam memahami teks negosiasi. Oleh karena itu, model pembelajaran yang
digunakan pada penelitian ini, yakni model pembelajaran inkuiri.

5

Model pembelajaran inkuri ini adalah salah satu model pembelajaran yang
pantas digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Hal ini dapat dibuktikan
dari Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah bahwa kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah model atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif serta menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan yang kompleks. Model pembelajaran inkuiri dilakukan dengan mengikuti
siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisis, dan
merumuskan baik secara mandiri maupun bersama kelompok (Sani, 2013: 94).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuri
terhadap Kemampuan Memahami Teks Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada bebreapa masalah yang
dapat diidentifikasikan, yaitu:
1. kemampuan memahami struktur dan kaidah teks negosisasi masih rendah,
2.

kurang kreatifnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang
menyebabkan siswa cenderung bosan dalam kegiatan pembelajaran,

3. kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan guru
masih menggunakan model pembelajaran konvensional,
4. rendahnya keterampilan menalar siswa dalam penggunaan teks negosiasi

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami struktur dan
kaidah teks negosiasi. Oleh sebab itu, penelitian memfokuskan permasalahan pada
satu masalah. Adapun masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami struktur dan kaidah teks
negosiasi, maka peneliti menyarankan alternatif permasalahan yaitu dengan model
pembelajaran inkuiri.
Model ini merupakan sebuah model yang digunakan untuk menciptakan
inovasi dalam proses pembelajaran. Model ini juga menekankan pembelajaran
yang bersifat kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus
pembelajaran terletak pada konsep-konsep pemecahan masalah baik secara
mandiri maupun kelompok. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada siswa kelas X
SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

7

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X
SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimana kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X
SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan
memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Medan
Tahun Pembelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan seperti di atas, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas
X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri.
2. Untuk mengetahui kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas
X SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.

8

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri
terhadap kemampuan memahami teks negosiasi pada siswa kelas X SMA
Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis berkaitan dengan kontribusi
penelitian ini terhadap teori dan ilmu pengetahuan di akademis. Sedangkan
manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi penelitian terhadap objek penelitian.
Dengan demikian, manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam memahami
struktur dan kaidah teks negosiasi.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memotivasi siswa dalam
meningkatkan kemampuan memahami struktur dan kaidah teks negosiasi, sebagai
bahan pertimbangan bagi guru bahasa Indonesia dalam mempersiapkan rencana
pembelajaran, sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru bahasa Indonesia
untuk meningkatkan pemahaman dibidang kebahasaan dan sebagai bahan rujukan
bagi peneliti lain yang meneliti permasalahan yang sama.